Sabtu, 30 Oktober 2010

SABAR PADA KETENTUAN ALLAH

Kata-kata hikmah terkenal: "Barangsiapa yang sabar atas cobaan, ia bisa mencapai kesempurnaan."

Penyair menuliskan; "Kuatkan kesabaran ketika ada musibah, sekali-kali jangan gusar atau gelisah. Manakala dunia menampakkan diri dengan keindahannya, maka sikap bersabar adalah yang terbaik. Perangilah hawa nafsu dengan membiasakan diri dalam kebajikan, pasti tercapai harapanmu tanpa ada yang menyimpang."

Yang lain berkata: "Sabar merupakan kunci dari yang diharapkan, dia tidak henti-hentinya menolong. Bersabarlah sekalipun melewati malam-malam panjang. Sabar kadangkala membantu yang kesusahan, kadang memperoleh apa yang selama ini tidak mungkin tercapai.

Penyair lain berkata: "Sabar merupakan tali kekuatan iman dan benteng bagi syetan yang menyesatkan. Dalam kesabaran ada akhir yang amat terpuji. Kalau suatu hari terjadi bencana, memang demikianlah kebiasaan waktu, maka bersabarlah pada Ketentuan-Nya.

Sabda Nabo saw;
“Barangsiapa yang terkena bencana, lalu sabar dan ridho kepada Allah Ta’ala, maka dosa-dosanya bersih laksana baru dilahirkan."

Melalui Mu’adz bin Jabal ra. Rasulullah bersabda:
“Ketika seorang hamba mukmin memperoleh bencana, maka Dia berfirman kepada Malaikat sebelah kiri-Nya; ‘Ambilkan alat tulis untuknya.’ Kemudian Dia berfirman kepada malaikat sebelah kanan-Nya; ‘Tuliskan untuk hambaku ini suatu kebajikan yang ia lakukan.”

Ada Hadist nabi Muhammad saw:
“Bilamana hamba Allah sakit, Dia mengutus dua malaikat dan berfirman: ‘Lihatlah apa yang diucapkan hamba-Ku.’ Malaikat berkata; “Dia mengucapkan Alhamdulillah…., dan ucapan itu dilaporkan kepada Allah Ta’ala.”
Dia adalah Dzat yang lebih mengetahui, Dia berfirman:

“Seandainya Aku mematikan hamba-Ku ini, niscaya Aku akan masukkan ke surge. Dan andai Aku menyembuhkannya, maka Aku akan mengganti daging yang lebih baik melalui darah yang lebih baik daripada darah yang dulu, serta aku melebur semua kejahatannya.”

Dan Allah juga berfirman:

"Mereka orang-orang yang memperoleh Keberkahan Sempurna dan memperoleh Rahmat dari Tuhan-Nya, dan mereka inilah orang-orang yang memperoleh petunjuk." (QS. Al Baqarah :157)

Keutamaan Sabar: Keutamaan sabar telah diterangkan dalam Al Quran lebih dari 9 kali. Lantaran sabar akan membuahkan beberapa derajat dan kebajikan. Allah akan mengumplkan orang-orang sabar, yang tidak diberikan kecuali hanya kepada mereka.

Maksudnya; petunjuk, Rahmat dan Keberkahan akan dikumpulkan buat orang-orang yang sabar. Sabda Nabi saw; "Diantara sesuatu yang paling sedikit diberikan kepada kalian adalah keyakinan dan kekuatan sabar. Barangsiapa yang dianugerahi dua hal itu, maka dia tidak akan peduli pada apa yang tidak mampu ia lakukan; yakni berdiri shalat di tengah malam dan berpuasa di siang hari. Dan sesungguhnya kalian bisa sabar dengan apa yang sedang kalian hadapi. Hal ini lebih aku cintai daripada tiap-tiap orang memenuhi aku dengan semua amalan.
Namun aku sangat khawatir jika sepeninggalku kelak kamu dibukakan pintu keindahan dunia, lantas kamu mengingkari satu sama lain dan mengingkari seluruh penghuni langit. Maka barang siapa yang bersabar dan tetap mencari pahala, maka dia akan memperoleh kesempurnaan pahalanya.

"Apa yang ada di sisimu akan lenyap dan apa yang ada di sisi Allah akan kekal. Dan Sungguh kami akan memberikan balasan buat orang-orang yang sabar dengan pahala mereka." (QS. An Nahl: 96)

Nabi saw bersabda: "Andaikan sabar berupa mahluk lelaki, tentu dia manusia yang mulia. Allah amat mencintai orang-orang yang sabar. Karena utama-utamanya amal ialah kemu memaksakan hawa nafsu dengan mengekannya."

Nabi saw bersabda: "Sabar adalah simpanan kekayaan dari semua kekayaan surga. Kemuliaan berawal dari sifat qona'ah (menerima) dan kehinaan berawal dari sifat tamak.

FENOMENA GUNUNG MELETUS DAN GEMPA


Fenomena alam yang terjadi belakangan ini membuat kita ingin mengetahui seperti apa dan bagaimana proses terjadinya menurut Al-Quran. Banjir bandang di Wasior-Papua, tsunami di Mentawai dan meletusnya Gunung Merapi di Jogja mengapa begitu dahsyat dan terjadi bersamaan. Ahli dan pakar keilmuan memang banyak menjabarkan teorinya, tetapi bagaimana Al-Quran menjawab fenomena ini?

PENCIPTAAN
Diawal penciptaan, sesungguhnya gunung, bumi dan langit telah mendapatkan tawaran untuk mengemban amanah dari Allah SWT. Namun gunung menolaknya dengan alas an takut tidak mampu menjalankan amanah, hingga akhirnya manusialah satu-satunya mahluk yang mau menerima amanat terebut. Amanah itu ialah selalu mensucikan dan menggemakan Asma Allah ke seluruh penjuru alam, setiap hari dan setiap saat.

“ Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanah {1234} kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh,”
(AL AHZAB (GOLONGAN YANG BERSEKUTU) ayat 72)

Setelah menerima amanah itu, Allah SWT melengkapi penciptaannya di permukaan bumi, agar mahluknya dapat berkembangbiak . Tahukah anda mengapa Allah menciptakan gunung, karena sesungguhnya gunung adalah penjaga keseimbangan alam, diatasnya terdapat banyak sekali spesies mahluk hidup beraneka rupa, serta tingginya gunung juga dimaksudkan sebagai tiang pancang tegaknya gravitasi bumi, sehingga tidak mudah tergelincir dari peredaran siang dan malam.

“Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di permukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu; dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik.” (QS. LUQMAN ayat 10)

“Dan dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.” (FUSHSHILAT (YANG DIJELASKAN) ayat 10)

BANJIR BANDANG (WASIOR)
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah (juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan. (AN NUUR (Cahaya) ayat 43)

TSUNAMI-MENTAWAI
Anda tahu mengapa terjadi tsunami di pinggiran pantai? Karena sesungguhnya itu semata-mata adalah kehendak Allah. Allah menggerakkan isi perut bumi, lalu membenturkannya satu sama lain sehingga terjadilah pergeseran lempeng, lalu terjadilah gelombang pasang yang amat tinggi menghantam pinggir pantai. Semua ahli geografi pastilah bias menjelaskan secara teoritis bagaimana proses terjadinya tsunami, tetapi mereka tidak bias menjelaskan berasal darimanakah tenaga yang menggerakkan pergeseran lempeng tersebut. Al-Quran sudah menjelaskannya sejak ribuan tahun yang lalu, Firman Allah:

"dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur. (AL HAAQQAH (HARI KIAMAT) ayat 14)

"Dan apabila mereka dilamun ombak yang besar seperti gunung, mereka menyeru Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya maka tatkala Allah menyelamatkan mereka sampai di daratan, lalu sebagian mereka tetap menempuh jalan yang lurus {1187}. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami selain orang-orang yang tidak setia lagi ingkar. (LUQMAN ayat 32)

AKTIVITAS GUNUNG MERAPI
Dan mengertikah anda bagaimana sesungguhnya aktivitas gunung-gunung itu didalam perut bumi. Ternyata gunung-gunung itu bergerak mengikuti rotasi bumi sebagaimana bergeraknya awan-awan dilangit. Secara kasat mata kita memang melihat mereka diam dan tidak bergerak sejengkalpun, tetapi sesungguhnya gunung pun ikut berputar mengikuti rotasi bumi. Ya itu digerakkan oleh tenaga maha dahsyat yang ada didalam pusat bumi ini, yang disebut Sunatullah.

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal ia berjalan sebagaimana jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (AN NAML (SEMUT) ayat 88)

"dan gunung benar-benar berjalan. (ATH THUUR (BUKIT) ayat 10

"Dan (ingatlah) akan hari (yang ketika itu) Kami perjalankan gunung-gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan Kami kumpulkan seluruh manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka. (AL KAHFI (Gua) ayat 47)

SIKSA
Meski manusia sudah menentukan pilihannya untuk menjadi pengemban amanah, namun seluruh isi alam dan setiap mahluk di muka bumi ini senantiasa bersujud kepada Allah. Mereka tidak berani menentang ketetapan-Nya, namun ada pula sebagian lainnya yang berbuat dosa, dan baginya sudah disediakan azab.

"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (AL HAJJ (HAJI) ayat 18)

NIKMAT
Allah sudah menciptakan alam semesta ini sedemikian indah dan sempurnanya untuk memudahkan manusia menjalankan tugasnya selaku khalifah di muka bumi. Apapun sudah tersedia, manusia tinggal bertawakal dan berdoa tanpa sedikitpun melupakan kewajibannya.

"Tidakkah kamu melihat bahwasanya Allah menurunkan hujan dari langit lalu Kami hasilkan dengan hujan itu buah-buahan yang beraneka macam jenisnya. Dan di antara gunung-gunung itu ada garis-garis putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat. (FAATHIR (PENCIPTA) ayat 27)

"Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran. (AL HIJR) ayat 19)

"Dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan {765}, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. ( AR RA'D (GURUH) ayat 3)

BENCANA
Tetapi sayangnya manusia hanyalah mahluk yang tidak bias mengemban amanah, mereka selalu membuat kerusakan, kekacauan, dan kehancuran di muka bumi. Bukan hanya membuat kehancuran, manusia juga sudah berbuat maker (berkhianat/membelot/menyekutukan) Allah kepada yang selain-Nya. Dengan kebodohan manusia itulah dengan mudah Allah menghancurkan gunung-gunung dalam sekejap mata.

“Dan ingatlah olehmu di waktu Tuhan menjadikam kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah kaum 'Aad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu dirikan istana-istana di tanah-tanahnya yang datar dan kamu pahat gunung-gunungnya untuk dijadikan rumah; maka ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu merajalela di muka bumi membuat kerusakan. (AL A'RAAF (Tempat tertinggi) ayat 74)

"Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat berbicara, (tentulah Al Quraan itulah dia) {774}. Sebenarnya segala urusan itu adalah kepunyaan Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman itu mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sehingga datanglah janji Allah. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji. ( AR RA'D (GURUH) ayat 31)

"Dan sesungguhnya mereka telah membuat makar yang besar {791} padahal di sisi Allah-lah (balasan) makar mereka itu. Dan sesungguhnya makar mereka itu (amat besar) sehingga gunung-gunung dapat lenyap karenanya. (IBRAHIM ayat 46)

"dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya, (AL WAAQI'AH (HARI KIAMAT) ayat 5)

[77:10] dan apabila gunung-gunung telah dihancurkan menjadi debu, (AL MURSALAAT (MALAIKAT-MALAIKAT YANG DIUTUS) ayat 10)

[101:5] dan gunung-gunung itu seperti bulu-bulu yang dihambur-hamburkan. (AL QAARI'AH (HARI KIAMAT) ayat 5)

Tidaklah sulit bagi Allah mengguncangkan sebuah gunung merapi sekalipun, karena sudah tertera dalam kitab Suci-Nya bahwa gunung adalah salah satu mahluk yang juga pernah dimintakan untuk mengemban amanah, namun mereka menolak. Dan gunung merapi diledakkanpun tidak akan mengurangi Ke-Esaan-Nya. Karena sesungguhnya ini adalah bentuk peringatan Allah akan tugas dan beban yang sudah disetujui manusia untuk diemban.

PREDIKSI KIAMAT SUKU MAYA TIDAK AKURAT


JAKARTA, KOMPAS.com - Menurut studi yang dilakukan oleh peneliti dari UC Santa Barbara, prediksi kiamat pada 21 Desember 2012 berdasarkan kalender Suku Maya tidak akurat. Kejadian menyeramkan seperti dalam film 2012 tidak bakal terjadi.

Kalender mesoamerika, yang digunakan Suku Maya, tidak pernah terang-terangan menyebutkan kalau dunia akan berakhir pada suatu tanggal. Lalu kenapa bisa muncul teori konspirasi tentang kiamat?

Suku Maya, yang hidup pada 250-900 Masehi, punya beberapa kalender. Salah satu kalender mereka terlalu singkat karena tidak bisa mencatat kejadian yang terjadi dalam jarak 52 tahun, baik di masa lampau maupun masa depan. Waktu 52 tahun itu didasarkan pada siklus sebuah generasi. Suku Maya berusaha membuat kalendar untuk menggantikan kalendar yang disebut dengan "Calendar Round".

Mereka membuat kalender bernama "Long Count" yang perhitungannya berakhir setelah 5.126 tahun. Suku Maya memulai perhitungan Long Count pada tahun 3114 Sebelum Masehi. Nah, menurut perhitungan, kalender itu akan habis masanya pada tahun 2012 Masehi. Setelah perhitungan lebih lanjut, siklus pertama kalender itu akan berakhir pada tanggal 21 Desember.

Menerjemahkan kalender kuno ke kalender modern (Gregorian) merupakan masalah. Para ilmuwan harus mencari beberapa kejadian yang sama dan menempatkan semua kejadian pada kedua kalender. Dengan demikian, kedua kalender dapat dibandingkan.

Pencarian kejadian ini ternyata jadi masalah juga. Suku Maya merupakan ahli astronomi. Mereka mencatat fase bulan, merekam gerhana, bahkan melacak gerakan Venus. Para pemerhati Suku Maya menggunakan faktor penghubung yang disebut dengan GMT, yang merupakan singkatan dari para peneliti yang membuat faktor tersebut-Joseph Goodman, Juan Martinez-Hernandez, dan J. Eric S. Thompson. GMT menggunakan bukti astronomi, arkeologi, dan sejarah untuk menghubungkan Long Count dengan Gregorian.

Menurut Gerardo Aldana dari UC Santa Barbara mengatakan, "Akurasi bukti astronomi yang tercatat pada peninggalan Suku Maya dan teks kolonial masih tidak meyakinkan. Misidentifikasi kejadian astronomi sangat mungkin terjadi."

Aldana memberi contoh pemberian tanggal perang oleh pemimpin Dos Pilas, sebuah situs Suku Maya yang sekarang Guatemala. Sang pemimpin menentukan tanggal berdasarkan kemunculan Chak Ek'. Johan Normark, peneliti dari Department of Archaeology and Classical Studies, Stockholm University, menyebutkan kalau Chak Ek' dipercaya sebagai Venus. Dalam penelitian Aldana, Cak Ek' direferensikan sebagai meteor.

Perbedaan pada suatu kejadian membuat ada ketidaksesuaian pada penghubungan dua kalender. Kaitkan hal ini dengan hari kiamat-21 Desember 2012 bisa jadi bukan hari kiamat.(National Geographic Indonesia/Alex Pangestu)

KATA SIAPA CINTA TUMBUH DI HATI?


Peneliti dari Syracuse University, Profesor Stephanie Ortigue, menemukan, ada 12 area di otak yang bekerja saat seseorang jatuh cinta. Kedua belas area itu menghasilkan bahan kimia, seperti dopamine, oxytocin, adrenalin, dan vasopression, yang berujung pada euforia. Rasa cinta juga memengaruhi fungsi psikologis, metafora, dan penilaian fisik.

Jadi, cinta itu berasal dari hati atau otak? "Pertanyaan yang selalu sulit dijawab. Saya berpendapat, asalnya dari otak," kata Ortigue. "Contohnya, suatu proses di otak kita bisa menstimulasi hati. Beberapa perasaan dalam hati kita sebetulnya merupakan gejala atas proses yang terjadi di otak."

Penelitian lain menunjukkan, peningkatan jumlah darah dalam faktor penumbuh untuk saraf yang memegang peranan penting dalam cara orang bersosialisasi. Hal ini menghadirkan fenomena yang disebut dengan "cinta pada pandangan pertama". Hal ini dikonfirmasi dengan temuan Ortigue yang menunjukkan bahwa cinta bisa hadir dalam waktu seperlima detik.

Ortigue menjelaskan, dengan memahami cara orang jatuh cinta dan putus cinta, para peneliti bisa mengembangkan terapi baru. "Kita bisa mengerti penyakit putus cinta," kata Ortigue.

Studi Ortigue juga mendapati ada bagian otak yang berbeda untuk tipe cinta yang berbeda. Cinta tanpa syarat, contohnya cinta seorang ibu terhadap anaknya, dipicu oleh aktivitas otak di bagian umum dan di tempat yang berbeda-beda, termasuk otak tengah. Cinta yang bergairah antar-kekasih melibatkan area kognitif, bagian yang mengharapkan imbalan, dan penilaian fisik. (National Geographic/Alex Pangestu)
www.kompas.com(26/10/10)

TINJAUAN SAINTIFIK HANTU

Masih ingat film Ghostbuster?? Film Hollywood tahun 1984 itu..? Ternyata film ini memberikan ide tentang perkara yang tidak pernah terlintas dalam benak kita. Hantu (dan mahluk halus sebangsanya) bisa diciderakan dan diperangkap dengan peralatan sains dan teknologi.

Ketika kebanyakan orang diganggu perasaan takut ketika membicarakan perihal yang satu ini, banyak diantara kita tidak menyadari bahwa kajian sains dan teknologi menemukan beberapa sifat dan ciri kelemahan jin dan hantu.

Berbeda dengan ahli agama, peneliti/ilmuwan mencoba memecahkan teka-teki makluk halus itu dengan mencari penjelasan saintifik dan mengkaji unsur kewujudan hantu dan jin dari sudut pandang sains. Hasil kajian selama puluhan tahun ini memang tidak diduga oleh kebanyakan kita..!

Siapa menyangka... film Drakula yang ada adegan terbakar apabila terkena sinar matahari, dan film Ghostbuster yang ada adegan penangkapan dan penembakan hantu menggunakan peralatan elektronik.. ..ternyata semuanya itu berdasar.

Malah, beberapa kepercayaan yang dianggap khurafat dalam masyarakat kita seperti meletakkan gunting besi disamping mayat atau menggantung cermin didepan pintu sebenarnya bisa dibuktikan secara sains untuk menghindari gangguan hantu atau jin.

Penyelidik yang juga Dekan Fakultas Sains Warna Universal, Universitas Perobatan Antarbangsa Sri Langka; Prof Dr Sir Norhisham Wahab, mengatakan bahwa hantu dan jin tidak memiliki unsur jasad menyebakan mereka tidak dapat dilihat, tetapi kewujudan mereka dapat dibuktikan dengan ilmu sains fisika quantum dan bisa dideteksi dengan teknologi gelombang.

“Hantu dan jin berwujud tidak nyata kerana tidak terikat kepada jisim, gravitasi bumi serta bebas daripada ikatan karbon, molekul dan atom. Berbeda dengan manusia yang terbentuk dari partikel atom atau unsur yang menyusun semua benda.

“Hantu dan jin bagaimanapun termasuk dalam ghaib nisbi dan bisa diukur dengan menggunakan gelombang bunyi dan gema,” kata Prof Dr Sir Norhisham Wahab yang mendalami kajian dalam bidang ini selama sembilan tahun.

Katanya, apabila kajian sudah memahami bagaimana unsur hantu dan jin dari sudut fisik, usaha terpenting yaitu membantu manusia menghindari gangguan jin dan hantu dapat dilakukan pembuatan penawar dan pemulihan menggunakan teknologi.

Dr Norhisham berkata, jin dan hantu terdiri daripada unsur gelombang, mereka dapat menguasai ruang dan waktu didalam tubuh manusia yang mampu memberi/menyebabkan dampak negatif terhadap kesehatan hingga ke tahap mental.

"Tubuh manusia yang memerangkap gelombang ‘tidak sehat’ memberikan kesan kepada seseorang yaitu kesan negatif terhadap jiwa seperti mengalami kelesuan kronik, gangguan mental, merasa sakit ini sakit itu ,dsb. Ketika si pesakit memeriksakan diri kedokter, dokter malah bilang gak ada penyakit tetapi anehnya sipesakit merasa dia ada mengidap suatu penyakit. Hal ini adalah salah satu tanda dari gangguan jin." Katanya.

Beliau berkata, untuk merawat gangguan jin dan hantu, kaedah pemulihannya adalah dengan mengambil kembali ruang dan waktu pada tubuh atau organ manusia yang diresap jin atau hantu.

Suatu gelombang infrasonik berfrekuensi amat rendah namun lebih kuat direkam secara konstan dan kontinu, dipancarkan sehingga mengganggu gelombang hantu yang sudah meresap ke suatu bagian tubuh; apabila hantu itu merasa tidak nyaman, mereka akan keluar dengan sendirinya dan pesakit kembali pulih.

“Bagi saya gangguan hantu tidak berbahaya jika dapat dirawat pada tahap awal. Amalan bacaan surah Yasin bisa untuk mengaktifkan reaksi kimia didalam darah dan ini didapati bisa memberi tekanan kepada hantu yang tidak dapat bertahan apabila peningkatan oksigen didalam aliran darah sebagai tenaga murni.

“Walaupun pada tahap awal kerasukan, tubuh pesakit seperti menjadi medan pertempuran untuk mengusir hantu yang menyelinap ke dalam ruang tubuh tersembunyi, namun akhirnya keadaan akan kembali seperti asal.

“Sebaiknya untuk merawat dari kerasukan, sapukan air dingin atau es yang akan memberi keseimbangan melalui rakaman gelombang infrasonik yang bersamaan dengan frekuensi doa yang ikhlas. Itu sudah cukup untuk mengeluarkan gelombang hantu serta mengembalikan ruang dan waktu pada tubuh korban,” katanya.

Katanya lagi, seperti halnya kerasukan atau gangguan hantu, perkara yg lebih berbahaya adalah sihir yang mampu menyebabkan kematian dengan izin Allah, isteri membenci suami secara tiba-tiba, gangguan terhadap kesehatan fisik dan menyebabkan pasangan tidak mendapat anak.

Dalam kasus pasangan tidak mendapat anak akibat sihir, beliau berkata, ruang dan waktu pada rahim isteri sudah dikuasai jin yang akan memakan benih suami atau isteri. Pihaknya akan memasukkan gelombang berfrekuensi rendah yang sama dengan frekuensi ovum dan sperma, secara berterusan untuk mengusir gelombang jin dari rahim isteri.

“Banyak kasus rawatan yang saya jalankan menemui pelbagai benda asing pelik seperti serbuk kayu, kalajengking dan permata keluar secara ghaib apabila gelombang dimasukkan ke dalam tubuh korban malah ketumbuhan yang terjadi pada organ juga ghaib apabila gelombang berfrekuensi rendah direkam ke dalam air mandiannya,” katanya.

http://gambarfotohantu.com/wp-conten...u-pocong41.jpg

Usaha memancarkan gelombang untuk merawat gangguan makhluk halus juga sebenarnya tidaklah sesukar seperti yg kita bayangkan, tidak perlu peralatan menyerupai senjata, mesin yang besar sebaliknya gelombang bisa ditangkap dalam medium seperti air dan unsur yg sesuai.

“Kami menciptakan alat radionik yaitu teknologi yang merekam 99 frekuensi gelombang berdasarkan 99 getaran tenaga atom di dalam sukros dan pesakit hanya perlu memakan pil itu secara berterusan untuk memancarkan gelombang ke dalam tubuh,” katanya.

Sesuatu yang menarik adalah teori drakula akan terbakar jika terkena cahaya matahari adalah benar. Hantu memiliki gelombang tidak seimbang, dan cahaya matahari berfungsi menyeimbangkan gelombang alam. Apabila gelombang tidak seimbang terkena cahaya matahari, ia akan musnah karena gelombangnya menjadi seimbang dan hantu itu akan terbakar.

“Besi mampu memerangkap gelombang buruk/negatif dan hantu tidak menyukai medan listrik, jadi konsep hantu ditembak dengan alat listrik untuk diciderakan dan disimpan dalam kotak besi seperti filem Ghostbuster adalah benar.

“Begitu juga dengan amalan meletakkan gunting besi dekat mayat karana besi mampu menangkap atau menarik muatan listrik positif pd seseorang apabila seseorang itu meninggal dunia.

“Cermin mampu menyerap cahaya termasuk gelombang elektromagnetik yang memiliki kesan radiasi yang bisa mengganggu gelombang hantu dan jin. Perkara2 seperti ini bukan kurafat tetapi kita perlu memahami konsepnya,” katanya.

Suatu fakta ironis adalah kebanyakan manusia takut hantu walaupun pada hakikatnya, hantu juga takut berhadapan dengan manusia karena penglihatan manusia memiliki foton cahaya yang cenderung mengeluarkan atau memancarkan elektron untuk membentuk ion positif.

http://im.videosearch.rediff.com/thu...7b5ly05o7Y.gif

“Hantu juga terbentuk dari ion positif dan apabila ion positif bertemu dengan ion positif dalam kesatuan tenaga elektrik, ia mampu menciderakan atau menghindarkan mereka,” katanya.

FAKTA: Hantu dan jin
# Dari sudut sains, secara umum hantu atau jin tidak suka dengan cairan gas nitrogen, es, garam, oksigen, cahaya, karbon dioksida, frekuensi kurang satu Hertz dan wewangian tertentu.

# Dari sudut sains juga, hantu gemar ngan cuka, cendawan, bahan yang cepat busuk, bahan yang tinggi kandungan serat, gas beracun, bahan yang cepat teroksida (yg bereaksi ngan oksigen), kandungan natrium yg tinggi, busuk dan kotor.

# Zikir memiliki gelombang tetap dan apabila diamalkan secara berterusan, gelombang zikir akan menguasai ruang kosong pada tubuh manusia dan menjadikannya ‘pejal’ menyebabkan tiada lagi ruang untuk dimasuki gelombang asing seperti hantu atau jin.

INDONESIA ADALAH INDUK PERADABAN DUNIA

JAKARTA, KOMPAS.com - (27/10/10) Hasil riset yang menyimpulkan bahwa Indonesia sebagai induk peradaban dunia mendapat sorotan para peneliti di Indonesia. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) langsung merespon temuan Profesor Stephen Oppenheimer, seorang ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University, Inggris tersebut sebagai bahan perdebatan yang menarik untuk diungkapkan kepada publik.

Dr. Hery Harjono, Deputi Ilmu Pengetahuan Kebumian (IPK) LIPI, mengungkapkan bahwa menarik untuk mencermati penelitian yang menyebutkan Indonesia merupakan awal peradaban dunia. Analisis yang sering dikenal sebagai Teori Oppenheimer tersebut tertuang dalam buku karangannya berjudul "Eden in the East". Menurutnya, pendapat tersebut tentu bisa menjadi referensi bagi masyarakat Indonesia untuk melengkapi berbagai teori yang telah berkembang.

"Teorinya dikenal sebagai Oppenheimer Theory yang dengan tegas menyatakan bahwa nenek moyang dari induk peradaban manusia modern (Mesir, Mediterania dan Mesopotamia) adalah berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sunda land (Indonesia)," paparnya dalam rilis pers yang diterima Kompas.com, Selasa (27/10/2010).

Dia menambahkan bahwa "Eden In The East" mendasarkan kesimpulannya kepada penelitian yang dilakukan selama puluhan tahun. Dokter ahli genetik dengan struktur DNA manusia tersebut, lanjutnya, melakukan riset struktur DNA manusia sejak manusia modern ada selama ribuan tahun yang lalu hingga saat ini dengan pendekatan dasar yang digunakan disiplin keilmuan kedokteran, geologi, linguistik, antropologi, arkeologi, dan folklore.

Lebih lanjut, Hery mengulas bahwa buku Prof. Dr. Stephen Oppenhenheimer menegaskan orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) bukan berasal dari China sebagaimana yang terpampang dalam setiap teks sejarah buku pelajaran, melainkan dari orang-orang yang datang dari dataran yang hilang dari pulau-pulau di Asia Tenggara.

Penyebaran kebudayaan dan peradaban tersebut, sambungnya, disebabkan "banjir besar" yang melanda permukaan bumi pada 30.000 tahun yang lalu. "Inilah yang menarik diperdebatkan dan menjadi kontroversi karena pertentangan dengan teori sebelumnya," pungkasnya.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) bekerjasama dengan Ufuk Publishing House menyelenggarakan seminar nasional bertajuk "Menelusuri Jejak Sejarah: Indonesia Awal Peradaban Dunia?" Seminar ini berlangsung di Widya Graha LIPI Lantai 1, Jl. Jend. Gatot Subroto 10 Jakarta pada Kamis (28/10/2010) pukul 09.00 WIB.

Pembicara utama (keynote speaker) seminar adalah Jimly Ash-Shiddiqie, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) RI. Kemudian, pembicara tamu dari Oxford University, Inggris yakni Prof. Dr. Stephen Oppenheimer dan Dr. Frank Joseph Hoff dari University of Washington. Sementara, pembicara lainnya yaitu Prof. Dr. Sangkot Marzuki dari Lembaga Eijkman dan Dr. Eko Yulianto dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI.

Kamis, 28 Oktober 2010

Aasiya Inaya: Saya Tidak Bisa Menghindar Dari Kebenaran

Aasiya Inaya, dilahirkan dalam lingkungan keluarga yang menganut agama Hindu yang meyakini bahwa Tuhan itu ada dalam berbagai wujud mulai dari air, sungai, batu sampai pepohonan. Oleh sebab itu, Asiya mengaku bangga sebagai penganut politheis, yang meyakini bahwa semua obyek ciptaan Tuhan layak disembah karena menurutnya, di setiap benda ada bagian Tuhan di dalamnya.

Tapi keyakinan Aasiya mulai berubah ketika ia mengenal Islam, yang mengawali perjalanan panjangnya menjadi seorang Muslimah. Sebelum memutuskan mengucapkan dua kalimah syahadat, Aasiya mengalami pergumulan jiwa yang hebat. Di satu sisi ia mengakui kebenaran Islam, tapi sisi hatinya yang lain masih membuatnya ragu menjadi seorang Muslim.

"Saya pertama kali mengenal Islam di sekolah menengah atas. Mayoritas teman-teman sekelas saya adalah Muslim dan setiap waktu istirahat kami biasa berdiskusi tentang Islam, utamanya karena propaganda anti-Islam yang dilancarkan organisasi-organisasi Hindu di India pasca serangan 11 September dan kerusuhan di Gujarat," kata Aasiya.

Ia melanjjutkan,"Sepanjang pembicaraan, mereka (teman-teman Muslim Aasiya) berusaha untuk meluruskan berbagai pandangan-pandangan saya yang salah tentang agama monoteis, hak perempuan, status mereka dan berbagai mitos tentang Islam yang klise."

"Tapi, upaya mereka tidak begitu meyakinkan saya. Saya tetap memegang teguh keyakinan saya dan tetap bangga sebagai penganut politheis," tukas Aasiya.

Meski demikian, ia mengakui bahwa sikap anti-Muslimnya agak berkurang setelah mendengar penjelasan dari teman-temannya yang Muslim. "Saya mulai merasa tersentuh dengan penderitaan mereka, bagian dari masyarakat kami, yang harus termarginalkan hanya karena ingin menjalankan ajaran agama mereka. Pandangan-pandangan saya pun jadi agak sekular ..." sambung Aasiya.

Tapi semua itu belum menggerakkan hati Aasiya untuk memeluk agama Islam. Aasiya mulai beralih ke kelompok Arya Samaj, sebuah kelompok penganut agama Hindu yang keluar dari mainstream Hinduisme. Kelompok ini meyakini bahwa Hinduisme adalah agama monoteis dan tidak mengajarkan umatnya untuk menyembah berhala. Setelah menjadi bagian kelompok ini, Aasiya tidak lagi menyembah banyak benda, ia melakukan ritual Arya Samaj dan jadi rajin ke kuil.

Setelah beberapa waktu menjalani ritual Arya Samaj, Aasiya menemukan bahwa keyakinan ini juga memiliki banyak cacat dan kekurangan. "Saya merasa kembali berada di sarang laba-laba yang sama, dimana ritual dan penyembahan terhadap api menjadi bagian integral keyakinan itu, sama seperti keyakinan yang saya anut dahulu," paparnya.

"Tapi saya menyebut itu semua sebagai langkah panjang, sebelum akhirnya saya sampai pada keputusan untuk memeluk agama Islam," ujar Aasinya.

"Kejelasan tentang Islam mulai saya rasakan begitu kuat ketika saya menjadi mahasiswa fakultas hukum. Ketika itu saya mengikuti kuliah tentang hukum keluarga dalam agama Hindu dan Islam, mulai dari hukum perkawinan, perceraian dan urusan keluarga lainnya."

"Saya menemukan bahwa hukum keluarga dalam agama Hindu banyak memiliki celah kelemahan karena beragamnya aturan terkait masalah teknis, perbedaan pendapat, sehingga hukum keluarga dalam agama Hindu kerap membingungkan dan tidak pasti. Di sisi lain, hukum keluarga yang diatur oleh Islam, sangat jelas, cermat dan pasti," tutur Aasiya.

Sejak perkualiahan itu, pandangan Aasiya terhadap Islam berubah total. Selama ini, Aasiya memandang Islam sebagai agama yang kaku dan keras. "Saya melihat umat Islam sebagai umat yang statis, hidup berdasarkan pada masa lalu sementara dunia terus berkembang. Buat saya, apa yang diyakini umat Islam tidak masuk akal, tidak praktis, kejam dan ketinggalan jaman," kenang Aasiya mengingat pandangan-pandangannya terhadap Islam di masa lalu.

"Tapi, sejak perkuliahan itu, pendapat saya langsung berubah hanya dalam satu malam. Apa yang selama ini saya anggap statis ternyata sebuah kestabilan. Ini membuat rasa ingin tahu saya tentang Islam memuncak dan saya menghabiskan waktu berjam-jam di internet untuk bicara dengan teman-teman saya yang dulu menjelaskan tentang Islam pada saya," papar Aasiya.

Selain bertanya pada teman-temannya yang Muslim, Aasiya juga mencari berbagai informasi tentang Islam di internet dan aktif mengikuti berbagai forum diskusi. Pengetahuan Aasiya yang mulai bertambah tentang Islam mempengaruhi sikap dan pandangan Aasiyah tentang Islam ketika ia berkumpul dan membahasnya dengan sesama temannya yang beragama Hindu. Perubahan sikap dan pandangan Aasiya, tentu saja tidak mendapat tanggapan negatif dari sahabat-sahabatnya yang Hindu.

"Mereka menyebut bahwa saya sudah mengalami 'cuci otak' yang ingin mengubah penganut Hindu menjadi pemeluk Islam," kata Aasiya tentang pendapat teman-teman Hindunya.

Saat itu, Aasiya mengaku khawatir dan takut melihat ketidaksetujuan teman-temannya tentang Islam dan ia merasa telah mengkhianati teman bahkan keluarganya. Tapi keyakinan Aasiya akan kebenaran Islam justeru makin kuat dan ia merasa tidak bisa lari dari kebenaran itu.

"Sampai kapan orang bisa menghindar dari kebenaran? Anda tidak bisa hidup dalam kebohongan dan menerima kebenaran membutuhkan keberanian seperti yang disebutkan dalam ayat Al-Quran dalam surat An-Nisaa; ' Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapak dan kaum kerabatmu. Jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatan. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan'."

"Hari itu, semua rasa kekhawatiran saya lenyap. Saya merasa, jika saya tidak pernah memeluk Islam dan selamanya saya tidak akan pernah memiliki Islam, saya akan tetap dicengkeram oleh kompleksnya kehidupan yang materialistis ini, dimana hawa nafsu membuat kita enggan melakukan hal-hal yang benar," tandas Aasiya.

Aasiya akhirnya memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi menjadi seorang Muslim. "Alhamdulillah, hari ini saya menjadi seorang Muslimah. Saya berusaha belajar dan terus belajar al-Quran dan Sunnah Rasulullah Muhammad Saw. Insya Allah, saya akan mengikuti sunah-sunahnya dengan lebih baik. Dengan bantuan beberapa teman dan sebuah organisasi Islam, saya belajar salat lima waktu," tuturnya.

Persoalan Aasiya sekarang adalah memberitahukan tentang keislamannya pada teman-teman Hindunya dan orangtuanya. "Cepat atau lambat, saya pasti akan memberitahu mereka. Saya berharap mereka menghormati keputusan saya dan saya berdoa, semoga Allah swt memberikan kekuatan sehingga saya bisa istiqomah dengan keputusan saya menjadi seorang Muslim," tandas Aasiya. (ln/readislam)

http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/aasiya-inaya-saya-tidak-bisa-menghindar-dari-kebenaran.htm

Michael: Kebenaran Itu Hanya Ditemukan Dalam Islam


Michael: Kebenaran Itu Hanya Ditemukan Dalam Islam
Michael David Shapiro adalah seorang Yahudi Rusia. Dulu, ia tidak terlalu yakin dengan adanya Tuhan. Cita-citanya menjadi seorang bintang penyayi rock, tapi sekarang ia bekerja sebagai sekretaris dan tinggal di sebuah apartemen.
Pencarian jati dirinya dimulai ketika ia berusia 19 tahun. Suatu malam, berniat ke dapur dan bertemu dengan rekannya seorang kulit hitam. Ia bertanya pada rekannya itu,"Bolehkah saya menyimpan vodka di kulkas malam ini?". Tak diduga, pertemuan itulah yang mengubah hidup Michael secara drastis.

Teman kulit hitam yang dijumpainya di dapur adalah seorang Muslim dan dia adalah Muslim pertama yang pernah Michael jumpai. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi, Michael mengajak lelaki kulit hitam itu berbincang-bincang tentang agama Islam. Tentang semua hal yang pernah Michael dengar seperti salat lima waktu, jihad dan sosok Nabi Muhammad saw.

Kemudian, teman mereka bernama Wade, seorang Kristiani bergabung dalam perbincangan itu. Jadilah mereka bertiga malam itu berdialog dengan Yahudi, Kristiani dan Muslim. "Ternyata kami menemukan banyak perbedaan dan banyak persamaan antara ketiga agama itu," kata Michael.

Setelah perbincangan itu, minat Michael yang selama ini hanya berkutat pada sex, narkoba dan pesta-pesta jadi berubah total. Ia mulai berminat untuk mencari kebenaran, mencari Tuhan, mencari bagaimana cara menjadi pengikutNya.

Ketika itu, kata Michael, ia memulai dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan sederhana pada dirinya sendiri seperti 'berapa sebenarnya jumlah Tuhan?'. Michael berpikir bahwa jumlah Tuhan pasti cuma satu. Tuhan akan lebih kuat jika cuma satu. Karena jika Tuhan dua, kalau ada salah satunya yang berbeda pendapat maka akan terjadi pertentangan dan pertikaian. "Maka saya berpikir bahwa Tuhan itu satu," kata Michael.

Ia juga memikirkan tentang eksistensi Tuhan dan menganalisa keyakinan atheist dan keyakinan theist-theist lainnya. Saya teringat akan kata bijak "Setiap disain pasti ada disainernya". Bertolak dari kata bijak itu, mata saya terbuka bahwa Tuhan itu ada. "Saya tidak bisa menjelaskannya mengapa, saya hanya bisa merasakannya," ujar Michael.

Hal-hal baru yang ditemukannya, membuat Michael berpikir bahwa ia harus bertanggungjawab untuk mematuhi Sang Pencipta dan itu artinya ia harus memeluk satu agama. Pertanyaan lain pun menyusul, 'darimana ia akan memulai? karena secara harfiah jumlah agama bisa ribuan dan ia perlu memperkecil jumlah itu. Langkah pertama yang Michael lakukan adalah mengelompokan agama-agama monoteis dan itu sejalan dengan keyakinannya bahwa Tuhan itu satu. Ia mencoret Budha dan Hindu dari daftarnya dan melingkari tiga agama monoteis yaitu Islam, Kristen dan Yudaisme.

Karena ia seorang Yahudi. Michael mulai mempelajari Yudaisme terlebih dulu, mulai dari konsep Tuhan, nabi-nabi, 10 larangan Tuhan, Taurat dan tentang 'roh keyahudian', satu hal yang menarik perhatian dan membuat Michael ragu. Ia berpikir, ide tentang 'roh keyahudian' tidak universal karena 'jika seseorang dilahirkan sebagai Yahudi, maka orang itu punya jiwa Yahudi dan harus menjadi pengikut Yudaisme. Bagi Michael, ide semacam itu diskriminatif. Ia berpendapat bahwa semua manusia diciptakan sama. "Mengapa seseorang yang dilahirkan dalam agama tertentu harus tetap memeluk agama itu meski jika seseorang itu menemukan bahwa keyakinan yang dianutnya salah?" itulah pertanyaan yang muncul di benak Michael dan ia tidak sejalan dengan konsep tersebut.

Hal lainnya yang membuat Michael ragu dengan Yudaisme, tidak ada konsep yang jelas tentang neraka dalam Yudaisme. Jika konsep itu tidak ada, kenapa seseorang harus berbuat baik atau melakukan dosa? "Jika saya tidak takut akan hukuman yang berat, jadi kenapa saya harus bermoral," pikir Michael.

Michael akhirnya meninggalkan Yudaisme dan beralih belajar kekristenan. Agama ini juga membuat Michael mundur karena konsep trinitas dalam kristen yaitu bapak, putera dan roh kudus. Ia berpendapat, bagaimana bisa Kristen mengklaik percaya hanya pada satu Tuhan, jika menganut konsep trinitas.

Michael juga menganggap sejarah Yesus dalam Kristen aneh dan tak masuk akal. Dalam doktrin Kristen, Yesus adalah anak Tuhan yang harus dibunuh untuk menyelamatkan manusia dari "dosa asal" yang dilakukan Nabi Adam. Dalam Kristen, Yesus mati untuk menebus dosa-dosa manusia.

Doktrin itu membuat Michael berpikir bahwa dalam agama Kristen seluruh umat manusia itu dilahirkan sebagai pendosa, yang melakukan perbuatan yang salah. Itu artinya, seorang bayi yang baru dilahirkan sudah berdosa karena melakukan hal-hal yang salah. "Doktrin yang aneh. Karena dosa satu orang, maka semua manusia harus menderita. Pesan moral apa yang disampaikan oleh doktrin semacam itu? Pemikiran seperti ini tidak masuk logika saya," ujar Michael.

Michael lalu mempelajari Islam. Ia menemukan bahwa Islam berarti patuh dan berserah diri. Prinsip dalam Islam adalah Tuhan yang Esa, salat lima waktu sebagai wujud ketaatan pada Tuhan, menunaikan zakat, puasa di bulan Ramadhan dan pergi haji jika mampu secara finansial. Konsep yang buat Michael tidak terlalu sulit untuk dipahami.

Apa yang Michael pelajari tentang Islam tidak ada yang bertentangan dengan logikanya, termasuk kitab suci al-Quran dengan keajaiban-keajaiban yang mengagumkan dan ajaran-ajaran yang tak lekang oleh waktu. Michael menemukan fakta-fakta ilmiah yang sudah dijelaskan dalam kitab suci al-Quran sejak 1400 tahun yang lalu.

Dari sekian banyak hal yang Michael pelajari tentang Islam lewat buku-buku dan riset. Satu hal yang paling membuatnya tertarik adalah kata "Islam" yang dijadikan nama agama Islam disebut beberapa kali dalam al-Quran.

"Dari studi-studi yang sudah saya lakukan sebelumnya, saya tidak menemukan satu kalipun kata 'Yudaisme' ditemukan dalam Kitab Perjanjian Lama atau kata 'Kekristenan' dalam Kitab Perjanjian Baru. Saya heran mengapa saya tidak menemukan dua kata itu dalam dua kitab tersebut!" tukas Michael.

Ia lalu berpikir lebih dalam menemukan jawabannya. Kata Judaism bisa dipisah menjadi "Juda-ism". Begitu juga dengan Christianity bisa dipenggal menjadi "Chris-ianity". Siapakah Juda? Juda adalah salah satu pemimpin suku Yahudi. Jadi nama agama Judaisme diambil dari nama orang. Hal yang sama buat Kekristenan yang diambil dari kata Christ nama untuk Yesus.

Michael akhirnya sampai pada kesimpulan bahwa Christianity dan Judaism tidak disebut-sebut dalam kitab suci karena kedua nama itu datangnya dari manusia dan bukan dari Tuhan. Sedangkan Islam adalah nama agama yang datangnya dari Tuhan.

"Oleh sebab itu ajaran Kristen dan Yudaisme tidak kredibel. Setidaknya dari perspektif saya, kedua ajaran tersebut tidak murni, tidak logis dan tidak lengkap," kata Michael.

Ia melanjutkan,"Islam adalah satu-satunya nama agama yang disebut-sebut dalam al-Quran. Ini punya arti yang besar buat saya."

"Saya sadar, bahwa saya harus mengikuti ajaran Islam. Kemudian saya memilih menjadi seorang Muslim. Saya telah menemukan kebenaran. Saya sudah keluar dari kegelapan dan menemukan cahaya ... cahaya Islam," tandas Michael. (ln/readingislam/iol)
http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/meninggalkan-yudaisme-dan-kristen-michael-menemukan-kebenaran-dalam-islam.htm

Dakwah Islam di Penjara-Penjara AS, Banyak Tahanan Masuk Islam

Dakwah Islam di Penjara-Penjara AS, Banyak Tahanan Masuk Islam
Para tahanan di lembaga pemasyarakatan Monroe Correctional Complex, AS dengan tertib keluar sel masing-masing begitu mendengar pengumuman dari pengeras suara bahwa waktu istirahat tiba. Para tahanan bergerombol memanfaatkan waktu istirahat mereka dengan menghadiri sejumlah kelas bimbingan atau sekedar membaca buku ke perpustakaan. Tapi diantara mereka, ada sekelompok tahanan yang mengenakan peci berbentuk bulat, menuju ke sebuah ruangan yang tak berjendela.
Mereka membuka sepatu sebelum masuk ruangan, kemudian duduk sambil melemaskan kaki mereka di atas karpet tipis yang digelar di ruangan tersebut. Ya, mereka adalah para tahanan yang beragama Islam yang biasanya mendapatkan layanan rohani dari ustadz pembimbing mereka. Kebanyakan para tahanan itu adalah para mualaf, yang masuk Islam saat menjalani hukumannya di penjara.

"Penjara bisa menjadi kuburan atau menjadi rahim," kata mereka. Para penghuni penjara punya pilihan apakah akan menghabiskan waktuny di dalam penjara dengan meratapi nasibnya atau memanfaatkan waktu untuk meredam rasa marah atau rasa takut bahkan rasa putus asa yang mendera diri mereka. Dan Anthony Waller, salah seorang tahanan memilih pilihan kedua. Seperti banyak Muslim lainnya di kawasan Twin Rivers, Waller masuk Islam ketika berada di balik jeruji besi penjara.

Setelah mengucapkan dua kalimat syahadat, Waller mengaku kehidupannya banyak berubah. "Kalau saya tidak menjadi seorang Muslim, saya kemungkinan masih berada dalam pengawasan ketat atau mungkin saya sudah mati," ujar Waller,31, seraya mengatakan betapa ketatnya penjagaan dan kontrol di penjara.

Masa hukuman Waller baru akan berakhir tahun 2033. Selama di dalam penjara Waller menghadiri bimbingan rohani Muslim setiap seminggu sekali dengan belasan tahanan Muslim yang lebih dulu menjadi mualaf. Dan ternyata "kelompok Muslim" adalah kelompok yang paling cepat berkembang di sejumlah lembaga pemasyarakatan di AS, artinya, jumlah tahanan yang masuk Islam bertambah dengan cepat.

Bimbingan rohani Islam di penjara-penjara AS dimulai pada era tahun 1970-an atas prakarsa pemimpin organisasi Muslim Nation of Islam, Louis Farrakhan. Profesor di Vassar College, Lawrence Mamiya yang meneliti keberadaan tahanan Muslim di penjara-penjara AS mengatakan, keterlibatan para imam Muslim di AS sangat efektif dalam upaya rehabilitasi keagamaan para tahanan.

Menurut Mamiya, dipekirakan 10 persen dari seluruh tahanan yang ada di penjara AS memilih masuk Islam. Itu artinya, sekitar 1.800 dari 18.000 jumlah tahanan di penjara-penjara AS menjadi seorang Muslim. Tapi, kata Mamiya, hanya satu dari lima mualaf yang masuk Islam selama di penjara tetap menjaga keislamannya setelah menghirup udara bebas. Hal ini membuat sejumlah pengamat di AS berpendapat bahwa "Islam di Penjara" bukan sebuah gerakan religius tapi lebih pada taktik yang dilakukan oleh sebuah genk di dalam penjara yang ingin mendapatkan perlakuan khusus atau istimewa, antara lain diberikan ruang tersendiri yang dilengkapi karpet.

Daya Tarik Islam

Namun pendapat itu dibantah oleh sejumlah imam yang sering memberikan layanan rohani di penjara. Mereka mengatakan bahwa banyak diantara para mualaf di tahanan yang memang tulus ingin menjadi seorang Muslim.

Faheem Siddiq, yang sudah lebih dari lima tahun memberikan bimbingan rohani Islam di sejumlah lembaga pemasyarakatan di AS mengungkapkan, tahanan yang masuk Islam kebanyakan tahanan dari kalangan keturunan Afrika Amerika. Mereka tertarik masuk Islam, kata Siddiq, karena ajaran Islam yang tentang kedisiplinan dan kesetaraan antara sesama manusia.

"Di negara bagian Washington, dari Walla Walla sampai McNeil Island, mayoritas mualaf adalah kalangan warga Amerika keturunan Afrika yang berpendapatan rendah, mereka punya kesempatan di tengah situasi yang tenang untuk melakukan introspeksi dan mengubah kehidupan mereka," kata Siddiq.

Profesor Mamiya juga mengakui tahanan Muslim lebih memiliki rasa tanggung dan disiplin. Tahanan Muslim juga saling melindungi dan rasa setia kawan yang tinggi, mengingat kehidupan penjara yang keras. Namun, kata Mamiya, tahanan Muslim memahami Islam mengajarkan etika ketika seseorang harus mempertahankan diri.

"Ajaran ini yang menjadi salah satu daya tarik bagi para tahanan untuk memeluk Islam," kata Mamiya.

Setiap tahanan yang memilih menjadi seorang Muslim, punya alasan masing-masing. Salah seorang tahanan yang masuk Islam sejak 11 tahun yang lalu, Walter Taylor menuturkan kisahnya mengapa ia memilih menjadi seorang Muslim.

"Dalam agama Kristen, Yesus Kristus mati untuk menebus dosa. Dalam Islam, tidak dikenal penebusan dosa, tidak ada yang dikambinghitamkan untuk menebus dosa," kata Taylor.

Setelah menjadi seorang Muslim, bersama dengan tahanan Muslim lainnya, Taylor selalu berusaha menunaikan kewajiban salat lima waktu setiap hari. Salat bagi Taylor, ibarat pengingat yang menuntunnya untuk tetap di jalan yang lurus, jalan Islam.

Lain lagi pengalaman Phil Thomes, ia mengatakan,"Menjadi seorang Muslim adalah hal tersulit yang mungkin bisa Anda lakukan. Menjadi seorang Kristiani saja tidak cukup. Sekarang, Islam total menjadi cara hidup saya, yang memang ingin melakukan perubahan"

"Saya bukan orang yang jahat lagi. Saya benar-benar sudah menjadi orang yang baru," tukas Thomes yang sudah menjalani masa tahanan selama 12 tahun.

John Barnes, yang juga menjadi pembimbing rohani di penjara-penjara AS mengatakan, kebanyakan tahanan yang pindah ke agama tertentu menunjukkan perubahan yang drastis selama berada dalam penjara.

"Mereka mengubah karakter mereka. Mereka lebih bertanggung jawab, tidak egois dan mau berbaur serta terlibat dalam tim. Saya sering melihat perubahan itu," ujar Barnes. (ln/isc/Heraldnet)
http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/dakwah-islam-di-penjara-penjara-as-banyak-tahanan-masuk-islam.htm

Rabu, 27 Oktober 2010

Cat Steven, Masuk Islam Saat Berada di Puncak Ketenaran



Popularitas dan kekayaan tidak menjamin seseorang hidup bahagia. Cat Steven, bintang pop era tahun '70-an, yang kemudian dikenal dengan nama Yusuf Islam, justeru merasakan kegelisahan hidupnya ketika sedang berada di puncak popularitas dimana ia hidup bergelimang harta. Kegelisahan yang mendorongnya untuk menyusuri jalan panjang mencari Tuhan hingga ia menemukan cahaya Islam dan akhirnya menjadi juru dakwah lewat kegiatan musiknya dan aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial.


Bintang Pop

Sejak kecil Yusuf Islam sudah akrab dengan panggung-panggung hiburan karena bisnis keluarganya bergerak dalam bidang itu. Ia terbiasa hidup dalam kemewahan kalangan sosial kelas tinggi di Inggris. Sebagai penganut ajaran Kristen, keluarganya mengajarkan Yusuf bahwa Tuhan itu ada, tapi manusia tidak bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan. Umat Kristiani meyakini Yesus sebagai perantara antara manusia dengan Tuhan.

"Saya menerima ajaran itu, tapi saya tidak menelannya mentah-mentah," kata Yusuf.

"Saya melihat patung-patung Yesus, mereka cuma benda mati tanpa nyawa. Saya tambah bingung ketika mereka bilang Tuhan ada tiga. Tapi saya tidak mendebat pernyataan itu. Saya menerimanya, karena saya harus menghormati keyakinan orang-orang tua saya," sambungnya.

Beranjak dewasa, Yusuf mulai menggeluti musik dan ia mulai melupakan kebingungannya terhadap ajaran agamanya karena ia sendiri mulai jauh dari kekristenan. Impiannya saat itu hanyalah menjadi bintang musik pop. Apa yang ia lihat dan ia baca di media massa sangat mempengaruhi pemikirannya untuk menjadi seorang bintang. Yusuf punya paman yang punya mobil mewah dan mahal. Ketika itu Yusuf berpikir, pamannya punya mobil mewah karena punya banyak uang.

"Banyak orang di sekeliling saya memberi pengaruh pada pemikiran saya bahwa uang dan dunia adalah Tuhan mereka. Sehingga saya memutuskan untuk bahwa itulah hidup saya. Banyak uang, hidup enak," tutur Yusuf.

Meski demikian, Yusuf mengaku saat itu masih ada sisi kemanusiaan jauh di dalam hatinya, keinginan untuk membantu sesama manusia jika ia jadi orang kaya kelak.

Yusuf pun membangun karirnya sebagai musisi dan penyanyi. Dalam usia yang masih remaja, Yusuf sudah mengenyam kesuksesan dan keinginannya menjadi seorang 'bintang besar' tercapai. Nama dan foto-fotonya muncul di hampir seluruh media massa. Yusuf pun merasakan kenikmatan dunia, tapi itu tak membuatnya jadi puas, ia ingin kehidupan yang lebih dan lebih dari apa yang ia miliki, sayangnya Yusuf terjerumus ke jalan yang salah. Ia memilih narkoba dan minuman keras untuk mencari kehidupan yang ia inginkan itu.

Mencari Kebenaran

Baru setahun Yusuf mengenyam kesuksesan dalam karir dan finansialnya. Yusuf terkena tubercolusis akibat gaya hidup dan kebiasaannya menenggak minuman keras dan narkoba. Ia sakit parah dan harus dirawat di rumah sakit. Saat itu Yusuf pun berpikir, 'mengapa saya di sini, tergelatak di tempat tidur?, 'apa yang terjadi pada saya? apakah saya cuma seonggok tubuh? apakah tujuan hidup saya semata-mata hanya untuk memuaskan tubuh ini?. Pertanyaan-pertanyaan itu mengganggu pikirannya dan ia mencoba mencari jawabannya.

Karena pada masa itu di kalangan masyarakat Barat sedang trend mempelajari hal-hal yang berbau mistis dari Timur, Yusuf pun ikut mempelajarinya. Ia mulai sadar tentang kematian. Ia mulai melakukan meditasi dan menjadi vegetarian. Tapi pertanyaan-pertanyaan bahwa dirinya bukan hanya seonggok tubuh manusia, tetap mengganggu pikirannya.

Sebagai bintang pop, namanya terus merangkak ke tangga popularitas. Kekayaan terus mengalir, tapi ketika itu Yusuf mulai mencari kebenaran. Ia pun belajar agama Budha, namun di satu sisi, Yusuf belum berani meninggalkan kehidupan glamournya, meninggalkan kenikmatan dunia dan hidup seperti layaknya pendeta Budha, mengisolasikan diri dari masyarakat.

Selanjutnya, Yusuf juga mempelajari Zen dan Ching, numerologi, kartu tarot dan astrologi, balik lagi mempelajari alkitab, tapi Yusuf tidak menemukan apa yang dicarinya, kebenaran yang hakiki. Sampai kemudian apa yang disebutnya mukjizat itu datang.

"Saudara lelaki saya baru saja kembali dari kunjungannya ke Yerusalem dan disana ia mengunjungi sebuah masjid. Saudara saya itu sangat terkesan melihat masjid yang ramai dikunjungi orang, seperti ada denyut kehidupan, tapi atmosfir ketenangan dan kedamaiannya tetap terasa. Berbeda rasanya ketika ia mengunjungi gereja dan sinagog yang sepi," kata Yusuf.

Ketika kembali ke London, saudara lelakinya itu memberikan al Quran pada Yusuf Islam. "Dia tidak masuk Islam, tapi ia merasakan sesuatu di agama ini (Islam) dan ia pikir saya juga akan merasakan hal yang sama. Saya menerima al Quran pemberian saudara saya itu dan membacanya. Saat itulah saya merasakan bahwa saya telah menemukan agama yang benar, agama yang tidak seperti pandangan masyarakat Barat selama ini bahwa agama hanya untuk orang-orang tua," tukas Yusuf.

Ia melanjutkan,"Di Barat, jika ada orang yang ingin memeluk satu agama dan menjadikannya sebagai cara hidunya, maka orang yang bersangkutan akan dianggap fanatik. Tapi setelah membaca al Quran saya yang awalnya bingung tentang tubuh dan jiwa, akhirnya menyadari bahwa keduanya adalah bagian yang tak terpisahkan, Anda tidak perlu pergi ke gunung untuk menjadi religius."

Saat itu, satu-satunya yang diinginkan Yusuf Islam adalah menjadi seorang Muslim. Dari al Quran ia tahu bahwa semua rasul dan nabi dikirim Allah swt untuk menyampaikan pesan yang sama. "Mengapa kemudian Yahudi dan Kristen berbeda? Kaum Yahudi tidak mau menerima Yesus sebagai Mesiah dan mereka mengubah perintah-perintah Tuhan. Sementara Kristen salah memahami perintah-perintah Tuhan dan menyebut Yesus sebagai anak Tuhan. Tapi dalam al Quran saya menemukan keindahan, al- Quran melarang menyembah matahari atau bulan tapi memerintahkan umat manusia untuk mempelajari dan merenungi semua ciptaan Allah swt ," papar Yusuf Islam.

"Ketika saya membaca al Quran lebih jauh lagi, al Quran bicara soal salat, sedekah dan perbuatan baik. Saya belum menjadi seorang Muslim saat itu, tapi saya merasa al Quran adalah jawaban buat saya dan Allah swt telah mengirimkannya pada saya," sambung Yusuf Islam.

Mengucap Dua Kalimat Syahadat

Yusuf Islam kemudian memutuskan untuk berkunjung ke Yerusalem. Di kota suci itu, ia datang ke masjid dan duduk di sana. "Seseorang bertanya, apa yang ia inginkan, saya menjawab bahwa saya seorang Muslim. Orang itu bertanya lagi, siapa nama saya. Saya jawab 'Steven'. Orang itu tampak bingung. Saya ikut salah berjamaah, meski salat saya tidak begitu sukses," kisah Yusuf menceritakan pengalamannya di sebuah masjid di Yerusalem.

Kembali ke London, Yusuf menemui seorang muslimah bernama Nafisa dan mengatakan bahwa ia ingin masuk Islam. Nafisa kemudian mengajak Yusuf ke Masjid New Regent. Ketika itu tahun 1977, satu satu setengah tahun sesudah ia membaca al Quran yang diberikan saudara lelakinya. Pada hari Jumat, setelah salat Jumat, Yusuf menemui imam masjid dan mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun menjadi seorang Muslim. Nama Cat Steven diganti menjadi Yusuf Islam.

"Saya pun akhirnya tahu bahwa saya bisa melakukan kontak langsung dengan Tuhan, tidak seperti dalam agama Hindu dan Kristen yang harus melalui perantara. Dalam Islam, semua penghalang itu tidak ada . Satu-satunya yang membedakan orang yang bertakwa dan tidak bertakwa adalah salatnya, salat adalah proses pemurnian diri," papar Yusuf Islam.

"Akhirnya, saya ingin mengatakan bahwa apa yang saya lakukan saat ini adalah untuk Allah swt semata. Saya berharap Anda mendapatkan inspirasi dari pengalaman saya ini. Satu yang ingin saya katakan, saya tidak pernah sekalipun berinteraksi dengan seorang Muslim pun sebelum saya masuk Islam. Saya lebih dulu membaca al Quran dan menyadari bahwa tak seorang pun sempurna. Tapi Islam adalah agama yang sempurna dan jika kita mengikuti apa yang dicontohkan Rasulullah Muhammad saw, hidup kita akan selamat. Semoga Allah swt senantiasa membimbing umat Rasulullah Muhammad saw ke jalan yang lurus. amiin," kata Yusuf Islam menutup pembicaraan. (ln/ri)
sumber:http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/cat-steven-masuk-islam-saat-berada-di-puncak-ketenaran.htm

Julius: Menjadi Cendikiawan Muslim Disegani di Eropa


Nama Abdul-Karim Germanus mungkin sangat asing di telinga kita, padahal ia ada salah satu tokoh cendikiawan Muslim Eropa yang menghabiskan hampir separuh hidupnya untuk membela Islam lewat buku-buku dan karya-karya tulisnya tentang Islam. Sebelum memeluk Islam, Germanus yang bernama asli Julius Germanus adalah seorang Kristiani. Ia menyebut perpindahan agamanya dari Kristen ke Islam sebagai "momen pencerahan" dalam hidupnya.

Germanus lahir di Budapest, ibukota Hungaria pada tahun 1884 dari keluarga Kristen. Ia menjalani masa anak-anak dan remajanya dengan sulit karena selalu dililit berbagai persoalan dan mengalami penindasan. Namun ia bisa melewati masa-masa kelam itu dan berhasil menyelesaikanya kuliahnya di Universitas Budapest. Setelah lulus kuliah, Germanus memutuskan untuk menekuni bidang bahasa Turki. Untuk itu, pada tahun 1903, ia berangkat ke Turki dan kuliah lagi di jurusan bahasa Turki di Universitas Istanbul. Dalam dua tahun, Germanus meraih gelar master di bidang bahasa Turki, ia bisa berbicara, membaca dan menulis bahasa Turki dengan sempurna.

Saat kuliah di Istanbul itulah awal ketertarikan Germanus pada Islam. Karena kuliah di jurusan bahasa, ia mempelajari al-Quran dengan terjemahan bahasa Turki yang memudahkannya memahami ajaran Islam. Germanus terus menggali informasi tentang Islam dan melakukan perbandingan dengan ajaran Kristen, agama yang dianutnya sejak lahir. Ia membandingkan apa yang ditulis Kristen tentang Islam dan apa yang ditulis Quran dan Sunnah tentang Islam. Tentu saja, Germanus mau tidak mau juga harus mempelajari hadist-hadist Rasulullah Muhammad Saw yang diterjemahkan dalam bahasa Turki.

Ketika kembali ke Hungaria, Germanus melihat banyak mantan profesornya yang dikenal orientalis, salah dalam memahami Islam. Tak jarang Germanus harus adu argumentasi dengan para profesor itu soal karakter Rasulullah Muhammad Saw dan hadist-hadistnya. Karena seringnya beradu pendapat soal Islam dengan profesornya, Germanus memutuskan belajar bahasa Arab bahkan Persia. Dan dengan mudah, Germanus berhasil menguasai kedua bahasa tersebut dengan baik sehingga pada tahun 1912 ia ditunjuk sebagai profesor bidang bahasa Turki, Arab, Persia dan sejarah Islam di Hungarian Royal Academy di Budapest. Ia kemudian ditunjuk untuk mengepalai Departemen Studi Oriental di Universitas Ilmu Ekonomi Budapest. Germanus juga sempat mengabid di Universitas Budapest, tapi tidak lama.

Tahun 1928, setelah keluar dari Universitas Budapest, Germanus diundang Gurudev Rabindranath Tagore dari India untuk mengepalai departemen studi Islam di Universitas Visva-Bharati di Shantiniketan, Bengal. Germanus menetap di India selama beberapa tahun dan di India pula, tepatnya di Mesjid Raya Delhi, Germanus memutuskan menjadi seorang Muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat. Germanus mengubah namanya Julius dengan nama Islam, Abdul Karim dan ia diberi hak istimewa untuk memberikan khutbah Jumat di masjid itu.

Perhatian Germanus yang sangat besar pada Islam dan Muslim, membuka jalan baginya untuk berkenalan dengan penyair Muslim terkenal pada masa itu, Muhammad Iqbal, asal Pakistan. Germanus dan Iqbal sering terlibat pembicaraan serius tentang Islam dan isu-isu penting yang menjadi tantangan umat Islam seperti pandangan-pandangan dari para orientaslis dan aktivitas para misionaris Kristen.

Dalam hal misionaris Kristen, Germanus dan Iqbal beda pendapat. Menurut Germanus, propaganda yang disebarkan kalangan misionaris Kristen dari Eropa adalah persoalan serius yang mengancam umat Islam. Tapi Iqbal meyakini bahwa persoalan itu timbul karena kesalahan umat Islam sendiri yang kurang mengutamakan persatuan untuk melawan agenda pada misionari.

Selain dengan Iqbal, Germanus juga menjalin hubungan erat dengan penulis asal Mesir, Mahmoud Timour. Dalam sebuah bukunya, Timour menulis tentang perjalanan hidup Germanus menjadi seorang mualaf. Dalam buku itu, Timour mengutip pernyataan Germanus ketika ditanya soal awal mulanya ia memeluk Islam

"Saat itu adalah masa pencerahan bagi saya, karena Islam adalah agama yang benar. Satu hal yang membuat saya tertarik pada Islam karena Islam adalah esensi dari seluruh aspek kehidupan," kata Germanus.

Setelah mempelajari bahasa Arab klasik di Kairo, Mesir. Germanus kembali mengajar di Universitas Budapest dan ia mengabdi di universitas itu selama lebih dari 40 tahun sebagai profesor bidang sejarah dan peradaban. Dalam tulisan hasil risetnya, Germanus menyerukan dunia Arab agar menjaga kelestarian bahasa Arab klasik yang hampir punah. Germanus ingin suatu hari nanti seluruh negara-negara Arab menggunakan bahasa Arab yang sama yang akan menjadi pengikat persatuan negara-negara Arab yang kaya akan warisan budaya dan sejarahnya.

Melawan Pemikiran Orientalis

Selama karir akademisnya, Germanus selalu berseberangan dengan para pemikir orientalis Eropa yang mendukung kolonialisme. Karena seringnya terlibat pertikaian dengan kaum orientalis, Germanus dipecat dari universitas dengan alasan sebagai profesor sikapnya dia sudah bersikap tidak pantas. Di tengah banyaknya tekanan terhadap Germanus, sejumlah mahasiswanya tetap memberikan dukungan dan memuji ide-ide Germanus yang telah banyak mempengaruhi pemikiran kalangan akademisi baik di Barat dan dunia Islam. Berkat dukungan itu, Germanus bisa kembali bekerja di universitas meski diprotes koleganya yang berpikiran orientalis.

Tahun 1962, Organisasi Cendikiawan Muslim Irak memilih Germanus sebagai anggota kehormatan dari luar Irak. Pada tahun yang sama, ia juga dipilih sebagai anggota akademisi bidang bahasa Arab di Kairo dan Damaskus. Di Hungaria, Germanus berusaha menyatukan seluruh Muslim di negaranya yang ketika itu berjumlah antara 1.000-2.000 orang ke dalam satu wadah organisasi dan berhasil meyakinkan pemerintah Hungaria untuk menerima Islam sebagai salah satu agama resmi negara itu.

Tahun 1935, Germanus menunaikan ibadah haji ke tanah suci dan menjadi salah satu dari sedikit Muslim Eropa yang bisa pergi haji pada masa itu. Ia menuliskan pengalaman hajinya ke dalam memoarnya berjudul "Allahu Akbar" yang kemudian diterjemahkan dalam berbagai bahasa.

Dalam berbagai artikel yang diterbitkan di beberapa media Eropa, Germanus menulis,"Saya seorang lelaki Eropa yang tidak menemukan rumah sendiri di negara saya yang sudah diperbudak oleh emas, kekuasaan dan dominasi. Kesederhaan Islam dan penghormatan kaum Muslimin terhadap Islam telah mempengaruhi hidup saya ... Dunia Islam akan tetap menjaga esensi kebenarannya lewat spiritualitas dan teladan yang baik. Dan Islam akan tetap bertahan dengan dasar-dasar ajarannya tentan kebebasan, persaudaraan dan persamaan derajat seluruh umat manusia."

Dalam artikel lain Germanus menulis, "Islam memiliki kelebihan yang mampu mengangkat derajat manusia dari sikap kebinatangan ke peradaban yang sangat mulia. Saya berharap, Islam sekali lagi bisa mencapai mukjizat itu di saat kegelapan menyelubungi kita."

Beberapa buku yang ditulis Germanus antara lain, The Greek, Arabic Literature in Hungarian, Lights of the East, Uncovering the Arabian Peninsula, Between Intellectuals, The History of Arabic Literature, The History of the Arabs, Modern Movements in Islam, Studies in the Grammatical Structure of the Arabic Language, Journeys of Arabs, Pre-Islamic Poetry, Great Arabic Literature, Guidance From the Light of the Crescent (a personal memoir), An Adventure in the Desert, Arab Nationalism, Allahu Akbar, Mahmoud Timour and Modern Arabic Literature, The Great Arab Poets dan The Rise of Arab Culture.

Germanus wafat pada 7 November 1979 setelah hampir selama 50 tahun mengabdikan diri untuk kemajuan Islam dan Muslim di Eropa lewat pemikiran dan karya-karya tulisnya. (ln/readislam)

sumber:http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/abdul-karim-germanus-dari-mualaf-menjadi-cendikiawan-muslim-yang-disegani-di-eropa.htm

Rabi'a Frank: Meski Tidak Mudah, Islam Adalah Agama yang Indah

Rabi'a Frank: Meski Tidak Mudah, Islam Adalah Agama yang Indah
1994, pada usia 31 tahun, Rebecca memutuskan untuk mengucapkan dua kalimat syahadat. Ia pun mengganti namanya dengan nama Islam, Rabi'a. Selanjutnya, ia dikenal dengan nama Rabi'a Frank. Ia itu kini hidup bahagia dengan tiga puternya, hasil perkawinannya dengan seorang lelaki Maroko.

Rabi'a mengakui, perkenalannya dengan agama Islam terjadi dengan tidak sengaja. Karena kekasihnya orang Maroko, Rabi'a ingin mempelajari budaya Maroko. Ia pergi ke perpustakaan untuk mencari buku-buku tentang Maroko. Tanpa sengaja, ia juga menemukan buku-buku tentang Islam.

"Saya mulai tertarik dengan Islam dalam usia yang masih muda dan ketika usia Anda masih muda, tidak ada yang aneh, Anda hanya ingin tahu saja. Mungkin kedengarannya klise," kata Rabi'a mengenang awal perkenalannya dengan agama Islam. Rabi'a membaca buku-buku Islam secara diam-diam karena ia tidak ingin menimbulkan kesan bahwa ia belajar Islam karena kekasihnya seorang Muslim. "Saya memulainya dengan membaca terjemahan al-Quran dalam bahasa Belanda. Isinya menggugah hati saya. Saya merasakan kenyamanan, saya merasa ada keterkaitan, saya bisa memahaminya dan hati saya tersentuh membacanya," kata Rabi'a.

Rabi'a kemudian mendapat informasi tentang pusat kegiatan Muslim di The Hague. Ia pun pergi ke tempat itu setiap minggu. Tiba-tiba, imam di masjid itu menanyakan apakah Rabi'a mau ikut dengan beberapa orang lainnya yang akan bersyahadat. Rabi'a terkejut dengan pertanyaan itu karena ia merasa belum cukup bekal untuk menjadi seorang Muslim. Tapi Rabi'a mengiyakan ajakan imam di masjid The Hague.

"Saya ingat, waktu itu saya mengenakan kerudung yang jelek sekali, yang saya ambil begitu saja dari kamar mandi. Tapi setelah mengucapkan syahadat, saya jadi begitu emosional dan tidak henti-hentinya menangis," kenang Rabi'a.

Tapi Rabi'a tidak pernah menyangka ia akan mendapat reaksi keras dari ibunya ketika tahu puterinya sudah menjadi seorang Muslimah. "Ketika ibu saya mendengar tentang keislaman saya, dia menerobos kamar saya, ibu berteriak dan menangis 'kenapa kamu lakukan itu, apa yang sedang kamu pikirkan?'. Situasinya benar-benar tidak mengenakan," tutur Rabi'a. Dalam hati ia berkata, "reaksi seperti inilah yang menjadi alasan mengapa saya tidak mengatakan keislaman saya padamu, ibu."

Jilbab dan Cadar

Sejak masuk Islam, Rabi'a belajar mengenakan jilbab. "Butuh dua tahun bagi saya untuk belajar bagaimana caranya memakai jilbab. Sejak pertama saya masuk Islam, saya menjadikan kaum peremuan Turki dan Maroko sebagai model. Saya juga mengenakan baju panjang, uhh ... saya merasa itu bukan pribadi saya. Saya merasa tidak nyaman terutama ketika ada orang yang bilang 'lihat, ada orang Turki bermata biru'. Saya betul-betul tidak tahu bagaimana berpakaian yang pantas," tuturnya.

Rabi'a menceritakan sebuah lelucon tentang 'orang Islam baru'. Lelucon itu biasanya ditujukan buat para perempuan yang baru masuk Islam. Mereka yang tadinya biasa mengenakan celana jeans dan sangat peduli dengan model pakaian, tiba-tiba harus melepaskan kebiasaan itu dan mulai mengenakan model busana yang berbeda yang sesuai denga tuntutan Islam.

"Saya pikir, semua perempuan yang menjadi mualaf akan melewati fase ini, sebelum mereka betul-betul menemukan model busananya sendiri," ujar Rabi'a.

Bagi Rabi'a, mengenakan jilbab rasanya seperti sebuah pembebasan. "Setiap hari, saya harus melewati para pekerja bangunan. Mereka selalu bersiul ketika saya lewat. Tapi, suatu pagi ketika saya lewat dengan mengenakan jilbab, mereka tidak bersiul lagi," kata Rabi'a.

"Di satu sisi, saya merasa sangat bahagia. Saya berpikir 'akhirnya, inilah saya'. Di sisi lain, saya juga ingin mengatakan bahwa meski penampilan saya berubah, saya tetap orang yang sama," sambungnya.

Rabi'a bukan hanya harus menghadapi reaksi negatif dari ibunya, tapi juga dari keluarga suaminya yang menilainya bukan gadis baik-baik karena bukan gadis Maroko. "Bertahun-tahun saya membuktikan pada mereka dan sekarang, rasanya sayalah satu-satunya di keluarga itu yang menjalankan perintah agama dengan serius," imbuhnya.

Tahun 2005, Rabi'a bukan hanya mengenakan jilbab tapi juga cadar. Alasannya mengenakan cadar, karena ingin memberikan sesuatu yang lebih pada Allah swt. Tiap kali melihat muslimah bercadar, hati Rabi'a tersentuh. Namun ketika ia menyampaikan keinginannya bercadar pada suaminya, ia mendapat jawaban yang tak terduga.

"Apa kamu sudah gila?" kata Rabi'a menirukan reaksi suaminya. "Suami saya tidak terlalu senang, tapi perasaan itu tidak bisa hilang dari hati saya," kata Rabi'a.

Rabi'a membantah berbagai pandangan negatif tentang cadar. Ia menolak jika cadar disebut sebagai bentuk penindasan atau rasa malu perempuan. Cadar, tukas Rabi'a, adalah cara untuk menunjukkan rasa cinta yang besar pada Allah swt.

Bagi Rabi'a Islam adalah agama yang indah, untuk menjalankan ajaran Islam tidak selalu mudah. "Banyak orang beranggapan bahwa para mualaf hanya sedang melakukan pencarian terhadap agama yang ingin diyakininya. Jika memang demikian, saya lebih senang memilih agama yang lebih mudah dijalani," ujar Rabi'a.

"Islam adalah agama yang indah, tapi tidak selalu mudah. Anda harus banyak bertempur melawan nafsu diri Anda sendiri," tukasnya. (ln/iol)

http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/rabi-a-frank-meski-tidak-mudah-islam-adalah-agama-yang-indah.htm

Richard Leiman: Al-Quran Membimbingku ke Jalan Islam

Richard Leiman, seorang Yahudi AS, sejak kecil sering mendengarkan siaran BBC World Services terutama siaran tentang Timur Tengah. Dari BBC, ia bukan hanya sering mendengarkan lagu-lagu khas Timur Tengah yang digemarinya tapi juga lantunan ayat-ayat suci al-Quran. Tapi ketika itu, Leiman kecil belum paham tentang al-Quran apalagi mengenal Islam.
"Ketika saya dewasa, saya masih mendengarkan BBC World Service. Di BBC, setiap hari ada acara yang namanya 'Words of Faith', isinya ceramah pendek antara lima sampai delapan menit dari para pemuka agama yang mewakili lima agama yang ada di Inggris Raya. Dari seluruh penceramah, yang paling saya sukai ceramah-ceramah dari para pemuka agama Islam," ujar Leiman.

"Tiap kali perwakilan dari Muslim bicara, saya merasa ingin tahu lebih jauh tentang Islam. Kesan saya tentang Islam, bahwa orang yang memeluk agama Islam adalah orang yang hidupnya bahagia. Orang Islam tidak seperti orang yang digambarkan oleh media massa Amerika. Saya menolak percaya apa yang digambarkan media massa AS tentang umat Islam yang begitu mencintai Allah. Dan karena latar belakang saya Yahudi, satu hal yang menyatukan saya dengan Islam adalah keyakinan bahwa Allah itu satu," papar Leiman.

Meski tinggal di AS, Leiman mencari pekerjaan sampai di Inggris dan sempat tinggal beberapa waktu di Inggris untuk mencari peluang kerja. Leiman kembali ke AS karena tidak mendapatkan pekerjaan, tapi tetap rajin menulis lamaran kerja ke perusahaan-perusahaan di Inggris yang alamatnya ia dapatkan dari sebuah majalah yang diberikan sebuah agensi tenaga kerja di Inggris.

Usaha Leiman yang ahli dalam bidang program komputer ini membuahkan hasil. Ia diterima bekerja di perusahaan Logo Tech. Di perusahaan inilah ia bertemu dengan seorang Muslim untuk pertama kalinya. Nama Muslim itu Anis Karim yang juga supervisor di tempatnya bekerja.

Pada Karim, Leiman bertanya dimana ia bisa mendapatkan al-Quran dengan terjemahan. Tanpa disangka, beberapa hari kemudian, Karim memberikannya sebuah al-Quran. Karim juga meminta Leiman agar dalam keadaan bersih, paling tidak mandi dulu sebelum membaca al-Quran. "Tapi saya tidak pernah menunjukkan al-Quran itu pada orang lain, khawatir mereka menghina saya jika terlihat membaca al-Quran," kata Leiman.

Setelah mendapatkan al-Quran dari Karim, keesokan harinya Leiman langsung membaca terjemahan al-Quran setelah ia mandi dan sarapan pagi. "Saya menemukan perintah "bacalah", perintah Allah pada Malaikat Jibril untuk disampaikan pada Rasulullah Muhammad saw, meskipun Rasulullah tidak bisa membaca dan menulis," tutur Leiman menceritakan pengalaman pertamanya membaca al-Quran.

Saat itu sekitar tahun 1990-an. Leiman merasakan ketertarikan yang luar biasa pada Islam meski ia baru membaca 10 halanam al-Quran. "Sulit menjelaskan dengan kata-kata. Saya baru membaca 10 halaman, pada titik itu, hati kecil saya berkata, inilah agama buat saya. Makin banyak saya baca, saya makin penasaran dan makin menyukai apa yang saya baca," ujar Leiman.

Tapi pengetahuan Leiman baru sampai sebatas itu. Leiman belum tahu lebih detil tentang Islam bahkan tentang salat. Leiman cuma tahu orang Islam sujud ketika salat. Namun, tiap kali Karim mengajaknya pergi ke masjid di London, Leiman selalu ikut. Dari situ ia tahu bahwa umat Islam menunaikan salat lima waktu sehari semalam dan Leiman mulai mencoba salat pada malam hari sebelum ia tidur dan pada pagi hari, saat ia bangun.

Sayangnya, persahabat Leiman dan Karim berakhir karena ijin kerjanya di Inggris habis dan Leiman harus kembali ke AS.

Menjadi Seorang Muslim

Di AS, Leiman menganggur untuk beberapa tahun dan akhirnya ia pergi ke Huntsville, Alabama ke tempat ayahnya. Di kota inilah, Leiman menemukan kembali jejak Islam yang pernah ia pelajari ketika di Inggris.

Berawal dari rencananya berkunjung ke Indonesia bersama saudara perempuannya. Saudara perempuan Leiman memintanya membantu mencarikan perhiasan khas Islam yang akan diberikan pada sahabatnya di Indonesia. Leiman tidak tahu apakah di kotanya ada komunitas Muslim. Ia kemudian ingat ada sebuah toko bernama Crescent Import yang dikiranya dimiliki oleh Muslim, tapi ternyata bukan.

"Tapi Allah memberi petunjuk pada saya. Saya berbincang dengan pemilik toko dan ia memberitahu saya agar datang saja ke Huntsville Islamic Center jika ingin mencari perhiasan khas Islam," imbuhnya.

Leiman mengaku bersyukur pada Tuhan yang telah mengarahkannya ke masjid. "Saya agak takut masuk ke tempat itu untuk bertemu imamnya karena buat saya masjid adalah tempat suci. Tapi tiba-tiba saya ingat pernah bertemua seorang perempuan berjilbab dan bertanya tentang Islam. Perempuan itu juga menyuruh saya ke tempat ini. Saat itulah saya punya keberanian masuk ke masjid," tutur Leiman.

Ia berhasil menjumpai imam masjid, yang mengundangnya untuk ikut salat berjamaah. Inilah titik perubahan hidup Leiman. Ia mulai rutin datang ke masjid setiap seminggu sekali pada malam hari. Makin sering ia datang, makin kuat dorongan untuk ikut salat di masjid. Akhirnya, hampir tiap waktu salat Leiman menunaikan salatnya di masjid kecuali saat Ashar dan Magrib karena saat itu ia masih berada di kantor.

Bulan November 1996, Leiman baru secara terbuka mengucapkan dua kalimat syahadat dan resmi menjadi seorang Muslim. Sejak itu, ia selalu salat Dzuhur dan Ashar sendirian atau berjamaah dengan sesama Muslim lainnya di sebuha masjid kecil di dekat tempatnya bekerja.

"Saya dengan bangga membawa sejadah saat berjalan di lorong kantor, dan menjawab pertanyaan setiap orang yang bertanya apa yang saya bawa. Setiap orang bertanya, saya jawab bahwa saya adalah seorang Muslim dan yang saya bawa adalah sajadah untuk alas salat," ujar Leiman bangga.

"Di meja kerja, saya juga menempelkan beberapa hiasan islami, termasuk di komputer saya yang selalu menggunakan gambar latar Ka'bah atau masjid," sambungnya.

"Sekarang saya seorang Muslim, saya tidak mau kembali ke masa saya menjadi seorang non-Muslim!" tandas Leiman. (ln/readingislam/iol)
sumber:http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/richard-leiman-al-quran-membimbingku-ke-jalan-islam.htm

Jack Ellis Walikota AS Yang Masuk Islam

Ketika Jack Ellis menyatakan masuk Islam pada bulan Desember 2007, pemberitaannya menghiasi berbagai media massa AS dan sejumlah media massa internasional. Tak heran jika keputusannya masuk Islam menjadi buah bibir, karena pada saat itu Ellis masih menjabat sebagai walikota Macon, negara bagian Georgia, AS.

Ellis yang semula menganut agama Kristen, hijrah menjadi seorang Muslim setelah bertahun-tahun mempelajari al-Quran. Ia mengucapkan dua kalimat syahadat dalam sebuah upacara kecil di Senegal, Afrika Barat. Setelah masuk Islam, Ellis mengurus status hukum perubahan namanya dari Jack Ellis menjadi Hakim Mansour Ellis. Ia tetap menggunakan nama keluarganya atas permintaan kedua puterinya.

Ellis pertama kali terpilih sebagai walikota Macon pada 14 Desemberr 1999 sampai tahun 2003. Ia kemudian terpilih kembali menjadi walikota Macon dan menjabat sampai bulan Desember tahun 2007. Ellis adalah warga kulit hitam pertama yang terpilih sebagai walikota Macon sepanjang 176 tahun sejarah kota itu.

"Saya kembali ke akar saya setelah bertahun-tahun melakukan perenungan," kata Ellis saat ditanya mengapa ia memilih pindah ke agama Islam.

Ia melanjutkan, "Mengapa seseorang menganut Kristen? Anda melakukannya karena Anda merasa melakukan hal yang benar ... Buat saya, hal itu bukan persoalan besar. Tapi orang banyak ingin tahu apa yang Anda yakini."

Ellis mengatakan, ia mempelajari al-Quran selama bertahun-tahun dan ia merasa menemukan tujuan hidupnya dalam Islam saat ia berkunjung ke Senegal, Afrika Barat. Menurut Ellis, nenek-nenek moyangnya sudah memeluk agama Islam sebelum mereka dibawa ke Amerika Utara sebagai budak.

Setelah menjadi seorang Muslim, ayah dari lima anak itu mulai membiasakan diri untuk menunaikan salat lima waktu dan secara rutin berkunjung ke Islamic Center di Bloomfield Road. Ellis mengaku bangga dengan kebebasan beragama di AS.

"Kami meyakini Rasulullah Muhammad saw sebagai Nabi terakhir, seperti kami meyakini Musa sebagai seorang Nabi," ujar Ellis.

Hakim Mansour Ellis lahir tanggal 6 Januari 1946 di Macon. Ia mengantongi gelar sarjana di bidang seni dari St. Leo College di Florida. Ellis pernah bertugas di dinas kemiliteran AS selama dua tahun dan ikut dikirim ke Perang Vietnam dalam Divisi ke-101 Angkatan Udara AS dengan pangkat Sersan. Atas jasa-jasanya di kemiliteran, Ellis mendapatkan sejumlah penghargaan antara lain tiga penghargaan Bronze Star dan penghargaan Purple Heart.

Ellis mengaku merasa jiwanya merasa tentram dan damai setelah masuk Islam. Ellis juga merasa tidak perlu menyembunyikan keislamannya dari publik yang telah memilihnya sebagai walikota Macon, walaupun keputusan memeluk Islam adalah keputusan yang sangat pribadi sifatnya,

"Ini adalah keputusan yang sangat personal, tapi saya juga memahami bahwa saya seorang publik figur. Sebagai walikota, saya pikir masyarakat berhak tahu apa yang saya yakin, dan sebagai orang yang beriman dan iman yang yakini sekarang adalan Islam," jelas Ellis.

Selama menjabat sebagai walikota Macon, Ellis dikenal sebagai sosok yang memberikan kontribusi besar bagi kemajuan kota itu. Ia menggunakan bantuan dari negara bagian dan Federal untuk membantu latihan kerja bagi anak-anak muda, membuat program pengarahan, penyuluhan, program usai sekolah dan program untuk mengurangi jumlah kriminalitas di kota itu.

"Saya tetap berbagi dengan keluarga besar saya, komunitas Macon yang mendukung saya ketika saya masih menjadi seorang Kristiani dan masih mempercayai saya hingga kini. Saya masih orang yang sama meski saya mengganti nama saya," tukas Ellis. (ln/iol)

sumber:http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/jack-ellis-walikota-as-yang-masuk-islam.htm

Konsep Trinitas Tak Masuk Akal, Kathryn Memilih Islam

Kathryn Bouchard dibesarkan dalam lingkungan keluarga Katolik yang moderat. Kedua orangtuanya adalah guru sekolah Katolik. Hubungan antar keluarg mereka terbilang akrab satu sama lain. Kathryn yang asal Kanada menghabiskan masa remajanya di London dan Ontario. Seperti penganut Katolik lainnya, ia pergi ke gereja setiap hari minggu, sekolah di sekolah Katolik hingga ke jenjang universitas. Kathyrn kuliah di Brescia University College, sebuah perguruan tinggi Kristen khusus perempuan yang berafiliasi dengan Universitas Western Ontario.
"Meski saya dibesarkan dalam lingkungan Katolik, orangtua mendorong saya untuk berteman dengan beragam orang dari berbagai latar belakang dan boleh menanyakan apa saja berkaitan dengan kehidupan dan agama," kata Kathryn.


Konsep Trinitas Yang Tak Masuk Akal

Ia mulai mempelajari agama-agama dalam usia yang relatif masih mudah ketika ia berusia 16 atau 17 tahun dan masih duduk di sekolah menengah. Kathryn mengatakan, ia tidak mau menjadi bagian dari sebuah agama hanya karena ia sudah menganut agama itu sejak ia dilahirkan. Itulah sebabnya, Kathryn tidak sungkan mempelajari beragam agama mulai dari Hindu, Budha sampai Yudaisme. Ketika itu, ia hanya sedikt saja mengeksplorasi agama Islam.

Alasan Kathryn mempelajari beragam agama, salah satunya karena banyak hal dalam ajaran Katolik yang tidak dipahami Kathryn. "Kami sering kedatangan pendeta di sekolah dan kami melakukan pengakuan dosa. Saya pernah bertanya pada seorang pendeta,'Saya betul-betul tidak paham dengan konsep Trinitas. Bisakah Anda menjelaskannya?' Tapi pendeta itu menjawab 'Yakini saja'. Mereka tidak memberikan jawabannya," tutur Kathryn.

Ia belum mendapatkan jawaban yang memuaskan tentang konsep Trinitas dalam agama Kristen, hingga ia di bangku kuliah dan mempelajari berbagai ilmu di seminari dan mempelajari teologi agama Katolik.

"Jika saya menanyakan tentang Trinitas, mereka akan menjawab 'ayah dan ibumu saling mencintai, ketika mereka memiliki anak, itu seperti tiga dalam satu dengan identitas berbeda'. Jadi, banyak sekali analogi yang diberikan untuk menjelaskan bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan dan menjadi anak Tuhan dan menjadi dirinya sendiri. Saya pikir banyak penganut Kristen yang menerima konsep ini tanpa memahaminya, " ujar Kathryn.

Ia lalu menanyakan konsep Trinitas ke beberapa temannya dan ia mendapat jawaban bahwa konsep Trinitas ada dan ditetapkan sebagai dasar kepercayaan dalam agama Kristen setelah Yesus wafat. Sebuah jawaban yang mengejutkan Kathryn, karena itu artinya semua dasar dalam ajaran Kristen adalah ciptaan manusia. Yesus semasa hidupnya tidak pernah bilang dirinya adalah anak Tuhan dan tidak pernah mengatakan bahwa dirinya Tuhan.

"Saya membaca Gospel Mathias pertama dan dalam Gospel itu Yesus tidak direferensikan sebagai anak Tuhan, tapi anak seorang manusia. Tapi dalam Gospel yang ditulis setelah Yesus wafat, banyak sekali disebutkan bahwa Yesus adalah anak Tuhan. Dan disebutkan pula bahwa ada alasan politis dibalik argumen konsep Trinitas," papar Kathryn.

Ia melanjutkan,"Saya juga menemukan bahwa Yesus berdoa dan memohon pertolongan pada Tuhan. Jika Yesus minta pertolongan pada Tuhan, lalu bagaimana Yesus bisa menjadi Tuhan. Ini tidak masuk akal buat saya."

Mengenal Islam

Setelah menyelesaikan studinya di Ontario, Kathryn pindah ke Montreal dan di kota ini ia bertemu dengan banyak Muslim dari berbagai latar belakang mulai dari Eropa, Afrika dan Karibia. Keberagaman ini membuka mata Kathryn bahwa pemeluk Islam ternyata berasal dari berbagai latar belakang kebangsaaan. Fakta ini mendorongnya untuk lebih banyak belajar tentang Muslim dan latar belakang mereka.

Kathryn mulai membaca banyak referensi tentang Islam. Tapi ia menemukan bahwa contoh-contoh ekstrim tentang Islam di internet sehingga ia sempat berkomentar "Saya tidak mau menjadi bagian dari agama ini (Islam)." Oleh sang ayah, Kathryn disuruh terus membaca karena menurut sang ayah, dalam banyak hal sering terjadi salah penafsiran.

Kathryn pun melanjutkan pencariannya tentang Islam. Ia bergabung dengan situs "Muslimahs", sebuah situs internasional yang beranggotakan para Muslimah maupun para mualaf dari berbagai negara. Dari situs inilah ia banyak belajar dan bertanya tentang Islam.

Kathryn mengatakan banyak hal yang ingin ia ketahui tentang ajaran Islam. Misalnya, apa saja persamaan dan perbedaan ajaran Islam dan Kristen, bagaimana posisi Yesus dalam Islam, siapa Nabi Muhammad, masalah poligami dan berbagai isu Islam yang muncul pasca serangan 11 September 2001 di AS.

Selama kuliah di Montreal, Kathryn belajar banyak hal tentang Islam. Ketika ia pulang ke London, orangtuanya mengira bahwa Kathryn hanya rindu kembali ke rumah dan bukan untuk memperdalam minatnya pada Islam. Kathryn lalu membeli al-Quran dan buku-buku hadist. Pada ayahnya, ia bilang bahwa al-Quran bukan buatan manusia, ketika membaca al-Quran sepertinya Tuhan sedang bicara pada kita.

"Anda merasa bahwa ada juga kebenaran yang ditulis dalam alkitab, tapi Anda tidak akan merasa bahwa itu semua tidak ditulis langsung oleh Tuhan. Sedangkan al-Quran, Anda akan merasakan kebenaran yang sesungguhnya," ujar Kathryn.

"Saya juga menemukan banyak ilmu pengetahuan yang sudah lebih dulu diungkap oleh al-Quran dan baru muncul kemudian dalam kehidupan manusia. Saya pikir, al-Quran diturunkan pada manusia dengan tingkat emosional dan logis. Islam mendorong umatnya untuk berpikir dan mencari ilmu," sambung Kathryn.

Kathryn pun mulai belajar salat, datang ke ceramah-ceramah agama dan mengontak masjid terdekat untuk mencari informasi apakah masjid itu punya program untuk orang-orang sepertinya dirinya, yang berminat pada agama Islam.

"Pertama kali saya masuk ke masjid, saya menangis. Saya merasakan ada energi yang begitu besar yang tidak saya rasakan ketika saya ke gerejat," kisah Kathryn yang kemudian belajar membaca al-Quran di masjid itu. Ia terus belajar dan bergaul dengan para warga Muslim. Sedikit demi sedikit, Kathryn bisa mengubah gaya hidupnya.

Ditanya apakah orangtuanya keberatan dengan perubahan dirinya. Kathryn mengaku butuh waktu cukup panjang untuk meyakinkan orangtuanya bahwa ia tidak menjauh dari keluarganya jika memeluk Islam.

Mengucap Dua Kalimat Syahadat

Kathryn mengungkapkan bahwa ia sendiri tidak pernah menyangka akhirnya memutuskan masuk Islam dan itu semua terjadi begitu saja. Saat itu, di bulan Juni tahun 2008, seperti biasanya ia datang ke pengajian mingguan di sebuah Islamic Center. Ia sama sekali berniat mengucapkan dua kalimat syahadat hari itu. Tapi ketika ia tiba di gedung Islamic Center, banyak sekali orang-orang yang telah ia kenal hadir.

Hari itu, tema pengajian adalah umrah. Banyak anak-anak muda Muslim yang datang dan menceritakan pengalaman mereka ikut umrah serta bagaimana hidup mereka berubah setelah umrah. Pengajian dibimbing oleh Dr Munir El-Kassem. Saat Dr El-Kassem bertanya apakah ada diantara para hadirin yang ingin mengajukan pertanyaan, Kathryn dengan spontan mengangkat tangan dan berkata,"Bisakah saya mengucapkan syahadat?" Kathryn sempat kaget sendiri dengan pertanyaan itu karena ia merasa tidak merencanakannya. Semua terjadi begitu saja, spontan.

"Seketika ruangan menjadi sunyi dan saya pikir Dr El-Kassem juga terkejut. Saya memang mengenakan kerudung setiap kali datang pengajian sebagai bentuk penghormatan saya pada Islam. Dr El-Kassem lalu meminta saya maju ke depan dan menceritakan di depan hadirin bagaimana saya bisa sampai pada Islam," tutur Kathryn.

Kathryn mengaku gemetar ketika mengucapkan dua kalimat syahadat. "Tapi saya merasa hati saya begitu lapang, penuh dengan cahaya ibarat sebuah pintu hati yang terbuka. Saya mereka sudah mengambil jalan yang benar," ungkap Kathryn.

Itulah hari bersejarah bagi Kathryn, hari dimana ia memulai kehidupan sebagai seorang Muslimah. Tahun pertama menjalankan puasa di bulan Ramadhan, diakui Kathryn sangat berat. Namun ia merasa bahagia setelah menjadi seorang Muslim. Kathryn mengaku hidupnyan lebih teratur, disiplin dan sehat karena ia tidak lagi makan daging babi dan minum minuman beralkohol. Kathryn juga mengatakan bahwa ia kini tahu apa sebenarnya tujuan dan mau kemana arah hidupnya. (ln/iol/readislam)
http://eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/konsep-trinitas-tak-masuk-akal-kathryn-memilih-islam.htm

Sulaiman Castro: Karena Islam Mengajarkan Kasih Sayang untuk Seluruh Umat Manusia

Rafael Castro, lahir dari keluarga Italia yang menganut agama Katolik yang cukup taat. Seperti penganut Katolik lainnya, sejak kecil Castro menjalani proses pembaptisan, komuni dan diwajibkan ikut dalam sekolah minggu. Ketika itu merasa nyaman menjalami kehidupan religinya.
Semuanya berubah ketika Castro berusia 12 tahun. Sang ibu yang tadinya rajin membawanya ke misa-misa keagamaan, tiba-tiba saja berubah 180 derajat. Ibu Castro yang sebelumnya menjadi pelayan gereja dan mengajari Castro ajaran Katolik menghentikan aktivitasnya dan melepas Castro untuk belajar sendiri dan memilih agam yang ingin dianutnya.

Perubahan yang tiba-tiba itu mengguncang psikologis Castro yang ketika itu beranjak remaja. Ia merasa kecewa dengan ibunya dan kepada Tuhan. "Bagaimana bisa Tuhan memberi saya keluarga yang mengajarkan agama yang dianut karena tradisi dan bukan karena terinspirasi dengan agama itu?" tanya Castro.

Menurutnya, sejak itu ia berhenti ke gereja, tidak percaya lagi dengan agama Katolik yang dianutnya dan mulai melupakan Tuhan. Saat itu, usia Castro baru 14 tahun.

Memasuki jenjang sekolah menengah atas, Castro mulai terusik dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengganggu hatinya. Setelah beberapa tahun melupakan Tuhan dan agamanya, Castro merasa tidak sanggup hidup tanpa keyakinan bahwa Tuhan itu ada.

"Seiring dengan pertambahan usia, saya makin dewasa dan menyadari bahwa hidup akan bermakna jika ada nilai lebih dalam setiap perbuatan yang dilakukan. Saya percaya ada Tuhan yang memberikan inspirasi bagi setiap aspek kehidupan yang terjadi," ujar Castro.

Pertanyaan sekarang, kemana ia harus mencari Tuhan, karena sudah lama Castro tidak lagi mempercayai agama Katolik yang dianutnya sejak kecil. Di sekolah, Castro punya seorang teman yang baik asal Indonesia. Temannya itu sering meminjamkan Al-Quran pada Castro. Tapi Castro belum terbuka hatinya, usia remaja yang masih labil membuatnya bersikap bias terhadap ajaran agama, termasuk agama Islam.

Ketika Castro mulai kuliah pada usia 18 tahun, ia malah tertarik mempelajari agama Yahudi. Castro menganggap Yudaisme sebagai agama monotheis yang sebenarnya, berbeda dengan ajaran Katolik yang sudah tidak diyakininya lagi.

"Saya belajar Yudaisme sekitar 7 tahun, bahkan mendaftarkan diri ke Yeshiva. Yeshiva adalah sekolah kerabbian dimana para siswanya harus mengenakan pakaian tradiosional Yahudi berwarna hitam, topi hitam dan jam belajarnya sangat panjang. Saya menyukai konsep belajar yang kaku di sekolah itu dan polemik yang jumpai dalam konsep kerabbian," aku Castro mengenang pengalamannya di Yeshiva.

Saat itu, Castro masih beranggapan bahwa Islam adalah agama yang membuat para penganutnya terbelakang dan menyukai kekerasan. Tapi pandangan-pandangan itu mulai luntur ketika Castro menonton beberapa film produksi Iran. Salah satu film yang ia tonton berjudul "The Colours of Paradise." Dari film itu Ia melihat bahwa Islam memiliki pandangan-pandangan yang luas dan sangat menghormati kemuliaan umat manusia.

"Saat ini, negara-negara Muslim mungkin tidak terlalu gemilang dalam sektor perekonomian atau kemiliteran. Tapi Islam lebih terdepan dalam masalah penghormatan terhadap martabat manusia dan pengorbanan diri sendiri untuk kepentingan umat yang lebih besar dibandingkan dengan negara-negara non-Muslim," imbuh Castro.

Dari pengetahuan itu, Castro mulai menyadari ada perbedaan besar antara Yudaisme yang dipelajarinya dengan Islam. "Yudaisme mengajarkan kasih sayang hanya untuk orang-orang Yahudi saja, sedangkan Islam mengajarkan kasih sayang untuk seluruh umat manusia, semua orang bisa menjadi seorang Muslim tanpa melihat latar belakang nenek moyang mereka. Dan ini terlihat jelas oleh sikap yang hangat dan keramahan yang bisa ditemui setiap orang jika datang ke masjid-masjid," tukas Castro.

Tapi yang paling menggerakkan hati Castro pada Islam adalah isi surat Al-Baqarah yang menurutnya sangat indah dan mengajarkan hal-hal yang sangat mulia. "Saya pikir, setiap orang membaca surat itu secara jujur mengakui bahwa hanya malaikat yang mampu memberikan inspirasi tentang pernyataan-pernyataan yang begitu indah yang berasal dari Tuhan," sambung Castro.

Castro dengan keyakinan penuh pada Islam, meninggalkan studi agama Yahudinya dan memilih masuk Islam. Setelah mengucapkan syahadat, ia memilih "Sulaiman" untuk namanya, sehingga nama lengkap Castro menjadi Rafael Sulaiman Castro untuk menunjukkan bahwa dirinya sudah menjadi seorang Muslim.

"Terima kasih untuk Islam yang telah mengubah hidup saya. Sebelum memeluk Islam, saya biasa tidur sampai siang setiap saya punya kesempatan untuk melakukannya. Sekarang, saya jadi terbiasa bangun pagi karena harus salat Subuh dan melakukan aktivitas lainnya setelahnya, sehingga hidup saya jadi lebih produktif," tutur Sulaiman Castro.

"Saya yakin Islam telah memberikan kehidupan baru buat saya, membuat saya lebih menghargai diri sendiri dan membuat saya bersikap lebih baik pada orang lain. Tiga hal yang sulit saya temukan di manapun. Setelah dua bulan memeluk Islam, saya mulai memahami bahwa Islam mengajarkan kita untuk menaklukkan hawa nafsu dengan berserah diri pada Allah Swt. Itulah kebenaran yang sejati," lanjut Castro.

Castro mengakui, keputusannya masuk Islam bukan tanpa pengorbanan. Ia harus kehilangan banyak teman, termasuk sikap keluarganya yang tidak bersahabat.

"Tapi akhirnya, keluarga saya mulai menerima keputusan saya dan saya juga mendapatkan teman-teman baru dari kalangan Muslim yang sangat membantu saya di masa-masa transisi," kata Castro.

"Saya memiliki pandangan-pandangan baru tentang hidup. Islam telah memberi kesempatan saya untuk memeluk Islam dan sebuah pengalaman hidup yang sangat berharga," tandas Castro menutup pembicaraan. (ln/iol)
http://www.eramuslim.com/berita/dakwah-mancanegara/sulaiman-castro-karena-islam-mengajarkan-kasih-sayang-untuk-seluruh-umat-manusia.htm