Rabu, 27 Maret 2013

Definisi Wajib,Sunnah,Haram,Makruh dan Mubah (2)

Tanbihun – Melanjutkan pembahasan tentang Definisi Hukum Syara’, Akal dan Adat , diteruskan dengan penjelasan definisi Ahkamul khamsah atau hukum-hukum Islam yang lima ;

Wajib, yaitu : Suatu perbuatan yang apabila dikerjakan mendapatkan pahala dan apabila ditinggalkan mendapatkan siksa. Seperti shalat fardhu, puasa ramadhan, mengeluarkan zakat, haji dan lainnya. Wajib ini menunjukkan perintah yang tetap.
Sunnah, yakni : Suatu perbuatan yang apabila dikerjakan mendapat pahala, dan apabila ditinggalkan tidak mendapat siksa. Seperti shalat tahiyyatul masjid, shalat dhuha, puasa senin-kamis dan lainnya. Sunnah ini menunjukkan perintah yang tidak tetap.
Haram, yaitu ; Suatu perbuatan yang apabila ditinggalkan mendapat pahala dan apabila dikerjakan mendapat siksa. Seperti minum arak, berbuat zina, mencuri, dan lain sebagainya. Haram ini menunjukkan larangan yang tetap.
Makruh, yaitu ; Suatu perbuatan yang apabila ditinggalkan mendapat pahala, dan apabila dikerjakan tidak mendapat siksa. Seperti mendahulukan yang kiri atas kanan saat membasuh anggota badan dalam wudhu. makruh ini menunjukkan larangan yang tidak tetap.
Mubah, yaitu ; Suatu perbuatan yang apabila dikerjakan atau ditinggalkan sama saja tidak mendapat pahala atau siksa. Seperti makan, minum. Mubah ini tidak menunjukkan perintah yang tetap atau yang tidak tetap. dan tidak menunjukkan larangan tetap atau laraangan tidak tetap.(zid)

Sumber :

Kitab Ri’ayah al-himmah jilid 1 bab fikih

Senin, 25 Maret 2013

10 Rencana Keji Freemason

Program Pertama dinamakan “Takkim”, yaitu :

1. Pada masa Isa a.s.
Orang-orang Yahudi dengan segala tipu daya ingin membunuh Nabi Isa a.s. diantaranya fitnahan keji “ingin menjadi Raja Yahudi” yang disampaikan pada penguasa Romawi. Tetapi Allah SWT menyelamatkan Nabi Isa a.s. dan gantinya Yudas tersalib di Golgota. Maka setelah tiadanya nabi Isa a.s., Yahudi berusaha menghancurkan ajaran yang sudah disebarkan dengan “Takkim” yaitu:
a. Merusak ajarannya yang ada seperti menghalalkan yang halal dan sebaliknya.
b. Merusak akidah dengan doktrin Trinitas
c. Merusak Injil yang ada dengan Injil palsu
d. Saul (Paulus) dijadikan tandingan Nabi Isa a.s

2. Pada Masa Islam
a. Pada masa Rasulullah orang-orang Yahudi memupuk Munafiqin dan Muhadin. Mereka diantaranya berusaha menfitnah istri Nabi, mengacaukan ajaran Islam, memecah belah kaum Anshor dan Muhajirin.
b. Memecah belah Ali r.a dan Muawiyah r.a. sehingga Aisyah turun tangan.
c. Membuat ratusan hadist-hadist palsu, memasukkan dongeng Israiliyat merubah penafsiran Al-Quran dan sebagainya
d. Mendangkalkan aqidah umat dengan filsafat Yunani sehingga timbul aliran kerahiban, tarikat sufi, mu’tazilah dan sebagainya. Maka datanglah filsuf-filsuf Islam yang menguraikan akidah Islam dengan jalan filsafat Yunani, menuruti pikiran Aflatun (Plato), Aristun (Aristoteles) dan lainnya.
e. Membuat lembaga pendidikan Islam yang dipimpin seorang alim didikan Freemasonry yang menafsirkan Al-Quran dan Al-Hadist dengan alam pikiran Freemasonry
f. Menghidupkan sunnah-sunnah jahiliah dengan alasan melestarikan adat istiadat nenek moyang.
g. Menjadikan Islam supaya tasyabbuh dengan Nasrani dan agama lain, diantaranya dengan memasukkan bentuk nyanyian Gereja ke Masjid, ulang tahun dan sebagainya

Program Kedua dinamakan “Shada” yaitu Membentuk agama baru dan agama tandingan di seluruh dunia.
Salah satunya yaitu di India ketika Islam bangkit untuk kembali ke Al-Quran dan Hadist dan mengobarkan Jihad fisabilillah, pihak penjajah Inggris bekerja sama dengan Freemasonry mendirikan gerakan anti Jihad. Antara lain yaitu dengan menggalakkan sufi dengan perantara ulama bayaran anggota Freemasonry. Ditunjuknya seorang Freemason “Mirza Ghulam Ahmad”, ia mendakwakan dirinya sebgai Nabi akhir zaman, Budha Awatara, Krisna, dan semacamnya.
Rabithah Alam Islami yang bersidang di Makkah 14-18 Rabi’ul Awwal 1394 memutuskan bahwa Ahmadiyah itu bukan Islam dan berkaitan dengan Zionisme. Dan kasus-kasus “aliran sesat Islam” yang beredar di Indonesia seperti sholat dua bahasa, dan lainnya, kemungkinan besar berkaitan dengan program Freemasonry

Program Ketiga dinamakan “Parokim”, yaitu :

a. Membuat gerakan yang bertentangan untuk satu tujuan (cermati LSM-LSM beraliran “kiri” yang bertentangan secara ideologis dengan LSM-LSM “kanan”, mereka dapat dana gerakan dari mana). Mengembangkan Freemasonry lokal dalam suatu negara dengan nama lokal, tetapi tiada lepas dari asas dan tujuan Freemasonry. (Pertimbangkan Opus Supremus, Rotary Club, Lions Club, JIL, dan sebagainya.)
b. Mendukung teori-teori bertentangan. (Cek kelahiran Komunisme dan Fascisme, teori linguistik Behaviourisme dan Transformative-Generative, dll)
c. Membangkitkan khurafat dan menyiarkan teori Sigmund Freud (psikologi yang dikembangkan dari naluri sex) dan Charles Darwin (evolusionisme yang banyak dibantah oleh kalangan beragama, dari Islam misalnya Harun Yahya dengan berbagai bukunya, dari Kristen misalnya Caryl Matrisciana dan Roger Oakland dengan bukunya THE EVOLUTION CONSPIRACY: REVEALING THE HIDDEN AGENDA TO DECEIVE MANKIND) sehingga antara antara Ilmu pengetahuan dan agama bersaing, kalah mengalahkan. (cek misalnya dalam novel Dan Brown, ANGELS AND DEMONS)

Program Keempat dinamakan “Libarim”, yaitu :

a. Melenyapkan etika klasik yang mengekang pergaulan muda-mudi, termasuk melalui penyebaran kebebasan seksual (See? Apakah pergaulan bebas terjadi begitu saja secara KEBETULAN, bukannya tanpa scenario?)
b. Menghapus hukum yang melarang kimpoi antar-agama untuk menurunkan generasi bebas agama (salah satu program JIL)
c. Pengambangan pendidikan seks di sekolah-sekolah
d. Persamaan hak antara laki-laki dan perempuan dalam hal “kedudukan waris” dan “pakaian” (salah satu program JIL)
e. Menggembalakan pemuda-pemudi ke dunia khayali, dunia musik, dan narkoba. (see? Pertimbangkan dunia keartisan.) Serta membuat bet satan (rumah setan) untuk menampung pemuda-pemudi kedalamnya. (cermati beberapa diskotik peredaran narkoba dan miras, diskotik tempat mencari mangsa untuk anggota Gereja Setan yang pernah menggegerkan Jakarta dan Manado.)
f. Mengorganisir kaum lesbian, gay, (ingat lagi insiden yang dilakukan oleh unsur mahasiswa IAIN Semarang) Lutherian serta pengakuan hak mereka dalam hukum. (cermati komentar-komentar oleh aktivis HAM yang membela mati-matian kepentingan mereka, apakah karena mereka memang ingin memanusiakan “manusia” ataukah kerena berada dalam satu team dengan kepentingan yang sejalan, atau yang lebih parah, apa karena dibayar?

Program Kelima dinamakan “Babill’, yaitu :

Memupuk asas kebangsaan setiap bangsa dan menjaga kemurnian bangsa Yahudi. (Apakah ini sebuah peringatan atau ancaman terhadap anda yang berjiwa “nasionalis”? Apa-apa demi Negara, kapan demi Alloh atau demi Agama Islam nya? Apakah anda yang Nasionalis memahami bahwa kalian itu sedang dipecah belah? Buka mata anda, saudara-saudaraku sesama manusia…)

Program Keenam dinamakan “Onan”, yaitu :

a. Mengekang pertumbuhan bangsa Goyim (orang selain Yahudi) [pertimbangkan kembali program KB bagi anda umat Islam, dan ingatlah sebuah hadits yang menyuruh muslimin-muslimat untuk mempunyai keturunan yang banyak agar kelak bisa dibanggakan Nabi Muhammad diantara umat nabi-nabi yang lain. Baca sebuah buku kecil berjudul UPAYA MUSUH MENGHANCURKAN ISLAM MELALUI KELUARGA karya Sa’duddin as Sayyid Shalih untuk mengetahui busuknya program KB, termasuk hasil riset di Negara-negara barat.
b. Menyuburkan perempuan-perempuan Yahudi menjadi peridi. (sungguh terbalik dengan Negara kita misalnya, yang begitu giat mendukung program KB.)

Program Ketujuh dinamakan “Protokol”, yaitu :

Protokol khusus untuk program bangsa Yahudi dalam Suhyuniah (zionisme) yang dimulai dengan pengantar protokol.
Isi protokol adalah tentang rencana Yahudi untuk menguasai dunia, diantaranya peghancuran ekonomi suatu negara, penghancuran moral suatu bangsa dan banyak lagi. Dengan program protokol bangsa Yahudi dapat menjadi penguasa ekonomi dunia, pengatur Politik dan penerangan dunia.

Program Kedelapan dinamakan “Gorgah”, yaitu :

a. Untuk merusak para pemimpin negara, ulama dan partai, mereka harus dijerumuskan dalam pasar seks dengan seribu satu jalan. Pepatah Yahudi mengatakan”jadikanlah perempuan cantik untuk alat suatu permainan siasat.” (cek kembali skandal Presiden Bill Clinton dengan Monica Lewinsky. Bagaimana dengan Gus Dur dan Ariyanti? Yahya Zaini dan Maria Eva?)
b. Membuat jerat dan jala seks bagi seseorang yang terhormat. Jika namanya disiarkan sehingga kehormatannya jatuh.
c. Menyebarkan agen Kasisah, yaitu intel Fremasonry untuk menghancurkan martabat lawan di tempat-tempat maksiat.
d. Mendirikan gedung perjudian terbesar dan modern. (Las Vegas?)
e. Melemahkan pasukan lawan dengan perempuan dan obat khusus. (Cek masalah vaksinasi yang tidak menyelesaikan masalah tapi justru mengakibatkan masalah kesehatan, atau fluoride yang tidak hanya membuat gigi kuat tapi juga membuat bodoh, menurut pakar-pakar kesehatan barat).

Program Kesembilan dinamakan “Plotisme”, yaitu :

a. Mendidik alim ulama Plotis yang pahamnya terapung ambang. (ustadz gaul yang ganteng, wangi, dan bersuara merdu, yang mengomentari secara positif tayangan khurafat bersampul “hidayah” apakah termasuk golongan ini?)
b. Alim ulama plotis itu disebarkan sebagai tenaga pengajar di sekolah-sekolah dan lembaga-lembaga Islam.
c. Alim ulama Plotis harus diangkat menjadi anggota kehormatan Freemasonry

Program Kesepuluh dinamakan “Qornun”, yaitu :

a. Orang-orang yang terpilih yang berbahaya bagi Freemasonry didukung agar menjadi kaya sehingga bergelimang harta, tetapi akhirnya diperas secara halus oleh suruhan Freemasonry
b. Memberi dana pendidikan bagi pendidikan agama dalam hal berniaga, bertani, dan sebgainya sehingga mereka sibuk dalam keduniaan.
c. Lawan-lawan Freemasonry agar terjerat riba dan bank Freemasonry
d. Menghasut dan memberi jalan dengan berbagai cara agar para pejabat bank diluar bank Yahudi melakukan korupsi sehingga bank tersebut hancur dan kelak bank itu dibantu oleh bank Freemasonry dengan ikatan yang kuat. Bank itu akan bersiri kembalio dengan tujuh puluh lima persen modal Yahudi. Kemudian pemimpin bank dan karyawan tersebut diberi ajaran Freemasonry dan menjadi anggotanya.

-berbagai sumber-

Genosida Bosnia vs Holocaust

Oleh: Asiandi *

Bosnia harus menelan kekecewaannya setelah Pengadilan Tertinggi PBB yang bermarkas di Den Haag, Belanda, hari Senin (26/2) memutuskan Serbia tidak bertanggungjawab atas pembantaian 8.000 pria dan anak-anak Muslim Bosnia (Kompas, 27/2/2007).

Pengadilan telah membatalkan tuntutan Bosnia kepada Serbia agar bertanggungjawab atas genosida (pembunuhan massal) atas Muslim Bosnia di kota Srebrenica selama perang yang berlangsung 1992-1995. Tiga belas hakim Pengadilan Internasional tentang Keadilan (International Court of Justice/ICJ) telah memupuskan harapan Muslim Bosnia untuk mendapatkan kompensasi miliaran dollar AS dari Serbia.

Ke mana kah lagi keadilan akan dicari setelah Pengadilan Internasional pun ternyata gagal mengeksekusi perlakuan biadab Serbia atas Muslim Bosnia? Adakah di balik ini semua “konspirasi” Internasional yang telah memutarbalikkan fakta?

Konspirasi keadilan

“The justice (the power) tends to corrupt”, keadilan cenderung korup (diselewengkan). Plesetan adagium terkenal dari Lord Acton tersebut pantas kiranya ditonjokkan atas keputusan ICJ yang tidak adil bagi Muslim Bosnia. Timbangan keadilan menjadi berat sebelah. Serbia terbebaskan dari tuntutan hanya karena dianggap semata-mata sekedar “gagal mencegah genosida” dan bukannya harus “bertanggungjawab atas genosida”. Keadilan memang cenderung diselewengkan.

Lalu salahkah jika kita menuding ada “konspirasi” Internasional atas ketidakadilan keputusan ICJ? Tentu saja menuding adanya “konspirasi” Internasional adalah sah-sah saja dialamatkan kepada keputusan ICJ yang jauh dari keadilan ini. Berpikir seperti ini tidaklah terlalu konyol dan mengada-ada.

Dalam pandangan Peter Knight (Conspiracy Culture, 2000) konpirasi bukan lagi sekedar paranoidnya penduduk dunia ketiga, namun “konspirasi” adalah juga mimpi-mimpi dan igauan masyarakat Amerika sebagai masyarakat maju. Menurutnya konspirasi telah menjadi lingua franca dari masyarakat Amerika pada umumnya sejak 1960.

Knight berpandangan pula bahwa wajah dan retorika konspirasi tidak lagi berkonotasi paranoid temporer melainkan adalah citra dan retorika yang bergerak dalam budaya tingkat tinggi dan populer. Keputusan ICJ yang telah melepaskan Serbia dari jerat-jerat tangungjawabnya bagi keadilan atas genosida Muslim Bosnia adalah satu fakta nyata. Sehingga wajarlah jika masyarakat dunia kini bersepakat mengatakan bahwa kepastian telah berubah menjadi keraguan dan konspirasi telah menjadi asumsi dasar pada era yang telah belajar tidak percaya kepada segala sesuatu dan semua orang sebagaimana disimpulkan Knight.

Holocaust

Penolakan Pengadilan Internasional menetapkan adanya genosida atas Muslim Bosnia oleh Serbia sangat beda jauh dengan nasib skandal holocaust. Holocaust adalah pembantaian massal dan keji terhadap kaum Yahudi oleh NAZI Jerman di bawah Adolf Hitler pada PD II.

Holocaust kini telah menjadi sesuatu yang sakral bagi masyarakat Barat. Oleh karena itu menolak holocaust—sebagaimana ditunjukkan oleh Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad--dapat dipandang sebagai sikap tidak bermoral dan anti-Semit yang patut mendapat ganjaran.

Smith Alhadar, penasihat pada The Society for Middle East Study (ISMES), menguraikan beberapa contoh betapa menolak fakta holocaust sama artinya dengan memposisikan diri dalam kesulitan. Germar Rodef, ahli kimia asal Jerman, harus mengakhiri hidupnya karena menulis buku “Dissection Holocaust” (Pembedahan Holocaust).

Prof. Robber Fridson harus diadili karena telah melakukan wawancara dengan TV Iran mengenai holocaust yang berbeda dengan pendapat utama di Barat. Rinva Dalster diminta merevisi penyamaan holocaust dengan Air Terjun Niagara, dan akhirnya bunuh diri karena tekanan kaum Yahudi.

Pada peristiwa holocaust ini diindikasikan orang Yahudi yang dihabisi adalah sejumlah enam juta orang. Oleh karena itu, Smith Alhadar berpendapat bahwa mempertanyakan holocaust, terutama jumlah orang Yahudi yang dibantai, adalah hal yang wajar, mengingat terdapat hal-hal yang mengganggu akal sehat.

Alhadar melukiskan hal ini dengan merujuk pada buku The Diary of Anne Frank yang mengindikasikan bahwa ukuran Auschwitz, kamp Jerman tempat pembantaian sangat kecil, dengan hanya 11.000 orang (kebanyakan bahkan bukan orang Yahudi). Menurut perhitungan aritmetika sederhana Alhadar, Jerman harus memiliki ratusan kamp agar mampu menghabisi 137 orang per jam. Padahal, lanjutnya, menurut buku Douglas Reed berjudul “Behind The Scene and The Controversy of Zion”, bahkan hanya 850.000 tentara dan sipil yang terbunuh oleh mesin perang Jerman dan Jepang sekaligus selama PD II. Jumlah ini sangat kecil dibandingkan klaim enam juta orang korban holocaust.

Akhirnya, jika Yahudi mampu menjadikan holocaust sebagai komoditas yang menghasilkan kompensasi miliaran dollar AS, melalui apa yang disebut oleh Norman G. Finkelstein (The Holocaust Industry, 2000) sebagai korupsi memori dan sejarah oleh industri Holocaust untuk tujuan perolehan uang dengan cara-cara paksa dan penuh kebohongan, tidak demikian halnya dengan genosida Muslim Bosnia.

Genosida Muslim Bosnia hanya akan menjadi bukti sejarah yang membusuk di tengah-tengah matinya kedilan. The justice tends to corrupt?.***

* Penulis adalah Staf Pengajar Universitas Muhammadiyah Purwokerto Jawa Tengah

Minggu, 24 Maret 2013

Kaum Yahudi dan Perusakan Agama

Salah satu hikmah penting yang dapat kita petik dari kasus pembantaian ribuan kaum Muslim di Gaza oleh Israel adalah terbukanya pengetahuan umat manusia tentang watak kaum Zionis Yahudi. Dunia kini bisa melihat secara langsung kebrutalan kaum Yahudi. Kini, bahkan, anak-anak kecil di berbagai belahan dunia pun dengan mudah memahami kejahatan Israel dan sekutu-sekutunya.

Meskipun kejahatan kaum Yahudi ini begitu telanjang, ada baiknya kita merenungkan dengan lebih mendalam, siapa sebenarnya bangsa yang begitu banyak diceritakan kejahatannya dalam Al-Quran ini. Salah satu aktivitas kalangan Yahudi yang banyak disebut dalam Al-Quran adalah hobi mereka dalam merusak ajaran para Nabi, mencampur aduk yang benar dan yang salah, serta menyembunyikan kebenaran.

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang haq dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang haq itu, sedang kamu mengatahui.” (QS al-Baqarah: 42).

”Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Alkitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakan: ”Ini dari Allah.” (dengan maksud) untuk mendapatkan keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan besarlah bagi mereka, akibat dari apa yang mereka lakukan.” (QS al-Baqarah: 79).

Itulah salah satu hobi kalangan Yahudi: merusak agama dan ajaran para Nabi. Kaum Yahudi juga dikenal sebagai bangsa yang sangat rasialis. Mereka mengaku sebagai satu-satunya bangsa yang menjadi kekasih Allah, atau bangsa pilihan atau the choosen people. (QS 62: 6). Mereka menolak kenabian Muhammad saw, karena Muhammad saw bukanlah dari golongan mereka. Bahkan, kemudian, mereka tidak henti-hentinya menaruh dengki dan dendam kepada Nabi Muhammad saw. (QS 2:89-90, 3:19).

Sikap rasialis kaum Yahudi itulah yang dikritik keras, misalnya, oleh Dr. Israel Shahak, Profesor Biokimia di Hebrew University melalui bukunya, Jewish History, Jewish Religion (London: Pluto Press, 1994). Sebagai satu ”negara Yahudi” (a Jewish state), negara Israel adalah milik eksklusif bagi setiap orang yang dikategorikan sebagai ”Jewish”, tidak peduli di mana pun ia berada. Shahak menulis: “Israel ’belongs’ to persons who are defined bu the Israeli authorities as ‘Jewish’, irrespective of where they live, and to them alone.” (hal. 3)

Karena kedengkian itulah, mereka menolak beriman kepada Nabi Muhammad saw. Padahal, sebelumnya, mereka juga yang menyebarkan berita kedatangan Nabi terakhir kepada penduduk Yatsrib. Tapi, mereka juga yang menolak kedatangannya. (QS 61:6, 2:41). Tak hanya itu, karena terdesak dan tertindas di Eropa, sebagian kalangan Yahudi kemudian mengembangkan berbagai ajaran baru yang menyimpang dari ajaran para Nabi. Salah satu ajaran yang dikembangkan untuk merusak agama-agama yang ada adalah ajaran humanisme, yang sangat gencar dilancarkan oleh kelompok Freemasonryry. Sebagai organisasi ”misterius”, peran kaum Yahudi dalam Gerakan Freemasonry juga tidak dilakukan secara terbuka. Tapi, dari para aktivis, misi, dan tujuannya, hal itu tampak jelas.

Will and Ariel Durant, dalam The Story of Civilization Part X (Rousseau and Revolution), (New York: Simon and Schuster, 1967), memaparkan peran Freemasonry dalam Revolusi Perancis, tahun 1789. Pada 27 Agustus 1789, Majelis Nasional mengumumkan “The Declaration of the Rights of Man”. Dan pada 27 September 1791, the Constituent Assembly, memberikan hak kewarganegaraan penuh kepada semua Yahudi di Perancis. Dampak Revolusi Perancis adalah penciptaan negara sekular dan pembunuhan serta pengusiran tokoh-tokoh Jesuit dari negara itu. Tentang Freemasonry, dicatat dalam buku ini:

“they had to profess belief in ”the Great Architect of the universe”. No further religious creed was required, so that in general the Freemasons limited their theology to deism.”
(hal. 939).

Dalam konteks Indonesia, kita perlu menelaah lebih jauh kelompok Freemason ini. Bagi umat Islam, nama Freemasonryry sudah tidak asing lagi. Organisasi ini pernah beroperasi di Indonesia selama 200 tahun. Pada tahun 2004, Pustaka Sinar Harapan Jakarta menerbitkan sebuah buku berjudul Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962. Buku karya Dr. Th. Steven ini aslinya berjudul “Vrijmetselarij en samenleving in Nederlands-Indië en Indonesië 1764-1962.”

Pada halaman persembahan, tertulis: ” Dipersembahkan kepada para anggota dan mantan anggota dari Tarekat Mason Bebas di Hindia Belanda dulu dan di Indonesia.” Sedangkan sampul bukunya dihiasai dengan foto pelukis Raden Saleh dan Gedung Loge ”Ster in het Oosten”, yang sekarang menjadi Gedung Bappenas.

Dijelaskan, bahwa misi organisasi ini adalah: ”Setiap insan Mason Bebas mengemban tugas, dimana pun dia berada dan bekerja,untuk memajukan segala sesuatu yang mempersatukan dan menghapus pemisah antar manusia.”

Cermatilah misi Freemasonry ini! Yakni, “menghapus pemisah antar manusia!”. salah satu yang dianggap sebagai pemisah antar manusia adalah ”agama”. Maka, jangan heran, jika banyak manusia kemudian berteriak lantang: ”semua agama adalah sama”. Atau, ”semua agama adalah benar, karena merupakan jalan yang sama-sama sah untuk menuju Tuhan yang satu.” Siapa pun Tuhan itu, tidak dipedulikan. Yang penting Tuhan! Ada yang menulis bahwa agama adalah sumber konflik, sehingga perlu dihapuskan secara perlahan-lahan. Freemasonry menyatakan tidak memusuhi agama, tetapi misinya jelas menghapus pemisah antar manusia, termasuk di dalamnya adalah agama.

Dalam buku karya Dr. Steven tersebut ditulis: ”Dalam tarekat Mason Bebas nilai tinggi kepribadian manusia berada di latar depan. Manusia sebagai individu dalam pemikiran Masonik ditempatkan secara sentral. Pekerjaan, pekerjaan rohani, dalam Tarekat Mason Bebas diarahkan pada penemuan wujud diri sendiri. Erat berhubungan dengan ini, asas-asasnya bertujuan memajukan apa yang dapat mempersatukan manusia dan melenyapkan apa yang dapat memisahkan manusia.” (hal. 2). Juga disebutkan, bahwa, ”Manusia mempunyai kemampuan dan hak untuk membentuk suatu kesadaran norma sendiri.” (hal. 3).

Sejak awal abad ke-18, Freemasonry telah merambah ke berbagai dunia. Di AS, misalnya, sejak didirikan pada 1733, Freemasonry segera menyebar luas ke negara itu, sehingga orang-orang seperti George Washington, Thomas Jefferson, John Hancock, Benjamin Franklin menjadi anggotanya. Prinsip Freemasonry adalah “Liberty, Equality, and Fraternity”. (Lihat, A New Encyclopedia of Freemasonry, (New York: Wing Books, 1996).

Tentu, di tengah dunia yang dipenuhi dengan diskriminasi dan penindasan, jargon-jargon Freemasonry menarik banyak orang. Membaca buku karya Dr. Steven tersebut, cukup kuat adanya indikasi pengaruh pemikiran Freemasonry terhadap gagasan pengembangan nasionalis sekular di Indonesia. Sebagai perbandingan, dapat diambil juga kasus yang terjadi di Turki Utsmani. Harun Yahya, dalam bukunya, Ksatria-kstaria Templar Cikal Bakal Gerakan Freemasonryry (Terj.), mengungkap upaya kaum Freemasonry di Turki Utsmani untuk menggusur Islam dengan paham humanisme.

Dalam suratnya kepada seorang petinggi Turki Utsmani, Mustafa Rasid Pasya, August Comte menulis, “Sekali Utsmaniyah mengganti keimanan mereka terhadap Tuhan dengan humanisme, maka tujuan di atas akan cepat dapat tercapai.” Comte yang dikenal sebagai penggagas aliran positivisme juga mendesak agar Islam diganti dengan positivisme. Sikap anti-agama diantara para tokoh Freemasonry juga sangat jelas. Salah satunya dilakukan oleh Abdullah Cevdet, tokoh Gerakan Turki Muda. Ia menulis dan menerjemahkan lebih 70 buku. Pada pengantarnya untuk terkemahan buku Akli Selim (Akal Sehat), ia menulis:

”Akli Selim (akal sehat) adalah pemberontak yang suci, dan gelora kecintaan padanya terbakar dalam hati kita dan tidak akan pernah dapat dipadamkan… Tuhan kita adalah virtue (nilai kebaikan), namun virtue tidak akan mungkin terwujud tanpa kebebasan.”


Karena teracuni oleh ajaran Freemasonry, Abdullah Cevdet menjadi begitu benci pada Islam. Menurut sejarawan Turki, Konyali Ibrahim Hakki, ketika meninggal, jenazahnya diantar ke masjid Aya Sofia. Tapi, para imam menolak untuk memberikan upacara pemakaman secara Islam. Akhirnya, peti jenazahnya diambil alih oleh dewan kota.

Paham humanisme sekular adalah paham Freemasonry. Kaum Freemasonry menegaskan, mereka menolak campur tangan agama dalam tempat-tempat pemujaan mereka (loge). Seorang anggota Freemasonry di Indonesia, dalam sebuah suratnya kepada Wakil Suhu Agung Freemasonry Hindia Belanda, Carpentier Alting, menulis: ”Secara tepat, politik tidak diizinkan masuk ke dalam Tarekat, dan hal yang sama berlaku untuk agama.” (Dr. Th Steven, hal. 476).

Konsep kesetaraan (egalite) antara manusia yang menjadi slogan Freemasonry sebenarnya juga bersifat ambigu. Sebab, dalam organisasi ini pun, manusia dibeda-bedakan tingkatannya. Tapi, ke seluruh dunia, mereka menggelorakan paham kesetaraan. Padahal, kaum Yahudi sendiri tidak merasa setara dengan manusia lainnya. Praktik seperti ini juga bisa kita lihat pada sistem dan aturan PBB. Hanya lima negara yang mendapatkan hak istimewa memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB. Hingga kini, kita melihat, hukum internasional pun tidak dapat menjangkau hak istimewa yang dimiliki Israel.

Salah satu gagasan humanisme yang disebarluaskan secara universal adalah konsep HAM, yang menolak berdasarkan pada agama. Maka, jangan heran, jika Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) yang ditetapkan tahun 1948 sarat dengan muatan humanisme dan tidak berdasarkan agama tertentu. Mereka meletakkan nilai-nilai kemanusiaan di atas agama-agama. Karena itulah, sejumlah pasalnya jelas-jelas bertabrakan dengan konsep Islam. Kata mereka, konsep HAM itu universal dan bisa diterima semua umat manusia. Faktanya, dunia Islam menolak pasal 16 dan 18 DUHAM (tentang kebasan perkawinan dan kebebasan untuk pindah agama). Dunia Islam mengajukan gagasan alternatif dalam Deklarasi Kairo yang tetap mempertahankan faktor agama dalam konsep perkawinan dan kebebasan beragama.

Kaum Yahudi tentu saja banyak yang aktif di organisasi seperti Freemasonry ini. Di Turki Utsmani, tokoh-tokoh Yahudi di Freemasonry memberikan pengaruh besar terhadap pemikiran para aktivis Gerakan Turki Muda. Bahkan, kuat sekali indikasinya, Yahudi merancang dan mendominasi arah organisasi lintas agama ini. Dan ini sangat bisa dipahami. Selama ribuan tahun Yahudi menjadi korban penindasan kaum Kristen di Eropa. Dengan berkembangnya aktivitas Freemasonry, maka secara otomatis, penindasan terhadap Yahudi bisa semakin diminimalkan. Karena itulah, di Eropa organisasi yang membawa misi kaum Templar ini menjadi musuh Gereja.

Cukup banyak bukti yang menunjukkan besarnya pengaruh Freemason dalam pembentukan ideologi dan pemikiran Turki Muda. Ketika itu, aktivis Freemasons memiliki hubungan erat dengan kelompok Osmanli Hurriyet Cemiyati (The Ottoman Freedom Society) yang dibentuk tahun 1906. Tokoh Freemason adalah Cleanthi Scalieri, pendiri loji The Lights of the East (Envar-I Sarkiye), yang keanggotaannya meliputi sejumlah politisi, jurnalis, dan agamawan terkemuka (seperti Ali Sefkati, pemimpin redaksi koran Istiqbal dan Prince Muhammad Ali Halim, pemimpin Freemasonry Mesir). Scalieri memiliki kedekatan hubungan dengan para pejabat penting Utsmani. Dari sinilah, nucleus Gerakan Turki Muda dilahirkan. Fakta-fakta ini menunjukkan, bahwa kepemimpinan Scalieri menentukan sejumlah elemen Gerakan Turki Muda. Sampai sekitar 1895, loji-loji Freemason sebagian besar “bermain” dalam bentuk klendestine dan menghindari kontak langsung dengan kelompok-kelompok Turki Muda. Tetapi, faktanya, anggota-anggota loji Freemason memainkan peranan penting dalam proses liberalisasi dan oposisi terhadap Sultan Abdul Hamid II. Sebagai contoh, anggota loji Scalieri yang bernama Ali Sefkati. Ia adalah editor Koran Istikbal. Ia mempunyai kontak dan aktivitas yang luas di berbagai kota di Eropa. Aktivitas politik Scalieri juga didukung oleh kekuatan-kekuatan besar, terutama Inggris. Pentingnya Ali Sefkati bagi Freemasons sejalan dengan hubungan dekatnya dengan pemimpin CUP, Ahmed Riza. Bahkan, lingkaran pimpinan CUP sekitar Ahmed Riza, juga mencakup sejumlah tokoh Freemasons, seperti Prince Muhammad ‘Ali Salim, pimpinan Freemasons Mesir, yang telah diketahui oleh Sultan sejak pertengahan 1890-an. Juga, di antara aktivis kelompok ini adalah Talat Bey, yang bergabung dengan loji Macedonia Risorta, tahun 1903. (Lebih jauh, lihat Adian Husaini, Tinjauan Historis Konflik Yahudi-Kristen-Islam, (Jakarta: GIP, 2004).

Meskipun mengaku bukan sebagai satu agama tersendiri, tetapi Freemasonry juga memiliki ajaran ketuhanan dan tata cara ritual tersendiri. Buku Dr. Th Steven dihiasi dengan banyak foto tempat-tempat pemujaan Freemasonry di Jakarta, Surabaya, Makasar, Medan, Palembang, dan sebagainya. Sejumlah tokoh nasional juga disebutkan menjadi anggotanya. Siapakah Tuhan yang dipuja pengikut Freemasonry? Tidak jelas!

Dengan memposisikan dirinya di luar agama-agama yang ada, maka Freemasonry lebih mengedepankan problematika kemanusiaan, lintas agama. Humanisme menjadi paham panutan. Misi kemanusiaan yang tidak berdasarkan agama inilah yang ironisnya, kini dicoba dikembangkan dalam berbagai buku studi dan pemikiran Islam. Sadar atau tidak, masuknya misi ini dimulai dengan upaya untuk menghilangkan klaim kebenaran (truth claim). Jika umat beragama tidak lagi meyakini kebenaran agamanya sendiri, maka dia menjadi pembenar semua agama. Sikap netral agama dianggap sebagai sikap ilmiah, elegan, dan terpuji. Orang yang meyakini kebenaran agamanya sendiri dianggap sebagai orang jahat, arogan, dan tidak toleran.

Simaklah berbagai pernyataan berikut yang sejalan dengan pemikiran lintas agama gaya Freemasonry. Dalam buku Agama Masa Depan, karya Prof. Komaruddin Hidayat (rektor UIN Jakarta) dan M. Wahyuni Nafis, ditulis: “Kebenaran abadi yang universal akan selalu ditemukan pada setiap agama, walaupun masing-masing tradisi agama memiliki bahasa dan bungkusnya yang berbeda-beda.” (hal. 130).

Dalam sebuah buku berjudul Kado Cinta bagi Pasangan Nikah Beda Agama (2008) dikatakan: “…bila Anda telah menancapkan komitmen untuk membangun rumah tangga beda iman, jalani dengan tenang dan sejuk dinamika ini. Tidak perlu dirisaukan dan diresahkan. Yang terpenting, mantapkan iman Anda dan lakukan amal kebaikan kepada manusia. Semua itu tidak percuma dan sia-sia. Beragama apapun Anda, amal kebaikan dan amal kemanusiaan tetap amal kebaikan. Pasti ada pahalanya dan akan disenangi Tuhan.” (hal. 235).

Konsep humanisme sekular jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam. Sebab, umat Islam mendasarkan rasa dan hubungan kemanusiaan berdasarkan atas iman Islam. Bukan perasaan kemanusiaan semata. Karena itu, misalnya, Islam jelas menolak konsep perkawinan sesama jenis dan lintas agama, meskipun didasarkan atas dasar kemanusiaan. Dalam Islam, persaudaraan atas dasar iman lebih tinggi nilainya dibandingkan persaudaraan darah. Disebutkan dalam Al-Quran:

“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan dan Hari Akhir berkasih sayang dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun mereka itu orang tua sendiri, anak, saudara kandung atau keluarga. Mereka itulah yang Allah telah tuliskan keimanan di hatinya dan menguatkannya dengan pertolongan dari-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam sorga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun ridha terhadap (limpahan rahmat) Allah. Mereka itulah “hizbullah”. Ketahuilah, bahwa sesunggguhnya “hizbullah” itulah yang pasti menang.” [al Mujadalah:22].

Jika umat Islam kini menggelorakan semangat memboikot produk-produk Yahudi atau para pendukungnya, seharusnya yang perlu diboikot pertama kali adalah paham-paham produksi kaum Yahudi yang jelas-jelas merusak aqidah Islam dan bertentangan ajaran Tauhid, ajaran para Nabi saw. Wallahu A’lam.

Sumber : hidayatullah.com

Selasa, 19 Maret 2013

Tanda-Tanda Kekuasaan Allah Terhadap Jasad Fir’aun

Di dalam bukunya, “al-Qur’an Dan Ilmu Modern”, Dr Morris Bukay[1] mengungkap kesesuaian informasi al-Qur’an mengenai nasib Fir’aun Musa setelah ia tenggelam di laut dan realita di mana itu tercermin dengan masih eksisnya jasad Fir’aun Musa tersebut hingga saat ini. Ini merupakan pertanda kebesaran Allah Subhanahu wa ta’ala saat berfirman,

“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” [QS.Yunus:92]

Dr. Bukay berkata, “Riwayat versi Taurat mengenai keluarnya bangsa Yahudi bersama Musa Alaihissalam dari Mesir menguatkan ‘statement’ yang menyatakan bahwa Mineptah, pengganti Ramses II adalah Fir’aun Mesir pada masa nabi Musa Alaihissalam. Penelitian medis terhadap mumi Mineptah membeberkan kepada kita informasi-informasi berguna lainnya mengenai dugaan sebab kematian Fir’aun ini.

Sesungguhnya kitab Taurat menyebutkan, jasad tersebut ditelan laut akan tetapi tidak memberikan rincian mengenai apa yang terjadi terhadapnya setelah itu, Injil pun juga sama. Sedangkan al-Qur’an menyebutkan, jasad Fir’aun yang dilaknat itu akan diselamatkan dari air sebagaimana keterangan ayat di atas. Dalam hal ini, pemeriksaan medis terhadap mumi tersebut menunjukkan, jasad tersebut tidak berada lama di dalam air sebab tidak menunjukkan adanya tanda kerusakan total akibat terlalu lama berada di dalam air.[2]

Dr. Morris Bukay menyebutkan bahwa dalam sebuah penelitian medis dengan mengambil sampel organ tertentu dari jasad mumi tersebut pada tahun 1975 melalui bantuan Prof Michfl Durigon dan pemeriksaan yang detail dengan menggunakan mikroskop, bagian terkecil dalam organ itu masih dalam kondisi terpelihara secara sempurna. Ini menunjukkan, keterpeliharaan secara sempurna itu tidak mungkin terjadi andaikata jasad tersebut sempat tinggal beberapa lama di dalam air atau bahkan sekali pun berada lama di luar air sebelum terjadi proses pengawetan pertama.

Dr. Bukay juga menyebutkan, diri bersama tim telah melakukan banyak penelitian, di antaranya untuk mengetahui dugaan sebab kematian Fir’aun. Penelitian yang dilakukannya berjalan legal karena dibantu direktur laboratorium satelit di Paris, Ceccaldi dan prof. Durigan. Objek penelitian dititik beratkan pada salah satu orang di tengkorak kepala.

Mengenai hasilnya, Dr Bukay mengungkapkan, “Dari situ diketahui, bahwa semua penelitian itu sesuai dengan kisah-kisah yang terdapat dalam kitab-kitab suci yang menyiratkan Fir’aun tewas ketika digulung gelombang…”[3]

Dr. Bukay menjelaskan sisi kemukjizatan masalah ini. Ia mengatakan, “Di zaman di mana al-Qur’an sampai kepada manusia melalui Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam, jasad-jasad para Fir’aun yang diragukan orang di zaman kontemporer ini apakah benar atau tidak ada kaitannya dengan saat keluarnya Musa, sudah lama terpendam di pekuburan lembah raja di Thoba, di pinggir lain dari sungai Nil di depan kota al-Aqshar saat ini.

Pada masa Muhammad Shallallahu’alaihi wa sallam segala sesuatu mengenai hal ini masih kabur. Jasad-jasad tersebut belum terungkap kecuali pada penghujung abad ke-19.[4] Dengan begitu, jasad Fir’aun Musa yang masih eksis hingga kini dinilai sebagai persaksian materil bagi sebuah jasad yang diawetkan milik seorang yang mengenal nabi Musa Alaihissalam, menentang permintaannya dan memburunya dalam pelarian serta mati saat pengejaran itu. Lalu Allah menyelamatkan jasadnya dari kerusakan total sehingga menjadi tanda kebesaran-Nya bagi umat manusia sebagaimana yang disebutkan al-Qur’an al-Karim.[5]

Informasi sejarah mengenai nasib jasad Fir’aun tidak berada di tangan manusia mana pun ketika al-Qur’an turun atau pun setelah beberapa abad setelah turunnya. Akan tetapi ia dijelaskan di dalam Kitab Allah Subhanahu wa ta’ala sebelum lebih dari 1400 tahun lalu.
Seorang Professor Masuk Islam Karena Mumi Fir’aun

Professor Maurice Bucaille adalah seorang dokter ahli bedah terkemuka di dunia yang berasal dari Prancis. Ia mempunyai cerita yang sangat menakjubkan. Ia menjelaskan sebab musabab dirinya meninggalkan agama Katolik yang telah dianutnya bertahun-tahun, kemudian menyatakan dirinya memeluk agama Islam.

Setelah menyelesaikan study setingkat SMA-nya, ia menetapkan untuk mengambil jurusan kedokteran pada sebuah univertsitas di Prancis. Ia termasuk salah satu dari mahasiswa yang berprestasi hingga akhir tahun, karena kecerdasan dan keahlian yang dimilikinya, dia kemudian menjadi seorang dokter terkemuka di Prancis.

Prancis adalah negara yang terkenal sangat menjaga dan mementingkan barang-barang peninggalan kuno dibandingkan dengan negara yang lainnya, terutama pada masa kepemimpinan Fransu Metron tahun 1981.

Pada tahun itu, Prancis meminta ijin kepada Mesir agar mereka diberikan kesempatan untuk memeriksa dan meneliti mumi Fir’aunnya yang terkenal. Sebuah mumi yang tak asing dikalangan orang-orang Islam. Fir’aun ini adalah orang yang ditenggelamkan Allah dilaut merah, tatkala melakukan pengejaran terhadap nabi Musa Alaihissalam.

Permintaan Prancis ditanggapi oleh Mesir dengan mengizinkan Prancis untuk mengadakan penelitian. Mumi Fir’aun dipindahkan dengan menggunakan pesawat terbang. Setibanya di Prancis, kedatangan mumi tersebut disambut oleh Persiden Franso Metron beserta para menterinya seolah-olah dia masih hidup.

Mumi tersebut kemudian dipindahkan ke pusat barang-barang kuno milik Prancis untuk diserahkan kepada para ilmuwan dan dokter bedah, supaya mereka dapat mempelajari rahasia yang terkandung dari mumi tersebut, dan Profesor Professor Maurice Bucaille bertindak sebagai ketua tim penelitian.

Semua tim peneliti bertugas untuk meneliti, memperbaiki tulang-tulang yang sudah rusak dan anggota tubuh yang lainnya. Berbeda dengan apa yang dilakukan oleh Professor Maurice Bucaille, ia justru menyelidiki tentang rahasia kematian Fir’aun.

Pada suatu malam, ia memperoleh hasil penelitiannya; bahwa terdapat bekas garam yang menempel pada mayat mumi, sehingga dapat ia jadikan sebuah bukti yang nyata bahwa Fir’aun mati karena tenggelam dan mayatnya dapat di selamatkan, kemudian diawetkan pada saat kejadian.

Dari hasil penelitiannya, timbul beberapa pertanyaan yang susah untuk ia dapatkan jawabannya yaitu bagaimana mayat Fir’aun dapat diselamatkan, dan anggota tubuhnya masih tetap utuh, sedangkan kondisi mayat-mayat yang lainnya setelah diawetkan tidak seperti dirinya?

Namun sebelum ia selesai membuat kesimpulan, salah seorang temannya berbisik kepadanya dengan berkata: “Jangan terburu-buru seperti itu, karena orang-orang Islam telah mengetahui tentang hal ini.”

Mendengar pernyataan dari temannya itu, ia menolak keras atas pernyataan tersebut. Ia berkata: “Penemuan seperti ini tidak mungkin dilakukan kecuali ada dukungan sains dan teknologi canggih”.

Salah seorang temannya yang lain menanggapinya seraya berkata: “Al-Qur’an merekalah yang telah menceritakan kematiannya dan bagaimana jasadnya di selamatkan dari tenggelam.” Mendengar penjelasan temannya itu, Bakay kebingungan dan bertanya-tanya bagaimana hal ini bisa terjadi?

Sedangkan mumi ini sendiri baru ditemukan pada tahun 1898 atau kurang lebih baru dua ratus tahun yang lalu, sedangkan Al-Qur’an mereka sudah ada semenjak lebih dari seribu empat ratus tahun…!!!

Bagaimana akal manusia dapat mengetahuinya, padahal semua manusia -bukan hanya orang-orang Arab- belum ada yang mampu mengetahui bagaimana peradaban orang-orang Mesir di masa lampau dan bagaimana caranya mereka mengawetkan mayat, kecuali pada masa sepuluh tahun yang lalu?

Maurice duduk termenung di dekat mumi Fir’aun tersebut sambil memikirkan tentang bisikan yang telah ia dengar dari temannya; bahwasanya Al-Qur’an telah menceritakan kejadian itu, padahal kitab sucinya hanya menceritakan tentang tenggelamnya Fir’aun akan tetapi di dalamnya tidak di jelaskan tentang keadaannya sesudah tenggelam. Ia pun bergumam dalam kesendiriannya:

“Masuk akalkah bahwa jasad yang ada di depanku ini adalah Fir’aun Mesir yang telah mengusir Nabi Musa? Benarkah kalau Nabinya orang muslim yang bernama Muhammad itu sudah mengetahui tentang hal ini sejak 1400 tahun yang silam?

Berbagai pertanyaan yang belum sempat terjawab, membuat Professor Maurice tidak dapat tidur disetiap malam. Ia kemudian mengambil Kitab Taurat dan membacanya, sampai pada sebuah kalimat yang mengatakan: “Kemudian air itupun kembali pada keadaan sedia kala, kemudian air laut itupun menenggelamkan perahu-perahu beserta Fir’aun dan bala tentaranya, hingga tidak tersisa satupun diantara mereka.”

Setelah menyelesaikan penelitian dan perbaikan, maka mumi tersebut kemudian di kembalikan ke Mesir dengan menggunakan peti yang terbuat dari kaca nan elok, karena menurutnya itu lebih pantas untuk orang yang berkedudukan seperti Fir’aun. Akan tetapi Bakay masih dalam kondisi belum puas dengan berita yang di dengarnya, bahwa orang-orang Islam telah mengetahui keselamatan mumi ini. Ia pun lalu berkemas untuk berkunjung ke Saudi Arabia guna menghadiri seminar kedokteran yang akan dihadiri para pakar bedah muslim.

Dalam pidatonya, Professor Maurice memulai pembicaraan tentang hasil penyelidikannya bahwa jasad Fir’aun dapat diselamatkan setelah tenggelam, kemudian salah seorang diantara pakar muslim berdiri dan membuka serta membacakan mushaf pada Surat Yunus Ayat 92 yang artinya: “Pada hari ini kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat dijadikan pelajaran bagi orang-orang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan kami.”

Professor Maurice Bucaille terheran-heran dengan penjelasan yang baru saja ia dengar, ia lalu beranjak dari tempat duduknya dan dengan suara lantang ia berkata: “Pada hari ini; aku menyatakan diri untuk memeluk agama Islam dan aku mengimani Al-Qur’an ini”.

Setelah selesai seminar Professor Maurice Bucaille lalu kembali ke Prancis dengan wajah yang berbeda dari wajah sebelum ia datang menghadiri seminar. Selama sepuluh tahun ia tidak mempunyai pekerjaan yang lain, selain mempelajari tentang sejauh mana keserasian dan kesinambungan Al-Qur’an dengan sains, serta perbedaan yang bertolak belakang dengannya. Namun apa yang ia dapati selalu berakhir sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa ta’ala: Yang tidak datang kepadanya (Al Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.” (Fushshilat: 42)

Dari hasil penyelidikan yang bertahun-tahun, ia kemudian menulis sebuah buku tentang kesinambungan Al-Quran dengan sains yang mampu mengguncangkan Eropa. Sehingga ketika para pakar- pakar dan para ilmuwan barat berusaha untuk mendebatnya, mereka tidak kuasa …
Tenggelamnya Fir’aun Dalam Bible

Kisah bermula dari perintah Tuhan kepada nabi Musa as untuk membebaskan orang-orang Israel dari penindasan raja Fir’aun dan sekaligus mengeluarkan mereka dari Mesir.

Nabi Musa as dibantu nabi Harun as menghadap ke Fir’aun, guna meminta kepada Fir’aun untuk membawa orang-orang Israel keluar dari Mesir yang berarti melepaskan orang-orang Israel dari kekuasaan raja Fir’aun. Tetapi Fir’aun menolak permintaan nabi Musa as tersebut.

Tuhan mengulangi lagi perintahnya kepada nabi Musa as, waktu itu nabi Musa as sudah berumur 80 tahun. Nabi Musa as menunjukkan kepada Fir’aun bahwa dirinya mempunyai kepandaian supranatural, namun hal ini tidak membuat Fir’uan melunak. Kemudian Tuhan mengirim siksaan berupa air sungai berubah menjadi darah, timbulnya katak-katak, nyamuk, wabah penyakit kepada manusia dan hewan, kegelapan dan kematian bagi bayi-bayi yang lahir pertama kali. Tetapi hal ini masih belum menaklukkan hati Fir’aun untuk membiarkan orang-orang Israel keluar dari Mesir atau melepaskan dari kekuasaannya.

Akhirnya, nabi Musa tidak meminta izin Fir’aun untuk membawa 600.000 orang Israel keluar dari Mesir. Jumlah tersebut belum termasuk anak-anak sehingga bila mereka ikut dihitung jumlah keseluruhan orang-orang Israel yang diajak nabi Musa as keluar Mesir adalah berkisar antara 2 juta hingga 3 juta jiwa.

Kemudian berangkatlah orang Israel dari Raamses ke Sukot, kira-kira enam ratus ribu orang laki-laki berjalan kaki, tidak termasuk anak-anak. [Keluaran 12:37]

Pada waktu itulah Fir’aun mengejar nabi Musa as beserta pengikutnya, dengan menggunakan 600 kereta dan kudanya yang terbaik dari Mesir, dan setiap kereta dikendarai dua orang perwira.

Fir’aun beserta pasukannya berhasil mengejar nabi Musa as dan pengikutnya, keadaan nabi Musa terjepit, didepan terbentang lautan dan dari belakang terdesak ribuan pasukan Fir’aun.

Adapun orang Mesir, segala kuda dan kereta Firaun, orang-orang berkuda dan pasukannya, mengejar mereka dan mencapai mereka pada waktu mereka berkemah di tepi laut, dekat Pihahirot di depan Baal-Zefon.
Ketika Firaun telah dekat, orang Israel menoleh, maka tampaklah orang Mesir bergerak menyusul mereka. Lalu sangat ketakutanlah orang Israel dan mereka berseru-seru kepada TUHAN. [Keluaran 14:9-10]

Dan ketika dalam keadaan kritis:

Lalu Musa mengulurkan tangannya ke atas laut, dan semalam-malaman itu TUHAN menguakkan air laut dengan perantaraan angin timur yang keras, membuat laut itu menjadi tanah kering; maka terbelahlah air itu. [Keluaran 14:21]

Maka melintaslah nabi Musa as dan pengikutnya, kemudian disusul oleh Fir’aun dan tentaranya, Namun Fir’aun dan tentaranya berjalan sangat lambat karena roda keretanya berputar miring terseok-seok dan nabi Musa sa beserta pengikutnya berlari meninggalkan mereka jauh. Setelah itu atas perintah Tuhan nabi Musa as mengulurkan kembali tangannya ke laut, maka :

Berbaliklah segala air itu, lalu menutupi kereta dan orang berkuda dari seluruh pasukan Firaun, yang telah menyusul orang Israel itu ke laut; seorang pun tidak ada yang tinggal dari mereka. [Keluaran 14:28]

Fir’aun beserta pasukannya tewas dalam lautan, tak seorangpun yang hidup. Tuhan telah mencampakkan Fir’aun kedalam lautan dan membiarkan tubuhnya musnah dalam lautan :

Dan mencampakkan Firaun dengan tentaranya ke Laut Teberau! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. [Mazmur 136:15]

Air menutupi para lawan mereka, seorang pun dari pada mereka tiada tinggal.
[Mazmur 106:11]

Dari kisah tersebut, point yang dapat kita ambil adalah :

Jumlah 2 juta sampai 3 juta orang-orang Israel yang melarikan diri keluar Mesir nampaknya sangat berlebihan. karena jumlah sebesar itu, resiko kematian d itengah padang pasir yang amat terik tentu sangat tinggi, ini merupakan angka yang bombastik. Apalagi mereka tidak mempunyai persediaan makanan dan air yang cukup.
Mayat Fir’aun dimusnahkan dalam lautan.

Tenggelamnya Fir’aun Dalam Al-Qur’an

Kisah bermula pada kekafiran, kesombongan dan keingkaran bangsa Mesir yang mengikuti Fir?aun dalam menentang Allah SWT dan nabinya Musa as dan yang menindas bangsa Israel, padahal telah nyata petunjuk bagi mereka dan telah diperlihatkan kejadian-kejadian luar biasa kepada mereka sebagai tanda kekuasaan Allah SWT, tetapi hati mereka tidak mau sadar, tidak mau kembali kepada kebenaran dan beriman kepada Allah SWT.

Sangat sedikit yang beriman dari orang-orang Mesir, ada yang mengatakan hanya tiga orang yang beriman, yaitu istri Fir’aun, seorang dari pengikut Fir’aun dan seorang pemberi nasehat.

Karena, Fir’aun dan bangsanya tetap ingkar dan sombong, Nabi Musa as meminta kepada Fir’aun untuk meninggalkan Mesir beserta orang-orang Bani Israel, namun Fir’aun menolak permintaan ini. Maka turunlah perintah Allah SWT :

Dan sesungguhnya telah Kami wahyukan kepada Musa: “Pergilah kamu dengan hamba-hamba-Ku (Bani Israil) di malam hari, maka buatlah untuk mereka jalan yang kering di laut itu, kamu tak usah khawatir akan tersusul dan tidak usah takut (akan tenggelam)”. [QS. 20:77]

Maka pergilah nabi Musa as bersama-sama kaumnya Bani Israel pada malam itu juga, dan pada pagi harinya, tidak ada seorangpun dari kaum nabi Musa as yaitu Bani Israel yang tertinggal di Mesir, mereka telah pergi meninggalkan Mesir.

Pagi harinya, mengetahui orang-orang Israel telah meninggalkan Mesir, Fir’aun sangat marah dan segera mengumpulkan tentaranya, kereta dan kuda yang ada di seluruh wilayah Mesir untuk mengejar nabi Musa as dan orang-orang Israel. Dengan marah Fir’aun berkata kepada pasukannya :

“Orang-orang itu berjumlah tidak banyak, dan sesungguhnya, mereka telah benar-benar membuat kita marah”

Kemudian setelah tentara dan kuda-kuda terkumpul, diberangkatkanlah pasukannya mengejar Nabi Musa as dan Bani Israel.

”Maka Fir’aun dan bala tentaranya dapat menyusuli mereka di waktu matahari terbit. Maka setelah kedua golongan itu saling melihat, berkatalah pengikut-pengikut Musa: “Sesungguhnya kita benar-benar akan tersusul”. Musa menjawab: ”Sekali-kali tidak akan tersusul; sesungguhnya Rabbku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku”. [QS: 26:60-62]

Ketika pengikut nabi Musa as dalam keadaan ketakutan karena akan segera tersusul, turunlah firman Allah SWT :

Lalu Kami wahyukan kepada Musa:”Pukullah lautan itu dengan tongkatmu”. Maka terbelahlah lautan itu dan tiap-tiap belahan adalah seperti gunung yang besar. [QS. 26:63]

Maka melintaslah nabi Musa beserta kaumnya Bani Israel, dan Fir’aun beserta pasukannya menyusul dibelakangnya. Ketika Nabi Musa as dan pengikutnya sampai di daratan yang tinggi dan Fir’aun beserta pasukannya masih ditengah-tengah lautan, maka datanglah pertolongan Allah SWT kepada nabi Musa as :

Dan Kami selamatkan Musa dan orang-orang yang besertanya semuanya. Dan Kami tenggelamkan golongan yang itu. [QS. 26:65-66]

Tenggelamlah Fir’aun beserta pasukannya dan tak seorangpun terselamatkan nyawanya termasuk Fir’aun. Namun Fir’aun saat-saat akhir menjelang kematiannya, dia baru sadar atas keingkarannya dan dia sempat mengucapkan kalimat tauhid dan berserah diri kepada Allah SWT :

Hingga bila Fir’aun itu hampir tenggelam berkatalah dia: ”Saya percaya bahwa tidak ada Ilah melainkan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”. [QS. 10:90]

Dengan perngakuan Fir’aun tersebut, Allah SWT berkenan menyelamatkan mayat Fir’aun agar tidak sampai hancur di dalam lautan, dan agar tubuh Fir’aun yang dibiarkan utuh tersebut dapat menjadi pelajaran bagi manusia kelak :

Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami. [QS. 10:92]

Begitulah, Allah SWT menjaga tubuh Fir’aun tetap utuh walaupun tertelan lautan, untuk menjadi pelajaran dan sebagai tanda-tanda kekuasaan-NYA bagi orang-orang yang datang sesudahnya, bukan hanya kisah tenggelamnya Fir’aun yang menjadi pelajaran dan sebagai tanda-tanda kekuasaan Allah SWT, tetapi tubuh fisiknya juga.

Satu point yang dapat diambil dari kisah tenggelamnya Fir’aun dalam Al-Qur’an, yaitu : Mayat Fir’aun dijaga utuh oleh Allah SWT.
Arkeologi Membuktikan Kebenaran Al-Qur’an

Alkitab menyatakan tubuh Fir’aun telah musnah karena tenggelam di lautan, sedang Al-Qur’an menyatakan Tubuh Fir’aun tetap utuh dan selamat walaupun tenggelam di lautan, di sisi lain dari dunia sejarah khususnya bidang arkeologi, telah menemukan mummi yang diindentifikasi sebagai jasad dari tubuh Fir’aun yang mengejar-ngejar nabi Musa as dan tenggelam di lautan.

Temuan arkeologi ini, membuktikan apa yang dinyatakan Al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang dijaga utuh oleh Allah SWT adalah benar-benar terjadi pada 2000 tahun sebelum Al-Qur?an itu sendiri menyatakannya. Dan temuan arkeologi ini secara bersamaan menyangkal apa yang dinyatakan Alkitab bahwa tubuh Fir’aun telah musnah di lautan.

Bukti kebenaran Al-Qur’an ini, sekaligus menjelaskan bahwa :

Al-Qur’an bukanlah bikinan Muhammad saw, karena, apa yang dikisahkan Al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang dijaga utuh oleh Allah SWT adalah terjadi sekitar 2000 tahun sebelumnya, mustahil Muhammad saw mengetahui kejadian tersebut. Dan ketika Al-Qur’an menyatakan tubuh Fir’aun dijaga utuh untuk menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahnya, sama sekali tidak ada bukti riil dari jasad Fir’aun pada saat itu. Bukti tubuh utuh Fir’aun baru ditemukan sekitar 1300 tahun setelah Al-Qur’an menyatakannya yaitu tahun 1898 M. Tidak ada yang mampu membuat kisah seakurat itu, kecuali yang merencanakan kisah itu terjadi yaitu Allah SWT.
Alkitab hasil campur tangan manusia, karena apa yang dikisahkan Alkitab tentang kejadian sekitar 1300 tahun sebelumnya, ternyata terbukti meleset setelah ditemukan mummi raja Fir’aun yang telah dinyatakan musnah oleh Alkitab. Tentu tidak mungkin Tuhan yang membuat pernyataan dalam Alkitab yang menyatakan tubuh Fir’aun telah dimusnakan, karena sejarah membuktikan tubuh Fir’aun diselamatkan utuh.
Orientalis hanya bisa menuduh, Muhammad saw dituduh telah membuat Al-Qur’an dengan menyontek Alkitab, tentu tuduhan semacam ini sangat tidak ilmiah, karena telah terbukti Alkitab telah salah mengisahkan tubuh utuh Fir’aun, sementara Al-Qur’an sangat akurat dalam mengisahkannya. Apa yang dicontek ?

Demikianlah uraian dari kami, semoga dapat menambah keimanan kita kepada Allah SWT, dan semoga kita senantiasa memperhatikan bukti-bukti kemukjizatan Al-Qur’an yang terbentang luas dalam segala disiplin ilmu.

Akhirul kata, semoga menambah keimanan kita, Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuhu.

——————
[1] Seorang dokter ahli bedah paling masyhur berkewarganegaraan Perancis. Ia masuk Islam setelah mengadakan kajian secara mendalam mengenai al-Qur’an al-Karim dan mukjizat ilmiahnya
[2] Lihat, buku al-Qur’an Wa al-‘Ilm al-Hadits, Dr Morris Bukay
[3] Lihat, buku Kitab al-Qur’an Wa al-‘Ilm al-Mu’ashir, Dr Morris Bukay, terjemah ke bahasa Arab, Dr Muhammad Bashal dan Dr Muhamma Khair al-Biqa’i
[4] Diraasah al-Kutub al-Muqaddasah Fii Dhau’i al-Ma’aarif al-Hadiitsah, karya Dr Morris Bukay, hal.269, Darul Ma’arif, cet.IV, 1977 –dengan sedikit perubahan
[5] Ibid.

Senin, 18 Maret 2013

Mitologi Dewa Dewi Mesir


Menurut catatan sejarah, bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa (polytheisme) dan belum menemukan paham Ketuhanan Yang Maha Esa (ada yang menyamakan dengan paganisme). Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur alam. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang.

Mitologi Dewa Dewi Mesir
Menurut catatan sejarah, bangsa Mesir Kuno menyembah banyak Dewa (polytheisme) dan belum menemukan paham Ketuhanan Yang Maha Esa (ada yang menyamakan dengan paganisme). Menurut kepercayaan Mesir Kuno, para Dewa merupakan makhluk-makhluk yang lebih berkuasa daripada umat manusia dan mengatur aspek-aspek kehidupan umat manusia. Mereka memberkati manusia, melindungi manusia, menghukum manusia, dan mencabut ajal manusia. Dewa-Dewi dalam kepercayaan bangsa Mesir Kuno merupakan penguasa setiap bagian dan unsur alam. Para Dewa yang menentukan nasib setiap orang.




Ra / Re

Ra adalah dewa matahari Mesir kuno. Pada kelima dinasti ia menjadi dewa besar dalam agama Mesir kuno, diidentifikasi dengan ciri 'matahari tengah hari'. Ra banyak berubah dari waktu ke waktu, terdapat juga nama Kota asal dewa yaitu kota Heliopolis yang berarti “Kota Matahari” oleh orang Yunani Kuno.
kemudian,Ra bergabung dengan dewa Horus, sebagai Re-Horakhty. Ketika mencapai posisi penting dalam jajaran Mesir, ia dipercaya untuk memimpin langit, bumi, dan di bawah tanah. Dia dikaitkan dengan elang, serta simbol dewa matahari yang melindungi fir’aun.


Osiris / Wesir


Osiris digambarkan sebagai dewa yang menggunakan mahkota, yang mirip dengan mahkota putih dari Mesir. Dia juga membawa crook dan cambuk. Alat yang menyerupai lekukan diperkirakan untuk mewakili Osiris yang berperan sebagai Dewa Gembala


Amon / Amun

Amon adalah seorang dewa dalam mitologi Mesir yang biasa disebut Amun-Ra. Berperan sebagai dewa pencipta , ia adalah pelindung kaum miskin dan pusat kesalehan. Amun menciptakan dirinya sendiri, tanpa ibu dan ayah, dan selama 'Kerajaan Baru' di Mesir ia menjadi Dewa Besar do teologi Mesir.. Amun-Ra, tidak secara fisik yang menciptakan alam semesta. Posisinya adalah sebagai Raja Dewa. Selain Osiris, Amun-Ra adalah nama Dewa yang paling banyak yang tercatat dalam peninggalan-peninggalan Mesir.


Isis / Aset

Isis adalah Dewi di mesir kuno, dia juga disembah di beberapa negara di seluruh dunia semisal Yunani-Romawi. Dia dipuja sebagai ibu yang ideal, istri, pelindung alam dan sihir. Dia adalah teman budak, orang-orang berdosa, pengrajin, kaum tertindas, serta mendengarkan doa orang-orang kaya, gadis, bangsawan dan penguasa. Isis adalah dewi ibu dan kesuburan.


Hathor / Hethert

Hathor adalah seorang Dewi Mesir Kuno yang dipersonifikasikan dengan feminin, cinta, keibuan dan sukacita. Dia adalah salah satu dewi yang paling penting dan paling populer sepanjang sejarah Mesir Kuno. Hathor yang disembah oleh masyarakat umum, dan gambarnya banyak terdapat pada kuburan orang Mesir Kuno dia digambarkan sebagai “pemimpin Barat” menyambut orang mati ke kehidupan selanjutnya. Peran lain dia adalah seorang dewi musik, tari, dan kesuburan, yang membantu perempuan dalam proses melahirkan.


Horus / Heru

Horus adalah salah satu dewa yang paling tua dan paling penting didalam agama Mesir kuno, yang di puja, setidaknya sampai akhir periode Predinastik pada masa Yunani-Romawi. Berbagai bentuk rupa Horus dicatat dalam sejarah. Bentuk paling umum adalah Horus Falcon yang merupakan dewa pelindung Nekhen di Mesir.


Mayet / Ma'at

Ma'at adalah Dewi Mesir kuno dengan konsep kebenaran, keseimbangan, keteraturan, hukum, moralitas dan keadilan. Dewi Ma'at juga di anggap sebagai Dewi yang mengatur bintang – bintang, musim dan cuaca, serta tindakan-tindakan baik manusia dan para dewa, yang mengatur alam semesta dari kekacauan. Peran utamanya dalam mitologi Mesir berurusan dengan penimbangan jiwa-jiwa yang terjadi di dunia bawah, bulu nya digunakan untuk menimbang apakah jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal akan mencapai surga dengan selamat atau terlempar ke neraka.


Nephthys / Nebt-het

Nephthys adalah dewi yang asalnya belum ditentukan, namanya mengandung arti “Lady of the House,” Dia adalah Dewi “ibu rumah tangga,”.


Anubis / Yinepu

Anubis adalah dewa pelindung dari kematian dan pembawa manusia ke alam baka. Dia biasanya digambarkan sebagai manusia berkepala serigala atau setengah manusia, setengah serigala, atau dalam bentuk serigala lengkap mengenakan ankh dan memegang cambuk di lekuk lengannya. Serigala itu sangat kental dengan kuburan di Mesir kuno,warna daging yang membusuk pada mumi dan terdapat tanah hitam di lembah Sungai Nil, melambangkan kelahiran kembali


Suchos / Sobek

Di Mesir kuno, Dewa Sobek digambarkan sebagai seorang laki-laki dengan kepala buaya. Dianggap sebagai pelindung pasukan Pharaoh, ia ditampilkan dengan simbol otoritas raja. Dia juga digambarkan membawa ankh di tangan kirinya seperti dewa-dewa lain, yang mewakili kemampuannya untuk melawan kejahatan dan menyembuhkan penyakit. Ia pernah menjadi Sobek-Ra, ia juga digambarkan dengan memakai cakram matahari di atas kepalanya.


Thoth / Djehuty

Thoth dianggap sebagai salah satu dewa yang penting di Mesir,
sering digambarkan dengan lelaki dengan kepala burung, dari suatu Ibis. Dia memimpin masyarakat setempat, Thoth diberi nama Hermopolis oleh orang-orang Yunani.


Sachmis / Sekhmet

adalah dewi Mesir Hulu. Dia digambarkan berkepala singa betina. Dikatakan bahwa nafasnya menciptakan gurun pasir. Dia dipercaya sebagai pelindung Pharaoh dan pemimpin pertempuran. Pemujaannya sangat dominan di Mesir, ketika Pharaoh pertama dari Dinasti kedua belas, Amenemhat I, memindahkan ibukota Mesir ke Itjtawy, pusat pemujaan Sekhmet juga ikut dipindah. Sekhmet juga merupakan dewi matahari, kadang-kadang dianggap sebagai aspek dari dewi Hathor dan Bast. Dia memakai cakram matahari dan Uraeus yang dengan demikian menghubungkannya dengan Wadjet dan kerajaan. Dengan segala asosiasi ini, dia bisa disebut sebagai juru damai dari dewi Ma'at di Ruang Penghakiman Osiris.


Ptah

Dalam Mesir Kuno, Ptah adalah dewa yang membentuk bumi. Ia hanya tinggal membayangkan dalam hati kemudian mengucapkannya. Ptah juga diyakini sebagai Dewa Pengrajin, dia diyakini yang mengilhami pembuatan bangunan megah nan kuat ala Mesir seperti Piramida Giza, Spynx, Kuil Abu Simbel dan masih banyak lagi. Tidak hanya itu dia juga dewa pengrajin emas, armor, patung dan seni mesir kuno lainnya.


Seth / Set

Dikenal sebagai tokoh antagonis dalam mitologi mesir merupakan dewa penguasa langit malam dan penguasa gurun, dan merupakan saudara dari Osiris (sekaligus pembunuhnya ) seperti biasa mitologi mesir kebanyakan mengambarkan dewanya dengan setengah manusia dan setengah hewan (kemungkinan besar armadilo kuno). Set membunuh osiris dan horus anaknya membalas dendam setelah berhasil mengalahkan set dalam pertarungan non stop selama 70 tahun. Walaupun Set merupakan dewa antagonis tapi dalam masyarakat mesir ia juga dihormati, karena ketika ia membunuh Osiris, Seth juga berkontribusi dalam mengembangkan kepercayaan akan adanya reinkarnasi, dan para pengikut mesir tidak mendapat diskriminasi dari pengikut dewa lain yang lebih popular, hal ini dibuktikan bahwa ternyata ayah dari Ramses I bernama Seti I yang menandakan ia pengikut Seth.


Bastet / Bast

Bastet adalah dewi perlindungan dan kucing di Mesir Kuno. Ia adalah putri dari Ra, sang dewa matahari. Dewi ini dipuja semenjak masa Dinasti Kedua. Pusat pemujaannya terletak di Per-Bast (Bubastis dalam bahasa Yunani).
Bastet digambarkan sebagai seorang perempuan dengan kepala kucing yang jinak. Namun, sampai 1000 SM ia digambarkan sebagai singa betina. Ketika Ra menghancurkan musuhnya Apep, Bastet biasanya digambarkan sebagai kucing. Ketika digambarkan sebagai kucing, dia dihubungkan dengan bulan (anaknya Khonsu adalah dewa bulan). Ketika ditampilkan sebagai singa betina, ia dikaitkan dengan sinar matahari.
Bast adalah dewi api, kucing,pelindung rumah dan wanita hamil. Menurut salah satu mitos, dia adalah personifikasi jiwa Isis. Dia juga disebut sebagai "Putri dari Timur". Bastet seperti halnya kucing memiliki dua sisi kepribadiannya, jinak dan agresif. Dia jinak dan lembut dipandang di samping tugasnya sebagai pelindung rumah, dan wanita hamil, serta agresif karena sifat alaminya.


Nu / Nun

Dalam mitologi Mesir, Nu adalah pendewaan primordial jurang kekelaman berair. Dalam kosmogoni Ogdoad, namanya berarti jurang kekelaman. Karena menjadi sebuah konsep, Nu dipandang tidak memiliki jender, namun memiliki aspek yang dapat direpresentasikan sebagai wanita atau pria seperti kebanyakan dewa Mesir lain. Naunet (juga diucapkan Nunet) adalah aspek wanita, yang mana nama Nu ditampilkan dengan akhiran jender wanita. Aspek pria, Nun, ditampilkan dengan akhiran jender pria. Seperti konsep primordial tiga empat Ogdoad lainnya, aspek pria Nu digambarkan dengan kodok, atau pria kepala kodok. Dalam kesenian Mesir kuno, Nun juga muncul sebagai pria berjenggot dengan kulit biru-hijau yang merepresentasikan air. Naunet direpresentasikan dengan ular atau wanita berkepala luar.


Tawaret
Tawaret adalah Dewi pelindung ibu hamil dan bayi. Digambarkan sebagai kuda nil dengan badan singa, punggung dan ekor dari buaya, serta dada dan perut ibu mengandung.


Shu
Shu adalah Dewa Udara. Dia yang mengangkat Nut ke atas sehingga dapat menutupi Geb sebagai kanopi.

Seshat
Seshat adalah Dewi Penulisan dan Pengukuran. Digambarkan sebagai wanita yang menggunakan kain dari kulit macan.

Khnum
Khnum adalah Pencipta Dewa dan Dewa Penggenangan. Konon Khnum lah yang menciptakan orang-orang Mesir Kuno dari sebuah roda gilingan.


Khepri
Khepri adalah Dewa Penciptaan, Pergerakan Matahari dan Kelahiran. Penampilan Khepri adalah manusia dengan kepala kumbang tahi (Scarab). Masyarakat Mesir Kuno percaya bahwa scarab datang entah dari mana, begitu pula peradaban Mesir Kuno yang datang entah dari mana. Itulah sebabnya mengapa kumbang tahi dihormati. Dalam beberapa kisah, Khepri dihubungkan dengan Dewa Atum. Dia juga dipercaya selalu menekan Dewa Matahari Ra tetap di atas langit setiap hari.

Hapi
Hapy adalah Dewa Sungai Nil. Hapy merupakan dewa yang penting dalam Mesir Kuno karena dia yang membawa banjir dari Sungai Nil setiap tahun untuk pengairan.

Geb
Geb adalah Dewa Bumi. Geb adalah ayah dari Osiris, Isis, Nepthys dan Seth. Dia adalah suami dari Dewi Langit Nut. Ketika Osiris tewas dibunuh Seth, Geb menjadikan Horus sebagai penguasa kehidupan. Masyarakat Mesir Kuno percaya bahwa ketika terjadi gempa bumi itu berarti Geb sedang tertawa.

Atum
Atum adalah pencipta para dewa. Mesir Kuno percaya bahwa Atum adalah dewa pertama yang muncul di bumi.

Aten
Aten adalah wujud asli dari Dewa Matahari Ra. Selama era Akhenaten, Aten disebut sebagai Raja Para Dewa.

Bagaimana Nabi Mengajar Kita Untuk Keluar dari Beban Hutang?

Semua orang berhutang. Percaya? Tiada apa yang perlu dimalukan.

Islam sendiri ada cara-cara berhutang yang betul. Apa yang penting, berhutang ikut kemampuan kita dan bukan berhutang mengikuti apa kata orang mau.

Apabila kita berhutang di luar kemampuan, itulah yang selalu menyebabkan kita terperangkap dengan hutang hutang berkepanjangan.

Berikut adalah doa yang Nabi Muhammad saw ajar kepada kita yang baik untuk diamalkan pagi dan petang untuk mengatasi masalah bebanan hutang.

“Ya Allah aku berlindung dari kesusahan dan kedukaan, dari lemah kemauan dan rasa malas, dari sifat pengecut dan bakhil, dari belenggu hutang dan tekanan manusia.”

Apa yang kita maklum, berdoa sahaja tidak akan menyelesaikan masalah. Duit tidak datang dengan sendirinya selepas kita mengaminkan sesuatu doa. Namun doa yang Nabi saw ajar ini mengandungi pengajaran yang penting.
Yaitu 4 langkah yang perlu kita buat apabila mau keluar dari beban hutang.
1. Hilangkan perasaan susah dan sedih

Mula-mula perlu buang perasaan negatif ini. Kerana mereka yang mempunyai belenggu hutang yang besar secara automatik mempunyai perasaan gundah gulana sebegini besar, ada di mana mana hutangnya . Iyalah, hutang sudah mengelilingi pinggang. Justeru itu , kita akan akui bahwa kita ada hutang.

Ya, kita akui. Bukan berada dalam penafian . Jangan hindari tapi hadapi situasi tersebut. Ini adalah langkah pertama yang paling penting, akui kesalahan masalah keuangan kita dan tentunya hidup mesti terus berjalan.
2. Tanam sifat rajin

Setelah berlaku jujur dengan diri sendiri maka langkah seterusnya adalah menjadi orang rajin. Orang yang berjaya semuanya orang yang rajin. Harus rajin bekerja, buat bisnis dan cari pendapatan tambahan. Tiada alasan, itu harus diikhtiarkan.
3. Menjadi berani dan banyak bersedekah

Ada banyak keadaan memerlukan kita jadi berani. Jika perusahaan tempat anda bekerja memberikan gaji yang tak cukup untuk kebutuhan anda , kita mesti berani berhenti kerja dan mencari kerja di tempat lain. Atau bila bisnis pertama gagal, berani untuk tutup kedai dan berani memulai bisnis yang lain.

Yang paling penting, mesti berani menjual. Namun kebanyakan kita tidak berani menjual sedangkan Allah swt telah menghalalkan bisnis.

Dan pada masa yang sama, banyaklah beri sedekah, bantu orang lain walaupun kita masih lagi belum keluar dari belenggu hutang sepenuhnya. Ya, jangan jadi bakhil. Jadilah orang yang pemurah untuk keluar dari belenggu hutang.

Give first, earn later.
4. Bayar hutang dengan sistematik

Apabila kita telah membuat 3 langkah yang awal, maka tibalah masa untuk kita menyusun semula hutang-hutang dengan baik supaya kita dapat menyelesaikannya dengan lebih cepat.

3 langkah sebelum ini menjadikan kita orang yang ada pendapatan lebih.

Namun jika duit lebih itu tidak dimanfaatkan untuk membayar hutang dengan sistematik maka kita tidak dapat keluar dari belenggu hutang ini dengan cepat.

Maka sebab itulah kita perlu berjumpa dengan pihak yang ada hutang dan membuat jadwal penstrukturan hutang yang sesuai. Ketika waktu beginilah kita menghadapi tekanan manusia lain yang datang menuntut hutang dengan pelbagai cara dan tekanan. Ya, hadapi mereka dengan berbincang secara baik. Pasti akan ada jalan keluarnya.
Usaha + Doa (Tawakal) = Bebas Hutang

Maka inilah fungsi doa dalam kehidupan. Setelah kita berusaha dengan cara yang betul, Allah akan membantu dengan caraNya yang lain atau dengan maksud yang lain, bertawakallah bersama dengan kita berusaha.

- Suzardi Maulan-Pakdinet-

Rabu, 13 Maret 2013

Keutamaan Menyantuni Anak Yatim

Dari Sahl bin Sa’ad radhiallahu ‘anhu dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

« أَنَا وَكَافِلُ الْيَتِيمِ فِى الْجَنَّةِ هكَذَا » وأشار بالسبابة والوسطى وفرج بينهما شيئاً

“Aku dan orang yang menanggung anak yatim (kedudukannya) di surga seperti ini”, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengisyaratkan jari telunjuk dan jari tengah beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, serta agak merenggangkan keduanya[1].

Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan dan pahala orang yang meyantuni anak yatim, sehingga imam Bukhari mencantumkan hadits ini dalam bab: keutamaan orang yang mengasuh anak yatim.

Beberapa faidah penting yang terkandung dalam hadits ini:

Makna hadits ini: orang yang menyantuni anak yatim di dunia akan menempati kedudukan yang tinggi di surga dekat dengan kedudukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam[2].
Arti “menanggung anak yatim” adalah mengurusi dan memperhatikan semua keperluan hidupnya, seperti nafkah (makan dan minum), pakaian, mengasuh dan mendidiknya dengan pendidikan Islam yang benar[3].
Yang dimaksud dengan anak yatim adalah seorang anak yang ditinggal oleh ayahnya sebelum anak itu mencapai usia dewasa[4].
Keutamaan dalam hadits ini belaku bagi orang yang meyantuni anak yatim dari harta orang itu sendiri atau harta anak yatim tersebut jika orang itu benar-benar yang mendapat kepercayaan untuk itu[5].
Demikian pula, keutamaan ini berlaku bagi orang yang meyantuni anak yatim yang punya hubungan keluarga dengannya atau anak yatim yang sama sekali tidak punya hubungan keluarga dengannya[6].
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sehubungan dengan mengasuh anak yatim, yang ini sering terjadi dalam kasus “anak angkat”, karena ketidakpahaman sebagian dari kaum muslimin terhadap hukum-hukum dalam syariat Islam, di antaranya:

1. Larangan menisbatkan anak angkat/anak asuh kepada selain ayah kandungnya, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

{ادْعُوهُمْ لِآَبَائِهِمْ هُوَ أَقْسَطُ عِنْدَ اللَّهِ فَإِنْ لَمْ تَعْلَمُوا آَبَاءَهُمْ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَمَوَالِيكُمْ}

“Panggillah mereka (anak-anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak (kandung) mereka; itulah yang lebih adil di sisi Allah, dan jika kamu tidak mengetahui bapak-bapak mereka, maka (panggilah mereka sebagai) saudara-saudaramu seagama dan maula-maulamu” (QS al-Ahzaab: 5).

2. Anak angkat/anak asuh tidak berhak mendapatkan warisan dari orang tua yang mengasuhnya, berbeda dengan kebiasaan di zaman Jahiliyah yang menganggap anak angkat seperti anak kandung yang berhak mendapatkan warisan ketika orang tua angkatnya meninggal dunia[7].

3. Anak angkat/anak asuh bukanlah mahram[8], sehingga wajib bagi orang tua yang mengasuhnya maupun anak-anak kandung mereka untuk memakai hijab yang menutupi aurat di depan anak tersebut, sebagaimana ketika mereka di depan orang lain yang bukan mahram, berbeda dengan kebiasaan di masa Jahiliyah.

وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين

Kota Kendari, 12 Muharram 1433 H



Penulis: Ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthoni, MA
Artikel Muslim.Or.Id



[1] HSR al-Bukhari (no. 4998 dan 5659).

[2] Lihat kitab “’Aunul Ma’buud” (14/41) dan “Tuhfatul ahwadzi” (6/39).

[3] Lihat kitab “Syarhu shahiihi Muslim” (18/113).

[4] Lihat kitab “an-Nihaayah fi gariibil hadiitsi wal atsar” (5/689).

[5] Lihat kitab “Syarhu shahiihi Muslim” (18/113) dan “Faidhul Qadiir” (3/49).

[6] Ibid.

[7] Sebagaimana dalam HSR al-Bukhari (no. 3778), lihat juga kitab “Tafsir al-Qurthubi” (14/119).

[8] Mahram adalah orang yang tidak halal untuk dinikahi selamanya dengan sebab yang mubah (diperbolehkan dalam agama). Lihat kitab “Fathul Baari” (4/77).

Senin, 11 Maret 2013

Mengambil Pelindung Selain Allah SWT layaknya Laba-laba

“Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindungnya selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahuinya” (QS. al-’Ankabuut: 41).

Tak bisa dipungkiri memang ada manusia yang hidupnya seperti pola hidupnya laba-laba. Sebagaimana bisa dilihat dengan mata telanjang, makhluk yang dijadikan nama surah dalam Alquran (al Angkabut) itu suka mencari keuntungan untuk dirinya sendiri bahkan dengan memangsa binatang kecil lain. Binatang lain adalah musuh. Dengan membuat jaring, mereka memerangkap bintang yang terbang melewatinya dan selanjutnya dijadikan mangsanya.

Namun demikian, aniaya terhadap binatang lain yang dilakukan seekor laba-laba sangat terbatas. Hanya sebatas yang tersangkut di jaringnya. Tidak separah aniaya dan kerusakan yang dilakukan manusia berperangai laba-laba. Manusia lewat jaringannya yang berlapis-lapis bisa melakukan aniaya dalam jangkauan yang lebih luas dan licik. Berbagai sudut dirambahnya. Yang jadi korban bukan hanya yang melewati jaringannya, tetapi juga yang tak tahu apa-apa.

Meskipun begitu, banyak hal penting yang bisa dipelajari dari laba-laba. Di samping menghasilkan sutera, laba-laba juga sangat giat dan mandiri dalam hidupnya, termasuk dalam membuat rumah dengan tenaganya sendiri.

Hal lain yang lebih penting yang dapat dipelajari dari laba-laba, yaitu jaring-jaringnya yang rapuh atau mudah putus. Itu menjadi ibarat orang-orang yang tak beriman (secara murni) kepada Allah. Karena itu, perlu selalu memperkuat keimanan kepada Allah agar terjamin hidup di dunia dan akhirat.

Ramadhan, Fathu Makkah dan “Kemenangan Islam”

MENJELANG datangnya bulan Ramadhan yang penuh rahmat dan keberkahan, lewat serangkaian peristiwa yang tidak bisa kita pisah-pisahkan satu per satu. Dunia Arab --yang notabene-- menjadi poros dunia Islam mulai mengalami pergolakan. Satu per satu rezim tiranik yang memenjarakan kebebasan di sana mulai berjatuhan. Mesir, Libya, Yaman, Tunisia, bahkan hingga Suriah (yang masih terus berdarah) sedang bergolak.
Orang-orang di berbagai media menyebut fenomena ini dengan istilah “Arabic Spring” atau Arab yang didera angin sejuk ‘musim semi’, di tengah kegersangan yang selama ini melanda. Tentu saja musim semi yang dimaksud bukan dalam arti sebenarnya.

Sebagai ilustrasi, dulu para aktivis Al Ikhwan al Muslimun di Mesir begitu sering keluar masuk penjara, hampir selalu disudutkan oleh rezim militeristik dari mulai Naser, Sadat hingga Mubarak. Betapa kebebasan masyarakat seolah tercerabut dari akarnya. Kini angin sejuk itu menghampiri, Mubarak jatuh dan Mesir punya jagoan baru, Dr. Mohammed Mursy, aktivis Ikhwan. Harapan yang begitu besar tertuju kepada sosok Mursy. Ini seolah juga menjadi trigger bagi negara-negara Arab lainnya untuk bisa melakukan perubahan.

Terlepas dari konspirasi dan kepentingan barat, agaknya kita harus kembali berkaca ke belakang. Dua belas tahun lalu, tepatnya di tanggal 9 September, kaum muslimin betul-betul dikejutkan, terlebih setelah Presiden Amerika Serikat saat itu menyerukan agenda besar dunia, “perang terhadap terorisme”. Tentu kita sadar betul bahwa apa yang dimaksud “terorisme” dalam kata-kata itu adalah merujuk kepada Islam, orang Islam dan segala apa pun yang ada sangkut pautnya dengan Islam.

Barat, dengan AS sebagai perwakilannya mulai menunjukkan sikapnya dengan slogan dan embel-embel “terorisme”, setelah sebelumnya di tahun 80an dan 90an begitu malu-malu menyatakan sikap. Keterkejutan kaum muslimin terhadap peristiwa 9/11 mulanya memberikan kesan bahwa Islam akan menjadi “objek” bagi Barat dan sekutunya, minimal sebuah pencitraan negatif. Akan tetapi, fakta di lapangan menunjukkan perubahan signifikan selepas 9/11. Populasi kaum Muslimin jauh lebih meningkat, bahkan di negara-negara Eropa yang notabene minoritas, Islam menuai benihnya. Orang-orang mulai bertanya-tanya dan semakin penasaran, “Apa itu Islam? Siapa orang-orang ini?”

Tanpa harus membuat propaganda dan pemasaran besar-besaran, Dakwah Islamiyah tersebar dengan sendirinya. Kata-kata “terorisme” membuat gatal orang-orang Barat, dan tentu saja, para pencari kebenaran dengan sendirinya akan menemukan Islam.

Ramadhan, Bulan Keberkahan

Dalam sejarahnya, Ramadhan hampir selalu menjadi bulan di mana terjadi peristiwa-peristiwa penting di dalamnya. Rasulullah saw. menerima wahyu untuk pertama kali, mengalami perang-perang besar, dan peristiwa “Fathu Makkah” terjadi di bulan Ramadhan.

Peristiwa Fathu Makkah adalah sebuah peristiwa dimana akhirnya Nabi saw. dan para sahabat berhasil menguasai Makkah, berhala dihancurkan, dan Ka’bah disucikan dari berhala. Bagaimana bisa terjadi peristiwa Fathu Makkah ini?

Bermula dari Hudaibiyah, di mana terjadilah sebuah perjanjian antara dua kekuatan, kaum Muslimin di satu pihak dan kaum Quraisy di pihak lain. Perjanjian ini terjadi manakala satu rombongan yang dipimpin langsung oleh Nabi saw. hendak melaksanakan haji di baitullah. Namun, pihak Quraisy melihatnya sebagai sebuah ancaman, “Apa kata kabilah-kabilah lain?” mungkin begitu pikir mereka. Pikiran ini wajar muncul, sebab setelah Nabi saw. dan beberapa ratus sahabat hijrah dari Makkah menuju Yatsrib (Madinah), antara kaum Muslimin dan kaum Quraisy hampir selalu terjadi peperangan yang tak terelakkan. Islam dengan basis Madinah dan Quraisy dengan basis Makkah.

Jika orang-orang dari Madinah, yang notabene adalah rival dari Kafir Quraisy datang ke Makkah dengan seenaknya, maka apa tanggapan orang-orang nanti? Untuk itulah, pemuka-pemuka Quraisy dengan segala daya upaya menyusun sebuah strategi, yaitu mengikat kaum Muslimin dalam suatu perjanjian. Dan terjadilah perjanjian Hudaibiyah.

Gerbang Fathu Makkah

Isi perjanjian Hudaibiyah antara lain: Pertama, gencatan senjata selama sepuluh tahun. Kedua, orang Islam dibenarkan memasuki Makkah pada tahun berikutnya, tinggal di sana selama tiga hari saja dengan hanya membawa sebilah senjata. Ketiga, bekerja sama dalam perkara yang membawa kepada kebaikan. Keempat, orang Quraisy yang lari ke pihak Islam harus dikembalikan ke Makkah. Kelima, orang Islam yang lari ke Makkah tidak dikembalikan ke Madinah, dan keenam, kedua belah pihak boleh membangun kerja sama dengan kabilah lain tapi tidak boleh membantu dalam hal peperangan.

Para sahabat pun geger menanggapi isi perjanjian itu. Isinya memang terlihat mendiskreditkan Islam, sampai-sampai seorang Umar pun berang tak karuan. Tapi, di sinilah letak pelajarannya, visi Rasulullah saw. jauh ke depan, ia bukan hanya melihat kepentingannya di masa sekarang. Dengan adanya perjanjian ini, wilayah Madinah pun akan steril dari musuh-musuh Islam (Quraisy yang mencoba merusak dan Yahudi yang khianat).

Sementara dakwah Islamiyah pun juga akan berkembang dengan adanya pihak Islam yang masuk ke Makkah, dan inilah pintu gerbang terjadinya Fathu Makkah.

Selang waktu yang dibutuhkan Nabi selepas Hudaibiyah hingga Fathu Makkah adalah tiga tahun. Selama tiga tahun inilah kaum Muslimin betul-betul menitikberatkan kegiatannya pada dakwah dan membuka jalinan kerja sama dengan negara-negara luar Arab. Sampai kemudian akhirnya di peristiwa Fathu Makkah, berbondong-bondong orang memasuki Islam, dan Islam terus berekspansi seolah tanpa henti.

Kemenangan Islam


Ekspansi yang juga sama dirasakan umat Islam dunia hari ini agak mirip dengen peristiwa selepas peristiwa 9/11.

Peristiwa ini seolah menjadi bom waktu bagi kebangkitan Islam secara universal di dunia. Belasan tahun sudah berlalu, dan kini Arabic Spring sudah menunjukkan geliatnya. Tinggal menunggu waktu saja bagi dunia untuk merasakan kembali kejayaan Islam dan keberkahannya.

إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيم
لَقَدْ صَدَقَ اللَّهُ رَسُولَهُ الرُّؤْيَا بِالْحَقِّ لَتَدْخُلُنَّ الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ إِن شَاء اللَّهُ آمِنِينَ مُحَلِّقِينَ رُؤُوسَكُمْ وَمُقَصِّرِينَ لَا تَخَافُونَ فَعَلِمَ مَا لَمْ تَعْلَمُوا فَجَعَلَ مِن دُونِ ذَلِكَ فَتْحاً قَرِيباً

“Ketika orang-orang kafir menanamkan dalam hati mereka kesombongan (yaitu) kesombongan jahiliah lalu Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya, dan kepada orang-orang mukmin dan Allah mewajibkan kepada mereka kalimat takwa dan adalah mereka berhak dengan kalimat takwa itu dan patut memilikinya. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

“Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.” (QS: 48:26-27)

Kita diingatkan oleh al-Qur’an bahwa proses lahirnya kemenangan muncul manakala orang-orang kafir telah menanamkan dalam kesombongan jahiliyah dalam hati mereka. Cukuplah ketenangan dan kalimat takwa yang dipegang oleh kaum Muslimin, sehingga Allah pun akhirnya membenarkan mimpi Nabi saw. untuk memasuki Masjidil Haram.

Begitu pula cerminannya hari ini, di tengah kesombongan musuh-musuh Islam, jika kita berpegang teguh pada kalimat takwa, tidak terpancing segala macam provokasi dan konspirasi, insya Allah kemenangan Islam akan semakin nyata dan dibenarkan oleh Allah azza wa jalla.

Masih banyak pekerjaan rumah bagi kita umat Islam untuk diselesaikan. Masih terjadi kasus-kasus kekerasan terhadap umat Islam di banyak tempat. Masih banyak yang harus dibenahi terutama di negeri sendiri, Indonesia. Mudah-mudahan bulan Ramadhan betul-betul menjadi sarana evaluasi bagi kita semua dan menjadi ladang amal perbaikan bagi diri, bangsa dan dunia.*/Iman Adipurnama, sedang melanjutkan studi S2 di Taipei. Penulis adalah peminat topik keislaman

Minggu, 10 Maret 2013

Rencana Allah dalam Penciptaan Emas dan Perak

Emas dan perak adalah dua nikmat karunia Allah, dengan sarana keduanya setiap urusan duniawi dapat berjalan dengan lancar. Sebenarnya mereka tidak berarti apa-apa selain hanya sejenis batu dan tidak mempunyai suatu nilai apapun pada dirinya. Manusia ingin memiliki bahkan menguasai emas dan perak sebanyak-banyaknya, karena dengan nilai tukar merekalah berbagai barang dan komoditas dunia dapat dibeli.

Ada sebagian sarana, benda atau barang yang tidak dimiliki oleh setiap manusia dan ada sebagain sarana, benda atau barang lain yang dibutuhkan oleh setiap manusia. Sebagai contoh, sekelompok orang memiliki makanan, tetapi tidak memilik onta untuk kendaraan. Sebaliknya ada sekelompok orang yang memiliki onta tapi tidak dapat mengahasilkan makanan sendiri, padahal mereka membutuhkan makanan. Maka dari itu, di antara mereka ada kebutuhan untuk tukar-menukar kedua jenis barang tersebut dan keperluan untuk menetapkan nilai dari masing-masing barang. Tetapi nilai antara barang yang satu dengan yang lain tidak sama. Oleh karena itu, emas dan perak berperan sebagai hakim atau juri bagi semua barang untuk penetapan nilainya dan untuk mendapatkan benda-benda atau barang-barang melalui perantara mereka. Kemudian disepakati bahwa harga seekor onta adalah seratus dinar dan bahwa harga 100 ekor ayam adalah sama. Maka dengan pertolongan emas dan perak, nilai-nilai barang dagangan, seperti binatang ternak, makanan dan sebagainya disesuaikan, meskipun emas dan perak itu sendiri sebenarnya tidak mempunyai harga pada dirinya sendiri.

Allah menunjuk dan mengangkat mereka sebagai hakim untuk penentuan nilai dan harga semua benda dan untuk nilai tukar benda-benda itu. Oleh karena itu, emas dan perak ini disukai oleh manusia. Orang yang mempunyai emas dan perak dengan demikian memiliki nilai tukar itu, yang berarti memiliki benda atau barang. Sebidang cermin tidak mempunyi nilai apapun terhadap dirinya sendiri, tetapi nilainya terletak pada fakta bahwa ia menerima dan menampilkan gambar atau citra. Sama halnya dengan emas dan perak, karena dengan nilai tukar mereka, semua barang atau benda yang diperlukan manusia dapat dibeli. Ada pula rencana-rencana lain, seperti halnya sebuah kata tidak mempunyai arti apapun jika ia tidak digabungkan dengan kata-kata lainnya.

Penyalahgunaan Emas dan Perak

Orang yang dengan emas dan perak ini melakukan suatu perbuatan berlawanan dengan rencana dan kehendak Allah, berarti ia telah berbuat dosa dan durhaka kepada Allah dan tidak berterima kasih kepada nikmat karunia yang Allah berikan kepadanya. Apabila ia menggunakan keduanya namun malah menyimpannya di bawah tanah atau menimbunnya dalam jangka waktu yang lama, berarti ia telah melakukan kedzaliman yang besar dan melalaikan tujuan Allah dengan penciptaan emas dan perak itu. Emas dan perak tidak diciptakan khusus bagi Zaid atau Amar, tetapi sebagai alat tukar bagi barang dan komoditas. Mereka juga tidak diciptakan bagi makanan atau untuk dimakan. Ada tulisan Allah di alam semesta ini mengenai segala sesuatu namun tanpa kata-kata. Allah berfirman:

“…dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahulah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapatkan) siksa yang pedih” (QS At Taubah 9:34)

Emas Dan Perak Digunakan Sebagai Sarana (Wasilah)

Barang siapa yang menggunakan emas dan perak sebagai barang-barang rumah tangga, wadah atau benjana atau semacamnya, maka sesungguhnya ia telah berbuat yang bertentangan dengan tujuan penciptaan emas dan perak dan hal itu dilarang oleh Allah. Dan berarti ia telah berbuat dosa dan maksiat kepada Allah. Keadaan orang tersebut bahkan lebih buruk dari pada keadaan orang yang menimbunnya atau menyimpannya. Benjana dapat dibuat dari besi, tembaga, atau keramik namun mereka tidak mempunyai nilai tukar, dan benda-benda atau barang-barang lain tidak dapat dibeli dengan menggunakan besi, tembaga atau logam lain. Untuk tujuan sebagai alat tukar inilah emas dan perak diciptakan oleh Allah, bukan untuk dijadikan wadah dan bejana. Oleh karen itu Rasulullah bersabda,

“Barang siapa yang meminum dari bejana emas dan perak, maka seolah-olah ia menuangkan sebongkah api neraka ke dalam perutnya”

Emas dan Perak Digunakan Sebagai Alat Bunga-Membungakan Uang

Orang yang membuka usaha jual-beli emas dan perak dalam rangka memperoleh keuntungan atau dengan kata lain untuk memperoleh bunga, maka berarti ia sedang berbuat sesuatu yang berlawanan dengan rencana dan tujuan Allah dan karena itu ia berbuat dosa dan maksiat kepada-Nya. Ia dianggap tidak bersykur kepada nikmat karunia Allah, karena keduanya tidak diciptakan untuk jual-beli, namun sebagai sarana atau perantara untuk mendapatkan benda-benda atau barang-barang yang diperlukan. Ketika sesorang berdagang jenis-jenis barang yang sama, misalnya berjual-beli emas, maka disana ada perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Allah. Rencana terhadap kedua jenis logam mulia ini seperti kata dalam sebuah kalimat, maksudnya gabungan kata-kata akan memberi arti, atau seperti warna-warna dalam sebuah cermin. Dengan demikian, alat tukar emas dan perak untuk emas dan perak tidaklah mempunyai makna, artinya sia-sia dan buang waktu saja. Seperti itulah tujuan penimbunan emas dan perak, sehingga karenanya menimbun emas dan perak akan dihukumi dengan perbuatan zalim.

Mungkin di antara kita ada yang bertanya, mengapa emas boleh (halal) dipertukarkan dengan perak?

Jawabannya adalah tujuan emas diciptakan berbeda dari tujuan penciptaan perak, karena sekeping emas dapat ditukarkan dengan beberapa keping perak. Gambarannya tidak berbeda dengan setalen dapat ditukar dengan tiga uang, satu rupee dapat ditukar seratus paisa, atau satu dolar dapat ditukar dengan 100 sen, yang dengannya banyak benda atau barang yang bernilai lebih rendah dapat dibeli. Apabila mempertukarkan emas dengan perak dilarang, maka benda-benda atau barang-barang tidak mudah dibeli atau dijual. Satu rupee dapat ditukar dengan satu rupee yang lain, karena tidak seorang pun yang ingin melakukan hal itu tanpa keuntungan, tetapi satu rupee tidak dapat ditukarkan untuk lebih dari satu rupee. Pemakaian uang tiruan (meski nilainya tertera jelas, dalam hal ini uang kertas––penerj.) tidak sah, karena pemilik mata uang emas tidak mau menerima uang tiruan sekalipun jumlah mata uang tiruan jauh lebih besar. Sistem barter juga tidak diperbolehkan karena barang yang baik dan barang yang buruk disamakan, padahal berbeda nilainya.

Menimbun bahan pangan juga tidak baik karena bahan pangan diciptakan untuk memelihara tubuh. Apabila ada upaya penimbunan barang-barang ini dalam jangka waktu yang cukup lama, maka tujuan penciptaan bahan pangan ini menjadi terabaikan. Orang yang mempunyai kelebihan bahan pangan harus memberikannya kepada orang-orang yang meminta karena membutuhkan. Orang yang menginginkan bahan pangan dengan cara dipertukarkan dengan jenis bahan pangan yang sama tidak dapat memperolehnya secara sah karena ia tidak mempunyai kebutuhan padanya. Oleh karen itu syariat mengutuk orang-orang yang menimbun bahan pangan.



Oleh: Abbas, Yogyakarta

Dewa-Dewa Mesir Kuno

AncientEgypt
Kenapa saya membahas dewa-dewa mesir kuno ? Yang jelas bukan karena saya anggota Illuminati, tapi karena saya memang memiliki darah Mesir langsung dari Ibu saya.
Baiklah, kita akan mulai dari kenapa bangsa mesir mempercayai dewa-dewa. Dahulu ketika bangsa mesir memulai peradaban, mereka sering melihat sesuatu yang mereka anggap sebagai suatu yang indah sepeti sapi, burung, matahari,dll. mereka menganggap hal-hal ini sebagai sebuah kekuatan yang memiliki fungsi masing-masing, dan jadilah mereka memiliki keyakinan bahwa hal-hal indah dan kuat tersebuh adalah Dewa. Kemudian, setelah mereka mempercayai dewa-dewa tersebut, mereka sadar bahwa ada kekuatan-kekuatan yang jahat dan kuat seperti Buaya, anjing,dll. dari sini mereka ingin menjadikan kekuatan tersebut sebagai Dewa-dewa mereka, dengan tujuan untuk menjaga mereka dan melindungi dari kekuasaan para dewa.


Dahulu mesir memiliki banyak sekali dewa, namun terdapat satu dewa yang menurut bangsa mesir kuno adalah dewa tertinggi yaitu Ra(Amon-Ra). Ra dianggap dewa tertinggi karena Ra adalah dewa matahari.
List Nama-nama Dewa bangsa Mesir Kuno :
• Ra
• Osiris
• Amon
• Isis
• Hathor
• Horus
• Khephri
• Maat
• Harakhte
• Nephthys
• Anubis
• Sobek
• Thoth
• Seth
• Sekhmet
• Khnum
Nah, diatas sudah saya cantumkan nama-nama dewa mesir kuno. Lalu siapa mereka ? Pastinya akan saya bahas lebih lengkap nanti. Namun ada satu hal yang menarik dan jarang dipahami oleh orang lain, yaitu sadarkah anda bahwa peninggalan bangsa mesir yang terlihat saat ini adalah tempat ibadah dan tubuh mereka. Bukan perumahan mereka ?. ini menunjukkan bahwa bangsa mesir dari dahulu sangat Memperhatikan dunia setelah kematian(Akhirat). Mereka percaya bahwa akan ada kehidupan setelah kehidupan, bahkan mereka percaya bahwa akan ada yang mengukur dan menimbang amal perbuatan mereka selama hidup didunia ini.
Bagaimana ?, menarik bukan ?. Ada satu hal lagi. Dahulu bangsa mesir menyembah banyak dewa, namun datang seorang raja fir’aun yang menyatukan seluruh bangsa mesir agar hanya menyembah satu dewa/tuhan. Apakah dia seorang nabi ?, banyak yang percaya bahwa dia seorang nabi, karena mengajarkan suatu yang disebut Monotheisme.
Sampai ketemu lagi pada penjelasan dewa-dewa.

Jumat, 08 Maret 2013

Kaum Duafa

Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin." (QS. 107 : 1-3).

Rasulullah SAW bersabda : "Seorang Muslim adalah saudara Muslim yang lain. Siapa saja yang berusaha memenuhi kebutuhan saudaranya, Allah akan memenuhi kebutuhannya. Siapa saja yang menghilangkan kesusahan dari seorang Muslim, Allah akan menghilangkan salah satu kesusahannya pada Hari Kiamat." (HR. Muttafaq 'alaih).
Kemiskinan yang mendera masyarakat selama ini memunculkan banyak kaum dhuafa (kaum lemah) dan kaum mustadhafin (kaum tertindas), seperti kaum miskin, fakir, perempuan, orang yang terlilit hutang, anak yatim, dan lain-lain. Saat ini sangat banyak kejadian dalam kehidupan masyarakat yang membutuhkan bantuan dan uluran tangan kita. Akibat krisis ekoomi yang berkepanjangan, yang belum ada ujungnya. Ayat Allah atas memgancam kita yang tidak memperhatikan kehidupan kaum dhuafa tersebut

Namun, tidak ditutup kemungkinan yang menjadi kaum mustadhafin adalah orang kaya. Islam yang memiliki konsep “ideologi pembebasan” sejatinya adalah agama yang ingin membela kaum-kaum tersebut. Ini terlihat dalam ajaran-ajaran yang diwahyukan kepada Rasulullah, Nabi Muhammad SAW, baik dalam Al Qur’an maupun hadist. Rasulullah, dalam banyak hadist, bahkan semasa hidupnya sangat dekat dengan mereka. Beliau memilih hidup seperti mereka, seperti dengan hidup sederhana.

Dalam kepemimpinan Islam, profil Rosulullah yang begitu mencintai kaum dhuafa dan mustadhafin semakin kurang diteladani oleh para pemimpin Islam dewasa ini. kebangkitan Islam sekarang ini tidak akan menimbulkan pengaruh yang besar. Itu disebabkan karena hampir semua negara Islam tidak memiliki pemimpin yang efektif, pemimpin yang mampu menimbulkan gerakan pembaharuan sosial, khususnya mereka yang mau menjalankan perintah allah Subhanahu Wata'ala dengan mengikuti jejak Para Nabi Dan Rasul.

Kaum Du’afa : Adalah sebuah kelompok manusia yang dianggap lemah atau mereka yang TERTINDAS. adalah mereka yang tak bisa hijrah karena terhalang baik sosial maupun ekonomi fakir dan miskin tertekan keadaan bukan malas, mereka yang kurang tenaga (bukan karena malas), mereka yang kurang kemampuan aqalnya ( bukan karena malas ) dan atau mereka yang terbelakang pendidikannya. 'Al Faqir'

Kaum dhuafa’ pada dasarnya terlahir dari kekerasan dan kezaliman serta kesewenang wenangan dari golongan mereka sendiri, Kaum dhuafa’ terdiri dari orang-orang yang terlantar, fakir miskin, anak-anak yatim dan orang cacat. Kaum dhuafa’ ialah orang-orang yang menderita hidupnya secara sistemik. Para dhuafa’ setiap hari berjuang melawan kemiskinan. Kaum dhuafa’ korban dari kenaikan harga jasa dan barang-barang kebutuhan lainnya. Kaum dhuafa’ cerminan ketidakmampuan negara dalam memelihara mereka. Para dhuafa’ secara sendirian harus berjuang melawan sistem kapitalisme. Kaum dhuafa’ adalah orang-orang miskin yang ada di jalanan, di pinggiran dan di sudut-sudut lingkungan kumuh. Mereka bekerja sebagai pemulung, para pedagang asongan, pengemis jalanan, buruh bangunan dan abang becak. Mereka ini kelompok masyarakat yang mudah terkena penyakit menural, seperti demam berdarah, malaria, dan kusta, dan segudang kesengsaraan.

Jangankan mau untuk mengenal Sang Pencipta , bahkan mereka sendiri terkadang sulit untuk memikirkan diri mereka sendiri , dan berbagai permasalahan yang ada disekitar mereka. Lantas, apa yang harus dilakukan..?

Adalah kewajiban , tugas dan tanggung jawab bagi mereka yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu Wata'ala berupa kekayaan baik materi maupun non materi (ilmu dan atau kesehatan) untuk berjuang membantu dan bahu membahu berjuang dijalan Allah Subhanahu Wata'ala membebaskan mereka dari belenggu perbudakan , belenggu kesesatan dan belenggu ketidakmampuan. (al balad, al asyr , adz dzaariyaat, ali imraan dan ayat - ayat yang lain).

Upaya Meningkatkan Ekonomi Kaum Dhuaa’fa bisa dilakukan dengan berbagai cara termasuk memperhatikan pendidikan dan kesehatan , Menyantuni , Menolong dengan harta, tenaga, fikiran, yang pada dasarnya memang tugas dan tanggung jawab mereka yang mampu. Kalau kita bicara dalam konteks ukhuwah Islamiyah maka hal ini akan lebih bermakna. Ukhwah Islamiyah sendiri bisa didefinisikan sebagai rasa persaudaraan yang dilandasi persaman aqidah dan keyakinan.

Maka segala perbuatan sosial yang berkaitan dengan kemasyarakatan yang kita lakukan hendaklah mengutamakan saudara kita. Sehingga bisa diharapkan, kita menjadi ummat yang unggul baik secara aqidah, ekonomi, pertahanan dan lain sebagainya. Dari sinilah loyalitas kita terhadap ajaran agama menjadi tampak. Rasulullah SAW bersabda:
لاََيُؤْمِنُ أََحَدُكـُمْ حَتىَّ يُحِبَّ لأخِيْهِ مَا يُحِبُّ لِنَفسِه

Tidak sempurna iman seseorang diantara kamu, sehingga dia mencintai Saudaranya sama seperti mencintai dirinya sendiri.

Hadits ini mengaitkan antara kesempurnaan iman dengan kecintaan terhadap sesama muslim. Bukan hanya sekedar ucapan cinta, tapi yang lebih utama adalah pembuktian rasa cinta itu dalam kehidupan. Misalnya dengan membantu meringankan beban hidup mereka secara fisik maupun non fisik. Karena cinta tanpa bukti tak lebih dari fatamorgana dan hiasan bibir semata. Kepedulian kepada sesama muslim ini menjadi barometer sejauh mana kesempurnaan iman seorang muslim. Semakin peduli dia terhadap saudaranya, sejauh itu pula kesempurnaan imannya.

Selayaknya kita merasakan suka dan duka bersama , Agama memberikan isyarat sangat jelas untuk mengeluarkan zakat fitrah kepada kaum dhuafa’. Zakat adalah perintah untuk mensucikan diri yang dibagikan kepada orang-orang yang lemah. Mereka merupakan orang-orang yang tertindas yang memerlukan pertolongan manusia yang lainnya. Membiarkan mereka dalam penderitaan, berarti menyia-nyiakan agama. Kehadiran agama Islam adalah untuk memberikan keselamatan kepada seluruh alam, terutama bagi orang miskin yang membutuhkan uluran tangan-tangan manusia yang lain.

Mereka seharusnya dilindungi hak-haknya karena terdzalimi oleh suatu bentuk ketidak-adilan sistem yang patriarkhal. Sistem dominasi yang melanggar hak-hak hidup orang lain, dan menyembunyikan hak - hak orang lain yang ada pada diri mereka. Miskin pengetahuan dan kesempatan melakukan perubahan, Miskin pendidikan yang mampu merubah keadaan hidupnya yang akibatnya, hidup mereka secara turun temurun berada dalam lingkaran kemiskinan. Sementara itu orang-orang yang memiliki kekuasaan, sebagian menjadi sangat serakah dan tidak memberikan kesempatan yang sama. Akar persolan dari lingkaran setan sistem patriarkhal. Sistem doominasi jahiliyyah yang mana saat kini telah kita temukan dan banyak dipakai kembali.

Ciri manusia sosial menurut Islam ialah kepentingan pribadinya diletakkan dalam kerangka kesadaran akan kewajibannya sebagai makhluk sosial. Kesetiakawanan dan cinta kasih inilah yang pernah dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan sahabat-sahabatnya, guna untuk membantu mereka yang telah banyak jauh dari aturan agama dan mengenal sang pencipta terjebak dalam lingkaran perbudakan dan kembali merasakan hidup didalam zaman kegelapan.

"Sebaik-baik kamu ialah orang yang banyak manfaatnya (kebaikannya) kepada orang lain."

Walllahu A'lam