Jumat, 24 Mei 2013

Cara Shalat yang Khusuk – Tata Cara Bersedekap Dalam Shalat

Panduan shalat kali ini berisi bimbingan Cara Shalat yang Khusuk, yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bersedekap

Bersedekap merupakan salah satu yang disyariatkan dalam shalat. Tangan kanan diletakkan di atas tangan kiri kemudian keduanya diletakkan di atas dada.
Yang dimaksud dada adalah daerah di atas perut.
Cara meletakkan tangan ketika bersedekap: ada 4 cara:
Telapak tangan diletakkan (tanpa menggenggam) di atas telapak tangan kiri, pergelangan tangan kiri, atau hasta kiri. (ada 3 cara) (HR. Abu Daud & disahihkan Al Albani).
Telapak tangan kanan menggenggam punggung telapak tangan kiri. (HR. Nasa’i & disahihkan Al Albani)
Tidak boleh bersedekap dengan meletakkan tangan kanan melebihi siku tangan kiri.
Tidak boleh bersedekap dengan berkacak pinggang (meletakkan tangan di pinggang). Karena hal itu menyerupai salib.


Dari Abu Hurairah : “Nabi ﷺ melarang “ikhtishar” ketika shalat.” (HR. Bukhari).

Turmudzi menyebutkan bahwa yang dimaksud ikhtishar adalah meletakkan satu tangan di atas pinggang atau kedua tangan di atas kedua pinggang. (Sunan Turmudzi keterangan hadis no. 384).

Kesalahan ketika bersedekap

Tidak boleh bersedekap dengan meletakkan tangan kanan melebihi siku tangan kiri.
Tidak boleh bersedekap dengan berkacak pinggang (meletakkan tangan di pinggang). Karena hal itu menyerupai salib.
Bersedekap di dekat pusar atau jauh di bawah dada. Sikap ini menunjukkan ketidak-seriusan orang yang shalat.
Menggenggam dengan hanya menggabungkan jari kelingking dengan jempol. Sedangkan tiga jari sisanya dibuka. Cara bersedekap seperti ini dilakukan oleh sebagian hanafiyah.
Tidak bersedekap sama sekali. Ini adalah pendapat sebagian malikiyah yang salah paham terhadap pendapat Imam Malik. Padahal, Imam Malik dengan tegas menganjurkan sedekap ketika shalat sebagaimana disebutkan dalam bukunya Al Muwattha’.
Meletakkan tangan di perut bagian kanan atau di dada sebelah kiri. Tujuannya adalah meletakkan tangan tepat di atas hati atau jantung. Sehingga hati menjadi tenang dan shalat bisa khusyu’.
Meletakkan tangan di perut bagian kiri, karena anggapan bahwa tulang rusuk bagian kiri kurang satu, sehingga perlu dilengkapi dengan sedekap.

Pembaca yang budiman…kita telah memahami bahwa Nabi ﷺ adalah manusia yang paling sempurna semua ibadahnya. Tata cara shalat yang beliau ajarkan adalah tata cara shalat yang paling sempurna dan paling baik untuk membuat orang khusyu’ ketika shalat. Beliau tidak pernah mengajarkan untuk bersedekap dengan meletakkan tangan di dekat hati atau jantung. Tapi beliau bersedekap dengan meletakkan tangan di dada bagian tengah, tidak serong ke kanan maupun ke kiri. Maka ini menunjukkan bahwa bersedekap dengan meletakkan tangan agak ke samping kanan atau kiri bukanlah termasuk cara untuk membuat shalat kita menjadi khusyu’. Bahkan sebaliknya, cara bersedekap semacam ini adalah cara yang menyelisihi apa yang diajarkan Nabi Muhammad ﷺ.

Disamping itu, sebagian ulama, seperti Syaikh Muhamad bin Shalih Al Utsaimin menganggap cara bersedekap miring semacam ini sebagai salah satu bentuk ikhtishar (berkacak pinggang ketika shalat). Dan ikhtishar merupakan satu hal yang dilarang Nabi ﷺ sebagaimana disebutkan dalam hadis di bab sebelumnya.

Demikianlah penjelasan dari video tutorial cara shalat yang khusuk. Semoga tutorial dan panduan cara shalat yang khusuk ini bermanfaat untuk segenap kaum muslimin.

Kamis, 23 Mei 2013

Boedi Oetomo Tangannya Freemason

eramuslim.com
Setiap 20 Mei pemerintah memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Peringatan ini mengacu pada organisasi Boedi Oetomo (BO) yang didirikan pada 20 Mei 1908. Anehnya, kedekatan BO dengan organisasi Freemason tak pernah diungkap sejarah. Ada apa?

Oleh Artawijaya*

Het Jong Javaasche Verbond Boedi Oetomo atau Ikatan Pemuda Jawa Boedi Oetomo didirikan di Gedung STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen), Batavia, pada 20 Mei 1908.

Tahun berdirinya BO sama dengan tahun munculnya Gerakan Turki Muda (Young Turk Moment). Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement) yang dipimpin oleh Mustafa Kemal At-Taturk juga mengadakan revolusi kebangkitan nasional.

Gerakan ini berhasil menumbangkan kekhilafahan Islam, dan mengganti hukum Islam menjadi hukum sekular. Aktivis Turki Muda banyak didominasi oleh para sekularis. Bahkan, At-Taturk sendiri adalah anggota jaringan Freemason yang sangat anti dengan syariat Islam.

Mengenai Gerakan Revolusi Turki Muda, pendiri Boedi Oetomo yang juga anggota Theosofi, dr Soetomo mengatakan,”perkembangan yang terjadi di Turki adalah petunjuk jelas bahwa “cita-cita Pan-Islamisme” telah digantikan oleh nasionalisme.”Soetomo adalah tokoh Boedi Oetomo yang banyak melontarkan pelecehan terhadap Islam dan mengagumi gerakan kebangsaan yang terjadi di Turki.

Nama Boedi Oetomo diambil dari bahasa sansakerta, ”Bodhi” atau ”Buddhi” yang berarti keterbukaan jiwa, pikiran, kesadaran, akal, dan daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi ide-ide umum. Sedangkan Oetomo berasal dari kata ”Uttama” yang berarti tingkat kebajikan utama.

Jadi, BO bisa disebut sebagai organisasi yang mengedepankan keterbukaan akal sebagai tingkat kebajikan utama. Mereka menyebut ”budi” sebagai puncak kegiatan moral manusia dan mengendalikan akal dan watak seseorang.

Boedi Oetomo adalah organisasi yang kental dengan nilai-nilai kebatinan.Para aktivisnya mengaku ingin menyatukan antara kultur dan tradisi Jawa dengan pendidikan Barat. BO ingin memadukan antara modernisasi Barat dan mistis Timur.

Ki Wiropoestoko, anggota BO Surakarta mengatakan, “Berdirinya Boedi Oetomo semata-mata merupakan hasil elit Jawa yang telah memperoleh pendidikan barat.” Sementara sejarawan Robert van Niels, penulis bukunya Munculnya Elit Modern Indonesia menyebut BO sebagai organisasi yang mengikuti garis-garis barat. Ia juga menyebut BO dan Jong Java sebagai organisasi yang bersifat Theosofis dan agnostik.

Penggagas organisasi BO, dr Wahidin Soediro Hoesoedo adalah anggota Theosofi,sebuah perkumpulan kebatinan yang berlandaskan pada tradisi Kabbalah Yahudi yang didirikan oleh Helena Petrovna Blavatsky.

Selain Theosofi, para ketua dan aktivis BO juga masuk sebagai anggota Freemason. Anehnya, tentang kedekatan organisasi ini dengan kelompok Theosofi dan Freemason tak pernah diungkap dalam buku-buku sejarah di sekolah.

Penulis buku Api Sejarah, sejarawan Ahmad Mansur Suryangera menyebut BO sebagai organisasi yang lebih mencerminkan gerakan kejawen yang anti Islam, ketimbang organisasi yang mengusung nasionalisme.

Sejarawan yang banyak mengoreksi penyimpangan-penyimpangan sejarah di Indonesia ini juga menyebut BO sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan. Tapi sayang, dalam Api Sejarah Mansur Suryanegara tak mengungkap hubungan antara BO dengan organisasi Freemason di Hindia Belanda. Padahal, dokumen-dokumen sejarah yang mengungkap soal ini begitu banyak.

Dr. Th Stevens penulis buku Vrijmetselarij en Samenlaving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962 (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962) menyebutkan bahwa Freemasonry memperoleh aktualitas yang besar dengan munculnya gerakan nasionalis modern di Jawa.

Kata pengantar buku ini menyebutkan dengan jelas, bahwa Freemason menjalin hubungan dengan satu organisasi politik Indonesia pertama ”Budi Utomo” (Lihat, hal.XVIII dan hal.331)

Raden Adipati Surjo sebagai anggota Freemason, berharap pemimpin muda dari gerakan nasional, seperti Boedi Oetomo dapat dicapai dengan asas-asas Masonik (doktrin-doktrin Freemason, pen). Tak heran, jika Freemason yang mempunyai hubungan erat dan BO, memiliki peran yang cukup signifikan dalam gerak nasionalisme di negeri ini.

Mereka menginginkan nasionalisme yang muncul adalah nasionalisme yang berlandaskan humanisme, suatu paham yang menjadi doktrin tertinggi Freemason.Paham humanisme menempatkan manusia sebagai makhluk ”superior” yang berhak dan bebas menentukan kehendak, termasuk membuat aturan hukum sendiri.

Freemason atau dalam bahasa Belanda disebut Vrijmetselarij, pada masa lalu dikenal oleh masyarakat Jawa dengan sebutan ”Golongan Kemasonan”. Para Yahudi Belanda yang aktif dalam organisasi ini begitu gencar mempropagandakan doktrin-doktrin Freemason terhadap elit-elit di Jawa, khususnya kalangan kraton.

Buku Gedenkboek van de Vrijmetselaren in Nederlandsche Oost Indie 1767-1917 (Buku Kenang-Kenangan Freemasonry di Hindia Belanda 1767-1917) yang diterbitkan oleh tiga loge besar; Loge de Ster in het Oosten (Batavia), Loge La Constante et Fidale (Semarang), dan Loge de Vriendschap (Surabaya) memuat tulisan yang mengajak masyarakat Jawa memahami hakekat organisasi Freemason atau Kemasonan.

Bahkan, pemimpin tertinggi Freemason di Hindia Belanda pada 1914-1917, Andre de La Porte, membuat sebuah artikel berjudul ”De Javaasche Beweging in het Teeken van de Vrijmetselarij” (Kebangkitan Jawa dalam Gerak Freemason).

Kedekatan BO dengan Freemason terlihat pada masa-masa awal BO didirikan. Kongres pertama BO yang berlangsung pada 3-4 Oktober 1908 di Jogjakarta awalnya ingin dilaksanakan di Loge milik Freemason.

Namun, karena loge tersebut telah lebih dulu dipakai untuk acara pameran lukisan, kongres BO yang rencananya diadakan di loge tersebut urung dilaksanakan. ”Adapoen roemah jang patut akan tempat kongres itu sebetoelnya logegebouw (bangunan loge Freemasonry, pen) orang Banjak di Djokja menamakan dia “roemah setan”, akan tetapi sajang pada waktu itoe roemah soedah diizinkan kepada seorang toean, akan diadakan tentoonstelling (pameran) gambar-gambar…” demikian seperti dikutip dari buku Pitut Soeharto dan Drs A Zainoel Ihsan, ”Cahaya Di Kegelapan: Capita Selecta Kedua Boedi Oetomo dan Sarekat Islam.”

Kedekatan BO dengan organisasi Freemason dan Theosofi juga bisa dilihat setahun setelah berdirinya organisasi tersebut. Buku Soembangsih Gedenkboek Boedi Oetomo 1908-1918 yang diterbitkan di Amsterdam, Belanda, untuk mengenang 10 tahun berdirinya BO, memuat laporan bahwa pada 16 Januari 1909, di Loge de Ster in het Oosten (Loji Bintang Timur), Batavia, ratusan anggota BO berkumpul untuk mendengarkan pidato umum dari Dirk van Hinloopen Labberton, orang Belanda yang disebut oleh aktivis BO sebagai ”Bapak Kebatinan” yang kemudian menjadi Ketua Nederlandsche Indische Theosofische Vereeniging (Theosofi Cabang Hindia Belanda).

Dalam pidato berjudul ”Theosofische in Verband met Boedi Oetomo” (Theosofi dalam Kaitannya dengan Boedi Oetomo), Labberton bicara tentang masalah agama, tujuan Theosofi, dan hubungannya dengan hari depan bangsa Jawa.

Labberton mampu membuat para anggota BO untuk tertarik masuk sebagai anggota organisasi kebatinan Yahudi tersebut. Labberton pada waktu itu adalah anggota Komisi Bacaan Rakyat (Volks Bibliotheek) yang mempengaruhi berdirnya BO. Labberton menyebut berdirinya BO sebagai ”kesadaran moral”.

Mengapa acara ceramah umum (openbare) tersebut diadakan di loge Freemason? Karena antara Freemason dan Theosofi tak jauh beda. Pada masa lalu, anggota Freemason juga aktif di Theosofi, begitupun sebaliknya. Yang cukup mengejutkan, seolah sudah ada yang merencanakan, lokasi tempat diadakannya ceramah umum Labberton yang dulu bernama Vrijmetselarijweg (Jalan Freemasonry), saat ini berganti nama menjadi Jalan Budi Utomo.

Selain Labberton, tokoh lain yang dekat dengan Boedi Oetomo adalah Godard Arend Hazeau, Penasihat Urusan Pribumi Pemerintah Hindia Belanda. Hazeau datang ke Indonesia dengan bekerja sebagai guru Willem III Grammar School dan asisten Snouck Hurgronye. Hal yang menjadi perhatian Hazeau adalah pendidikan yang netral atau bahkan bercorak Kristen untuk para murid Islam.

Selain itu, Hazeau juga banyak memberikan masukan terhadap pemerintah kolonial terkait bagaimana pemerintah bersikap terhadap organisasi pergerakan nasional yang bercorak Islam, seperti Sarekat Islam, dan organisasi Islam lainnya yang dipandang fanatik dan ekstrem. Sikap berbeda ditunjukkan Hazeau terhadap Boedi Oetomo, yang banyak mendapat perhatian lebih, karena kesamaannya dalam memandang pergerakan Islam.

Bukti lain mengenai kedekatan BO dengan Freemason bisa dilihat dari kiprah Paku Alam V, yang merupakan anggota Freemason, yang banyak membantu terselenggaranya kongres Boedi Oetomo di Surakarta. Kongres yang pernah diadakan di loge milik Freemason banyak dihadiri oleh para aktivis kebangsaan yang juga anggota Freemason.

Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdurachman Surjomihadrjo, dalam Kata Pengantar buku ”Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918”, karya peneliti Jepang, Akira Nagazumi, mengatakan, “Paku Alam memberikan pengaruh pada terselenggaranya kongres-kongres Boedi Oetomo, khususnya mereka yang ada hubungannya dengan gerakan Mason (Freemasonry).”

Penjelasan serupa juga ditulis Abdurrachman Surjomihardjo dalam buku ”Budi Utomo Cabang Betawi” yang menyebut Paku Alam VII mengizinkan Loge Mataram dijadikan tempat kongres BO kedua.

Fakta sejarah lainnya mengenai kedekatan BO dengan Freemason dan Theosofi adalah pertemuan akbar yang dilakukan dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1918. Acara peringatan tersebut diadakan di Belanda, di sebuah loge milik Theosofi.

Mereka yang berkumpul dalam perayaan tersebut selain para aktivis Freemason Belanda, juga dihadiri oleh tokoh-tokoh nasionalis-Jawa seperti Ki Hadjar Dewantara dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Surat Kabar Oedaya pada 1923 memuat foto para aktifis BO dan Theosofi dengan tulisan ”Masyarakat Indonesia Memperingati 10 Tahun Boedi Oetomo di rumah (loge, red) Theosofi, Mei 1918 di Negeri Belanda.”

Kedekatan BO dengan Freemason juga bisa dilihat dalam paper berjudul The Freemason in Boedi Oetomo yang ditulis oleh C.G van Wering pada 1979. ven Wering menulis tentang elit power atau intelektual dari kalangan priayai Jawa, yang kebanyakan aktifis BO, sekaligus anggota Freemason. Tulisan van Wering ini dikutip dalam buku buku biografi Dr Radjiman Wediodiningrat berjudul ”DR. K.R.T Radjiman Wediodiningrat Perjalanan Seorang Putra Bangsa 1879-1952.”

Para Ketua BO Adalah Anggota Freemason

Ketua BO yang sangat kental dengan pemikiran Freemason dan Theosofi adalah Radjiman Wediodiningrat. Radjiman menjadi ketua BO pada periode 1914-1915. Ia masuk menjadi anggota Freemason pada 1913, selain juga aktif dalam perkumpulan Theosofi.

Radjiman adalah orang pribumi yang mendapat kehormatan dari Freemason Hindia Belanda dengan dimuatnya artikel karyanya berjudul ”Een Broderketen Volks (Persaudaraan Rakyat)” dalam buku ”Kenang-Kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917”.

Tentu, jika bukan bagian dari orang-orang penting dalam jaringan Freemasonry, tulisan Radjiman tak mungkin dimasukkan dalam buku yang menjadi bukti sejarah keberadaan para Mason di Hindia Belanda ini.

Radjiman adalah seorang Mason yang menjadi salah satu the founding fathers negeri ini, tokoh yang pernah memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).

Dalam catatan sejarah, persidangan yang dipimpin Radjiman ini tercatat sebagai awal dari lahirnya dasar negara Indonesia, Pancasila, setelah sebelumnya masing-masing kelompok berdebat dan mengajukan usulan soal asas negara. Tokoh-tokoh Islam seperti M Natsir mengajukan Islam sebagai dasar negara, sedangkan tokoh-tokoh nasionalis-sekular mengajukan ideologi Pancasila.

Para ketua BO lainnya juga adalah anggota Freemasonry, seperti R.A. Tirtokoesoemo, ketua BO pertama (1908-1911) yang juga pernah menjadi bupati Karang Anyar, Pangeran Ario Notodirodjo (Ketua BO kedua tahun 1911-1914), dan R.M.A Soerjosoeparto alias Mangkunegara VII (Ketua BO keempat tahun 1915-1916). RM Tirtokoesoemo dan Pengeran Ario Notodirodjo adalah anggota Freemasonry Loge Mataram Yogyakarta.Ketua BO selanjutnya, meski tak menjadi anggota Freemason, tetapi menjadi anggota Theosofi, seperti M Ng Dwijo Sewojo (1916), dan R.M.A Woerjaningrat (1916-1921).

Dalam perjalanan sejarahnya kemudian, BO makin terlihat tidak berpihak kepada umat Islam. Karena itu, masa-masa yang genting dari organisasi ini adalah ketika berhadapan dengan umat Islam yang merasa keberadaan dengan sikap BO yang selalu meminggirkan aspirasi umat Islam.Karena itu, di beberapa daerah yang menjadi basis umat Islam seperti Batavia, Boedi Oetomo sulit untuk mendapatkan pengaruh.

Upaya untuk mengajak BO agar berpihak pada umat Islam bukan tak pernah dilakukan.Mohammad Tohir, seorang anggota organisasi ini bahkan pernah mengusulkan kepada BO untuk membantu masjid-masjid agar bisa meraih simpati umat Islam. Namun, usulan ini ditolak dan organisasi ini tetap pada pendiriannya yang “netral agama”. Usaha untuk menarik simpati umat Islam ini ditentang oleh Radjiman Wediodiningrat.

Tokoh BO lainnya, Tjipto Mangoenkoesoemo, juga begitu sinis dalam memandang Pan-Islamisme. Pada tahun 1928, Tjipto berkirim surat kepada Soekarno yang isinya mengingatkan kaum muda untuk berhati-hati akan bahaya Pan-Islamisme yang menjadi agenda tersembunyi H.Agus Salim dan HOS Tjokroaminoto. Tjipto khawatir, para aktifis Islam yang disebut akan mengusung Pan-Islamisme itu bisa menguasai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jika mereka berhasil masuk ke dalam PPKI, Tjipto mengatakan, cita-cita gerakan kebangsaan akan hancur.

Menggugat Sejarah

Sejarah memang ditentukan oleh mereka yang berkuasa. Jika pada masa lalu, kelompok nasionalis-sekular yang berada dalam pengaruh Freemason dan Theosofi, didukung oleh elit-elit kolonial, berhasil menentukan siapa aktor dan tokoh dalam panggung sejarah di negeri ini, maka sudah saatnya ketika umat Islam memiliki akses ke jantung kekuasaan, mempunyai ikhtiar untuk meluruskan sejarah yang penuh selubung dan distorsi ini. Fakta sejarah harus diungkap dengan tinta emas berlapis kejujuran, bukan dengan tinta hitam yang sarat kepentingan.

Jika BO didirikan pada 1908, maka jauh sebelum itu, pada 1905 sudah berdiri Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surakarta yang didirikan oleh Haji Samanhoedi. SDI jelas mempunyai arah perjuangan memajukan ekonomi pribumi dan melawan hegemoni asing. SDI bercorak Islam dan nasionalis, tidak tersekat-sekat dalam kedaerahan yang sempit. SDI yang kemudian pada 10 September 1912 menjadi Sarekat Islam (SI), meletakkan dasar perjuangannya atas tiga prinsip dasar, yaitu: Pertama, asas agama Islam sebagai dasar perjuangan. Kedua, asas kerakyatan sebagai dasar himpunan organisasi. Ketiga, asas sosial ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang umumnya berada dalam taraf kemiskinan dan kemelaratan.

Mengenai alasan menjadikan Islam sebagai asas gerakan, baik H. Samanhoedi ataupun para tokoh Sarekat Islam lainnya, beralasan agar ruh Islam menyatu dalam setiap langkah pergerakan. Selain itu, hal ini juga untuk menunjukan sikap kepada Belanda, yang berupaya menjauhkan Islam dari politik. (Lihat: M.A. Gani, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, hal. 15)

SDI yang kemudian menjadi SI lebih jelas mengedepankan kepentingan Islam-nasional-pribumi dan tidak dibentuk oleh kepentingan kolonial. Bahkan, SI jelas-jelas menolak segala pelecehan terhadap Islam yang ketika itu marak dilakukan oleh kelompok Boedi Oetomo. Karena itu, menjadikan BO sebagai organisasi yang melandasi kebangkitan nasional adalah sebuah distorsi sejarah, bahkan bisa disebut sebagai “de-islamisasi” fakta sejarah.

Usaha untuk menjadikan sejarah berdirinya SDI sebagai Harkitnas pernah diusulkan oleh umat Islam. Pada Kongres Mubaligh Islam Indonesia di Medan tahun 1956, umat Islam mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan tanggal berdirinya SDI sebagai Harkitnas berdasarkan karakter dan arah perjuangan SDI. Sayang, usulan itu sampai saat ini belum jadi kenyataan.

Kritik terhadap dijadikannya BO sebagai landasan kebangkitan nasional tak hanya datang dari umat Islam. Peneliti Robert van Niels juga mengatakan, “Tanggal berdirinya Budi utomo sering disebut sebagai Hari Pergerakan Nasional atau Kebangkitan Nasional. Keduanya keliru, karena Budi Utomo hanya memajukan satu kelompok saja. Sedangkan kebangkitan Indonesia sudah dari dulu terjadi…Orang-orang Budi Utomo sangat erat dengan cara berpikir barat.Bagi dunia luar, organisasi Budi Utomo menunjukan wajah barat.” (Robert van Niels, Munculnya Elit Modern Indonesia, hal. 82-83).

Tulisan ini adalah ikhtiar untuk mengungkap sejarah dengan fakta-fakta yang terang dan apa adanya. Fakta-fakta sejarah ini, mungkin pada masa lalu tertutup selubung kekuasaan yang mempunyai kepentingan untuk memutus mata rantai peran umat Islam dalam pentas nasional di negeri ini.

Upaya memarginalkan peran umat Islam dalam kiprah pergerakan nasional berujung pada “de-islamisasi fakta sejarah”. Ironisnya, sampai hari ini umat Islam masih memahami sejarah dalam kaca mata buram penguasa!

*Penulis buku “Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara” dan “Gerakan Theosofi di Indonesia”, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.

Ilmu Itu Bukan Yang Dihafal Tetapi Yang Memberi Manfaat

IMAM ASY SYAFI'I

Ilmu itu umpama madu,
semua pasti mencari,
semua pasti dambakan manisnya tetap kekal,
buat semua tertarik, nilainya tiada tara,
hadir pasti dijunjung, hidup pasti disanjung,
martabat tinggi menggunung
mana pergi jadi penaung…

Ilmu itu satu nikmat yang tak boleh dibeli di kedai-kedai.
Hatta berlian setinggi gunung everest, ia takkan dapat dibeli.
Nikmat apabila ia diamalkan dan disampaikan


Ilmu itu harta sebagai bekalan hidup untuk bertemu dengan pencipta,
ia tak boleh dikongsi, tetapi boleh digunakan,
tetapi tidak sama seperti orang lain, sama tapi tak serupa.

Ilmu itu cahaya yang menerangi hati nurani insan yang ingat kepada PenciptaNya, dalam mencapai kemanisan di hari kemudian, kita harus cekal menghadapinya..

Ilmu itu cahaya,
Jahil itu bahaya,
Penampilan menarik menjadikan kita bergaya,
Penguasaan ilmu menjadikan kita berjaya.

Usah kita padamkan cahaya itu
Itu penunjuk jalanmu
Pastikan ia terus bersinar
Agar terang jalanmu jalan tuju ke destinasi milik abadi

Tanpa ilmu, pandangan akal akan kabur,
Air liur tersembur, tetapi kata-kata berterabur,
Impian lebur, dan cita-cita akan terkubur.

Tanpa ilmu,
Aura pengaruh malap,
Masa depan kian gelap,
Dan kerja sentiasa tersilap.

Ilmu itu terlalu luas,
Hinggakan jika air laut dijadikan dakwat,
Akan keringlah ia
Bahkan masih ada lagi ilmu yang lain…

Selasa, 21 Mei 2013

Hakikat "ILMU" pada pandangan alGhazali

Tak ada nilainya usaha seorang pencari ilmu, jikalau ilmu yang dipelajari dan diamalkannya tidak mampu membuka hijab antara dirinya dengan Allah Azza Wa Jalla.

Berdasarkan sumber atau cara mendapatkannya, maka ilmu dalam kitab Ar-Risalatul Laduniyyah karya Imam Al-Ghazali, terbagi dalam dua pengertian, iaitu: Al-Ulum Al Maktasabah dan Al-Ulum Al Ghaibi Laduni.

Pada pengertian pertama, ilmu diperoleh dengan cara membaca, menulis, serta melakukan pengkajian terhadap suatu hal.

Pada pengertian kedua, ilmu diperoleh atas kehendak Allah Azza Wa Jalla, yang berkenan menyimpan suatu ilmu atau pengetahuan dalam hati setiap manusia yang dikehendaki-Nya.

Darjat ketinggian ilmu dalam pengertian Al-Ulum Al Maktasabah tergantung pada sekuat apa usaha lahiriah seorang pencari ilmu dalam membaca, menulis dan mengkaji berbagai fenomena dalam kehidupan. Mengenai perkara ikhtiar mencari ilmu,

Rasulullah SAW bersabda bahwasanya:.Menuntut ilmu adalah fardlu bagi setiap muslim. Dalam hadits lainnya yang termasyhur, beliau telah menganjurkan untuk menuntut ilmu :"walaupun harus sampai ke negeri Cina"

Parameter ketinggian ilmu dari konsep Al-Ulum Al Ghaibi Laduni, ditentukan oleh optima usaha lahiriah dalam pengertian sebelumnya, serta seberapa kuat seseorang mengamalkan ilmu dan pengetahuan yang ia miliki.

Dengan pengamalan ilmu, maka seorang manusia tidak akan mengalami kesenjangan antara apa yang diketahuinya dengan apa yang telah dilakukannya. Diharapkan, melalui proses tersebut seorang manusia mendapatkan hakikat dan hikmah yang insya Allah tak ternilai harganya.

Buah dari Al-Ulum Al Maktasabah adalah pengetahuan mengenai kebenaran dan kebathilan, sehingga seorang alim dapat membedakan mana sesuatu yang haq dan mana sesuatu yang batil. Kebiasaan seorang alim mengamalkan pengetahuannya yang haq, akan membawa dirinya ke arah pencerahan dan pembebasan dari segala hal yang bersifat mudarat dan mengandung kemaksiatan.

Semakin kerap seorang alim mengamalkan pengetahuannya yang haq, semakin banyak ia memperoleh hikmah dari pengetahuannya.

Melalui mutiara-mutiara hikmah itulah, Allah Azza Wa Jalla mengkurniakan ilmu laduniyyah, sehingga seorang alim itu mampu menyingkapkan rahsia keutamaan yang terkandung dalam pengamalan ibadah-ibadah syariat.

Peristiwa mukasyafah, iaitu tersingkapnya hakikat dari amalan-amalan syariat, orang alim itu menerima anugerah pada makam IHSAN.

Dalam haditsnya, Rasulullah SAW telah menjelaskan bahwa makam ihsan itu adalah "kamu beribadah kepada Allah, seakan-akan kamu dapat melihatnya. Dan jika kamu tidak melihat-Nya, maka sesungguhnya kamu dapat merasakan bahwasanya Allah melihatmu"

Dua pengertian dari kitab yang ditulis oleh Imam Al-Ghazali tersebut, tidak bermaksud untuk menilai pengertian mana yang paling tinggi diantara dua klasifikasi tersebut. Dengan dua pengertian tersebut, seorang alim diharapkan mampu mengenali tahap-tahap apa yang harus ditempuh dalam menjalani proses keilmuan.

Jika pengertian pertama berfokus pada proses dan prosedur, maka Pengertian kedua bertolak pada hasil aktivitas keilmuan. Keduanya berhubungan secara selari, sebab kelemahan bermaktasabah merintangi jalan kita ke pengetahuan sejati laduniyyah.

"Ilmu" sendiri pada hakikatnya adalah perlengkapan (alat) menuju Allah SWT. Apapun usaha yang kita lakukan namun tidak diniatkan untuk semakin mengenal kekuasaan-Nya, sesungguhnya akan berakhir pada kesia-siaan.

Begitupun dengan ilmu. Tak ada nilainya usaha seorang pencari ilmu, jikalau ilmu yang dipelajari dan diamalkannya tidak mampu membuka hijab antara dirinya dengan Allah Azza Wa Jalla.

KITAB AL RISALATUL LADUNIYYAH


TEORI ILMU TASAWWUF (IMAM AL GHAZALI) Ilmu Terus Dari Allah (Laduni).

Pembicaraan tentang teori ilmu, konsep ilmu dan posisi ilmu tasauf serta pendekatan kajian yang telah diutarakan oleh Hujjatul Islam Imam Ghazali.

Tulisan ini hanya serkadar menulis kembali huraian dari Kitab "Al-RISAALATULIDUNIYAH" yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Melayu (tulisan jawi) oleh Abdullah bin Muhammad (Naqula) dan diberikan judulnya sebagai "ILMU TERUS DARI ALLAH".

Pengertian Ilmu yang digunakan oleh Hujjatul Islam Imam Ghazali dalam sebuah kitabnya yang bernama Al-Risalatul-liduniyyah adalah seperti berikut:

AL-ULUM AL-MAKTASABAH yang berarti ilmu-ilmu yang diperoleh dengan mencurahkan usaha seperti belajar dan meneliti. Dengan kata lainnya adalah ilmu-ilmu yang diperoleh dengan senang (Al-Ulum Al-Dhoruriyah) maksudnya ilmu-ilmu yang diperoleh dengan mudah hanya melalui salah satu dari anggota-anggota indera seperti rasa manis melalui lidah, mendengar suara melalui telinga dan lain-lainnya .

Ilmu GHAIBI laduni atau lebih mudahnya disebut sebagai ilmu laduni yang berarti secara hurfinya 'ILMU KESISIAN' iaitu ilmu disisi Tuhan. Sama dengan ILMU ALLAH atau ILMU TUHAN.

Beberapa ahli ilmuan Islam memberikan atau menggunakan berbagai istilah lain yang sama artinya dengan ilmu laduni ini dalam usaha mereka untuk mengajukan pendekatan ilmu masing-masing. Antaranya adalah sebagai berikut:

Ilmu Batin

Ilmu Qalbi

Ilmu Mukasafah

Ilmu Asyrar

Ilmu Maknun

Ilmu Hakikat

Ilmu Makrifat

Ilmu Tasauf




Telah berlaku sebelum ini, banyak ulama-ulama atau ilmuwan zahir terkelincir karena mereka membantah dan menafikan kewujudan ilmu laduni ini. Kita lihat bagaimana satu catatan hal tersebut yang dikemukakan oleh Imam Ghazali yang mengatakan: "Seorang dari teman-kawanku telah menceritakan kepadaku tentang seorang alim yang mengingkari ILMU GHAIBI laduni yang menjadi pegangan para pemimpin tasauf dan fokus anggota tarikat yang berpendapat bahwa ilmu laduni adalah lebih teguh dan lebih tepat dari ilmu-ilmu yang diperoleh dengan usaha belajar.

Kawanku juga mengatakan bahwa orang alim itu berkata bahwa "aku fikir tidak ada seorang pun dalam dunia ini yang mampu menyebutkan ilmu yang sebenarnya dengan fikiran semata tanpa belajar dan tanpa usaha-usaha untuk mendapatkannya".

Aku (Ghazali) berkata seolah-olah orang itu tidak tahu tentang cara-cara untuk mendapatkan ilmu dan tidak tahu pula kerja 'JIWA INSANI', KEMURNIAANNYA DAN CARA-CARA PENERIMAAN DARI ALAM GHAIB DAN ILMU alam malakut. ".

Sesungguhnya mereka yang hanya menganggap ilmu kalam seperti fikih, tafsir dan sebagainya sebagai satu-satunya ilmu yang boleh diperoleh oleh manusia adalah merupakan mereka yang telah menyimpang dari metode hakikat karena Al-Salmi (Abdul Rahman Muhammad bin Al-Husain bin Musa Al-Azdi Al -Salmi seorang ahli tasawuf, ahli sejarah, ahli hadis dan hadis tafsir yang telah menulis sebuah kitab tafsir yang bernama 'Aqa'ik Al-Tafsir / Wafat tahun 1021 = 412 Hijrah) telah mengumpulkan sesuatu dalam tafsirnya yang diambil dari kata-kata orang- orang muhaqiqin, sedangkan kata-kata itu tidak tersebut dalam semua kitab tafsir yang ada. Kata alGhazali lagi.

Ahli tafsir tepi jalan ini seolah-olah tidak tahu:

Bahagian-bahagian ilmu

Rincian-rinciannya

Tingkat-tingkatnya

Pernyataan-pernyataan dan

Batin Batiniah

Memang sudah menjadi adat bahwa orang-orang yang jahil dalam sesuatu akan mengingkari sesuatu itu dan orang tersebut tidak pernah merasakan MINUMAN HAKIKAT dan tidak mengetahui tentang Ilmu Laduni. Definisi Ilmu Dan Kegunaannya

Ketahuilah bahwa ILMU (Pengetahuan) adalah konsep (tasawwur) jiwa berakal yang tenang (Al-Nafsunathakhatul Mutmainnah) terhadap hakikat-hakikat sesuatu (hakho-ikul-asyaai) dan ternyata (suuraha) yang bersih dari benda-benda dengan 'ainnya ( a'yaanaha), kualitinya (kaifayaataha), kuantiti (kamayaataha), jauhar-jauharnya (jawaaharoha), dan zat-zatnya (zawaataha), kalau ia adalah tunggal (mufrad).A'LIM adalah orang yang mengetahui adalah orang yang meliputi, mencapai, lagi memiliki konsep; sedangkan "ma'lum" (apa yang diketahui) adalah zat sesuatu yang terukir ilmunya pada jiwa.

Kemuliaan ilmu itu menurut ukuran kemuliaan informasi dan makam seseorang alim itu adalah menurut tingkatan ilmunya. Tidak ragu-ragu lagu bahwa di antara informasi yang paling utama, paling tinggi, paling mulia dan paling besar adalah "Allah Pencipta", Al-Haq yang tunggal, ilmu yang berhubungan dengannya.

Ilmu tauhid adalah ilmu yang paling utama, paling besar dan paling sempurna. Ilmu ini adalah sesuatu kepastian. WAJIB mengetahuinya pada sekalian yang berakal sebagaimana sabda Rasulullah SAW. yang berarti :"Menuntut ilmu adalah fardhu atas setiap orang Islam".

Dan beliau Rasulullah saw menyuruh menemukan ilmu ini dengan sabdanya yang artinya "Carilah ilmu meskipun hingga ke Negeri China". Orang-orang yang memiliki ilmu Tauhid ini adalah yang paling utama di antara ulama-ulama lain.

Sebab inilah Allah Taala menyebut mereka ini secara khusus pada tingkatan yang tertinggi sebagaimana firmannya yang artinya:"Allah telah terangkan bahwa tidak ada Tuhan selain Dia yang berdiri dengan keadilan dan disaksikan oleh malaikat dan orang berilmu." (Surah Al-Imran, ayat 18).

Kerana itu ulama-ulama ilmu tauhid umumnya adalah Nabi-nabi, setelah mereka barulah ulama-ulamayang menjadi ahli waris Nabi-nabi. Ilmu Tauhid ini meskipun mulia dan sempurna pada dirinya, ia tidak menolak lain-lain ilmu, malah ia tidak akan ada tanpa bahan-bahan yang banyak dan bahan-bahan ini tidak kan teratur jika tidak dari bantuan berbagai ilmu seperti ilmu-ilmu langit dan falak (astronomi dan kosmologi) dan ilmu seluruh ciptaan.

Dari Ilmu Tauhid lahir pula ilmu-ilmu lain seperti yang akan kami sebutkan bahagian-bahagiannya pada tempat-tempatnya. Ketahuilah bahwa ilmu itu sendiri adalah mulia tanpa memandang aspek maklum, sampai ilmu sihir adalah mulia pada dirinya meskipun palsu.

Ini adalah karena ilmu lawanya bodoh dan jahil dari kelaziman-kelaziman kegelapan. Kegelapan termasuk dalam lingkungan diam dan diam itu hampir dengan tidak ada. Kepalsuan dan kesesatan termasuk dalam bagian ini. Jadi kejahilan itu hukumnya adalah hukum tidak ada, sedangkan ilmu hukumnya adalah hukum ada dan ada itu lebih baik daripada tidak ada.

Hidayah kebenaran dan cahaya semuanya termasuk dalam lingkungan ada. Bila ada lebih tinggi dari tidak ada maka tentulah ilmu lebih tinggi dari kebodohan, kerana kebodohan serupa dengan kebutaan dan kegelapan, sedangkan ilmu serupa dengan penglihatan dan cahaya.

Tidaklah sama orang buta dengan orang yang MELIHAT, juga tidaklah sama gelap dengan cahaya. Allah Taala telah menjelaskan tentang ini dengan firmannya yang berarti; "Katakankanlah (hai Muhammad) apakah sama mereka yang tahu dan mereka yang tidak tahu?". (Surat Az-Zumar ayat 9).

Berdasarkan perbandingan di atas dapatlah pula dikatakan bahwa KEJAHILAN adalah dari kelaziman-kelaziman massa, sedangkan ILMU adalah dari sifat-sifat JIWA.

Jadi JIWA LEBIH MULIA dari massa. Ilmu terbagi menjadi beberapa bahagian yang banyak, sedangkan seorang alim memiliki berbagai cara untuk mendapatkan ilmu itu. Yang perlu untuk Anda sekarang setelah mengetahui keutamaan ilmu adalah mengetahui bahwa JIWA adalah LUH SEGALA ILMU DAN TEMPATNYA.

Massa bukanlah sesuai untuk menjadi tempat ilmu karena massa adalah terbatas dan tidak dapat dimuati oleh banyak ilmu, malah ia hanya dapat menanggung ukiran-ukiran dan gurisan-gurisan saja, sedangkan JIWA MENERIMA ILMU TANPA SEMPIT, SESAK, JEMU DAN HILANG.

Rabu, 15 Mei 2013

Pria yang telah Memenuhi Janjinya

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah; maka di antara mereka ada yang gugur. Dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu- nunggu dan mereka tidak merobah (janjinya) (Al Ahzaab: 23)

Kami menyebutnya Abu Misra, seorang mujahid yang berasal dari mesir. Berbagai front jihad sudah didatanginya dalam rangka memenuhi panggilan Robbnya, untuk menolong agama-Nya, menjaga syariat-Nya dari hamba-hamba yang zalim dari kaum fasik dan munafik yang menodai risalah-Nya, dari para pembangkang yang melampaui batas dan menentang perintah Rabbnya.


Saat umat islam di Bosnia terdzalimi dan dunia tiada peduli, maka ia datang sebagai seorang saudara dengan kewajiban membantu saudara yang tertindas dan terdzalimi, ketika bumi Afghanistan membara ia pun datang untuk membantu saudaranya yang teraniaya… Chechnya, Iraq, Libya dan negeri jihad lainnya dimana lapangan jihad terbuka disana, ia pun datang untuk melaksanakan kewajiban dan ketaatan kepada Rabbnya,berjihad meninggikan kalimat-Nya.

Dan kini, saat bumi Syam negeri yang diberkahi Allah dinodai oleh musuh-musuh-Nya, saat kehormatannya diinjak dengan tapak penuh dosa dan debu durhaka, saat Suriah menangis darah karena kebengisan rezim nushairiyyah, Abu Misra rahimahullah pun kembali memenuhi janji kepada Rabbnya ia datang untuk membantu saudara mukmin yang terluka.

Ahli Membuat Bom


Beliau rahimahullah adalah seorang dengan karakter mujahid ideal (tanpa mensucikan dirinya sedikitpun) rendah hati, tidak banyak diketahui orang, berakhlak mulia, bertutur kata santun, senantiasa menjaga adabnya kepada Rabbnya maupun kepada manusia. Tidak meninggalkan kewajiban kepada Allah sebagai tuntutan keimanan dan senantiasa menjauhi perkara yang membuat murka Rabbnya.

Abu Misra dikenal dikalangan mujahidin sebagai ahli dalam membuat bom, tentu dengan bekal militer yang dimiliki, pengalaman dilapangan puluhan tahun dan spesialisasi dalam membuat bahan-bahan peledak serta anugerah dari Allah membuatnya matang dalam mencipta bom dengan berbagai variannya. Beliau sangat mengenal betul bahan-bahan apa saja yang dapat dijadikan alat peledak, dan tahu bagaimana bahan tersebut dapat meledak atau tidak. Campuran apa saja yang dibutuhkan, persentase dari masing-masing bahan, sangat dihafalnya. Dan karena kemampuannya tersebut, beliau sering dimintai oleh ikhwan mujahidin dari berbagai Negara untuk mengajari mereka cara membuat bahan peledak.

Beberapa waktu lalu, saat teman-teman mujahidin Suriah sedang praktek cara membuat bom sebagaimana yang diajarkannya, beliau datang untuk memeriksanya. Dengan rasa tidak percaya dan heran beliau mengatakan bahwa apa yang teman-temannya campurkan dari bahan-bahan yang ada seharusnya menciptakan ledakan, tapi yang aneh saat itu tidak terjadi ledakan. “Wah, kami tidak tahu akhi. Kalo gitu silahkan antm perbaiki”, kata salah satu ikhwan. Beliau pun akhirnya turun untuk memastikan keanehan yang terjadi hingga tidak berapa lama kemudian, “Buummm” ledakan pun terdengar markas mujahidin tersebut.

Qadarullaah maa syaa’a fa’al (Jika Allah takdirkan satu hal maka pasti akan terjadi), Allah menghendaki Abu Misra untuk menghadap-Nya pertama kali. Dialah yang menjadikan campuran bahan peledak tadi ‘terdiam’ sampai kemudian menjadikannya sesuatu yang mematikan dalam jarak waktu beberapa saat saja. Abu Misra dan tiga ikhwan lainnya syahid (in sya Allah) dengan tubuh yang hancur lebur tercerai berai. Seolah ingin menunjukkan bahwa apa yang dilakukan hamba-Nya telah diridhai-Nya, Allah Ta’aala menyisakan tangan kanan Abu Misra dan dua ikhwan lainnya dengan kondisi bersih tanpa darah dan goresan luka (disaat anggota yang lain ditemukan dalam kondisi yang penuh darah) dan jemari yang menggenggam dengan jari telunjuk seperti seorang yang sedang tahiyyat dalam shalat. Seakan ingin menyampaikan Robbku hanyalah Allah Yang Esa.

Isyarat Kesyahidan

Seorang Syaikh pernah bercerita kepada kami, dan beliau adalah sosok mujahid yang semoga Allah jaga beliau dengan keistiqamahan. Beliau telah menghadapi berbagai kesulitan dalam meniti jalan jihad, separuh hidupnya dihabiskan didalam penjara rezim bashar la’natullah. Didalam penjara ini juga beliau banyak menemui tokoh-tokoh mujahidin Suriah yang salah satunya adalah penulis buku yang luar biasa yaitu Syaikh Abu Mushab Assuuri, dimana beliau pernah bersama menikmati dinginnya sel penjara berdua selama satu tahun.

Beliau menceritakan kepada kami bahwa dua hari sebelum kesyahidannya, Abu Misra datang ke Katibah kami (Syaikh adalah Qaid disalah satu Katibah Mujahidin), seharian kami menghabiskan waktu bersama. Dan Abu Misra berkata, “Syaikh, semalam ana bermimpi bahwa ana akan menemui kesyahidan disini (Suriah), in sya Allah.” Kemudian Syaikh bertanya, “Bagaimanakah rasanya saat antm mendapatkan kesyahidan, adakah rasa sakit itu?” beliau menjawab, “Ana tidak merasakan sakit itu karena demikian cepat, kecuali seperti sakitnya seseorang yang digigit seekor semut”. Maasya Allaah.

“Dan beliau telah menepati janjinya kepada Allah, setelah berpisah kami tidak lagi bertemu sampai kabar kesyahidannya setelah dua hari kedatangannya, dikamar ini.” Jelasnya.

Kita tidak tahu dimana kelak kita akan menemui sang maut dan kita juga tidak tahu apakah yang akan menimpa kita esok hari, maka seyogyanya kita persiapkan semuanya dalam rangka meniti jalan Allah dalam rangka mendapat ridha-Nya.



Abu Dzahir

Kontributor bumisyam.com di Suriah

Ada Propaganda Menghilangkan Kata 'Jihad' dan ‘Islam’

Hidayatullah.com--HAMPIR setahun ini pemerintah dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) sibuk melakukan kampanye deradikalisasi.

Lembaga yang memiliki kewenangan luas dan khusus di bidang kontra-terorisme dan dibentuk melalui kepres No 46 tahun 2010 ini beberapa kali membuat program “Halaqoh Nasional Penanggulangan Terorisme dan Radikalisme” di beberapa kota besar. Baru-baru ini, dalam sebuah wawancara dengan situs Kristen, Reformata, (07 Juni 2011), Ansyaad Mbai, Kepala BNPT mengatakan, tujuan gerakan radikal adalah negara Islam, khilafah dan penegakan syariat Islam.

Mengapa Islam seolah-oleh terus dihadapkan sebagai musuh negara? Apa dan bagaimana dampak dari kampanye deradikalisasi seperti ini?

Untuk menelaah persoalan ini, wartawan Hidayatullah.com, Ainuddin Chalik, mewawancarai Koordinator Indonesian Crime Analyst Forum (ICAF), Mustofa B. Nahrawardaya. “Setidaknya sudah banyak ibu-ibu mulai khawatir melepas anak-anaknya belajar ngaji ke masjid,” katanya. Apa maksudnya? Berikut petikannya:

Apa pendapat Anda tentang pernyataan Pak Ansyaad Mbai?

Saya tidak tahu apa maksudnya pernyataan dia. Mana ada teroris mendirikan negara Islam? Kalau benar teroris, pasti inginnya mendirikan negara preman dong. Masak negara Islam dibuat teroris. Perkataan seperti itu, nantinya akan menyakiti orang yang beragama Islam. Kalau Ansyaad memakai akal normal, pasti tidak berkata begitu. Logika dia sungguh sesat. Dia tidak bisa membedakan antara menegakkan syariat dengan pembentukan negara Islam. Terbukti dia menghubung-hubungkan NII dengan penegakkan syariat. Padahal itu sangat jauh.

Negara Islam tidak masalah. Banyak negara Islam juga baik-baik saja. Jadi jangan samakan antara negara Islam dengan gerakan makar. Itu dua hal yang berbeda. Wong Islam itu baik kok, jadi harusnya tidak ada masalah. Cuma sebagai catatan, untuk saat ini di Indonesia, masyarakat –terutama untuk kepentingan intelijen—tidak bisa menerima itu.

NII jaman Kartosoewiryo saja tidak bisa dibandingkan dengan jaman sekarang. Dan sejarah Kartosoewiryo saja belum tentu akurat, tapi kok sudah dijustifikasi sedemikian rupa untuk membanding-bandingkan dengan sejarah penegakan syariat masa kini. Pemerintah sendiri sudah mengijinkan penegakkan syariat seperti halnya yang terjadi di Aceh. Jadi menurut saya, Ansyaad perlu mempelajari kembali sejarah kita. Penegakan syariat jangan disamakan dengan makar. Bayangkan, kalau BNPT dilokomotifi orang yang tidak mengerti persoalan, betapa rawannya lembaga tersebut disalahgunakan.

Kesan apa yang Anda tangkap dalam kampanye deradikalisasi tersebut?

Ada gerakan merusak Islam secara sistemik. Saya meyakini, ada upaya besar-besaran guna menyambut propaganda besar Amerika untuk menghilangkan kata jihad, Islam, jamaah serta frasa khilafah-Islamiyah dari muka bumi. Jadi sesungguhnya peradaban Islam-lah yang diserang.

Apa indikasinya?

Terlihat dari cara kerjanya. Mantan mujahidin dikesankan teroris. Simbol-simbol Islam di-blow up untuk kerja-kerja anti teror. Orang beramal diputarbalikkan faktanya sehingga menjadi penyokong dana teror. Orang ingin berpakaian cara keyakinannya, dipelintir jadi pakaian teroris. Dan ini berlangsung di seluruh dunia.

Saya menengarai banyak aparat keamanan –khususnya intelijen—sangat tidak paham persoalan Islam.

Menurut Anda apakah kerja BNPT selama ini telah maksimal?

Yang harus diperhatikan, apakah BNPT bisa membedakan antara korban terorisme dengan pelaku terorisme? Bandingkanlah dengan kasus narkotika. Ada istilah korban penyalahgunaan narkotika yang mesti direhabilitasi di tempat khusus. Kenapa kalau kasus teror tidak? BNPT mestinya bisa melakukan klasifikasi seperti itu. Jangan dipukul rata semua yang disebut namanya oleh tersangka bom yang ditangkap, langsung dikategorikan sebagai pelaku teror, lalu dibikinkan daftar pencarian orang (DPO).

Menurut saya, BNPT malah menimbulkan banyak fitnah akibat kepala BNPT yang tidak menguasai perkembangan, khususnya masalah Islam. Akibatnya fungsi re-edukasi dan re-sosialisasi dalam rangka de-radikalisasi banyak disalahtafsirkan.

Kenapa Anda menyebut itu disalahtafsirkan?

Fungsi BNPT dan BIN bertukar fungsi sehingga amburadul. Kalau hasilnya adalah orang takut belajar dan bicara agama serta takut beribadah, itu berarti fungsi BNPT disalahgunakan.

Saya melihat penanganan teror selama ini ternyata tidak mengalami kemajuan. Cara yang dipakai Densus 88 cenderung tidak manusiawi terhadap orang yang belum tentu bersalah.

Sekedar catatan, di Amerika sendiri, tak ada lagi tertuduh kasus terorisme dengan tembak mati. Tetapi, di negara kita ternyata masih obral nyawa dengan menembak mati orang yang masih terduga. Hampir setiap waktu. Bahkan diliput TV. Mungkin Amerika tertawa melihat aksi aparat Indonesia.

Saya ingat perkataan seorang ahli hukum terkenal, Cesare Beccaria dalam bukunya “Dei Deliti e Delle Pene (An Essay on Crimes and Punishment)” menyatakan bahwa, “Seseorang tidak bisa dihakimi sebagai penjahat sebelum dia dinyatakan bersalah.”

Sejumlah pemberitaan media terkesan menggiring masyarakat untuk antipati terhadap Islam, bagaimana menurut Anda?

Saat ini, ada tiga kata dan satu frasa yang ditakuti Amerika dan sekutunya. Yakni jihad, Islam, jamaah serta frasa Khilafah-Islamiyah. Selama kata itu masih terucap di masjid-masjid, di forum-forum majelis ilmu, maka upaya untuk melunturkan dan mengaburkannya akan terus dilakukan.

Mereka membuat umat Islam takut mempelajari al-Qur’an. Ini tak hanya membuat orang non-Muslim phobia terhadap Islam, tapi dengan harapan membuat orang Muslim phobia terhadap agamanya sendiri.

Kira-kira apa dampak dari semua ini?

Setidaknya sudah banyak ibu-ibu mulai khawatir melepas anak-anaknya belajar ngaji ke masjid, kursus bahasa Arab dan takut ikut kegiatan Kerohanian Islam (Rohis).

Semua golongan direkayasa agar tidak mempercayai rekan seagamanya sendiri. Mau berjamaah di masjid, takut kena rekrutan NII dan terorisme. Mau ikut diskusi Islam, takut terjerumus aliran sesat. Mau menjadi mahasiswa baru, takut dibrainwash (cuci otak, red). Mau berbaju Muslim taat, takut dibilang teroris.

Jadi gejala apa sebenarnya ini?

Itulah pintar-pintarnya intelijen. Saya ingat kasus peledakan Borobudur tahun 1985 silam. Seseorang bernama Muhammad Jawad alias Ibrahim, mendekati pemuda-pemuda di Malang. Beberapa pengasuh pondok pesantren juga diceramahi oleh Jawad soal beringasnya aparat saat peristiwa Tanjung Priok tahun 1983. Jawad memprovokasi mereka dan mengajak balas dendam terhadap pemerintah.

Adalah Abdulkadir Ali Alhabsyi dan Husein Ali Alhabsy --kakak beradik-- yang dikenal alim ini akhirnya terprovokasi. Mereka meledakkan Borobudur dan akhirnya ditangkap. Anehnya, Muhammad Jawad tidak pernah dicari polisi hingga sekarang. Orang yang alim saja bisa dibikin teroris, apalagi orang yang tiba-tiba menjadi alim.

Sejarah masa lalu sepertinya tidak banyak kita pelajari dan tidak ditengok. Sementara itu, kejadian seperti ini terus berulang, namun masyarakat tetap bebal dan malas berhati-hati. Wajar saja jika mudah dimanfaatkan oleh oknum tertentu untuk dilibatkan pelan-pelan ke dalam konflik terorisme.*

foto: abd syakur

Minggu, 12 Mei 2013

10 Makanan Membantu Mengurangi Lemak Tubuh

Ketika anda berusaha mengurangi berat badan dengan melakukan diet, benarkah anda harus menghindar dari semua makanan? Sebenarnya beberapa makanan bisa membantu anda membakar lemak! Mari temukan beberapa makanan alami yang dapat membantu anda mengurangi asupan lemak, sehingga anda bisa terlihat lebih baik dengan pakaian anda.


1. Tahu dingin/mentah

Ini dapat membantu mencerna lemak yang tersimpan di dalam usus dan perut, juga untuk mengeluarkan lemak.

2. Rebung

Rendah lemak dan gula namun tinggi serat, rebung baik untuk mencegah konstipasi. Akan tetapi orang yang menderita ulkus (luka) perut harus membatasi asupan rebung.

3. Sayur yang diasinkan

Lemak dari sayuran terhancurkan selama proses pengasinan. Akan tetapi, orang yang tubuhnya cederung menyimpan kelebihan cairan dan gas harus menghindarinya untuk mencegah tersimpannya cairan tubuh.

4. Tauge

Mengandung fosfor, zat besi dan banyak cairan. Ini dapat mencegah terbentuknya lemak di bawah kulit.

5. Pepaya

Membantu mengurangi kelebihan cairan dan gas yang tersimpan di dalam tubuh dan beri-beri. Juga memperbaiki persendian.

6. Nanas

Mengandung enzim untuk menghancurkan makanan berprotein tinggi, seperti ikan dan daging. Ini cocok dikonsumsi setelah makan.

7. Kulit jeruk yang dikeringkan

Tidak saja bisa membantu pencernaan dan melepaskan gas, juga dapat mengurangi tersimpannya lemak di dalam perut.

8. Cumi

Sangat rendah lemak sehingga berat anda tidak akan bertambah jika memakannya. Ini pilihan makanan yang tepat selagi diet.

9. Jali-jali

Efektif bagi orang dengan berat badan yang bertambah karena kelebihan menyimpan cairan dan gas.

PERAN ILMU AHLI SIHIR MESIR KUNO

Mesir Kuno dengan para fir'aunnya adalah salah satu peradaban tertua di dunia; juga yang paling
penindas. Monumen-monumen megah yang masih tersisa dari Mesir Kuno — berbagai piramid, sphinx,
dan obelisk — dibangun oleh ratusan ribu budak, yang bekerja hingga hampir mati, di bawah lecutan
cambuk dan ancaman kelaparan. Para Fir'aun, penguasa absolut di Mesir, ingin direpresentasikan
sebagai dewa dan disembah oleh manusia.
Salah satu sumber pengetahuan tentang Mesir Kuno adalah berbagai prasasti mereka. Prasastiprasasti
ini ditemukan di abad kesembilan belas dan setelah kerja keras, abjad Mesir dapat diuraikan,
memperjelas begitu banyak informasi tentang negeri ini. Namun, karena ditulis oleh ahli sejarah resmi
negara, berbagai prasasti ini penuh dengan cerita-cerita yang bias yang dimaksudkan untuk memujamuja
negara.

Bagi kita, tentu saja, sumber pengetahuan terbaik tentang masalah ini adalah Quran.
Di dalam Al Quran, di dalam kisah Musa, kita memperoleh informasi penting tentang sistem di
Mesir. Ayat-ayat tersebut mengungkapkan bahwa terdapat dua titik fokus kekuatan di Mesir: Fir’aun
dan dewan pembesarnya. Dewan ini memiliki pengaruh penting terhadap Fir’aun. Fir’aun sering
berkonsultasi dengan mereka dan senantiasa mengikuti anjuran mereka. Ayat yang dikutip di bawah
menunjukkan pengaruh dewan ini terhadap Fir’aun:

“Dan Musa berkata: "Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari
Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak.
Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka
lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".
Fir’aun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti
itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar".
Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang
sebenarnya.
Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya
(kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.
Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang
pandai yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu". (Fir’aun berkata): "Maka
apakah yang kamu anjurkan?"
Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke
kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa
kepadamu semua ahli sihir yang pandai". (QS. Al A'raaf, 7: 104-112) !

Patut diperhatikan bahwa perkataan tersebut diutarakan oleh suatu dewan yang menasihati
Fir’aun, yang menghasutnya melawan Musa, dan merekomendasikan kepadanya metode-metode
tertentu. Jika kita amati catatan sejarah Mesir, kita melihat bahwa dua komponen utama dewan ini
adalah tentara dan pendeta. Tidak perlu dijelaskan lagi pentingnya tentara; ia merupakan kekuatan militer utama dari rezim
Fir'aun. Tetapi, kita mesti mengamati lebih dekat lagi peranan para pendeta. Para pendeta Mesir Kuno
merupakan golongan yang disebutkan di dalam Al Quran sebagai ahli-ahli sihir. Mereka
merepresentasikan sekte yang mendukung rezim. Mereka dipercayai memiliki kekuatan khusus dan
menguasai pengetahuan rahasia. Dengan otoritas ini mereka memengaruhi rakyat Mesir, dan
mengukuhkan posisi mereka di dalam pemerintahan Fir'aun. Golongan ini, yang diketahui dari catatan
sejarah Mesir sebagai “Para Pendeta Amon”, memusatkan perhatian mereka untuk memraktikkan ilmu
sihir dan memimpin sekte pagan mereka; selain itu, mereka juga mempelajari beragam ilmu
pengetahuan seperti astronomi, matematika, dan geometri.

Golongan pendeta ini adalah sebuah ordo tertutup yang memiliki (begitu yang mereka anggap)
pengetahuan khusus. Ordo semacam ini biasanya dikenal sebagai organisasi esoterik. Di dalam majalah
bernama Mason Dergisi (Jurnal Masonik), terbitan yang tersebar di antara pengikut, secara khusus
disebutkan tentang pendeta-pendeta Mesir Kuno.
Bersamaan dengan berkembangnya pemikiran pada manusia, ilmu pengetahuan mengalami
kemajuan dan bersama itu, jumlah rahasia pun meningkat di dalam pengetahuan pada sistem esoterik.
Dalam perkembangan ini, kegiatan esoterik, yang pertama muncul di Timur, di Cina dan Tibet, dan
kemudian menyebar ke India, Mesopotamia, dan Mesir, membentuk basis pengetahuan kependetaan
yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun dan membentuk basis kekuatan pendeta di Mesir.
Bagaimana terjadinya hubungan antara filsafat esoterik para pendeta Mesir Kuno dan Freemason
saat ini? Mesir Kuno suatu contoh klasik di dalam Al Quran tentang sistem politik tanpa tuhan musnah
ribuan tahun yang lalu. Mungkinkah ia memunyai pengaruh sekarang ini?
Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita harus mencermati berbagai kepercayaan para
pendeta Mesir Kuno yang berhubungan dengan asal usul alam semesta dan kehidupan.

http://www.harunyahya.com

Gaza, Benteng “Nafas Jihad” Palestina

Gaza telah banyak ditulis media massa sebagai pusat konflik. Di kota kecil yang padat inilah lahir ratusan pejuang Palestina. Mengapa Israel tak pernah bisa menaklukkannya?

Hidayatullah.com--Jalur Gaza, adalah sebuah tempat yang menyiratkan kepedihan, namun juga semangat perjuangan bagi banyak rakyat Palestina. Wilayah ini luasnya hanya 360 km² --separuh wilayah Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta-- dengan jumlah penduduknya sekitar 1.225.911 (2002).

Jalur Gaza hanya sepetak tanah tandus di Palestina. Agak berbeda dengan Gaza City, yang kini dijadikan sebagai ibu kotanya. Di Gaza City, sebagaimana daerah Yerusalem, subur luar biasa. Gaza kumuh dan semrawut. Dokar, mobil, motor dan kendaraan lainnya campur aduk.

Sudah miskin teraniaya pula. Selain lokasinya yang berada di ujung dekat perbatasan Mesir dan diapit oleh laut Mediterania, Israel menempatkan balok-balok cor setinggi 9 meter (lebih tinggi dari tembok Berlin), meliputi Jalur Gaza dari selatan, utara dan timur untuk membatasi ruang gerak warga. Tembok ini dilengkapi dengan sarana keamanan, alat penyergapan, tempat pengintai, alat-alat komunikasi, deteksi peringatan, alat perekam, dan alat-alat elektronik lainnya. Gaza ibarat akuarium hidup dan penjara besar banga Palestina.

Daerah miskin ini semakin menderita tatkala berbagai tekanan militer Israel terus diarahkan ke Gaza. Karena itulah, Jalur Gaza hingga sampai saat ini tetap menjadi daerah berbahaya bagi kalangan jurnalis. Di kota kecil yang kumuh inilah Presiden Mahmoud Abbas pernah berkantor, sebelum Gaza dikuasai Hamas.

Gaza merupakan wilayah yang masih belum terjamah oleh pendudukan Israel. Keberadaannya sebagai akibat dari perang Arab-Israel tahun 1948 dan Perang Enam Hari pada 1967, yang efeknya berakhir pembagian batas-batas wilayah antara Israel dan Palestina, yakni; Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur, akibat dari pencaplokan Semenanjung Sinai, Dataran Tinggi Golan, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur oleh Israel. Sejak itu, Israel membangun dan memperluas koloni Yahudi di Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta menguasai lebih dari 50% teritori yang diduduki. Zionis-Israel juga meluaskan aneksasinya ke wilayah Yerusalem Timur dan Al-Aqsa, tempat suci yang pernah menjadi kiblat umat Islam sedunia.

Kini, Gaza lebih dikenal sebagai tempat jutaan orang melarikan diri dan tempat mengungsi. Anak-anak berlomba membantu orangtua mereka mengumpulkan makanan dari pusat distribusi bantuan PBB, sementara para perempuan berkumpul di dekat truk-truk, menunggu nama mereka di panggil untuk menerima jatah makanan.

Sejak Hamas berhasil menguasai Gaza, Israel dibantu Fatah langsung mengisolasi wilayah itu. Israel, selain menyatakan perang terhadap Hamas, juga telah menutup penyeberangan kunci perbatasan, menghentikan perdagangan, dan memaksa ribuan warga Palestina mencari tempat perlindungan ke lembaga-lembaga bantuan PBB.

Badan bantuan PBB untuk para pengungsi Palestina mengatakan, hampir 825.000 orang dari 1,5 juta warga Gaza termasuk kategori pengungsi.

Namun kondisi ini, sesungguhnya bukanlah mencerminkan keadaan sebenarnya. Sebab, jika warga Palestina di Gaza diberi kesempatan seperti yang lain, mereka bisa hidup secara baik. Israel dan negara-negara Barat, adalah bagian tak terpisahkan sebagai pencipta kekacauan ini.

Kesimpulan ini disampaikan oleh Shami Shafi, seorang konsultan perusahaan di Jalur Gaza. "Penduduk di Gaza punya peluang dan potensi untuk membangun perekonomian yang sukses, bila mereka diperlakukan sebagai manusia. Bila mereka diizinkan untuk bergerak. Kami bisa berkembang, tetapi kami harus bebas, bebas bergerak dan dapat memanfaatkan peluang yang ada," ujar Shafi yang tahun lalu mendirikan perusahaan untuk memajukan perkembangan ekonomi di Gaza, sebagaimana dikutip Islamonline.

Janji Syeikh Yasin

Gaza adalah saksi hidup berbagai peristiwa, termasuk berbagai luka bangsa Palestina. Banyak pejuang Islam lahir dari kota kecil ini, seperti Dr. Mahmud el Zehhar dan Ismail Haniyah, Perdana Menteri Palestina yang dipecat Presiden Mahmoud Abbas (meski tetap bekerja sebagaimana biasa). Termasuk di antaranya adalah Muhammad bin Idris al-Syafi‘e atau yang kita kenal dengan Imam Syafii.

PBB pernah menyampaikan, Gaza adalah tempat paling dilematik. Lokasi ini, katanya, sebagai lokasi paling rawan nomor lima sedunia. Namun di tempat ini pula, ”Harakah al-Muqawamah al-Islamiyah” (Gerakan Perlawanan Islam) atau Hamas didirikan pertama kali.

Gaza, adalah sisa dari tempat untuk mengumpulkan semangat perlawanan para pejuang Palestina melawan penjajah. Khalid Mishaal, Kepala Biro Politik Hamas kepada pers, pernah mengatakan, strategi Hamas di Gaza sebagai ”Strategi Nafas Panjang”.

“Nafas panjang” itulah yang kini sedang diperlihatkan Hamas di saat sudah mulai tak mempercayai Presiden Mahmoud Abbas dan gerakan Al-Fatah, yang kini, justru lebih memilih dekat dengan Israel dan Amerika Serikat (AS).

Almarhum Syeikh Yasin, yang juga pendiri Hamas pernah berjanji akan menjaga Gaza. ”Saya tegaskan kepada penjajah Israel bahwa memasuki wilayah Jalur Gaza tidaklah mudah seperti pergi ber-rekreasi; militer Israel harus membayar mahal dan akan menderita kerugian yang sulit dibayangkan,” ujarnya suatu hari, dikutip Palestine Information Center pada tahun 2002.

Gaza, Sesudah Hamas Berkuasa

Dunia terperanjat ketika Hamas secara tiba-tiba menduduki kantor Kepresidenan Mahmoud Abbas di Gaza, awal 14 Juni 2007 lalu. Hamas telah menguasai sepenuhnya Jalur Gaza, beberapa jam setelah Presiden Mahmoud Abbas membubarkan parlemen dan menyatakan keadaan darurat.

Kisah ini, adalah akhir dari gesekan antara dua pejuang pembebasan Palestina, Hamas dan Fatah, pimpinan Mahmoud Abbas. Kabarnya, akibat konflik tak ada ujungnya itu, sedikitnya telah menewaskan 100 warga Palestina.

Sehari Hamas berkuasa, sepanjang malam, bendera Hijau (bendera Hamas) berkibar sebagian wilayah Gaza. Para pendukung Hamas merayakannya di jalan-jalan. Sementara itu, serdadu Fatah terlihat diikat dan dibawa dengan mobil.

"Semua markas di layanan keamanan Jalur Gaza berada di bawah kontrol Brigade Izuddin al-Qassam, termasuk kompleks presiden," kata seorang jurubicara sayap bersenjata Hamas kepada kantor berita AFP. Brigade Izuddin al-Qassam adalah sayap militer bentukan Hamas paling ditakuti Israel.

Keputusan Hamas menguasai markas presiden adalah cara terakhir mencari konsilisasi dengan Fatah, setelah beberapa kali usaha menyatukan pandangan tak berhasil. Namun Ismail Haniyah menolak anggapan terpisahnya Gaza dan Tepi Barat. "Jalur Gaza merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan bagian integral dari ibu pertiwi rakyat Palestina," tuturnya.

Liputan media massa asing kontan seragam. Bahkan, media massa Indonesia –yang sering hanya mengutip pers Barat—lebih membela Mahmoud Abbas dan kelompok Fatah yang justru berlindung pada Amerika dan Israel.

Karena Jalur Gaza adalah tempat paling rawan bagi wartawan, tempat ini nyaris tak terberitakan secara fair oleh banyak media. Di antara media lokal yang secara baik memberitakan kondisi tempat itu adalah Mafkarah Al Islam, yang memiliki koresponden di Gaza dan Palestina.

Sebagaimana dikutip Mafkarah Al Islam, kondisi Gaza pascapertempuran jauh berbalik 180 derajat. Sebelum pecahnya pertempuran antara Fatah dan Hamas yang berakhir dengan menyingkirnya Fatah dan pasukannya, kondisi jalur Gaza amat parah untuk bisa diceritakan. Kevakuman keamanan, rasa takut, dan serangkaian kekacauan terjadi di mana-mana. Kecemasan dirasakan sepanjang waktu, tatkala Fatah berkuasa.

Aktivitas kejahatan seperti perampokan, aksi penculikan terhadap para ulama, dan imam masjid penghafal Al Qur’an, serta pecahnya baku tembak karena masalah-masalah remeh --yang terjadi antarkelompok, pribadi, atau antarkeluarga—setiap saat terjadi.

Kekacauan merembet pada ketiadaan hukum. Termasuk permusuhan terhadap pengadilan, yaitu dengan cara membebaskan para tertuduh dengan paksa dari tuduhan, serta melepaskan orang-orang yang telah divonis kurungan dan pengintimidasian terhadap para hakim supaya mau melepaskan pekerjaanya.

Dr. Shalih Raqab, Wakil Kementerian Wakaf dari jalur Gaza menyatakan, sembilan ulama terbunuh di tangan sempalan revolusi. Biasanya, mereka menjadikan orang-orang berjenggot dan mereka yang terlihat sebagai aktivis Islam sebagai sasaran.

Puluhan kaum muslim yang berjenggot telah menjadi korban penyiksaan sempalan pengikut Ahmad Dahlan, salah satu pengikut Fatah. Dan kekejaman yang paling buruk dari pengikut Mahmoud Abbas ketika menculik Hisam Abu Qainash, kemudian melemparkannya dari lantai lima belas. Namun situasi itu terhenti tatkala Hamas menguasa Gaza.

Minuman Keras dan Prostitusi

Semenjak Jalur Gaza dikuasai Brigade Izzuddin Al-Qasam, kota kecil yang padat ini nyaris terkendali.

Sejumlah pendunduk dari berbagai tingkatan mengungkapkan dengan gembira ketenangan yang mereka rasakan, yang telah hilang sejak beberapa tahun. Adalah Syakir Ashfur dari Khan Yunis Gaza selatan yang juga mahasiswa di Universitas Islam Gaza, bisa aktif kembali untuk pergi ke universitas setelah sebelumnya hal itu tidak bisa ia lakukan karena ia berjenggot. Selain itu, ujarnya, posisi Universitas Islam Gaza sendiri berada di tengah-tengah titik konflik.

"Aku menghadapi kesulitan yang amat sangat ketika pergi untuk melaksanakan shalat Subuh dan isya di masjid. Aku merasa tidak akan kembali dalam keadaan hidup setelah shalat, kami merasa tidak aman sama sekali."

Namun kekhawatiran itu ternyata tak terjadi. Yang terjadi adalah hancurnya kelompok Dahlani. Yang dimaksud dengan Dahlani adalah pengikut setia pasukan Ahmad Dahlan, kelompok bersenjata di bawah Presiden Mahmoud Abbas.

Menurut Ashfur, hancurnya sempalan Dahlani adalah bentuk murka Allah terhadap mereka karena pembangkangan mereka terhadap Allah, ulama, dan para imam masjid.

Sebuah Organisasi Independen untuk Hak-Hak Penduduk Palestina dalam data statistiknya pada tahun 2007 menunjukan bahwa dalam satu bulan rata-rata 54 orang tewas di jalur Gaza karena perselisihan keluarga, pencurian, dan sebab-sebab lainnya yang menyebabkan hilangnya rasa aman.

Setelah dua minggu Gaza di bawah kontrol Al-Qasam, beberapa sumber dari kalangan medis menyebutkan bahwa seluruh rumah sakit yang berada di penjuru Gaza tidak didatangi seorang pasien pun yang sakit atau terluka akibat hilangnya kontrol keamanan.

Pagi hari, setelah al-Qasam mengumumkan menguasai jalur Gaza, Milisi al-Qasam mendatangi pusat-pusat penjualan minuman keras. Di antaranya, tempat terkenal At Tahliyah di daerah Khan Yunis, Gaza selatan. Tempat itu bisa dikuasai seluruhnya oleh Al-Qasam dan dibunuhnya tiga “dedengkot” penjual dan produsen obat-obatan terlarang, kemudian memusnahkan barang haram ini dengan jumlah yang amat besar.

Al-Qasam juga mendatangi rumah-rumah bordir dan tempat praktik prostitusi yang sebelumnya dilegalkan oleh pihak yang bertanggung jawab. Sekarang sudah tidak ditemukan lagi di Jalur Gaza. Sudah banyak diketahui bahwa di tempat inilah Israel menciptakan “tentara” dengan jumlah amat besar dari orang-orang Palestina sendiri, yaitu dengan mengambil gambar ketika mereka melakukan perzinaan dan mengancam akan menyebarkan gambar itu jika ia enggan membantu Israel. Biasanya, pria-pria yang direkam gambarnya ini lantas diperas agar bersedia menjadi ”mata-mata” Israel.

Mudah-mudahan ketaatan pada agama ini bisa menjadi sumber kekuatan tidak terputus bagi pejuang Palestina di Gaza. [Thoriq/cha/www.hidayatullah.com]

Jumat, 10 Mei 2013

Ayat dan Hadis tentang Anak Yatim

“Dan berbuat baiklah kepada ibu bapak dan kaum kerabat serta anak-anak yatim dan orang-orang miskin.” (QS Al Baqoroh,2:83)



“Dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak-anak yatim dan orang-orang miskin.” (Al Baqoroh,2:177)



“Katakanlah, “Apa saja harta benda (yang halal) yang kamu infakkan, maka berikanlah kepada ibu bapak, kaum kerabat dan anak-anak yatim.” (QS Al Baqoroh,2:215)



“Dan mereka bertanya kepadamu mengenai anak-anak yatim. Katakanlah, “Memperbaiki keadaan anak-anak yatim itu amat baik bagimu.” (QS Al Baqoroh,2:220)



“Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang telah baligh) harta-harta mereka.” (QS An Nisaa,4:2)

“Dan jika kamu takut tidak dapat berlaku adil terhadap perempuan-perempuan yatim (bila kamu menikahi mereka), maka nikahilah dua, tiga atau empat…” (QS An Nisaa,4:31)



“Dan ujilah anak-anak yatim itu (sebelum baligh) sehingga mereka cukup umur (dewasa). Kemudian jika kamu melihat keadaan mereka (tanda-tanda yang menunjukkan bahwa mereka telah berfikir matang dan mampu menjaga hartanya) maka serahkanlah kepada mereka hartanya. Janganlah kamu makan harta anak-anak yatim secara melampaui batas dan secara terburu-buru (merebut kesempatan) sebelum mereka dewasa.” (QS An Nisa,6)



“Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dan kaum kerabat dan anak-anak yatim.” (QS An Nisaa,4:127)



“Dan apa yang selalu dibacakan kepadamu dalam kitab ini mengenai perempuan-perempuan yatim…” (QS An Nisaa,4:6)



“Dan (kamupun diwajibkan) supaya mengurus (hak dan keperluan) anak-anak yatim dengan adil.” (QS An Nisaa,4:127)



“Dan janganlah kamu hampiri harta anak yatim melainkan dengan cara yang baik (untuk menjaganya)….” (QS Al An’am,6:521)



“Dan janganlah kamu menghampiri harta anak yatim melainkan dengan cara yang baik…” (QS Al Isro,17:34)



“Mereka juga memberi makan dengan makanan yang dibutuhkan dan disukainya kepada orang miskin dan anak yatim serta tawanan.” QS Ad Dahr,76:8)



“Tidak sekali-kali, bahkan kamu tidak memuliakan anak yatim.” (QS Al Fajr,89:17)



“Atau memberi makan pada hari kelaparan terhadap anak-anak yatim dari kaum kerabat.” (QS Al Balad,90:14-15)



“Bukankah DIA dapati engkau dalam keadaan yatim, lalu DIA melindungi.” (QS Ad Dhuha,93:6)



“Maka adapun terhadap anak yatim, maka janganlah engkau hinakan.” (QS Ad Dhuha,93:9)



Persoalan anak yatim adalah persoalan yang sangat besar dan setiap orang bertanggungjawab untuk ‘menjaga’ mereka, harta mereka dengan hati-hati dan menyampaikan faidah dari harta anak yatim itu kepada mereka dan menjauhkan diri agar tidak memakan harta anak yatim. Bila hendak mengawini perempuan yatim, jangan sampai mengurangi mas kawinnya.

Rosululloh saw. bersabda, “Aku dan penjaga anak yatim akan berada di dalam Jannah yang berdekatan seperti dekatnya jari tengah dan jari telunjuk.”

Rosululloh saw. mengisyaratkan bahwa jari tengah lebih tinggi dari jari telunjuk, maksudnya adalah karena kenabian, kedudukan beliau saw. lebih tinggi dari orang lain, tetapi ‘penjaga’ anak yatim dan penjaga harta mereka akan berada berdekatan dengan beliau saw.



Rosululloh saw. bersabda, “Barangsiapa meletakkan tangannya di atas kepala anak yatim dengan penuh kasih sayang, maka untuk setiap helai rambut yang disentuhnya akan memperoleh satu pahala, dan barangsiapa berbuat baik terhadap anak yatim, dia akan bersamaku di Jannah seperti dua jari ini.” Ketika mensabdakan hadits ini Rosululloh saw. berisyarat dengan jari telunjuk dan jari tengahnya.



Diterangkan dalam sebuah hadits bahwa pada hari hisab ada sebagian orang yang dibangkitkan dalam keadaan api dinyalakan di mulut mereka. Mendengar hal ini sebagian sahabat r.a. bertanya, “Ya Rosululloh, siapakah mereka ini?” Rosululloh saw. menjawab dengan membaca ayat al Qur-an surat An Nisaa,4:10 “Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim, sesungguhnya ia memasukkan api ke dalam perutnya. Dan mereka akan memasuki api yang menyala-nyala (neraka).”



Pada malam Isro Mi’raj, Rosululloh menemui suatu kaum yang bibir mereka besar seperti unta. Beberapa Malaikat dengan kasar membuka mulut mereka dan memasukkan batu-batu berapi yang besar ke dalamnya. Api itu masuk melalui mulut-mulut mereka dan keluar melalui dubur mereka, mereka menjerit dan menangis karena kesakitan. Rosululloh menanyakan ini kepada Jibril a.s., “Siapakah mereka itu?” Jibril a.s. menjawab”Merekalah orang-orang yang memakan harta anak yatim secara zhalim. Kini mereka memakan api.”



“Ada empat jenis manusia yang tidak akan dimasukkan oleh ALLOH ke dalam Jannah dan mereka tidak akan mendapat nikmat sedikitpun dari nikmat Jannah:

1. Orang yang gemar minum khomr (mabuk-mabukan)

2. Orang yang makan riba

3. Orang yang makan harta anak yatim secara zholim

4. Orang yang durhaka pada ibu bapak.” (Durrul Mantsur)



Syah Abdul Aziz rah.a. menulis dalam tafsirnya bahwa ada dua jenis kebaikan dapat dilakukan terhadap anak yatim:



1. Apa yang wajib bagi ahli warits. Misal: menjaga harta anak-anak yatim, mengembangkan hasil dari tanahnya agar keuntungannya dapat dipergunakan untuk biaya makan, pakaian dan pendidikannya.



2. Yang bersifat umum. Yaitu jangan membiarkan anak yatim dalam kesusahan, berilah kasih sayang kepada mereka. Di dalam majlis berilah tempat duduk yang terhormat. Usaplah kepalanya dengan penuh kasih sayang, perlakukan mereka seperti kepada anak sendiri, lahir dan batin (agar mereka tidak merasakan kesedihan dan duka cita yang berlarut-larut karena kematian ayahnya). ~*~

Kamis, 09 Mei 2013

Mengingat Kematian, Ringankan Kesulitan Hidup

Oleh Ustdaz Didik Hariyanto

Cukuplah kematian sebagai pelembut hati, pengucur air mata, pemisah dengan keluarga dan sahabat, pemutus angan-angan”

Mengingat kematian, mendampingi orang yang menghadapi sakratul maut, mengantar jenazah, mengingat gelap dan beratnya siksa kuburan niscaya akan membangunkan jiwa kita dari tidurnya, menyadari kelalaiannya, membangkitkan semangatnya, menggelorakan nilai perjuangannya dan mengembalikannya segera kepada Allah.


Allah berfirman: “setiap jiwa pasti akan merasakan kematian”

AL Hasan berkata: “kematian telah menelanjangi dunia sehingga tidak menyisakan kegembiraan bagi orang yang berakal”

Orang yang banyak mengingat kematian akan ringan baginya semua kesulitan hidup.

Orang yang banyak mengingat kematian akan dimuliakan dengan tiga hal: segera bertaubat, ketenangan hati dan semangat ibadah.

Suatu hari Ibnu Muthi’ melihat rumahnya, dia terkesima dengan keindahannya lalu dia menangis seraya berkata: “kalau tidak karena kematian niscaya aku akan gembira denganmu”.

Ibnu Munkadir berkata tentang seseorang yang sering ziarah kubur: “Orang ini menggerakkan hatinya dengan mengingat kematian”

Oleh karenanya Rasulullah selalu mengajak para sahabat untuk memperbanyak mengingat kematian, dengan mengingat mati akan melapangkan dada, menambah ketinggian frekwensi ibadah

Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata: ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:“Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan, yaitu kematian, karena sesungguhnya tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.” (HR. Ibnu HIbban dan dishahihkan oleh Al Bani di dalam kitab Shahih Al Jami’)

Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berkata, “Aku pernah menghadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai orang ke-sepuluh yang datang, lalu salah seorang dari kaum Anshor berdiri seraya berkata, “Wahai Nabi Allah, siapakah manusia yang paling cerdik dan paling tegas?” Beliau menjawab, “(adalah) Mereka yang paling banyak mengingat kematian dan paling siap menghadapinya. Mereka itulah manusia-manusia cerdas; mereka pergi (mati) dengan harga diri dunia dan kemuliaan akhirat.” (HR. Ath-Thabrani, dishahihkan al-Mundziri)