Kamis, 30 Agustus 2012

Lahirnya Nabi Isa 'Alaihisalam Tanpa Ayah, Allah juga Gambarkan Pada para Lebah Jantan

Nabi Isa bin Maryam, dari nama ini, kita sebagai muslim memahami bahwa beliau adalah seorang manusia yang lahir dan diciptakan Allah tanpa adanya proses pembuahan normal dari pertemuan sel sperma ayah dan sel telur ibu. Inilah kebesaran Allah.
Tapi apakah lantas Nabi Isa sah-sah saja dinisbatkan / digelari anak Tuhan ?

Qur'an pun memberi
penjelasan, bahwa ini adalah penciptaan yang mudah bagi Allah, sama halnya Allah menciptakan nabi Adam, tanpa ayah dan tanpa ibu.

Dan Allah berikan gambaran mudah buat manusia, semudah Allah menciptakan lebah pejantan yang lahir dari Ratu Lebah tanpa adanya pembuahan.

Semua lebah pejantan yang lahir di muka bumi terlahir hanya dari seekor induk tanpa peran pejantan. Dan semua itu terbukti bahwa setiap telur lebah yang tidak dirasuki bibit lebah jantan, pasti akan menetas sebagai lebah jantan.

Jadi dengan menggunakan logika nasrani, seharusnya lebah-lebah pejantan itu juga dianggap sebagai anak tuhan (Naudzubillah'i min dzaliik)

Sabtu, 25 Agustus 2012

YAHUDI DAN PERCATURAN DUNIA

Dalam pertemuan kali ini, kita mencoba untuk memaparkan perkara yang termasuk penting bagi penyadaran ummat ini, berkenaan dengan apa yang menjadi musuh Allooh سبحانه وتعالى dan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم; supaya kita bisa menjaga diri dan berhati-hati, dan pada akhirnya adalah agar kita selamat. Karena kaum Muslimin terkadang lalai (lengah), seperti mereka itu tidak merasakan sesuatu, padahal bisa jadi mereka telah menjadi korban, yang dapat membahayakan dirinya di dunia dan di Hari Akhir. Oleh karena itu, hendaknya kita waspada. Satu sama lain saling mengingatkan dan saling bergandeng-tangan menuju cinta dan ridho Allooh سبحانه وتعالى. Dengan demikian, judul bahasan kali ini adalah “Yahudi dan Percaturan Dunia”. Namun demikian, judul ini insya Allooh tidak akan keluar dari koridor Syar’ie, dan bukanlah sekedar berupa wawasan saja.

Seperti halnya orang yang bermain catur, maka dalam permainan itu ada maju, mundur, langkah ke samping kiri atau ke samping kanan. Ada yang menjadi raja, ada yang menjadi tentara (pion), ada yang menjadi benteng, ada perdana mentri-nya dan seterusnya. Dan kenyataan yang ada di dunia ini adalah kita (kaum Muslimin) dipermainkan antara lain oleh Yahudi. Kita mendengar berita setiap hari, khususnya orang-orang Palestina dimana negara mereka dicaplok oleh Zionis Israel. Dan dimana orang-orang Palestina setiap saat, mulai dari bayi-bayi, remaja, laki-laki ataupun perempuan, dewasa ataupun orang-orang lanjut usia, setiap hari mereka menjerit. Hanya saja kita tidak mendengar. Bahkan darah mereka tertumpah semau Zionis Israel. Itu terjadi setiap hari, dan setiap hari berjatuhan korban. Saat ini kita mengatakan “Itu kan terjadi di sana (Palestina)”, tetapi wahai kaum Muslimin, tidak sedikit dari kalangan kita yang mengatakan bahwa “Bisa saja kejadian seperti mereka itu akan terjadi di negeri kita Indonesia; atau sedang dalam proses menuju ke negeri kita”. Mengapa kita tidak berwaspada? Sudah disebutkan dalam Al Qur’an Surat Al Baqoroh (2) ayat 120 dan 217. Bila kita pahami ayat-ayat tersebut, maka kita akan tahu berita dari Allooh سبحانه وتعالى kepada kita tentang perilaku Yahudi itu. Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 120 berikut ini:

وَلَن تَرْضَى عَنكَ الْيَهُودُ وَلاَ النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ قُلْ إِنَّ هُدَى اللّهِ هُوَ الْهُدَى وَلَئِنِ اتَّبَعْتَ أَهْوَاءهُم بَعْدَ الَّذِي جَاءكَ مِنَ الْعِلْمِ مَا لَكَ مِنَ اللّهِ مِن وَلِيٍّ وَلاَ نَصِيرٍ Artinya:

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allooh itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allooh tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Jadi yang menjadi target mereka adalah: Bagaimana kita mengikuti (mengekor) mereka. Kalaupun kita tidak pindah ke agama mereka, tetapi yang penting adalah agar kita mengikuti mereka. Dalam ayat tersebut ada ancaman Allooh سبحانه وتعالى, bahwa siapa yang tetap mengikuti hawa nafsu mereka (Yahudi dan Nashroni), maka ia tidak berhak mendapatkan perlindungan dan pertolongan dari Allooh سبحانه وتعالى. Itulah berita dari Allooh سبحانه وتعالى, dan ayat tersebut sering diulang-ulang dalam Al Qur’an. Tetapi bukan seringnya diulang, melainkan marilah kita aplikasikan apa bentuk konkritnya dari kita mengerti dan memahami seringnya diulang ayat tersebut. Bukan saja sekedar kuantitas, tetapi juga secara kualitas. Kemudian perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 217 berikut ini:

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ اللّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ اللّهِ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ وَلاَ يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىَ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُواْ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُوْلَـئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ وَأُوْلَـئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Harom. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allooh, (menghalangi masuk) Masjidi Harom dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allooh. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” Itulah Yahudi dan Nashroni, mereka tidak pernah akan berhenti sampai Hari Kiamat, selama hayat masih dikandung badan, maka mereka tidak pernah berhenti memerangi kita ummat Islam. Dan barang siapa yang murtad karena pengaruh mereka, maka gugurlah amalannya di dunia dan di Hari Akhirat nanti, serta akan menjadi penghuni neraka selamanya. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

Hendaknya kita punya rasa takut dengan ancaman Allooh سبحانه وتعالى tersebut. Ayat itu memberikan pemahaman kepada kita (ummat Islam) bahwa kita ini semestinya dan harusnya sadar bahwa di sekeliling kita ini banyak tantangan. Jangan terlena, karena target mereka (Yahudi dan Nashroni) itu adalah agar : Ummat Islam musnah atau menjadi kaafir ! Untuk istiqomah tidaklah mudah, maka dipilihnya tema kajian ini adalah karena adanya 3 alasan yang menjadi latar belakang, yakni:

1. Agar kita (Ummat Islam) berhati-hati dan waspada. Yang kewaspadaan itu telah disinyalir oleh Allooh سبحانه وتعالى (seperti dalam surat Al Baqoroh (2) ayat 120 di atas), berkenaan dengan Yahudi dan Nashroni.

2. Kita harus selalu ingat (sadar) bahwa mereka (Yahudi dan Nashroni) selalu mengintai kita. Sehingga membahas tentang masalah ini adalah merupakan upaya agar kita bisa istiqomah.

Di dalam do’a yang diriwayatkan oleh Imaam At Turmudzy dalam Sunan-nya no: 2140 dan dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany, dari Shohabat Anas bin Maalik رضي الله عنه, beliau berkata bahwa adalah Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم memperbanyak do’a berikut ini: يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك “Ya muqollibal quluub, tsabbit qolbi ‘alaa diinik” (Wahai Yang membolak-balikkan hati, teguhkan dan tetapkanlah hatiku diatas dien-Mu), Maka, cara agar kita teguh adalah dengan selalu ingat, sadar dan waspada bahwa mereka (Yahudi dan Nashroni) selalu mengintai kita.

3. Upaya mengetahui kejelekan (kejahatan) Yahudi ataupun Nashroni ini, adalah agar kita bisa menyikapinya. Hendaknya kita mengambil pelajaran dari perkataan Shohabat Hudzaifah Ibnul Yaman رضي الله عنه dalam suatu Hadits yang panjang, sebagaimana diriwayatkan oleh Imaam Al Bukhoory no: 3606 berikut ini:

عن حُذَيْفَةَ بْنَ الْيَمَانِ يَقُولُ كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُونَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ الْخَيْرِ وَكُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنْ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرٍّ فَجَاءَنَا اللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ قُلْتُ وَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرٍ قَالَ نَعَمْ وَفِيهِ دَخَنٌ قُلْتُ وَمَا دَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَهْدُونَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ قُلْتُ فَهَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرٍّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ إِلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوهُ فِيهَا قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ صِفْهُمْ لَنَا فَقَالَ هُمْ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَّمُونَ بِأَلْسِنَتِنَا قُلْتُ فَمَا تَأْمُرُنِي إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

Artinya:

Dari Hudzaifah bin Al Yamaan رضي الله عنه berkata, “ Orang-orang bertanya pada Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم tentang kebaikan, sedangkan aku bertanya tentang kejahatan, karena takut hal itu menimpaku.”

Maka aku katakan, “Wahai Rosuulullooh, sesungguhnya dulu kita berada dalam kejahiliyahan (kebodohan) dan kejahatan, lalu Allooh datangkan pada kami kebaikan (–Islam –pent) ini, maka apakah setelah kebaikan ini akan datang kejahatan?”

Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Ya.” Aku bertanya lagi, “Apakah setelah kejahatan itu akan muncul lagi kebaikan?” Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Ya. Tetapi di dalamnya terdapat noda.” Aku bertanya lagi, “Noda apakah itu?” Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Yaitu suatu kaum yang berpedoman bukan dengan pedomanku. Kamu tahu dari mereka dan kamu ingkari.”

Aku bertanya lagi, “Lalu apakah setelah kebaikan itu akan muncul lagi kejahatan?” Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Ya. Yaitu para da’i (penyeru) kepada pintu-pintu jahannam. Maka barangsiapa yang memenuhi panggilan mereka, niscaya mereka akan mencampakkannya pada jahannam itu.” Aku bertanya lagi, “Wahai Rosuulullooh, gambarkanlah kepada kami tentang mereka.” Lalu beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Mereka adalah dari kalangan kita. Berkata dengan bahasa kita.” Aku bertanya, “Apa yang kau perintahkan padaku, jika hal itu menimpaku?”

Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Berpegang teguhlah dengan jama’ah muslimin, dan Imaam mereka (– kelompok yang berpegang teguh dengan Al Haq – pent).” Aku bertanya, “Jika mereka tidak punya jama’ah dan tidak punya Imaam?” Beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Maka tinggalkan semua golongan itu, walaupun kamu harus menggigit akar pohon sampai kamu mati, sedangkan kamu berada dalam keadaan demikian.” Oleh karena itu, upaya kita mempelajari tentang kejahatan Yahudi ataupun Nashroni, dimana mereka itu berperan dalam percaturan dunia di zaman sekarang ini adalah agar kita berhati-hati. Jangan-jangan bidikan mereka itu ditujukan kepada kaum Muslimin, antara lain kita kaum Muslimin di Indonesia ini. Jangan sampai kita lengah dan menjadi sasaran mereka. Sebagai Muqoddimah, dengan ini disampaikan bahwa:

1. Pemilihan itu adalah Hak Allooh سبحانه وتعالى.

Siapa yang dipilih menjadi Rosuul atau tidak menjadi Rosuul, itu adalah Hak Allooh سبحانه وتعالى. Kenapa Muhammad صلى الله عليه وسلم yang dipilih menjadi Rosuul terakhir, dan bukan dari kalangan Bani Isro’il, itu adalah Hak Prerogatif Allooh سبحانه وتعالى. Bukan kehendak manusia dan bukan hak manusia ! Sementara itu, Yahudi sangatlah dengki (iri) terhadap hal ini, sehingga bahkan di Internet ada program Anti Arabisasi. Padahal semua orang tahu bahwa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah orang Arab (suku Quraisy) dan Al Qur’an adalah berbahasa Arab. Demikian pula, penjelasan tentang Al Qur’an dan As Sunnah pun adalah dengan berbahasa Arab. Sehingga ketika dikatakan “Arab”, maka yang dimaksud adalah Islam. Dan program Anti Arabisasi itu yang dimaksud adalah program Anti Islam. Oleh karena itu, hendaknya kita mulai sadar akan hal ini, jangan mudah termakan oleh propaganda musuh-musuh Allooh سبحانه وتعالى. Dalil bahwa Pemilihan Rosuul itu adalah Hak Allooh سبحانه وتعالى, adalah sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al Hajj (22) ayat 75 :

اللَّهُ يَصْطَفِي مِنَ الْمَلَائِكَةِ رُسُلاً وَمِنَ النَّاسِ إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ

Artinya: “Allooh memilih utusan-utusan (Nya) dari malaikat dan dari manusia; sesungguhnya Allooh Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Jadi, Rosuul adalah dipilih oleh Allooh سبحانه وتعالى. Lalu kita mengetahui tentang adanya Malaikat Jibril, Mikail, Isrofil, Malakul-maut, Munkar-Nakir; maka itu semua adalah Allooh سبحانه وتعالى yang memilihnya. Kita tidak boleh membantah. Selanjutnya dari kalangan manusia, maka Allooh سبحانه وتعالى itu memilih Nabi Adam عليه السلام untuk menjadi manusia yang pertama. Lalu nabi-nabi dan rosuul dipilih dari kalangan Bani Isro’il ataupun dari kalangan Arab; maka itu semua adalah karena Allooh سبحانه وتعالى yang memilihnya. Tentang ayat tersebut di atas (Surat Al Hajj (22) ayat 75), maka para ‘Ulama Ahlus Sunnah menjelaskannya sebagai berikut:

Imaam Ibnu Katsiir رحمه الله mengatakan bahwa : “Allooh سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa Allooh سبحانه وتعالى memilih dari kalangan malaikat, utusan-utusan, sesuai dengan apa yang Allooh سبحانه وتعالى kehendaki. Dan kehendak itu adalah sesuai dengan kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى. Juga dari kalangan manusia, maka Allooh سبحانه وتعالى memilih untuk menyampaikan risalah-Nya. ‘Sesungguhnya Allooh سبحانه وتعالى Maha Mendengar dan Maha Melihat’, maksudnya adalah bahwa Allooh سبحانه وتعالى itu Maha Mendengar atas perkataan hamba-Nya. Maha Melihat terhadap mereka, dan Maha Mengetahui siapa yang berhak untuk dipilih-Nya dari kalangan mereka. Dan Allooh سبحانه وتعالى Maha Mengetahui siapa yang berhak menjadi Rosuul atau pemegang risalah, sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al An‘aam (6) ayat 124.” Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al An’aam (6) ayat 124 tersebut:

وَإِذَا جَاءتْهُمْ آيَةٌ قَالُواْ لَن نُّؤْمِنَ حَتَّى نُؤْتَى مِثْلَ مَا أُوتِيَ رُسُلُ اللّهِ اللّهُ أَعْلَمُ حَيْثُ يَجْعَلُ رِسَالَتَهُ سَيُصِيبُ الَّذِينَ أَجْرَمُواْ صَغَارٌ عِندَ اللّهِ وَعَذَابٌ شَدِيدٌ بِمَا كَانُواْ يَمْكُرُونَ

Artinya: “Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata: “Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allooh“. Allooh lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerosuulan. Orang-orang yang berdosa, nanti akan ditimpa kehinaan di sisi Allooh dan siksa yang keras disebabkan mereka selalu membuat tipu daya.”

Kemudian, Al Imaam Al Baghowy رحمه الله mengatakan bahwa: “Allooh سبحانه وتعالى memilih utusan-utusan-Nya dari Malaikat. Dan dari kalangan manusia, Allooh سبحانه وتعالى memilih para Nabi dan Rosuul, misalnya: Nabi Ibrahim عليه السلام, Nabi Musa عليه السلام, Nabi ‘Isa عليه السلام dan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan para nabi lainnya, yang Allooh سبحانه وتعالى turunkan kepada mereka; dan itu adalah ditengah-tengah orang-orang musyrikin. Maka Allooh سبحانه وتعالى memberitahukan bahwa pemilihan itu adalah atas kehendak-Nya terhadap makhluk-Nya. Dan Allooh سبحانه وتعالى Maha Mendengar perkataan mereka dan Mengetahui apa yang Allooh سبحانه وتعالى pilih dari Rosuul-Nya.”

Syaikh ‘Abdurrohmaan As Sa’di رحمه الله mengatakan bahwa: “Ketika Allooh سبحانه وتعالى menjelaskan kesempurnaan-Nya dan lemahnya berhala, dan bahwa yang berhak diibadahi hanyalah Allooh سبحانه وتعالى; maka berikutnya Allooh سبحانه وتعالى menjelaskan keadaan Rosuul dan perbedaan para Rosuul itu dengan makhluk lainnya. Yang membedakan mereka para Rosuul itu adalah keutamaan mereka.

Allooh سبحانه وتعالى memilih diantara Malaikat dan manusia sebagai utusan-utusan, agar mereka menjadi yang terbersih diantara manusia dan diantara malaikat. Termasuk bahwa mereka itu adalah yang mengandung sifat-sifat yang sangat terpuji dan berhak untuk dijadikan pilihan Allooh سبحانه وتعالى. Maka para Rosuul itu tidak bisa menjadi Rosuul, kecuali karena mereka itu menjadi makhluk pilihan Allooh سبحانه وتعالى secara mutlak.”

Dalam Surat Al Qoshosh (28) ayat 68, Allooh سبحانه وتعالى berfirman:

وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ مَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ سُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَى عَمَّا يُشْرِكُونَ

Artinya: “Dan Robb-mu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka*. Maha Suci Allooh dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia).” *] Bila Allooh سبحانه وتعالى telah menentukan sesuatu, maka manusia tidak dapat memilih yang lain lagi dan harus mentaati dan menerima apa yang telah ditetapkan oleh Allooh سبحانه وتعالى. Selanjutnya, nanti akan kita lihat bahwa mereka (Yahudi) itu, bukan saja mengatur manusia, tetapi bahkan para Nabi dan Rosuul-pun hendak mereka atur. Bahkan Allooh سبحانه وتعالى pun hendak diperintah oleh mereka. Maka ummat yang congkak adalah Yahudi, sebagaimana hal ini telah diberitakan oleh Allooh سبحانه وتعالى, yang dalil-dalilnya insya Allooh akan kita bahas berikutnya.

Syaikh ‘Abdurrohmaan As Sa’di رحمه الله mengatakan bahwa : “Merupakan kehendak Allooh سبحانه وتعالى lah misalnya bahwa Allooh سبحانه وتعالى memilih makhluk-Nya di darat. Kenapa si Fulan dipilih atau tidak dipilih. Perkara tertentu, waktu dan tempat tertentu; semuanya itu adalah Hak Prerogatif Allooh سبحانه وتعالى.”

Dalam kajian kita tahun yang lalu, pernah kita bahas sedikit tentang Yahudi dan bagaimana menyikapinya. Namun kali ini, coba kita pertajam bahasan kita, termasuk antara lain yang hendaknya kita sadari adalah bahwa Handphone (HP) kita bisa menjadi “panah” (sarana) bagi kaum Yahudi untuk menjauhkan kaum Muslimin dari Allooh سبحانه وتعالى. Bahkan permainan anak-anak kita yang “kecanduan” dengan teknologi – dan hampir kita semua yang punya anak bisa merasakan hal ini – maka hendaknya kita waspada. Bayangkan saja, hampir semua anak sekarang punya HP. Bila seorang anak diberi HP yang sedikit canggih, maka anak itu akan bisa chatting, SMS, atau internet-an atau facebook-an kemana-mana; dimana hal tersebut merupakan sarana yang sangat empuk untuk berma’shiyat pada Allooh سبحانه وتعالى, sementara basic (modal) aqidah dan dien anak-anak itu sangat-sangat lemah. Lalu menghadapi sekian banyak tantangan (ma’shiyat zina, musik dsbnya), maka jangankan si anak, bahkan orangtuanya pun ikut terjerumus. Na’uudzu billaahi min dzaalik.

2. Pokok-Pokok Kerusakan Bersumber dari Yahudi

Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 109 ini:

وَدَّ كَثِيرٌ مِّنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَوْ يَرُدُّونَكُم مِّن بَعْدِ إِيمَانِكُمْ كُفَّاراً حَسَداً مِّنْ عِندِ أَنفُسِهِم مِّن بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُمُ الْحَقُّ فَاعْفُواْ وَاصْفَحُواْ حَتَّى يَأْتِيَ اللّهُ بِأَمْرِهِ إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Artinya: “Sebahagian besar Ahli Kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma`afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allooh mendatangkan perintah-Nya*. Sesungguhnya Allooh Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

*] Maksudnya: Izin dari Allooh سبحانه وتعالى untuk memerangi dan mengusir orang Yahudi

Jadi, kebanyakan Ahli Kitab (Yahudi dan Nashroni) sangat senang (suka) seandainya hari ini atau besok atau lusa mereka dapat memurtadkan kaum Muslimin, setelah kaum Muslimin itu beriman maka kembali menjadi kafir. Mengapa? Hal ini adalah karena kedengkian dan rasa iri dalam jiwa mereka (Yahudi dan Nashroni) setelah jelas pada mereka itu “Kebenaran”. Yang dimaksud “Kebenaran” disini adalah diutusnya Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Padahal tentang hal ini telah ada dalam Kitab Taurat dan Injil mereka. Jadi tentang Al Islam telah diberitakan dalam Kitab Taurat dan Injil.

Mereka, Yahudi dan Nashroni sangat mengenal Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, seolah-olah seperti mereka mengenal anak mereka sendiri. Hal ini telah diberitakan oleh Allooh سبحانه وتعالى dalam Al Qur’an, yakni dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 146 berikut ini:

الَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءهُمْ وَإِنَّ فَرِيقاً مِّنْهُمْ لَيَكْتُمُونَ الْحَقَّ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Artinya: “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” Jadi mereka (Yahudi dan Nashroni) itu sangat tahu siapa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم dan apa itu Islam. Tetapi ternyata setelah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم muncul, mereka malah tidak mau meyakininya.

Pertama, karena hati mereka (Yahudi dan Nashroni) diliputi oleh rasa iri dan dengki. Atas rasa iri dan dengki itu mereka lalu menyatakan : “Mengapa Nabi Muhammad berasal dari orang Arab? Mengapa tidak dari kalangan Bani Isro’il?” “Bukankah selama ini yang menjadi Nabi selalu berasal dari kalangan Bani Isro’il?” Hal itulah yang menyebabkan mereka hasad (dengki dan iri). Oleh karena itu, hendaknya kita kaum Muslimin jangan sampai punya jiwa hasad (dengki), karena hasad adalah penyakit orang Yahudi. Kedua, karena mereka (Yahudi) mengikuti hawa nafsu. Banyaknya kerusakan di muka bumi ini adalah karena mereka mengikuti hawa nafsu.

Seperti disebutkan dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 120 diatas: “Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan (hawa nafsu) mereka.”, berarti mereka (Yahudi) tidak berpegang teguh pada Taurat, tetapi pada hawa nafsunya. Sebab jikalau mereka berpegang teguh pada Wahyu (Kitab Taurat), maka mereka adalah sama dengan kita (kaum Muslimin) karena sesungguhnya adalah bersaudara; yaitu pada masa Nabi ‘Isa عليه السلام mereka (Yahudi) semestinya menjadi Nashroni dan lalu pada masa Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, mereka seharusnya menjadi Islam. Kalau memang mereka itu mau mengikuti kebenaran. Tetapi karena mereka (Yahudi) mengikuti hawa nafsu, maka kedengkianlah yang terjadi. Juga pembangkangan dan permusuhan pun terjadi. Pada akhirnya darah pun tertumpah dimana-mana akibat hal tersebut. Ketiga, karena Tahriif. Orang Yahudi dan Nashroni suka men-Tahriif, yaitu mengubah, menganulir ayat-ayat dari Kitab mereka yakni Taurat dan Injil, agar sesuai dengan selera dan hawa nafsu mereka.

Hal ini adalah sebagaimana disebutkan didalam QS. An Nisaa’ (4) ayat 46, dimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman:

مِّنَ الَّذِينَ هَادُواْ يُحَرِّفُونَ الْكَلِمَ عَن مَّوَاضِعِهِ وَيَقُولُونَ سَمِعْنَا وَعَصَيْنَا وَاسْمَعْ غَيْرَ مُسْمَعٍ وَرَاعِنَا لَيّاً بِأَلْسِنَتِهِمْ وَطَعْناً فِي الدِّينِ وَلَوْ أَنَّهُمْ قَالُواْ سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا وَاسْمَعْ وَانظُرْنَا لَكَانَ خَيْراً لَّهُمْ وَأَقْوَمَ وَلَكِن لَّعَنَهُمُ اللّهُ بِكُفْرِهِمْ فَلاَ يُؤْمِنُونَ إِلاَّ قَلِيلاً

Artinya: “Yaitu orang-orang Yahudi, mereka merubah perkataan dari tempat-tempatnya*. Mereka berkata: “Kami mendengar”, tetapi kami tidak mau menurutinya**. Dan (mereka mengatakan pula): “Dengarlah” sedang kamu sebenarnya tidak mendengar apa-apa***. Dan (mereka mengatakan): “Raa`ina”****, dengan memutar-mutar lidahnya dan mencela agama. Sekiranya mereka mengatakan: “Kami mendengar dan patuh, dan dengarlah, dan perhatikanlah kami”, tentulah itu lebih baik bagi mereka dan lebih tepat, akan tetapi Allooh mengutuk mereka, karena kekafiran mereka. Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat tipis.”

*] Maksudnya: Mengubah arti kata-kata, tempat ataupun menambah dan mengurangi. **] Maksudnya: Mereka mengatakan “Kami mendengar”, tetapi sesungguhnya hati mereka mengatakan “Kami tidak mau menuruti.” ***] Maksudnya: Mereka mengatakan “Dengarlah”, tetapi sesungguhnya hati mereka mengatakan “Mudah-mudahan kamu tidak dapat mendengarkan (tuli).” ****] “Raa’ina” berarti: “Sudilah kiranya kamu memperhatikan kami”. Dikala para Shohabat Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menghadapkan kata ini kepada Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, maka orang Yahudi pun memakai kata ini dengan digumamkan seakan-akan menyebut kata “Raa’ina”, padahal yang mereka katakan saat itu adalah “Ru’uunah” yang berarti “Kebodohan yang sangat”, sebagai ejekan kepada Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم. Itulah sebabnya Allooh سبحانه وتعالى menyuruh supaya Shohabat-Shohabat Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menukar perkataan “Raa’ina” dengan “Unzhurna” yang artinya adalah sama dengan “Raa’ina” tersebut.

Jadi, firman Allooh سبحانه وتعالى ditukar-tukar oleh Yahudi. Sebagai contohnya, terdapat dalam Kitab Perjanjian Lama (Taurat), bahwa Nabi Ya’qub عليه السلام menurut mereka (Yahudi) adalah tukang tipu (penipu), karena berusaha merebut warisan dari Nabi Ishaq عليه السلام, dan seterusnya. Bayangkan, Nabi Ya’qub عليه السلام, hamba Allooh سبحانه وتعالى yang shoolih dituduh dengan cara yang keji seperti itu oleh Yahudi. Belum lagi tuduhan yang keji dari Yahudi terhadap para Nabi, hamba Alloh سبحانه وتعالى yang shoolih, seperti Nabi Musa عليه السلام dan Nabi Sulaiman عليه السلام, yang disebutkan oleh mereka (Yahudi) sebagai tukang sihir. Itulah yang disebut men-Tahriif (mengubah, mengganti dan menukar). Apa yang benar menjadi tidak benar dan menjadi rusak.

Selanjutnya, Syaikh ‘Abdurrohmaan As Sa’di رحمه الله mengatakan: “Siapakah Yahudi itu? Yahudi adalah para ‘Ulama yang sesat dari kalangan mereka; dimana mereka itu bisa mengubah lafadz ayat Kitabnya dan mengubah maknanya, atau bahkan mengubah kedua-duanya.” Hal ini dikarenakan mereka (Yahudi) adalah tukang makar (tukang tipu), sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Aali ‘Imroon (3) ayat 54:

وَمَكَرُواْ وَمَكَرَ اللّهُ وَاللّهُ خَيْرُ الْمَاكِرِينَ

Artinya: “Orang-orang kafir itu membuat tipu daya, dan Allooh membalas tipu daya mereka itu. Dan Allooh sebaik-baik pembalas tipu daya.” Haruslah dipahami bahwa makar Allooh سبحانه وتعالى itu bukan berarti bahwa Allooh سبحانه وتعالى itu jahat. Tetapi untuk menghadapi suatu kejahatan, maka Allooh سبحانه وتعالى itu Maha Mampu dan Maha Bisa mengalahkan kejahatan tersebut. Dan itu justru menunjukkan keperkasaan Allooh سبحانه وتعالى. Jadi walaupun orang-orang kafir (Yahudi maupun Nashroni) bermakar (menipu) untuk memalingkan manusia dari Kebenaran, namun Allooh سبحانه وتعالى Maha Perkasa untuk mengatasi makar-makar mereka. Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. At Taubah (9) ayat 32: يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Artinya: “Mereka berkehendak memadamkan cahaya (dien) Allooh dengan mulut (ucapan-ucapan) mereka, dan Allooh tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya, walaupun orang-orang yang kafir tidak menyukai.”

Sesudah Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم meninggal, maka yang tertinggal adalah Islam-nya. Dan supaya Islam menjadi padam, maka yang dirusak oleh mereka (Yahudi maupun Nashroni) adalah para pengikut Islamnya (yakni ummat Islam). Karena yang membawa mata rantai Islam sampai hari Kiamat adalah ummat Islam. Oleh karena itu, mereka (Yahudi maupun Nashroni) selalu berusaha menghancurkan ummat Islam, sehingga dengan demikian akan musnahlah Islamnya. QS. At Taubah (9) ayat 32 tersebut merupakan strategi dari musuh-musuh Allooh سبحانه وتعالى yang sudah diberitakan dan diaba-abakan oleh Allooh سبحانه وتعالى, yakni upaya mereka (Yahudi maupun Nashroni) untuk menjauhkan kaum Muslimin dari Islam. Buatlah orang Islam membenci Islam; maka dengan demikian Cahaya Allooh سبحانه وتعالى akan padam. Maka hendaknya kita kaum Muslimin waspada. Keempat, mereka (Yahudi) adalah sumber kerusakan, karena memang sudah diberitakan oleh Allooh سبحانه وتعالى bahwa mereka itu perusak.

Perhatikanlah firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Isroo’ (17) ayat 4 : وَقَضَيْنَا إِلَى بَنِي إِسْرَائِيلَ فِي الْكِتَابِ لَتُفْسِدُنَّ فِي الأَرْضِ مَرَّتَيْنِ وَلَتَعْلُنَّ عُلُوّاً كَبِيراً Artinya:

“Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Isroil dalam kitab itu: ‘Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar’.” Syaikh ‘Abdurrohmaan As Sa’di رحمه الله menjelaskan tentang ayat diatas bahwa : “Allooh سبحانه وتعالى sudah memberitahukan kepada mereka dalam Kitab mereka, bahwa pasti terjadi dari mereka (Yahudi) itu melakukan kerusakan dua kali, yakni dengan ma’shiyat dan dengan kesombongan. Yaitu sombong terhadap nikmat Allooh سبحانه وتعالى, dengan mereka merasa sebagai makhluk paling tinggi di muka bumi ini.”

Demikianlah, jadi Allooh سبحانه وتعالى telah memberitahu kepada kita kaum Muslimin bahwa orang-orang Yahudi itu akan membuat kerusakan di muka bumi. Maka wahai kaum Muslimin, janganlah kalian lengah dan lalai terhadap hal ini dan jangan mudah termakan oleh propaganda musuh-musuh Allooh سبحانه وتعالى. Dewasa ini, telah terdapat data-data bahwa Yahudi memprediksikan tahun 2012 ini akan terjadi huru-hara. Mereka telah memiliki rencana (skenario) bahwa manusia akan dimusnahkan, dan tinggallah mereka saja yang ada di muka bumi ini. Sehingga dari penduduk bumi yang kira-kira berjumlah 6-7 milyar orang, akan tersisa sekitar 500 juta orang saja dari kalangan mereka (sebagaimana hal ini tertera dalam Monumen Georgia Stone). Monumen Georgia Stone tersebut berisi 10 aturan dalam “New World Order”. Dalam baris pertama yakni: “1. Maintain humanity under 500,000,000 in perpetual balance with nature.” yang artinya 93% ras manusia harus dimusnahkan !

Bahkan mereka (orang-orang Yahudi itu) telah mempersiapkan bangunan kokoh sebagai tempat persembunyian mereka di bawah tanah untuk bertahan selama 60 bulan (sekitar 5 tahun) persediaan makanan, pada saat huru-hara tersebut terjadi. Kalau misalnya saja sampai hal itu terjadi, maka itulah bukti bahwa Allooh سبحانه وتعالى Maha Benar yang telah memperingatkan kita kaum Muslimin, bahwa pekerjaan Yahudi itu adalah merusak diatas muka bumi. Hanya saja kebanyakan kita kaum Muslimin tidak (belum) sadar, serta tidak waspada. Oleh karena itu segeralah kita bertaubat kepada Allooh سبحانه وتعالى, karena tidak bersegera untuk istiqomah (lurus) di jalan Allooh سبحانه وتعالى. Padahal kalau terjadi pembangkangan, terjadi kemunkaran, semestinya kita kaum Muslimin harus tetap istiqomah di jalan Allooh سبحانه وتعالى, sehingga mudah-mudahan kelak kita mati dalam keadaan yang husnul khootimah.

Orang-orang Yahudi itu juga sedemikian radikalnya, sehingga nabi-nabi mereka sendiri pun, mereka bunuh. Bayangkan, nabi-nabi mereka bunuhi. Banyak ayat-ayat Al Qur’an yang memberitakan tentang pembunuhan para Nabi oleh orang-orang Yahudi, antara lain adalah sebagaimana firman Allooh سبحانه وتعالى dalam QS. Al Baqoroh (2) ayat 61:

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَن نَّصْبِرَ عَلَىَ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنبِتُ الأَرْضُ مِن بَقْلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُواْ مِصْراً فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَآؤُوْاْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Robb-mu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu: sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya dan bawang merahnya”. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil sesuatu yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta”. Lalu ditimpakanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allooh. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allooh dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.”

Terlihat dengan jelas bagaimana perilaku orang-orang Yahudi tersebut terhadap Nabi mereka. Mereka (Yahudi) bahkan berani-beraninya “menyuruh” Nabi Musa عليه السلام. Padahal seharusnyalah kalau mereka itu orang yang beradab, tentunya tidaklah layak menyuruh kepada Nabi-nya; tetapi seharusnyalah mereka mengatakan: “Mari kita bersama-sama memohon kepada Allooh سبحانه وتعالى”, dan seterusnya. Jadi bukan dengan menyuruh kepada Nabi Musa عليه السلام, sebagaimana yang mereka lakukan.

Dalam ayat tersebut diberitakan bahwa mereka (Yahudi) itu dijadikan nista dan hina oleh Allooh سبحانه وتعالى, serta kemurkaan Allooh سبحانه وتعالى tertimpa atas mereka; itu adalah karena mereka (Yahudi) kafir, selalu mengingkari ayat-ayat Allooh سبحانه وتعالى, dan membunuh nabi-nabi mereka, serta berma’shiyat yang melampaui batas. Selanjutnya dalam kesempatan lain, insya Allooh akan kami sampaikan tentang perkara Kitab Talmud, yakni kitab yang mereka bikin atau karang sendiri, yang isinya sangatlah keji. Sejak tahun 1965 Kitab Talmud yang terdiri tidak kurang dari 24 jilid tersebut diterjemahkan dan barulah selesai penterjemahannya kedalam bahasa Ibrani, bahasa Inggris, lalu kedalam bahasa Indonesia beberapa tahun terakhir ini.

Maka perlu kaum Muslimin sadari, bahwa apabila tabiat Yahudi adalah seperti yang Allooh سبحانه وتعالى beritakan, dan kalau Kitab karangan mereka sudah tersebar ke seluruh penjuru dunia, maka tentu “virus” kerusakannya pun juga akan menyebar. Dan itu akan menjadi bahaya bagi kita kaum Muslimin. Dengan demikian, sudah semestinya kita kaum Muslimin memiliki sikap, sekalipun huru-hara yang mereka rencanakan itu belum terjadi, namun seharusnya kita sudah mulai berfikir. Karena orang-orang Yahudi secara rahasia, sejak abad ke-18 (tahun 1700-an), sudah menjalankan rapat-rapat rahasia yang dihadiri oleh berbagai negara, dimana mereka bersepakat untuk menghancurkan dunia. Maka hendaknya kita harus waspada, karena bisa saja kita menjadi korbannya, tanpa kita sadari.

Sekian bahasan kita kali ini sebagai Muqoddimah, mudah-mudahan pada kesempatan yang akan datang, insya Allooh akan kita bahas tentang Silsilah dari mulai Nabi Ibrohim عليه السلام sampai kepada Nabi Sulaiman عليه السلام dan Nabi Daawud عليه السلام. Karena sejak dari situlah ternyata Yahudi ber-makar dengan berbagai caranya di dunia ini.

TANYA JAWAB

Pertanyaan: Sebagai saran saja, bahwa dari analisa sosial yang ada dalam masyarakat Islam sekarang di Indonesia, maka ketidak pedulian atau sangat sedikitnya kewaspadaan mereka kaum Muslimin terhadap ancaman Yahudi seperti disebutkan diatas, barangkali disebabkan antara lain :

1. Pemahaman atas surat Al Faatihah (1) ayat 7, terutama kalimat Maghdhuubi (المَغضُوبِ) dan Adh Dhoolin (الضَّالِّينَ) adalah kurang dipahami oleh kaum Muslimin, terutama di Indonesia.

صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ

Artinya: “(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” 2. Sejarah keberagamaan sejak Nabi Adam عليه السلام sampai sekarang tidak tuntas disampaikan.

3. Maka bila pada pertemuan yang akan datang, insya Allooh akan dipaparkan bagaimana kondisi beragama dari zaman Nabi Ibrohim عليه السلام sampai periode Nabi Musa عليه السلام, lalu sampai kepada periode Nabi ‘Isa عليه السلام, dan pada akhirnya sampai kepada periode Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم; maka kami akan sangat berterima kasih.

4. Dan juga pasca periode Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, kita hanya mempelajari Islam sejak periode Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم sampai sekarang saja. Sementara, bagaimana perkembangan Yahudi, bagaimana peran Samiri, bagaimana pengubahan Kitab Taurat menjadi beberapa kitab di kalangan Yahudi maka hal itu tidak pernah kita pelajari atau tidak pernah disampaikan oleh para Ustadz.

5. Rupanya ada semacam ke-tabu-an di kalangan para penceramah (Ustadz) untuk menyampaikan ke-Tauhid-an Nabi Musa عليه السلام, Nabi Daawud عليه السلام, Nabi Sulaiman عليه السلام serta Nabi ‘Isa عليه السلام; yang sampai sekarang masih tersurat di Kitab Injil.

Itulah kiranya yang perlu kita dalami, dan kami sangat berharap, karena hal tersebut sangatlah mendasar, sehingga kita kaum Muslimin menjadi tahu (paham) bahwa apa yang dijelaskan diatas, ketika ada Konsili terakhir Yahudi di tahun 1935, Samuel Pieter salah seorang dedengkot Yahudi dari Jerman mengatakan: “Orang Islam itu tidak perlu sampai di-murtadkan, cukup mereka itu dijauhkan dari agamanya (Islam) maka itu sudah bagus.”

Perlu juga dibuat label-label, dan kemungkinan kalau kita bicarakan hal ini, maka akan terjadi kontra diantara ummat Islam sendiri, dimana kalau kita mau jujur, maka ternyata banyak sekali dana-dana Yahudi yang disalurkan kepada organisasi Islam di Indonesia. Ini kita harus berhati-hati. Dan kita harus berani mengatakan bahwa Lembaga A, organisasi B adalah antek-antek Yahudi. Pemusik ini, penyanyi itu, mereka itu adalah pecinta Yahudi dan seterusnya. Hal itu perlu disampaikan kepada ummat Islam di Indonesia.

Jawaban:

Terimakasih, usulan dan komentar tersebut bisa dijadikan masukan bagi kami untuk bahasan yang akan datang. Memang benar, kita ummat Islam di Indonesia dalam mengkaji dienul Islam sangatlah terbatas. Sejak kecil kita belajar dienul Islam sepekan paling lama 2 jam. Kalau seorang anak tidak disekolahkan di Pesantren atau Madrasah; maka paling hanya sekitar 2 jam saja ia itu belajar Islam dalam sepekannya. Artinya, porsi untuk mendasari seseorang dengan dienul Islam, sangatlah kurang di Indonesia ini. Maka sejak dahulu di masyarakat kita, yang diketahuinya itu hanyalah perkara sholat, shoum, zakat, haji (– itupun juga belum maksimal sesuai tuntunan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم –), sesudah itu maka selesai. Sehingga berbagai perkara seperti hukum Rajam, hukum potong tangan, hukum kepemerintahan didalam Islam, dan berbagai hukum lainnya itu sangat jarang bahkan hampir-hampir tidak pernah dibahas oleh kaum Muslimin di negara kita. Hal ini adalah karena porsi belajar Islam bagi kita kaum Muslimin di Indonesia itu sangatlah kurang (minim). Sehingga pada hakekatnya, ummat Islam di Indonesia ini seperti “kurang gizi” dalam perkara dien (agama).

Pertanyaan:

Menurut informasi agama, katanya Nabi Daawud عليه السلام beristrikan 99 orang. Sementara Nabi Sulaiman عليه السلام beristrikan tidak kurang dari 350 orang. Kalau itu benar, apakah ketika zaman itu terlalu banyak wanitanya ataukah kurangnya kaum laki-laki?

Jawaban: 1. Nabi dan Rosuul adalah ma’shum, terjaga dari salah dan dosa. 2. Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. Al Maa’idah (5) ayat 48:

لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنْكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا …

Artinya: “Bahwa Allooh jadikan setiap kaum itu ada syari’at, dan jalan masing-masing.”

Maksudnya adalah masing-masing kaum (di masa masing-masing Nabi) syari’atnya adalah berbeda-beda. Tetapi Aqidahnya adalah sama, yakni hanya menyembah Allooh سبحانه وتعالى. Laa Ilaaha Ilallooh. Tetapi Fiqihnya berbeda-beda. Kalau Nabi Daawud عليه السلام dan Nabi Sulaiman عليه السلام beristri (menikah) dengan sekian banyak wanita, maka itu adalah karena Syari’at yang berlaku di zaman ketika itu membenarkan atau membolehkan hal itu terjadi.

Sebagai contoh lain, misalnya pada zaman Bani Isroil, kalau mereka ingin bertaubat kepada Allooh سبحانه وتعالى maka mereka harus membunuh dirinya sendiri (bunuh diri). Sementara di zaman Islam, bila kita berbuat dosa (kesalahan), lalu ingin bertaubat maka tidak harus bunuh diri, cukup dengan bertaubat (memohon ampun) kepada Allooh سبحانه وتعالى dan menyesali perbuatan yang telah dilakukan serta tidak mengulangi perbuatan itu lagi, dan seterusnya. Hal ini menunjukkan bahwa Allooh سبحانه وتعالى sangatlah sayang kepada kita ummat Islam.

Pertanyaan:

Bila seseorang Muslim (mengaku Muslim) tetapi ia berperilaku seperti milat Yahudi atau Nashroni, apakah itu sudah bisa dianggap murtad, keluar dari Islam? Jawaban: Bisa jadi karena tabi’at seseorang itu munafiq, atau bisa jadi karena seseorang itu Jaahil (bodoh), yaitu ia mengaku Islam tetapi loyalnya kepada orang kaafir. Tetapi kalau ia tidak Jaahil, tentunya tidak akan terjadi demikian. Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam QS. An Nisaa’(4) ayat 138-139:

بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَابًا أَلِيمًا - الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِ الْمُؤْمِنِينَ..

Artinya: “Beritahukanlah kepada orang munafiq bahwa mereka berhak mendapatkan adzab (siksa) yang pedih. Yaitu orang-orang yang menjadikan orang-orang kaafir sebagai wali-wali mereka selain orang-orang yang beriman…”

Maka kalau ia mengerti atau beriman kepada Allooh سبحانه وتعالى, bahwa orang yang ber-wala’ (loyal) kepada orang kaafir adalah munafiq (nifaq besar), yang berarti ia telah murtad, keluar dari Al Islam; maka tentu ia tidak akan melakukan yang seperti itu. Orang munafiq yang demikian itu karena ia berada di tengah-tengah kaum Muslimin, tetapi hatinya bersama orang-orang kaafir. Dan sebetulnya ia pun dengan seperti itu menjadi kaafir. Oleh karenanya, hendaknya kita tahu indikator atau parameter kapan seseorang itu murtad, kapan seseorang itu mu’min (beriman),kapan seseorang itu Muslim, Munafiq atau Kaafir, dan sebagainya. Melalui ta’lim, melalui mengaji Al Qur’an dan Sunnah, maka kita menjadi tahu indikator dan parameter yang dimaksud, insya Allooh. Betapa pun mengkafirkan seorang yang sudah Muslim, maka itu adalah perlu kehati-hatian dan perlu tahapan serta tidak boleh sembarangan.

Mudah-mudahan Allooh سبحانه وتعالى selalu menunjukkan kepada kita jalan yang lurus, istiqomah diatasnya, serta semoga kita diberi kemudahan untuk menjalankan Syari’at Allooh سبحانه وتعالى ini, dan semoga Allooh سبحانه وتعالى jadikan kita sebagai penyeru kepada dien yang lurus ini. Alhamdulillah, kiranya cukup sekian dulu bahasan kita kali ini, mudah-mudahan bermanfaat. Kita akhiri dengan Do’a Kafaratul Majlis : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته Jakarta, Senin malam, 6 Dzulqo’dah 1432 H - 3 Oktober 2011 Ust. Achmad Rofi’i, Lc.M.Mpd.

Rabu, 22 Agustus 2012

Indonesia Memendam Misteri Atlantis

Atlantis adalah misteri yang menggoda para ilmuwan, dan kaum spritualis untuk menelisik kembali peradaban maju manusia yang, konon, hilang. Setidaknya, ribuan buku telah ditulis ihwal legenda itu. Pada mulanya adalah Plato (427-347 SM), filsuf Yunani, mencatat cerita soal benua hilang itu dalam dua karyanya, Timaeus dan Critias. Keduanya adalah karya terakhir Plato, yang ditulis pada 347 SM. Pada tahun sama pula Plato meninggal. Dikisahkan di kedua karya itu, Atlantis adalah kota dengan peradaban tinggi dan teknologi sangat maju.

 Atlantis, kata Plato, punya kekuatan maritim dahsyat, dan berada di depan “Pilar-pilar Hercules.” Tanahnya subur, rakyatnya makmur. Dia semacam surga di bumi, yang wilayahnya meliputi barat Eropa hingga Afrika. Plato mengatakan, Atlantis hadir sekitar 9.000 tahun sebelum mazhab Solon, atau 9.600 tahun sebelum zaman Plato hidup. Kejayaan Atlantis, kata Plato, mulai pudar setelah gagal menguasai Athena, negeri para dewa dan dewi. Petaka menimpa Atlantis sehingga pulau itu hilang ditelan laut dalam hitungan hari. Para penghuni yang selamat pergi mencari tempat baru. Atlantis akhirnya menjadi “surga yang hilang.” Memang, banyak orang ragu pada cerita Plato yang mirip dongeng itu. Tapi, seperti dijelaskan Alan Cameron dalam buku “Greek Mythography in the Roman World” terbitan Oxford (2004), mitologi adalah tiang bagi budaya elit bangsa Yunani. Meski banyak yang meragukan kebenarannya, tapi kisah itu bisa jadi refleksi peristiwa tertentu di masa lalu. Atlantis, misalnya, menjadi diskusi menarik setelah Zaman Pencerahan. Ada bantahan, parodi, hingga penjelasan ilmiah. “Tampaknya hanya di zaman modern orang-orang menganggap serius kisah Atlantis,” tulis Cameron. Ada yang menyebut cerita itu diilhami kisah masa lalu, seperti letusan Gunung Thera atau Perang Troya. Atau simak juga klaim bahwa Plato terilhami sejumlah peristiwa kontemporer di masanya, seperti runtuhnya dinasti Helike pada 373 SM. Atau, gagalnya invasi militer Athena atas Pulau Sisilia pada perang tahun 415-413 SM. 

Di awal peradaban moderen, kisah Atlantis itu dihidupkan kembali oleh para penulis aliran humanis di era Renaissance Eropa. Salah satunya Francis Bacon, yang menerbitkan esei berjudul “New Atlantis” pada 1627. Dalam tulisannya, Bacon melihat Atlantis sebagai suatu masyarakat utopis yang dia sebut Bensalem. Letaknya di pesisir barat benua Amerika. Penulis lain tak mau kalah. Olaus Rudbeck, melalui tulisannya pada 1679, beranggapan Atlantis berada di negara kelahirannya, Swedia. Negara itu disebut Rudbeck sebagai awal lahirnya peradaban, termasuk bahasa. Ilmuwan kenamaan Inggris, Sir Isaac Newton pun unjuk pendapat. Pada 1728, penemu teori gravitasi itu menerbitkan karya berjudul “The Chronology of the Ancient Kingdoms Amended.” Newton juga penasaran mempelajari penjelasan mitologis terkait Atlantis. Meski tak menyinggung khusus Atlantis, Newton memaparkan peristiwa bersejarah di sejumlah tempat, yang punya masa gemilang mirip Atlantis versi Plato. Misalnya, kejayaan Abad Yunani Kuno, Kekaisaran Mesir, Asuriah, Babilonia, Kuil Salomo, dan Kerajaan Persia. Mitologi Atlantis juga membuat rezim Nazi di Jerman terusik. Pada 1938, seorang pejabat tinggi polisi khusus Nazi, Heinrich Himmler, kabarnya membentuk tim ekspedisi ke Tibet. Soalnya, ada cerita Atlantis itu dibangun bangsa Arya, nenek moyang orang-orang Jerman. Misi itu gagal. Keyakinan Nazi itu belakangan diragukan sejumlah ilmuwan. Jejak di Nusantara Perburuan, dan spekulasi keberadaan Atlantis terus dicari sepanjang zaman. Sejumlah karya lahir, dan menunjukkan daerah tertentu diduga bagian dari ‘Kejayaan yang Tenggelam’ itu. Indonesia juga masuk dalam daftar spekulasi para peneliti dan peminat mitologi Atlantis. Misalnya, Profesor Arysio Santos dari Brazil. Dia geolog dan fisikawan nuklir. Lalu, ada ahli genetika dari Oxford, Inggris, Profesor Stephen Oppenheimer. Keduanya menduga wilayah Indonesia memendam sisa-sisa ‘Surga Yang Hilang’ itu. Santos menampilkan peta wilayah Indonesia dalam bukunya yang terbit pada 2005, “Atlantis: The Lost Continent Finally Found.” Benua hilang itu kemungkinan berada di sebagian Indonesia dan Laut China Selatan, demikian keyakinan Santos. 

Dalam karya itu, dia mengklaim telah melakukan riset perbandingan, seperti kondisi wilayah, cuaca, potensi sumber daya alam, gunung berapi, dan pola hidup masyarakat setempat. Dalam buku itu, dia berhipotesis, wilayah Nusantara dulunya adalah Atlantis. Bagi Santos, indikasi itu antara lain soal luas wilayah. Seperti dikatakan Plato, Atlantis “lebih besar dari gabungan Libya (Afrika Utara) dan Asia (Minor)”. Indonesia, oleh Santos, dianggap cocok dengan karakter geografi itu. Video wawancara Santos di laman YouTube, menampilkan dia tak ragu bahwa Atlantis benar-benar ada, dan bukan sekedar mitos. Santos menjelaskan mengapa selama ini para ilmuwan gagal menemukan Atlantis, dan ragu akan keberadaan kota yang hilang itu. “Karena mereka mencarinya di tempat yang salah. Mereka mencarinya di Laut Atlantis,” kata dia dalam wawancara di YouTube, seperti dimuat laman Hubpages. Anggapan Atlantis berada di Samudera Atlantis, memang logis. Namun, itu bukan lokasi yang tepat. “Atlantis berada di Lautan Hindia [Indonesia], di belahan lain bumi,” kata dia. Di belahan bumi timur itulah, peradaban bermula. Namun, kata dia, Samudera Hindia atau Laut China Selatan sebagai lokasi Atlantis hanya batasan. “Lebih pastinya di Indonesia,” lanjut Santos. Sebelum zaman es berakhir 30.000 sampai 11.000 tahun lalu, di Indonesia terdapat daratan besar. Saat itu permukaan laut 150 meter lebih rendah dari yang ada saat ini. Di lokasi itulah tempat adanya peradaban. Sementara, sisa bumi dari Asia Utara, Eropa, dan Amerika Utara masih diselimuti es. Pulau-pulau yang tersebar di Indonesia dianggap sebagai puncak gunung, dan dataran tinggi dari suatu benua yang tenggelam akibat naiknya permukaan air laut, dan amblesnya dataran rendah di akhir Masa Es Pleistocene. Itu terjadi sekitar 11.600 tahun lampau. “Itu adalah rentang waktu sama dengan dipaparkan Plato dalam dialog ciptaannya saat menyinggung Atlantis,” tulis Santos pada bagian pendahuluan di bukunya. 

Berbeda dengan keyakinan para peneliti sebelum atau pada generasi Santos, dia pun optimistis bahwa Indonesia, yang disebut sebagai bekas peninggalan Atlantis, menjadi cikal bakal lahirnya sejumlah peradaban kuno. Para penghuni wilayah yang selamat dari naiknya permukaan air laut dan letusan gunung berapi akhirnya berpencar mencari tempat-tempat. Mereka “pindah ke wilayah-wilayah yang kini disebut India, Asia Tenggara, China, Polynesia, Amerika, dan Timur Dekat,” tulis Santos. Penjelasan serupa juga dikemukakan penulis asal Inggris, Stephen Oppenheimer, dalam buku “Eden in The East: The Drowned Continent of Southeast Asia” (1998). Dia menulis suatu benua yang tenggelam akibat banjir bandang, dan naiknya permukaan air laut sekitar 7.000 hingga 14.000 tahun yang lampau. Wilayah yang tenggelam itu berada di wilayah yang kini disebut sebagai Asia Tenggara. Oppenheimer menyebut benua tenggelam itu sebagai Sundaland. Para penghuni yang selamat saat itu lalu menyebar ke berbagai tempat hingga ke Eropa, membawa budaya dan pola hidup mereka. Itu sebabnya Oppenheimer berasumsi asal-usul ras Euroasia di Eropa bisa ditelusuri di Asia. Oppenheimer pun yakin bahwa para penghuni Sundaland saat itu punya peradaban maju dari wilayah-wilayah lain. “Mereka sudah mengembangkan pola menyambung hidup, dari sekadar berburu binatang menjadi bertani, berkebun, mencari ikan, bahkan perdagangan melintas laut. Semua itu sudah dilakukan sebelum 5.000 tahun yang lampau,” demikian penggalan asumsi dari Oppenheimer. Sejarah selama ini mencatat induk peradaban manusia modern berasal dari Mesir, Mediterania dan Mesopotamia. Tetapi, menurut dia, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern berasal dari tanah Melayu yang sering disebut Sundaland, atau Indonesia.

 Apa buktinya? “Peradaban agrikultur Indonesia lebih dulu ada dari peradaban agrikultur lain di dunia,” kata Oppenheimer dalam diskusi bedah bukunya di Jakarta, Oktober 2010. Tentu, pendapat ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Universitas Oxford itu, memberi paradigma berbeda dari yang ada selama ini bahwa peradaban paling awal berasal dari Barat. Berbeda dengan Santos, Oppenheimer tak langsung menyimpulkan Sundaland adalah Atlantis. Dia sendiri mengakui butuh penelitian lebih lanjut, dan berharap ada kerjasama dengan peneliti di Indonesia, untuk menjelaskan Sundaland adalah Surga yang Tenggelam itu. Tapi, Oppenheimer meyakini Sundaland di wilayah Nusantara itu punya peradaban sangat maju di masanya. Ilmu semu? Pendapat Santos dan Oppenheimer mengenai jejak Atlantis dan Indonesia sebagai bekas pusat peradaban itu di satu sisi mengundang pesona. Tapi tak semua pihak percaya atas klaim itu. Menariknya, justru ilmuwan Indonesia sendiri mengkritik pandangan dua pengamat asing itu. Profesor Riset Astronomi dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, meragukan cerita Atlantis itu. Bagi Djamaluddin, kisah Atlantis itu hanya sekadar cerita, dengan nilai ilmiah yang minim. Penjelasan Atlantis yang dilontarkan para peneliti selama ini masuk dalam pseudosains, atau ilmu semu. Ini bukan ilmiah. Ini pseudosains. Antara cerita dengan fakta ilmiah itu bercampur di sana. Tapi kata Djamaluddin, Atlantis tak lebih dari sekadar cerita karangan Plato yang melegenda. “Kalau itu dijadikan fakta ilmiah sejarah geologi, Plato itu hanya berdasarkan pemahaman dia. Plato tak menyebutkan data,” jelas Djamaluddin. Peneliti lulusan lulusan Kyoto University, Jepang, itu juga menilai sejarah geologi tak memperlihatkan Indonesia adalah Atlantis. “Tulisan sejenis Santos ini sudah beredar lama. Itu hanya dugaan saja,” ujarnya. Bantahan lain, misalnya datang dari geolog senior dari BP Migas, Awang Satyana. Dalam satu acara bedah buku Santos, sekitar dua tahun silam, Awang mengatakan Santos tak mengajukan bukti dan argumentasi geologi. 

Sundaland, kata Awang, adalah paparan benua stabil yang tenggelam 15.000 – 11.000 tahun lalu oleh proses deglasiasi akibat siklus perubahan iklim. “Bukan oleh erupsi volkanik. Erupsi supervolcano justru akan menyebabkan musim dingin dalam jangka panjang,” ujar Awang. Bahkan soal migrasi manusia Sundaland ke sekujur bumi, kata Awang, berlawanan dengan bukti penelitian migrasi manusia modern secara biomolekuler. Pakar geologi dari Universitas Padjajaran, Oki Oktariadi, mengingatkan dugaan lokasi Atlantis bukan hanya Indonesia. Ada banyak wilayah seperti Andalusia, Pulau Kreta, Santorini, Tanjung Spartel, Siprus, Malta, Ponza, Sardinia, Troy, dan lain-lain. “Hasil penelitian terbaru oleh Kimura’s (2007) menemukan beberapa monumen batu di bawah perairan Yonaguni, Jepang yang diduga sisa-sisa dari peradaban Atlantis atau Lemuria,” demikian paparan Oktariadi dalam makalahnya yang berjudul “Benarkah Sundaland itu Atlantis yang Hilang?” Walau kebenarannya masih diragukan, bagi Oktariadi, penelitian itu punya nilai positif bagi Indonesia. Setidaknya, negeri ini lebih dikenal di dunia internasional, khususnya di antara para peneliti di berbagai bidang. Syahnan Tanjung

Senin, 20 Agustus 2012

Mind Control dalam Dunia Politik

UNTUK menjadi seorang ahli politik, seseorang individu itu harus mempunyai pakej lengkap dari segi ketrampilan, disiplin moral, gaya dan daya kepimpinan selain boleh dipercayai serta jujur. Itu adalah penilaian umum yang biasa diberikan kepada seseorang tokoh yang mencebur diri dalam arena politik. Namun terdapat satu sisi yang wajar diberi perhatian iaitu, seseorang yang terlibat dalam politik demokrasi perlu mempunyai kemahiran mempengaruhi orang lain kerana ia adalah salah satu daripada faktor penting yang membezakan antara pemimpin dengan pengikut. Ia adalah kemahiran yang sangat diperlukan dan ia adalah satu ‘faktor’.  

Setiap yang diucapkan oleh individu politik harus memberikan keputusan positif iaitu ‘dipercayai’ ‘diyakini’ dan jawapan-jawapan negatif yang selain itu tidak akan menjamin kejayaan seseorang ahli politik dalam melebarkan cita-citanya dalam kancah politik demokrasi sesebuah negara, organisasi atau dunia. Pengikut kepada parti-parti politik pula hanya akan berkata bahawa tokoh politik pujaan mereka itu hebat, berwawasan dan sebagainya. Pujian-pujian itu pula hanya diberikan berlandaskan ucapan-ucapan yang pernah keluar daripada tokoh itu dan tidak melihat secara keseluruhan terhadap prestasi perlaksanaan kepada ucapan-ucapannya itu. Namun, pengikut parti politik tidak pernah memikirkan mengapa mereka berfikiran sedemikian walaupun tidak berpijak kepada keseluruhan fakta. Para pengikut hanya mengangguk dan menerima setiap apa yang diucapkan tanpa berfikir mengenainya. 

Mengapa keadaan itu berlaku? Ramai yang tidak menyedari bahawa wujud istilah Mind Control dalam politik. Tanpa Mind Control, sesebuah parti atau individu politik tidak akan mampu bertahan menangkis pelbagai isu yang melanda mereka. Mereka dapat bertahan meskipun dibadai pelbagai isu kerana mereka telah mengikat minda para pengikut supaya menjadi taat serta taksub sehingga mengenepikan segala pertimbangan yang wajar. Melalui Mind Control, mereka menjadikan pengikut mereka taat dan tidak berganjak daripada terus memberi sokongan walaupun parti dan individu-individu (ahli politik) mereka dilanda pelbagai isu yang boleh menggugat kepercayaan orang ramai terhadap mereka. Hanya dengan menggunakan teknik-teknik mempengaruhi orang lain untuk menyemai persepsi orang ramai, seseorang individu politik itu dengan mudah akan dapat mengerahkan para pengikutnya menerima idea dan nilai-nilai yang ingin disampaikan dan diterapkannya. Ia termasuk sampai ke tahap mempergunakan para pengikut yang sudah sedia taksub untuk mencapai cita-cita politik mereka. 

Dalam memastikan semua itu berjalan lancar, seseorang individu politik itu harus mengetahui tatacara ‘pemasaran diri’ untuk meraih kepercayaan umum terhadapnya, ia adalah langkah pertama sebelum teknik-teknik psikologi digunakan secara optimum dalam mood yang halus. Ketika dalam fasa pengalihan psikologi, segala daya kognitif dan pemikiran kritis akan dikikis keluar daripada tingkat kewarasan seseorang pengikut. Ia dilakukan bagi mengubah persepsi seseorang pengikut sehingga tiada lagi pertikaian walaupun sebesar kuman terhadap ketua mereka, sehingga semua yang dilakukan disifatkan sebagai betul tanpa sebarang kelemahan. Apabila ia berlaku, seseorang pengikut tidak akan mampu berfikir secara bebas dan hanya mampu berfikir mengikut rentak yang disediakan oleh pemimpin politik mereka sahaja. Ringkasnya, pengikut akan berfikir mengikut acuan yang telah disediakan dalam ruang lingkup terhitung melalui idealisme retorik-retorik yang memukau ketakjuban dan ketaksuban.

 Pengikut juga akan gagal membezakan antara kepalsuan dan kebenaran selepas pemikiran diselubung dengan debu-debu yang menyelimuti kewarasan berlandaskan realiti. Pada tahap ini, realiti tidak akan dapat dilihat dengan jiwa yang bersih dan kebijaksanaan para pengikut akan mula terhakis perlahan-lahan dan akhirnya hilang. Dalam fasa itu, minda pengikut berada sepenuhnya dalam kawalan sang ahli politik. Pengikut akan mengangguk apabila keadaan memerlukan mereka mengangguk dan akan melakukan segala tindakan yang mempertahankan individu politik berkenaan. Apabila keadaan ini berlaku, pengikut juga tidak ubah menjadi seperti orang buta yang tidak dapat melihat walaupun celik. Proses pembuatan keputusan yang sepatutnya dibuat secara bebas oleh pengikut akan dikawal sepenuhnya oleh sang ahli politik, pengikut tidak akan mampu membuat keputusan sendiri melainkan bergantung sepenuhnya kepada sang ahli politik dalam apa sahaja keputusan meskipun keputusan itu boleh melingkupkan banyak perkara dalam nilai masyarakat. Pengikut yang tunduk kepada demokrasi akan ditelan hidup-hidup oleh demokrasi itu sendiri kerana tidak memahami demokrasi yang sebenarnya. Bilamana minda pengikut sudah berada dalam kawalan yang maksimum oleh sang ahli politik, maka semua arahan daripada individu politik itu akan dipatuhi sepenuhnya. Ibarat robot yang akan bergerak melakukan segala arahan setiap kali butang alat kawalan dipetik. Lebih parah, ibarat mayat hidup yang sudah hilang jiwanya. 

Parah apabila melakukan sesuatu yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan dan undang-undang. -- Coercive Mind Reset Dalam modul Mind Control yang diamalkan oleh para penggerak politik New World Order (NWO) yang berpaksikan Zionis, minda manusia boleh dikawal melalui kaedah pemaksaan minda. Melalui kaedah ini, minda akan dipaksa menerima segala idealisme yang cuba disogok oleh seseorang. Kaedah ini bagaimanapun akan gagal sekiranya individu yang cuba disogok itu pantas berfikir untuk mendapatkan jawapan terhadap persoalan-persoalan yang timbul semasa idealisme itu cuba diserapkan ke dalam pemikirannya. Sebagai contoh apabila minda cuba disogok dengan komunisme, seseorang akan dapat menerima idea itu sekiranya dia terus mengangguk terhadap setiap idea yang menguntungkan dan mengabaikan semua kesan buruk akibat komunisme yang bakal diterimanya. Seseorang akan menerima idea tersebut sekiranya hanya mementingkan keuntungan dunia melalui konsep memiliknegarakan harta yang memberi gambaran seolah-olah semua rakyat akan mendapat taraf ekonomi sama rata. 

Dalam hal ini, minda dipaksa menerima idea tersebut dalam mood yang lembut iaitu idea-idea yang hanya menerangkan kebaikan dan bukan kelemahan. Namun, apabila seseorang itu melihat kepada keseluruhan ideologi komunisme maka dia pasti akan melakukan pertikaian terhadap beberapa persoalan yang tidak dapat dijawab oleh komunisme itu sendiri. Apabila berlaku pertikaian, maka usaha pemaksaan minda akan terganggu dan boleh terhenti. Namun, komunisme itu hanya dijadikan sebagai contoh dari aspek yang boleh membuatkan seseorang itu mengangguk terhadap komunisme dan menolak ideologi itu secara tegas. Ia hanya dari segi ‘menerima’ dan ‘mempertikai’. Menerima tanpa berfikir secara keseluruhan, akan menyebabkan minda dikawal melalui pemaksaan. Jadi, apakah yang boleh menjelaskan kaedah pemaksaan minda itu dan bagaimana ia dilaksanakan? Pemaksaan minda adalah teknik memanipulasi daya kognitif seseorang. 

Melemahkan kognitif melalui satu sisi dan memperkuat persepsi pada sisi yang lain. Ia berlaku apabila persepsi menjadi lebih kuat berbanding kognitif. Ia berlaku apabila tiada keseimbangan antara kognitif dengan persepsi, dan ia tercetus dan berjaya dilaksanakan apabila persepsi menguasai keseluruhan tingkat pemikiran dan akal. Akal manusia dikuasai oleh persepsi dan bukan lagi kognitif. Hampir menyamai hipnosis, tetapi ia bukan hipnosis. Apabila minda berjaya dimonopoli oleh persepsi, maka keseluruhan keputusan yang dibuat oleh seseorang akan berlandaskan persepsinya terhadap sang ahli politik yang berjaya mempengaruhinya. Daya kognitif sudah berada pada tahap lemah (bukan sepenuhnya pupus) dan tidak lagi mampu untuk melakukan penilaian yang berlandaskan realiti terhadap sang ahli politik itu. Apatah lagi untuk mempertikai apabila daya kognitif menjadi begitu asing dalam tingkat kewarasan. Dalam persekitaran politik demokrasi, keupayaan mempengaruhi orang ramai adalah lesen besar kepada kekuasaan. 

Tanpa lesen ini, sesebuah organisasi politik atau individu politik itu tidak akan mampu berdiri kuat dalam demokrasi. Maka, propaganda harus dilakukan dan digerakkan bagi memastikan ia mampu mempengaruhi keyakinan dan kepercayaan orang ramai. Dalam proses propaganda inilah persepsi itu akan disemai. Adalah penting untuk mencari titik kelemahan dalam usaha menyemai persepsi. Kelemahan itu boleh sahaja berkisar mengenai masalah yang dihadapi oleh orang ramai yang berpotensi menjadi pengikut. “Get into their boat and let them do the row… You only have to say: Row-row-row your boat, and they will definitely row as you said.” – KAEDAH PERTAMA. Cara mempengaruhi orang lain adalah perkara yang sangat mudah. Seseorang pemain politik hanya perlu memahami masalah orang lain (bakal pengikut) dan masuk di sebelah orang itu untuk bermain dengan perasaan dan persepsi mereka. Andaikan bahawa anda adalah seorang pemain politik. Jika bakal pengikut itu mengalami masalah kewangan, maka jatuhkan hukuman bagi masalah itu terhadap pihak politik lawan. Hanya perlu memberitahu bahawa masalah kewangan yang dihadapinya itu adalah berpunca daripada pihak lawan anda. 

Maka, persepsi akan wujud dalam minda bakal pengikut itu bahawa masalah itu adalah berpunca daripada pihak lain, bukan disebabkan masalahnya sendiri yang tidak bijak menguruskan kewangan dan jika dia berfikir mengenai kesilapannya menguruskan hartanya sendiri, maka dia akan berfikir secara waras dan hanya akan meminta nasihat daripada ahli politik itu dalam konteks pengurusan kewangan sahaja. Untuk mengelak pengikut itu berfikir mengenai perkara itu, sang ahli politik akan berterusan mempengaruhi persepsi bahawa bakal pengikut anda terpaksa berhutang dengan bank kerana kadar faedah yang ditetapkan bank adalah berpunca daripada pihak lawan anda. Dalam keadaan ini, Blame Game digunakan secara serius terhadap pihak lawan bagi kepentingan politik yang akhirnya akan mewujudkan persepsi di minda bakal pengikut anda seperti yang anda harapkan. Dalam permainan ini, jika anda adalah ahli politik, maka anda hanya perlu masuk ke dalam masalah (boat) mereka dan menjadi sebahagian daripada mereka yang mengalami masalah yang sama. Setelah menguasai persepsi dan kemarahan mereka terhadap sesuatu pihak (iaitu musuh politik anda), maka merekalah yang akan mendayung (row) bot itu untuk anda sampai ke seberang (matlamat) anda. 

Dalam perkara ini, boat itu adalah isu. Row pula adalah kesan tingkah laku yang akan dilakukan oleh pengikut itu yang akan menjayakan cita-cita politik seseorang sang ahli politik. Seseorang pemain politik hanya akan duduk berehat di dalam bot tersebut dan pengikut itulah yang akan membawa pemain politik itu ke arah matlamatnya. Dalam hal ini, persepsi pengikut adalah faktor yang menjamin kejayaan Mind Control si pemain politik itu tadi. “Make them confuse with questions, then provide the answers.” – KAEDAH KEDUA. Persepsi tidak akan wujud selagi minda tidak dikelirukan. Bakal pengikut perlu melalui fasa keliru, ia wajib dilakukan sehingga mereka benar-benar keliru dan tersepit di celah-celah persoalan. Sekali lagi, andaikan bahawa anda adalah seorang pemain politik. Kekeliruan itu haruslah berpihak kepada bakal pengikut anda. Biar bakal pengikut anda keliru dengan masalahnya sendiri. Biar bakal pengikut anda terbelit dengan masalahnya sendiri. Biarkan dia berfikir bahawa yang membelit tubuhnya itu bukan disebabkan faktor-faktor lain, biarkan dia berfikir bersulam persepsi yang keliru bahawa masalah yang dihadapinya itu adalah disebabkan oleh pihak lain iaitu musuh politik anda. 

Langkah selanjutnya, anda perlu tutup segala peluang untuknya berfikir mengenai cara terbaik yang boleh membawa dia keluar daripada masalah itu. Jangan buka peluang untuk bakal pengikut anda berfikir mengenai jawapan lain yang boleh membawa dia keluar daripada keadaan itu. Sebaliknya, anda hanya perlu memaksa bakal pengikut anda menerima penyelesaian dan jawapan yang telah anda sediakan. Lontarkan idea anda kepadanya yang memihak kepada ideologi politik anda. Secara persepsi, bakal pengikut anda akan terus menjadi pengikut anda secara rasmi apabila dia berfikiran bahawa hanya dengan berjuang bersama anda sahaja barulah masalah yang dihadapinya itu akan selesai. “Keep them drowning, they will know that they need air with your help.” – KAEDAH KETIGA. Walaupun begitu, masalah yang dihadapi oleh pengikut itu tidak boleh lagi diselesaikan secara drastik selagi matlamat anda belum tercapai. Pengikut harus dibiarkan terkapai-kapai dalam masalahnya sendiri tanpa perlu menghulurkan pertolongan kepadanya. Ini kerana, pengikut anda akan terus bersama anda selagi dia tidak mendapat pertolongan seperti anda dijanjikan. Pengikut anda akan terus kekal bersama anda setelah persepsinya meyakini kata-kata anda. Dalam peringkat ini, pengikut akan melalui tahap ‘mind slave’ yang serius dan tidak perlu bimbang kerana ia menguntungkan anda. Pengikut anda yakin bahawa anda sahaja yang boleh membantunya keluar daripada masalahnya itu. Itu kelebihan yang anda ada.

 Dalam peringkat ini juga, pengikut itu akan melakukan apa sahaja perintah yang anda keluarkan. Pada masa itu juga, anda menguasai pemikiran mereka dalam tahap yang hampir berjaya walhal anda sendiri tidak tahu bagaimana mahu menyelesaikan masalah pengikut-pengikut anda dan juga masalah-masalah anda sendiri. -- Untuk tidak mahu menjadi mangsa atau hamba kepada demokrasi, persepsi haruslah diseimbangkan dengan daya kognitif. Seseorang yang hidup dalam persekitaran demokrasi wajar bijak dalam memahami apakah itu demokrasi. Demokrasi bukan semata-mata mengadakan pilihanraya untuk memilih kerajaan dari kalangan rakyat. Ia juga berkaitan kebebasan kita untuk berfikir, mempertikai setiap perkara tidak masuk akal yang cuba mempengaruhi kita supaya tidak mudah dipengaruhi. Bebas berfikir dan bersuara juga adalah demokrasi. Maka jika ada pemain politik yang mahu mempengaruhi anda, gunakan kebebasan demokrasi itu untuk mempertikai sebarang idea jika terdapat kesangsian. Andai ada keterangan jawapan yang ‘bersambung-sambung’ terhadap persoalan-persoalan maka ia boleh difikirkan untuk diterima sebagai jawapan.

 Sebaliknya, jika keterangan sebagai jawapan terhadap sesuatu persoalan itu kerap ada ‘terputus-putus’ maka, ia juga wajar difikirkan sama ada kita mahu menerimanya sebagai jawapan atau memutuskan ia sebagai penipuan dan pembohongan. Minda (bolehlah dipermudahkan sebagai akal dalam konteks ini) hanya akan dikawal sekiranya ia tidak digunakan untuk berfikir kerana fitrahnya juga adalah untuk membantu kita berfikir. Andai minda tidak digunakan untuk berfikir, maka ia akan mudah dikawal. Itu adalah syarat untuk terselamat dalam permainan ini. Hitung kembali dan buat ‘mind check-up’… adakah minda anda sedang berada dalam kawalan mana-mana pihak yang berkepentingan politik?

Gempa dan Tsunami Aceh hasil Uji Coba HAARP

Foto Satelit pada detik-detik terjadinya gelombang Tsunami di Aceh… Satelit yang ada di atas Aceh pada saat itu adalah suatu kebetulan?
Gempa & Tsunami Aceh hasil Uji Coba HAARP??? Sebagian besar orang menganggap Tsunami Aceh adalah bencana alam murni, sebagian kecil lainnya melihat “out of the box” bahwa tsunami adalah hasil rekayasa senjata thermonuklir Amerika yang diujicobakan. Salah satu dari mereka, M.Dzikron AM, dosen Fak Teknik Unisba menjelaskan hipotesa tentang hal ini, 1. NOAA, National Oceanic and Atmospheric Administration, beberapa kali merubah data magnitudo dan posisi episentrum gempa, serta kejanggalan tidak adanya peringatan pada ‘seismograf’ di Indonesia dan India. Secara sederhana, gempa selalu dipicu oleh apa yang disebut frekuensi elektromagnetik pada 0,5 atau 12 Hertz, dan bukan merupakan sebuah proses yang terjadi secara mendadak spt tsunami di Aceh. 2. Sebagian besar mayat yang ditemukan terbujur kaku dengan kulit berwarna hitam pekat, kematian akibat tenggelam tidak akan mengubah warna kulit sedemikian cepat dan sedemikian hitam, sebaliknya mayat-mayat hitam juga nampak pasca dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki.
3. Kapal-kapal perang Amerika berdatangan dengan cepat dan bertahan di Aceh selama beberapa bulan bukan sekedar memasukkan bantuan namun juga mengawasi wilayah laut agar peneliti Indonesia tidak turun ke sana. 4. Ditemukan sampah nuklir 2 bulan pasca tsunami di wilayah Somalia yang kemudian diungkap UNEP, yang diduga berasal dari Samudera Hindia. Penjelasan Jenis senjata HAARP yang digunakan diperkirakan disebut Warhead Thermonuklir W-53 dengan kekuatan 9 megaton ternyata dapat dengan mudah ditempatkan dalam wadah yang mirip diving chamber (alat selam dalam) yang biasanya digunakan dalam eksploitasi minyak. Wadah ini sekaligus melindunginya dari tekanan sebesar 10.000 pon per inchi persegi di dasar palung laut dalam. Bobot total dengan wadahnya kurang dari lima ton, sehingga dapat dijatuhkan dari buritan kapal suplai anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Metode teknologinya disebut SCALAR, yang menggunakan gelombang elektromagnetik untuk memanipulasi kekuatan alam.
Teknologi perusak berbasis gelombang elektromagnetik pertama kali dikenalkan saintis Rusia Nikola Tesla Saintis ini menjadikan bencana gempa di berbagai negara pada 1937 sebagai sampel penelitian. Selanjutnya, Tesla melakukan penelitian mengenai penciptaan alat yang mampu memunculkan gelombang frekuensi tinggi yang bisa memicu badai dan gempa tektonik. Setelah melalui berbagai penyempurnaan, alat itu mampu mengalahkan kekuatan Nuklir. Belakangan senjata pemusnah massal itu dikenal sebagai elektromangnetik SCALAR. Anehnya, rancangan Tesla ini kemudian hilang tak berbekas setelah ia meninggal dan muncul kembali dalam program HAARP, padahal ketika pertama kali ditawarkan kepada Pentagon, rancangan Tesla ini ditolak mentah-mentah. Menurut Bertell, AS sudah melakukan uji coba sejak puluhan tahun lalu. Negeri Paman Sam menggunakan Barium dan Lithium yang “dikirim” ke lapisan ozon dengan bantuan gelombang elektromagnetik ke langit negara-negara asia. Teori Bertell didukung Michel Chossudovsky yang berprofesi sebagai analis persenjataan global. Chossudovsky menuduh Pentagon sudah lama membuat senjata untuk memanipulasi cuaca. April 1997, menurut Menhan William Cohen, AS terpaksa menghadapi serangan senjata perubah cuaca dengan senjata sejenis. Demikian juga dengan penggunaan gelombang elektromagnetik pemicu gempa dan tsunami. Apa yang dijelaskan Bartell dan Chossudovsky sebenarnya berada di luar nalar logika kita, sehingga kita lebih percaya bahwa sebuah tsunami terlalu musykil dibuat dan dirancang oleh manusia. Namun bila kita memikirkan isu apa yang saat ini digadang-gadang oleh Amerika dan sekutunya, khususnya mereka yang terlibat dalam manipulasi Pemanasan Global, maka senjata HAARP bukan lagi cerita fantasy Hollywood, seperti orang-orang di seluruh dunia yang sebelumnya tidak pernah percaya pada Bom Atom yang dijatuhkan Enola Gay ternyata hasil rekayasa teknologi nuklir yang pada masa itu dianggap begitu canggih. Seperti kita ketahui HAARP (High Altitude Atmospheric Research Project) adalah senjata yang didisain untuk menciptakan bencana alam seperti gempa, badai dan tsunami. HAARP memiliki alasan sendiri untuk dijadikan sebagai kekuatan baru dalam isu pemanasan global, seperti dalam project teranyar mereka yang menggunakan ELF (Extremely Low Frequency) untuk menembus lapisan tanah dan es kemudian menghancurkan/melelehkan lempeng artik, melubangi ozon seperti yg sdh dijelaskan, membuat gempa spt di Haiti, China dan Korea, serta menciptakan ‘hurricane‘. . Simbol triple-six 666, One-Eye & Laut Terbelah ada di Museum Tsunami Aceh. *Makna dari simbol 666, One-Eye (Mata Satu) & Belitan Ular, … silahkan cari sendiri! Simbol Yahudi ada di Hotel Hermes Palace Banda Aceh…
Pernahkah kita mempertanyakan hal ini? Kalau belum silahkan pertanyakan segera! Atau pernahkah anda memperhatikan simbol-simbol bangunan, baju, topi, tas, film-film yang beredar ataupun bentuk bangunan-bangunan di Aceh, seperti hotel-hotel? Kalau belum, coba perhatikan. Dan… apa yang telah anda dapatkan? . Ternyata begitu banyak simbol-simbol ataupun gambar-gambar benda-benda diatas yang membentuk simbol-simbol Yahudi. Sebut saja logo Bintang David dan Mata Horus atau The All Seeing Eye. Sekurang-kurangnya ada dua gedung yang memakai simbol ini, yakni, Hermes Palace’s Hotel dan Aceh Eye Center. Dan pada produk pakaian yang beredar di Aceh antara lain pada produk ProShop, baik logonya yang bergambar kepala Setan (yang biasanya dijadikan simbol musik rock metal) maupun gambar-gambar grafisnya yang ada pada t-shirtnya maupun topinya. Gambar-gambar tengkorak organisasi ekslusif Kabbalah di Universitas Yale, Skull n Bones dengan sangat mudah kita dapatkan menempel di baju maupun tas kawula muda Aceh. Belum lagi simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing yang pernah membantu proses rehab-rekon pasca musibah internasional tsunami di Aceh tahun 2004 lalu. Bahkan ada mesjid yang mendirikan tiang-tiang bendera maupun menara-menara di depannya. Meskipun pemasangannya agak miring ke kiri. Lantas untuk apa tiang-tiang ini? Untuk memasang bendera-kah? Tapi kalau kita perhatikan, tiang-tiang bendera ini jarang dipakai bahkan tak pernah. Seperti yang penulis lihat di kampung halaman penulis. Seperti yang penulis ketahui, simbol pendirian tiang-tiang maupun menara di tengah-tengah atau di depan sebuah bangunan yang diagungkan (dihormati/dibanggakan) adalah kepercayaan Paganisme (penyembahan terhadap dewa-dewi). Amerika Serikat (AS) dan Vatikan contohnya. AS mendirikan Monumen Washington tepat di depan Gedung Putih, gedung pemerintahan AS atau disebut juga “Oval Office.” Sedangkan di Vatikan tepat di depan Gedung Khatolik Roma itu sendiri. Tiang maupun menara ini adalah pencitraan terhadap Phalus atau Obelisk, yang tak lain tak bukan adalah kelamin (maaf) pria, yang juga begitu diagungkan oleh ajaran ini. Untuk logo pada simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing bisa kita lihat pertamakali pada logo Uni Eropa, yakni lingkaran bintang pada organisasi tersebut yang sebenarnya adalah simbol cincin Saturnus, yakni dewa yang mereka agungkan. Pemasangan cincin ataupun tukar cincin pada prosesi pernikahan maupun pertunangan yang tak tertutup kemungkinan dilakukan di Aceh ini juga mengagungkan Saturnus. Lalu, logo UNDP. Perhatikan logo PBB di atas tulisan UNDP. Jika kita perhatikan ada 33 seksi pada bagian dalam logo PBB. 33 sendiri adalah angka yang paling disukai oleh organisasi Kabbalah, semacam Freemasonry. Logo Aceh Peace Resource Center (APRC) juga bersimbol cincin Saturnus.
Seorang teman pernah mengatakan apalah arti sebuah simbol sehingga harus kita, umat Islam, harus mempermasalahkannya. Menurutnya masih banyak hal lain yang mesti dikaji. Dari buku “54 Cara Hancurkan Israel” dijelaskan kalau ternyata peran simbol-simbol Zionis Israel ini juga penting bagi kelangsungan hidup negeri penjajah itu. Karena ini adalah salah satu bagian dari alat propaganda mereka. Singkatnya, dengan memakai simbol-simbol Zionis Israel tersebut baik pada tas, topi, pakaian, dan lain sebagainya, maka, kita secara tidak langsung telah mendukung eksistensi negara teroris itu di Palestina dan juga secara tidak langsung kita, umat Islam, telah menyiratkan rasa bangga memakai simbol-simbol negara teroris pembunuh bayi-bayi Palestina tersebut. Apalagi selanjutnya? Organisasi charitas Zionis Yahudi seperti Lion Club dan Rotary Club juga pernah “bergentayangan” di bumi Aceh. Dari beberapa literatur disebutkan bahwa kedua organisasi ini adalah milik Freemasonry
Menurut almarhum ZA Maulani, yang sempat menjabat Kabakin Intelijen Indonesia ini, Rotary Club merupakan organisasi charitas ekslusif. “Disebut eksklusif, karena charter Rotary Club secara eksplisit membatasi jumlah anggotanya sesuai dengan jumlah bidang bisnis dan profesi yang ada pada masyarakat setempat. Rotary Club mengadakan konvensi tahunan yang laporan anualnya menjadi bahan masukan untuk bahan pengembangan strategi bagi gerakan Freemasonry Internasional.” Tentu saja pernyataan ini bisa dijadikan landasan persamaan terhadap kegiatan Lion Club. Jika masih belum percaya silahkan baca buku karangan Muhammad Fahim Amin berjudul “Rahasia Gerakan Freemasonry dan Rotary Club,” yang diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar . Untuk film yang beredar di Aceh pun banyak yang memakai simbol-simbol Pagan ini di dalam filmya. Utamanya film-film kartun yang beredar di kios-kios VCD di Aceh. Lihat saja film kartun Death Note, yang bercerita tentang ambisi Light Yagami yang ingin menjadi the god of the new world (tuhan dari dunia baru), sebuah keinginan yang ingin dicapai oleh Bush dan konco-konconya yang kini dilanjutkan oleh Obama dan organisasi Pagan-Kabbalah seperti Freemason, Illuminati maupun Zionisme. Kemudian, film kartun Ragnarok: The Animation. Film kartun produksi Jepang ini juga sarat memakai istilah-istilah ajaran Pagan-Kabbalah yang kini sudah bersemi baik di AS maupun Eropa juga Asia. Simbol dewa Horus bisa kita perhatikan pada brosnya salah satu karakter kartun ini bernama Yuufa.
Film-film produksi Disney’s juga memakai simbol-simbol ajaran penyembah Lucifer ini pada setiap filmnya. Seperti diketahui, Disney’s sendiri adalah milik Zionis-Yahudi, yakni gembong para pengusung ideologi Pagan-Kabbalah. Walt Disney sendiri yakni pendiri Walt Disney’s Company adalah seorang Freemason derajat 33. Film-film produksi Disney’s ini sangat berbahaya di tonton oleh anak-anak karena mengajak mereka menyelesaikan setiap persoalan dengan sihir. Salah satu majalah yang dikeluarkan oleh Disney’s adalah Witch Magazine. Majalah remaja yang mempunyai oplah yang cukup besar ini sekurang-kurangnya telah diterjemahkan ke dalam 20 bahasa. Untuk mengelabui pembacanya, Disney’s memberikan titik pada setiap hurufnya menjadi W.i.t.c.h. dan di setiap titiknya dimasukkan lima simbol Zionis-Yahudi, yakni Mata Horus, Segitiga Illuminati, Circle with a Dot (Lingkaran dengan titik ditengahnya, yakni melambangkan wanita), lalu simbol zodiak Pisces dan satunya lagi masih membingungkan penulis. Dan salah satu karakternya diceritakan berumur 13 tahun (sebuah angka yang menunjukkan ketigabelas suku bangsa Yahudi). Simbol-simbol seperti ini juga muncul di drama anak—kalau tak salah penulis—di produksi oleh BBC, berjudul Teletubbies, yang juga sempat beredar di Aceh dalam bentuk VCD. Pada awal filmnya, coba perhatikan, pasti selalu diawali oleh terbitnya matahari berwajah bayi manusia. Matahari berwajah manusia ini adalah simbol Dewa Matahari bernama Ra, yang perayaan penyembahannya diadakan setiap tanggal 25 Januari. Setiap tokohnya sendiri juga memakai simbol-simbol ajaran pagan Yahudi ini diatas setiap kepala mereka. Sebut saja Tinki Winki yang memakai simbol piramida Illuminati yang terbalik, Dipsi memakai simbol kejantanan, yakni Phalus, Lala memakai simbol ikan Pisces dan Po memakai simbol kewanitaan, yakni Circle with a Dot. Logo Teletubbies adalah Mata Horus, yakni mata satu, matanya Lucifer (Dajjal) dan tulisan T-E-L-E-T-U-B-B-I-E-S sendiri berjumlah sebelas, salah satu angka favorit Kabbalah. Jika 11 dikali 2 maka akan diperoleh angka 22 dan jika dikali 3 akan diperoleh angka 33. Lagi-lagi angka favorit mereka! Jika kita jeli, maka simbol-simbol dan angka ajaran pagan Yahudi ini begitu banyak bertebaran di Bumi Seramoe Mekkah ini. Meskipun di Aceh Majalah W.i.t.c.h. ini belum terbit, tapi ada satu produk majalah Disney’s yang terbit di Aceh yakni Album Donal Bebek yang diterbitkan oleh Kompas-Gramedia. Di album ini, ada satu kisah tentang seorang penyihir tua bernama Madam Mikmak yang selalu dapat menyelesaikan setiap persoalan lingkungannya dengan sihir. Selain itu ada lagi satu karakter lainnya yang selalu disandingkan dengan Paman Gober. Yaitu Mimi Hitam. Dalam salah satu kisahnya, demi menghilangkan kutukan sial dari sebuah batu rubi, Donal mengontak Mimi Hitam untuk menghilangkan kutukan tersebut. Mimi Hitam sendiri adalah seorang dukun yang ingin memiliki koin keberuntungan milik Paman Gober. Perilaku ini lazim terjadi pada sebahagian masyarakat Indonesia yang percaya mitos dan pergi ke dukun untuk minta pertolongan keselamatan. Ini sungguh merusak aqidah! Semoga saja masyarakat Aceh menyadari bahaya perusakan aqidah oleh Yahudi tersebut. Bagi yang ingin tahu lebih jelas lagi silahkan baca tulisan berjudul “Mickey Mouse Leading Kids to Hell” di situs Illuminati-news.com atau baca artikel berjudul “The Skill of Lying, the Art of Deceid: the Disney Bloodline” di situs Theforbiddenknowledge.com. Kehadiran Yahudi di Aceh di mulai ketika kapal Vereenigde Oostindsche Company (VOC) merapat di dermaga Aceh. Setidaknya inilah sedikit keterangan yang bisa dijadikan patokan terhadap kehadiran mereka di Aceh. (Sebagai catatan, Indonesia memiliki untaian pulau kurang lebih dari 13000 pulau dan Indonesia memiliki 33 propinsi. Di dalam ajaran Pagan Yahudi, Kabbalah sendiri, angka 13 dan 33 memiliki arti yang sangat spesial). Setelah menjejaki kakinya di Aceh, orang-orang Yahudi ini pun mulai mendirikan sebuah Lodge (Loji) Freemasonry bernama Loji Prins Frederick yang kini menjadi sebuah sekolah menengah atas SMAN 1 Banda Aceh. Menurut Dr Th Steven (1994), gedung loji Vritmeselarij itu telah digunakan sejak tahun 1878. Selain bukti kedatangan VOC di atas, bukti lain yang juga dapat menguatkan penelusuran ini adalah perkataan orangtua Aceh dulu, “Otakmu seperti Yahudi.” Bukti lainnya adalah adanya batu nisan yang ditulis dengan bahasa Ibrani dan gambar Bintang David, seperti simbol bendera Israel di batu nisan tersebut. Tabloid Kontras pernah dalam sebuah kesempatan menelusuri isu ini. Menurut informasi dari tabloid tersebut, lokasi batu nisan di atas dapat dilihat di dalam komplek pemakaman Belanda, Kerkouf. Lantas adakah kota di Kutaraja ini yang dijadikan basis mereka? Untuk saat ini penulis masih belum banyak menemukan bukti mengenai hal itu. Tapi, ada satu daerah yang sempat dijadikan oleh orang Belanda sebagai perkebunannya. Daerah itu adalah Blower. Dahulu, masyarakat Aceh mengenalnya dengan nama Bulchover, yaitu nama pemilik perkebunan ini yang tak lain tak bukan adalah seorang berkebangsaan Belanda. Dan tak tertutup kemungkinan kalau Bulchover ini adalah beragama Yahudi. Lambat laun nama ini berubah menjadi Blower. Pemaparan lengkap tentang asal mula kota Blower ini silahkan baca di Tabloid Kontras bertema “Jejak Yahudi di Aceh.” Selain bukti-bukti di atas, adakah bukti-bukti lain?. Kantor Berita Antara pada tanggal 12 September 2007 lalu sempat menurunkan laporan tentang niat seorang pengusaha Yahudi bernama George Soros yang ingin berinvestasi di Aceh dengan menggarap 20000 hektar perkebunan kelapa sawit. Informasi ini sendiri berasal dari Gubernur Irwandi Yusuf yang saat itu berada di New York, Amerika Serikat (AS). Berita ini langsung ditanggapi oleh media massa di Aceh maupun Nasional. Namun, entah karena banyaknya penolakan dari masyarakat Indonesia, pialang Yahudi yang sempat membuat perekonomian negara-negara Asia Tenggara (termasuk Indonesia) ini menjadi morat-marit tertimpa krisis finansial pada 1997 inipun akhirnya membatalkan niatnya tersebut.
Di dalam pemerintahan Gubernur Irwandi Yusuf sendiri hadir orang Asing yang menjadi penasehatnya. Sebut saja LeRoy Hollenbeck. Pria asal Amerika Serikat (AS) ini telah lama hadir di dalam Pemerintahan Aceh, semenjak Pj Gubernur Azwar Abu Bakar. LeRoy awalnya bekerja di BRR NAD-Nias kemudian diperbantukan di Pemda Aceh (Modus Aceh, Februari 2008). Masih menurut sumber yang sama, LeRoy juga diduga agen intelijen AS, CIA (Central Intelijen Agency) untuk Aceh. Selain LeRoy, tercatat ada tiga lainnya yang bersama Gubernur Irwandi. Seperti Reenata Korber (warga Austria), William Ozkaptan yang bertindak sebagai Koordinator Badan Narasumber Damai Aceh atau Aceh Peace Resource Center (APRC). Ia juga warga AS. Yang membuat aneh adalah hadirnya seorang pria asal Australia bernama Dr Damien Kingsbury. Track record-nya jelas, dosen senior pada Deakin University ini juga ikut terlibat dalam memerdekakan Timor Timur (kini Timor Leste) dari Indonesia pada 1999, silam. Ia pun sempat dideportasi oleh pihak imigrasi lantaran masuk ke Aceh lewat jalur ilegal pada November 2007 lalu. Melihat track record-nya dalam memerdekakan Timor Timur, bisa jadi ia punya misi pertolongan yang sama terhadap Aceh. Tanggal 27 Maret 2008, Tabloid Intelijen menurunkan sebuah laporannya tentang sebuah operasi intelijen internasional bernama Hawk Eye. Hubungannya dengan Aceh adalah operasi ini bakal digelar disini yang berbasis di Pulau Weh, Sabang. Digunakannya Sabang sebagai basis mereka antara lain, karena Sabang memiliki pelabuhan yang akan digunakan sebagai Pelabuhan Bebas. Operasi ini sendiri dikabarkan bakal melibatkan Badan Intelijen Israel Mossad, CIA, M11, dan Scotland Yard. Salinan agak lengkap tentang mengapa operasi ini harus dilakukan di Sabang adalah sebagai berikut: “…Mereka mengincar Pelabuhan Sabang karena Pemerintah Filipina menutup pangkalan militer AS, Clark and Subic. Ditambah lagi semakin meningkatnya perdagangan di Pelabuhan Benghazi, Libya. Oleh pihak Rusia, pelabuhan ini dipakai sebagai tempat menyuplai persenjataan ke beberapa negara di Timur Tengah. Dalam kondisi ini, Hawk Eye berada di Bhosporus, Turki. Posisi ini sangat timpang karena kontrol komando yang sangat panjang antara Washington-Brussel-Colon-Sisilia-Diego Garcia-Leghorn, Irlandia. Hal ini membutuhkan biaya yang sangat tinggi, karena membutuhkan teknologi satelit dengan menggunakan metode digital pada jaringan yang sangat panjang dan lebar.”. Terlebih lagi, lanjut Intelijen, operasional rutin armada tanpa pangkalan yang permanen membutuhkan biaya yang sangat tinggi dan penuh resiko. “CIA, Mossad, M11, dan Scotland Yard berusaha merancang titik-titik Hawk Eye pada gerbang lintasan antarbenua. Pihak CIA dan kawan-kawan menaruh harapan pada Perancis di Terusan Suez, tapi alternatif ini membutuhkan biaya yang cukup tinggi. Mereka pun berupaya membuka titik pos di Sasebo, tapi terhalang Vladivostok dan Shakalin milik Rusia. Di Pos Diego Garcia mereka juga terhalang oleh Teluk Andaman dan Nikobar. Maka harus ada titik lain pada gerbang Samudera Hindia dan Selat Malaka sebagai tempat lalu lintas ekonomi AS dan Eropa. Tidak ada alternatif lain kecuali menjadikan Pelabuhan Sabang sebagai jaringan Hawk Eye,” tutup tabloid yang kini telah menjadi majalah ini menyudahi penelusurannya Hermes Palaces Hotel Aceh Peringatan Tragedi 911 – Membentuk Format All Seeing Eye NWO Illuminated symbolism
Bahkan ada mesjid yang mendirikan tiang-tiang bendera maupun menara-menara di depannya. Meskipun pemasangannya agak miring ke kiri. Lantas untuk apa tiang-tiang ini? Untuk memasang bendera-kah? Tapi kalau kita perhatikan, tiang-tiang bendera ini jarang dipakai bahkan tak pernah. Seperti yang penulis lihat di kampung halaman penulis. Seperti yang penulis ketahui, simbol pendirian tiang-tiang maupun menara di tengah-tengah atau di depan sebuah bangunan yang diagungkan (dihormati/dibanggakan) adalah kepercayaan Paganisme (penyembahan terhadap dewa-dewi). Amerika Serikat (AS) dan Vatikan contohnya. AS mendirikan Monumen Washington tepat di depan Gedung Putih, gedung pemerintahan AS atau disebut juga �Oval Office � Sedangkan di Vatikan tepat di depan Gedung Khatolik Roma itu sendiri. Tiang maupun menara ini adalah pencitraan terhadap Phalus ; link atau Obelisk , yang tak lain tak bukan adalah kelamin (maaf) pria, yang juga begitu diagungkan oleh ajaran ini. Untuk logo pada simbol-simbol LSM-LSM ataupun NGO-NGO asing bisa kita lihat pertamakali pada logo Uni Eropa, yakni lingkaran bintang pada organisasi tersebut yang sebenarnya adalah simbol cincin Saturnus, yakni dewa yang mereka agungkan. Pemasangan cincin ataupun tukar cincin pada prosesi pernikahan maupun pertunangan yang tak tertutup kemungkinan dilakukan di Aceh ini juga mengagungkan Saturnus.