Senin, 30 Desember 2013

Waspada, Pengguna Social Media Dalam Pengawasan CIA

Badan intelijen pusat Amerika Serikat selama ini juga melakukan aksi pengintaian terhadap lebih dari lima juta tweets tiap harinya.

Tindakan ini dilakukan untuk mengawasi gerak-gerik para ‘pemberontak’, ‘militan’, aktivis atau diplomat yang menyiarkan informasi melalui Twitter, Facebook, atau sejumlah jejaring sosial lainnya.

Di kantor Open Source Center, tim analis CIA yang diketahui dengan nama “vengeful librarians” juga mengawasi surat kabar, stasiun televisi, stasiun radio, chats room, serta semua bentuk media sosial lainnya dalam berbagai bahasa, dari seluruh dunia.

CIA mempelajari serta me-recheck materi informasi yang mereka awasi secara sembunyi-sembunyi untuk membentuk sebuah snapshot dari suasana di Pakistan (setelah serangan Navy SEAL yang digembar-gemborkan menewaskan Syaikh Usamah bin Laden), pemberontakan yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara, mengawasi gerak-gerik Cina, Iran, Rusia, Korea, dan negara-negara lainnya.

Tim pengawas ini dibentuk di bawah mandat Komisi 11 September, yang berfokus terutama pada kontraterorisme dan kontraproliferasi.

Bagaimana Cara CIA Awasi Twitter dan Facebook?


Bukan rahasia jika pihak intelijen sebuah negara saat ini gemar mengawasi social media seperti Facebook dan Twitter. Hal itu juga dilakukan Amerika Serikat melalui Central Intelligence Agency (CIA).

Salah satu lembaga dalam CIA yang melakukan hal itu adalah The Open Source Center (OSC). Meski namanya mengandung kata-kata Open Source, lembaga ini tak terkait dengan software Opan Source seperti Linux dan lainnya.

Di dalam OSC terdapat tim khusus yang menjuluki diri sendiri sebagai 'Ninja Librarians'. Tugas tim ini adalah mengawasi Facebook, Twitter, chat room dan forum online apapun yang terbuka untuk kontribusi dari pengguna internet manapun.

Jumlah pasti tim itu tidak disebutkan, namun Associated Press menakar angka ratusan sebagai gambaran bahwa tim itu cukup besar. Kebanyakan anggota tim adalah analis dengan gelar master di bidang perpustakaan, cocok dengan julukan 'Ninja Librarian'.

Selain itu, kemampuan bahasa asing sangat diperlukan bagi anggota tim tersebut. Karena OSC disebutkan memang fokus pada situasi di luar negeri. Selain di kantor pusatnya di Virginia, AS, ada juga analis OSC yang disebar di kedutaan besar AS di berbagai negara.

Pekerjaan tim ini cukup intens, kadang bahkan mencakup pemantauan secara real-time. Contohnya saat terjadi kerusuhan di Thailand, atau beberapa saat setelah Osama bin Laden tewas di tangan Navy Seal dan tentunya momen-momen demonstrasi di Timur Tengah. Hasil laporan mereka menjadi bagian dari laporan harian yang diterima Presiden AS Barack Obama.

Kehandalan tim ini juga tak diragukan. Sebagai contoh, para analis ini disebut sudah memprediksikan akan terjadinya penggulingan kekuasaan di Mesir sebelum hal itu terjadi. Hanya saja, mereka tidak bisa meramalkan kapan tepatnya revolusi berlangsung.

OSC dibangun sejak tragedi 11 September di AS. Lembaga ini merupakan salah satu hasil rekomendasi Komisi 11 September yang dimaksudkan sebagai cara memperbaiki strategi anti terorisme.

Sedangkan fokus OSC pada social media mulai terjadi setelah Revolusi Hijau di Iran pada 2009. Ketika itu para analis mengamati bagaimana Twitter dipakai oleh demonstran untuk mengakali sensor yang diterapkan pemerintah.

Tak hanya mengawasi, 'Ninja Pustakawan' ini juga berusaha memastikan kebenaran informasi yang muncul di social media. Mereka dikatakan memiliki metode untuk mencari siapa yang informasinya bisa dipercaya dan siapa yang tidak. Salah satunya dilakukan dengan cek silang kabar di social media dengan pemberitaan umum atau bahkan dari penyadapan telepon.

Facebook, BlackBerry, dan Digital Colonization

Tahukah Anda? Peradaban Barat (dan juga sejumlah negara maju di belahan bumi lainnya) bisa maju disebabkan masyarakatnya secara lengkap telah mengalami berbagai tahapan kebudayaan secara linear dan utuh. Dari kebudayaan lisan, kebudayaan tulisan, kebudayaan baca, kebudayaan audio-visual (teve), dan sekarang kebudayaan cyber. Hal ini tidak dialami oleh bangsa Indonesia. Bangsa ini hanya mengalami kebudayaan lisan, lalu melompat ke kebudayaan audio-visual, dan sekarang termehek-mehek dengan kebudayaan cyber. Kebudayaan tulisan dan baca terlewat, dan sedihnya, terlupakan.


Bisa jadi, sebab itu ada perbedaan besar antara kebiasaan masyarakat Barat (dan masyarakat negara maju lainnya) dengan kebiasaan masyarakat Indonesia, salah satunya yang paling mudah dilihat adalah saat mengisi waktu luang, apakah itu sedang antre di bank, menunggu panggilan di loket rumah sakit, tengah menunggu kendaraan atau seseorang, sedang duduk di lobi hotel, atau sedang duduk di dalam kendaraan umum.

Di Barat dan di negara-negara maju, orang biasa mengisi waktu kosong atau waktu luangnya dengan membaca, apakah itu suratkabar, majalah, novel, atau buku non-fiksi. Jika bepergian kemana pun, mereka terbiasa selalu menyelipkan buku di dalam tas atau menentengnya di tangan. Sebab itu, bukan pemandangan aneh jika di dalam subway, di taman-taman, di halte bus, di depan loket berbagai instansi, di pinggir jalan, maupun di pantai, mereka selalu asyik mengisinya dengan kegiatan membaca.

Bagaimana dengan orang Indonesia? Silakan pergi ke tempat-tempat yang telah disebutkan di atas. Anda akan menemukan banyak sekali saudara-saudara sebangsa kita tengah asyik memainkan gadget mereka, bukan membaca. Sebab itu, Indonesia sejak lama menjadi pangsa pasar yang sangat menggiurkan bagi para produsen ponsel dunia. Bahkan konon, negeri ini telah menjadi semacam wilayah test pasar bagi produk-produk ponsel dunia teranyar. Dan setahun belakangan ini, ponsel dengan fasilitas chatting atau pun yang membenamkan kemampuan untuk bisa ber-fesbukan-ria laku keras. Blackberry-pun naik daun. Dan jangan heran jika di negara terkorup dunia dan nyaris masuk dalam kategori "Negara Gagal" ini ternyata bisa menjadi empat besar dunia dalam rating angka penjualan Blackberry. Blacberry dan Fesbuk telah menjadi trend masyarakat kita sekarang.

Digital Colonization

Mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Demikianlah salah satu akibat dari trend digital sekarang ini. Fungsi asli dari FB dan situs jejaring sosial lainnya seperti halnya Friendster, Twitter, dan sebagainya adalah untuk membuat jaringan teman di dunia maya. Hal ini sangat bermanfaat bagi para marketer atau orang-orang yang memang diharuskan bergiat untuk berhubungan dengan banyak orang. Hanya saja, di Indonesia dan mungkin di negara lain, situs jejaring sosial ini malah menjadi trend yang sedikit banyak menggusur produktifitas nyata. Sekarang, lebih banyak orang menyukai melakukan kegiatan FB ketimbang membaca buku, kontemplasi, dan sebagainya. Padahal bagi kebanyakan orang, berfesbukan-ria tidak ada bedanya dengan ngerumpi dengan sesama teman di sekolah, pasar, atau pun kantor. Disibukkan dengan persoalan remeh-temeh. Wasting Time. Dengan sendirinya, produktivitas manusia menjadi menurun.

Kehadiran gadget hebat (dan mahal) seperti BB dengan media FB disadari atau tidak sekarang ini pada akhirnya hanya menjadi semacam simbol status. Di negara yang peradaban pengetahuannya sudah maju, penanda status sosial, apakah dia hebat atau tidak adalah buku. Semakin banyak buku yang dia baca maka semakin hebatlah dia di mata teman-temannya. Kredibilitas orang ditentukan oleh banyak sedikitnya pengetahuan yang didapat dari buku.

Namun di negara yang nyaris gagal seperti Indonesia terjadi parodi yang menyedihkan, penanda status sosial orang kebanyakan dilihat dari seberapa banyak dan canggihnya gadget yang kita tenteng, walau mungkin dia harus kredit untuk bisa memiliki itu. Ini sebenarnya merupakan pars pro toto, dari kecenderungan sebagian besar masyarakat kita yang memandang status orang, kredibilitas orang, status sosial orang lain, dengan sedikit banyaknya harta benda yang dimilikinya, tanpa perduli apakah dia bisa hidup kaya raya dengan merampok uang rakyat, menggelapkan uang umat, korupsi, dan sebagainya.


Hal ini menimbulkan efek domino, kian hari kian banyak orang yang ingin kaya raya dengan jalan pintas. Salah satunya dengan menjadi anggota legislatif misalnya, padahal dia sama sekali tidak mempunyai prestasi apa pun di masyarakat. Ini sesungguhnya merupakan mental bangsa terjajah.

Bagi kebanyakan orang di sini, bagi bangsa yang belum tersentuh budaya membaca dan lebih suka dengan kebudayaan mengobrol dan menonton, maka kehadiran BB dan FB dan semacamnya, tanpa disadari telah banyak merampas waktu berharga dalam hidupnya. Banyak orang rela berjam-jam untuk ber-BB atau ber-FB-ria, dan melupakan membaca buku, padahal waktu merupakan Pedang Democles, yang tanpa ampun akan membabat siapa saja yang tidak mengunakannya dengan baik. Inilah apa yang sebenarnya disebut sebagai Digital Colonization, penjajahan digital.


Pemakaian BB dan juga FB tidaklah salah. Bagi pekerja yang banyak menghabiskan waktu di jalan dan harus selalu connect dengan rekan-rekan kerjanya, atau bosnya, atau seorang profesional yang harus selalu online, maka BB adalah hal yang amat penting. Demikian juga dengan FB, sangat vital bagi para marketer atau orang yang harus berhubungan dengan banyak orang lainnya, atau publik figur misalnya. Di tangan mereka, BB dan FB menjadi salah satu alat penunjang prestasi yang memang penting. Dan saya yakin, orang-orang seerti ini tidak akan terjerumus dalam kemubaziran pemakaian waktu karena mereka tahu kapan harus memulai dan kapan harus berhenti.

Rabu, 25 Desember 2013

Teori Phytagoras Ungkap Nyanyian Alam Semesta

Pythagoras (Pythagoras Ho Samios, Pythagoras Samian) dianggap sebagai orang yang menambahkan string kedelapan dengan kecapi, tujuh senar selalu dihubungkan dengan korespondensi dalam tubuh manusia dan planet-planet di alam semesta. Dalam sejarah terdahulu, orang-orang Yunani mendapatkan pengetahuan tentang aspek filosofis dan terapi musik dari Mesir. Tetapi pada akhirnya orang Yunani menganggap Hermes sebagai dewa yang menciptakan seni. Dalam salah satu legenda, Dewa Hermes diceritakan pernah membuat kecapi dengan peregangan string dari cangkang kura-kura. Kemudian Dewa Isis dan Osiris menjadi salah satu penikmat musik dan puisi.
Plato pernah menggambarkan seni kuno diantara penduduk Mesir, menurutnya lagu dan puisi sudah menjadi hiburan diantara orang Mesir sejak sepuluh ribu tahun sebelumnya. Seni ini terdengar lebih mulia dan inspiratif sehingga hanya para Dewa dan manusia setengah Dewa yang bisa menikmatinya. Misteri kecapi dianggap sebagai simbol rahasia konstitusi manusia, dimana instrumen mewakili bentuk fisik, srting mewakili saraf dan musisi mewakili roh. Mereka bermain musik dan merasakannya melalui saraf, semangat, kemudian menciptakan harmoni dan fungsional normal, sehingga terjadi keganjilan jika sifat manusia kotor.


Pythagoras Mendengar Senandung Alam Semesta

Di Cina, Persia, Hindia, Mesir, Israel, dan Yunani, mereka menghasilkan musik baik secara vokal dan instrumental dalam upacara keagamaan dan melengkapi puisi serta drama. Dalam penciptaan musik, Pythagoras tetap menggunakan rumus untuk meningkatkan seni sejati dengan menunjukkan pondasi matematika. Dalam catatan sejarah, Pythagoras dianggap bukan seorang musisi tetapi umumnya dikenal sebagai penemu skala Diantonis. Dia telah belajar teori musik dari para imam sehingga dalam beberapa tahun mampu mengatur harmoni dan disonansi.

Legenda menyebutkan, ketika Pythagoras berjalan diantara toko perkotaan dimana pada saat itu para pekerja sedang diluar memukul sepotong logam pada sebuah landasan (pandai besi). Dia mencatat variasi antara suara yang dihasilkan palu besar dan kecil serta peralatan lain yang ikut mewarnai suara di toko tersebut. Dengan perkiraan dan secara perlahan, selisih nada yang dihasilkan akhirnya membuat Pythagoras mendapat petunjuk interval musik dari skala siantonis. Ketika kembali kerumahnya, Pythagoras membuat potongan kayu didalam kamarnya dimana masing-masing potongan mempunyai ukuran dan berat berbeda.


Semua kemungkinan yang dihasilkan Pythagoras merupakan teori harmoni dari Monochord, sebuah penemuan yang terdiri dari string tunggal yang membentang antara dua pasak dan disertakan dengan Frets bergerak. Inilah awal-awal penyempurnaan nada dalam sejarah musik, tetapi bukan berarti bahwa Pythagoras adalah penemu musik.

Dari saat itu, Pythagoras dikenal sebagai salah satu orang yang menyumbang pengetahuan matematika dan harmoni yang telah dikendalikan dalam proporsi matematika. Matematika menunjukkan metode yang tepat dimana semua ini telah ditetapkan dan dipelihara alam semesta. Setelah menemukan rasio harmonik, Pythagoras kemudian mengajarkan pengetahuan tersebut secara bertahap kepada murid-muridnya. Dia membuat aneka ragam peralatan musik dimana masing-masing untuk menentukan nada, interval harmoni, nomor, warna dan bentuk, serta dilanjutkan dengan pembuktian akurasi dari peralatan berbeda. Semua itu dimulai dari premis logis paling abstrak hingga yang paling geometris konkrit dan padat.

Teori Pythagoras Dan Musik Surgawi

Dari semua bentuk musik yang menjadi ilmu pasti, Pythagoras menerapkan hukum baru yang akan menemukan interval harmoni pada semua fenomena alam, bahkan menunjukkan hubungan harmonis antara planet-planet di luar angkasa, rasi bintang, dan elemen benda lainnya. Temuan ini selanjutnya disempurnakan John A Newlands yang kemudian dikenal sebagai hukum oktaf dalam kimia modern.

Harmoni pada dasarnya bukan ditentukan oleh persepsi akal tetapi dengan alasan dan matematika, menegaskan rasa dan naluri untuk menjadi prinsip normatif sebenarnya dalam harmoni. Pythagoras meyakini, efek mendalam musik pada indera dan emosi makhluk hidup telah mempengaruhi pikiran dan tubuh yang disebut musik pengobatan. Jiwa dapat dimurnikan dari pengaruh irasional secara khidmat yang dinyanyikan dengan iringan musik kecapi.

Quote:
Jadi, teori Pythagoras sebenarnya mendekati musik surgawi, dimana alam semesta sebenarnya menjadi Monochord besar dengan string tunggal yang terhubung pada ujung atasnya menggambarkan semangat dan diujung lainnya untuk mengungkapkan hal mutlak, gambaran ini tidak lain adalah tali yang membentang antara langit dan bumi.
Nama-nama yang diberikan Pythagoras didalam berbagai catatan skala diantonis berasal dari perkiraan kecepatan dan besarnya massa planet. Masing-masing benda angkasa diyakini mengeluarkan nada tertentu yang disebabkan perpindahan secara terus menerus (orbit, rotasi). Planet-planet yang menjalani rotasi dan revolusi mengucapkan suara-suara tertentu dan berbeda sesuai ukuran, massa dan kecepatan masing-masing. Sementara Bulan yang terdekat dengan Bumi, akan memberikan (bias) suara dari tujuh planet dan bintang. Orang Yunani juga mengakui adanya hubungan antara bola (langit) dan tujuh planet serta tujuh vokal suci. Vokal suci itu adalah Alpha, Epsilon, Eta, Iota, Omicron, Upsilon dan Omega. Ketika tujuh langit bernyanyi akan menghasilkan harmoni sempurna yang naik keatas dan dianggap sebagai pujian.

Selasa, 24 Desember 2013

Perang Masa Depan Adu Senjata Teknologi Saraf Otak

Ahli saraf melihat aplikasi pertahanan dan keamanan ke dalam otak. Neuroweapon memiliki kapasitas untuk mengubah cara perang di masa depan.

James Giordano, neurosaintis Potomac Institute for Policy Studies di Arlington, Va, dan Rachel Wurzman, neurosaintis Georgetown University Medical Center di Washington, DC., mencoba mendifinisakan "neuroweapon" di Synesis.

Jangan lagi Anda pikirkan penghancuran dengan mengirim serampangan bom atom atau napalm. Perang masa depan harus tepat, rapi dan bersih yaitu kontrol atas otak manusia.

Kemajuan sains otak dapat menciptakan pil yang membuat tahanan bicara, racun dapat mematikan fungsi otak dalam beberapa menit atau supersoldier tertanam chip di otak secara cepat mengunci lokasi musuh.

Taktik psikologis tradisional telah digunakan dalam perang sebelumnya. Tetapi kapasitas teknologi jauh lebih luas seperti membaca pikiran musuh dengan presisi tinggi.

Teknologi antarmuka otak-mesin memungkinkan kombinasi otak manusia dengan program komputer canggih. Chip otak cepat menyaring sejumlah besar data intelijen. Pilot tempur dengan algoritma dapat cepat mengunci target musuh.

Obat dapat dikembangkan untuk membuat bentuk emosi tahanan dalam ruang interogasi. Hormon oksitosin menjadi kandidat utama yang mengubah tahanan tidak kooperatif menjadi teman.

Jenis lain manipulasi psikofarmakologikal yaitu meningkatkan kinerja prajurit tetap waspada tanpa tidur, meningkatkan kekuatan persepsi dan menghapus kenangan mengerikan di medan perang. Obat dirancang untuk mencegah PTSD.

Namun sejauh ini belum ada obat untuk meningkatkan fungsi otak.

"Jujur saja, tidak banyak dibandingkan kafein atau nikotin," kata Jonathan Moreno, bioetikawan University of Pennsylvania di Philadelphia.

Agen mikroba dan racun dari alam untuk mengacaukan otak musuh secara alami. Dalam daftar ini termasuk neurotoksin dari kerang air yang menyebabkan kematian dalam beberapa menit.

Bakteri dapat menimbulkan halusinasi, gatal dan selera aneh. Mikroba amuba yang merangkak naik ke saraf penciuman menyerang dan membunuh jaringan otak.

"Laporan ini berisi gudang neuroweapon dan banyak mengangkat isu etika serta hukum," kata Jonathan Marks, bioetikawan Pennsylvania State University di University Park.

Beberapa ilmuwan telah berkomitmen untuk menolak penerapan penelitian saraf untuk kepentingan dan tujuan militer yang dianggap ilegal atau tidak bermoral.

"Ini tidak cukup hanya masalah etika. Potensi sains begitu kuat sehingga tanggung jawab ilmu saraf berjalan lebih jauh dari sekedar penelitian," kata Curtis Bell, ilmuwan Oregon Health & Science University di Portland.

Bell telah melihat edaran petisi untuk ahli saraf, penandatangan janji tidak berpartisipasi dalam mengembangkan teknologi untuk tujuan ilegal. Sejauh ini sekitar 200 ahli saraf dari 18 negara telah menandatangani.

"Di satu sisi, apa yang ingin Anda katakan adalah ilmu pengetahuan dan teknologi tidak boleh digunakan untuk melakukan hal-hal buruk," kata Giordano.

Militer Amerika Serikat mengeluarkan dana besar dalam penelitian otak. DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency) memiliki beberapa daftar proyek penelitian terkait ilmu saraf.

"Faktanya kami hidup di sebuah dunia di mana ada orang yang ingin melakukan hal-hal buruk kepada kami. Akhirnya, beberapa hal ini menjadi luar sana," kata Moreno.


JUMLAH IBADAH SEEKOR ULAT MERAH

Al kisah suatu ketika Nabi Daud as duduk di serambi membaca Kitab Zabur sambil melihat seekor ulat merah melata diatas tanah. Nabi Daud as lantas bertanya pada dirinya; "Allah punya kehendak apa atas ulat ini!" Dan dengan ijin Allah ulat ini bisa berbicara, "Wahai Nabi Allah, bilamana siang datang, Allah mengilhamkan kepadaku untuk mengucapkan. "Subhanallah wal Hamdulillah wala ilaahha il-llallauhu wal-llaahhu akbar....sebanyak 1000 kali setiap harinya. Dan bila malam telah tiba Dia memerintahkan kepadaku untuk mengucapkan "Allahhumma sholi 'Alaa muhammadinin-nabiyyil ummiyyi wa'alaa alihhi wa shohbihhi wa sallim, sebanyak 1000 kali." Lalu buat kamu lafadz apa yang harus kukatakan agar memperoleh kebajikan darimu kelak!, tanya si ulat.
Saat itu juga Nabi Daud langsung menyesal karena sudah meremehkan mahluk ulat, ia langsung bertobat kepada Allah swt. Nabi Ibrahim Kholilullah kalau ingat kesalahannya maka ia akan langsung pingsan, dan hatinya bergetar hebat sampai terdengar sejauh 1 mil. Lalu Allah langsung mengutus malaikat jibril agar berkata kepadanya;
"Tuhan titip salam buatmu, wahai Ibrahim! Dia berfirman kepadamu; 'Apakah engkau melihat seorang kekasih yang takut kepada kekasih-Nya!"
"Wahai jibril, bilamana aku ingat kesalahanku dan memikirkan bagaimana keras siksa-Nya, spontan aku bisa lupa hubunganku dengan kekasihku".
Demikianlah sifat dan keadaan Para Nabi ALlah, orang-orang saleh dan orang-orang yang amat takut kepada Rob-Nya. Bagaimana dengan keadaan manusia pada saat ini, sebuat hadist pernah memberitakan behwa pada suatu masa kelak akan ada sebagian umat Nabi Muhammad yang amat mencintai dunia, Nabi saw bersabda: "Akan datang zaman menimpa umatku, dimana mereka amat mencintai lima perkara dan melupakan lima perkara. (1) Mereka mencintai dunia namun lupa akherat, (2) Cinta harta benda dan lupa hisab, (3) Cinta terhadap sesaman mahluk dan lupa kepada Sang Pencipta (4) Cinta kepada dosa dan lupa bertobat, (5) Mencintai rumah-rumah mewah dan lupa terhadap kuburan (tempat kembali)". Ya seperti itulah perilaku dan sifat manusia yang ada saat ini, mereka semua menganggap kehidupan di dunia ini adalah tempat peristirahatan terakhir, saling berlomb-lomba dan bermegah-megah dan menganggap kehidupan dunia adalah kekal, Ya...Allah semoga saja nasib manusia kelak dihari akhirat tidaklah lebih buruk dari seekor ulat merah dalam kisah diatas. amin

Senin, 23 Desember 2013

Hijab Bunda Maria Bertuliskan ‘Laa Ilaaha Illallah’

Ini bukan cerita bualan alias “hoaks”. Dalam sebuah lukisan, sosok Bunda Maria sang Perawan Suci dalam agama Kristiani memang begitu anggun dengan baju kebesarannya, pun dengan hijab yang selalu bergelayut di kepalanya. Namun dalam lukisan yang satu ini, anda akan dibuat terperangah hebat oleh inskripsi arab yang terdapat di tepian hijab yang dikenakan Bunda Maria.
Coba lihat hasil zoom di atas, apa yg telah di lingkari, itulah yang dimaksud lafadz Syahadat.

Seperti halnya anda, Hanum Salsabila Rais, puteri dari Amien Rais sekaligus penulis buku 99 Cahaya Dilangit Eropa sempat dibuat tercengang ketika mengetahui bahwa inskripsi arab yang mengukir di tepian kain hijab yang dikenakan Bunda Maria itu adalah lafaz tahlil ‘Laa ilaaha Illallah”

Dalam bukunya, Hanum memaparkan kisah perjalanannya menjelajahi jejak peradaban Islam yang ada di Eropa. Ia bersama suaminya, Rangga Almahendra membelah peradaban Islam dari Eropa Barat hingga Eropa Timur. Sesampainya di Paris, Hanum pun dibuat tercengang oleh beberapa peninggalan dari peradaban Islam di kota ini dulunya.



Museum Louvre, adalah tempat penyimpanan berbagai benda berharga milik Perancis. Di Museum inilah, lukisan Monalisa yang terpopuler itu berada. Dan disini pula lukisan menakjubkan yang dimaksud Hanum itu berada.

Adalah lukisan karya Ugolino berjudul “The Virgin and The Child” dimana dalam lukisan itu nampak sosok Bunda Maria sedang menggendong “Yesus” bayi. Yang mencengangkan, di hijab Bunda Maria dalam lukisan itu terdapat tulisan Arab Pseudo Kufic. Yang setelah diteliti oleh peneliti Arab World Institute, ternyata tulisannya adalah “Laa Ilaaha Illallah”. Hanum juga mendapati banyak tulisan Arab Kufic di lukisan artefak umat Khatolik. Termasuk tulisan Arab Kufic di jubah seorang raja Katolik taat yaitu Raja Roger II of Sicily dari Austria.

Marion, sahabat Hanum yang juga seorang peneliti peradaban Islam Abad Pertengahan yang ahli membaca tulisan Arab Kufic menjelaskan bahwa dulu Timur Tengah dikenal dengan ilmu pengetahuan, seni dan budayanya. Sehingga banyak orang Eropa bepergian ke Timur Tengah dan membeli kain, permadani, lukisan dan lain sebagainya. Dalam barang-barang yang diperdagangkan itu seringkali terdapat tulisan tauhid seperti di atas dan akhirnya ditiru oleh orang-orang Eropa.

Tak hanya soal hijab Bunda Maria yang bertuliskan lafaz “Laa Ilaaha Illallah” Hanum dan Marion membeberkan fakta tentang Axe Historique atau Voie Triomphale yang bermakna ‘Jalan Kemenangan’ yang mereka kaitkan dengan keberadaan bangunan bersejarah di kota Paris itu dengan Mekkah. Bangunan-bangunan dan lokasi bersejarah di Paris yaitu Monumen le Defense, Arc du Triomphe de l’Etoile, jalan Champ Elysees, Tugu Obelisk, Arc du Triomphe de Carrousel dan Museum Louvre disebut berada pada satu garis lurus dan garis tersebut mengarah ke Ka’bah (Makkah), Arab Saudi.

Jika ditarik garis lurus Axe Historique ke timur, terus keluar kota Paris dan terus menembus benua lain, ternyata bisa menembus Makkah. Tepatnya Negara pertama di timur tenggara Paris adalah Swiss, di bawahnya adalah Italia, kemudian Yunani. Menyeberangi Laut Mediterania, ada Mesir, lalu Arab Saudi dan Makkah. Dan itulah jalan kemenangan yang dimaksud yaitu Makkah, Kiblatnya umat Islam.

“Maha suci Engkau. Dunia ini bagaikan samudera tempat banyak ciptaan-ciptaanNya yg tenggelam. Maka jelajahilah dunia ini dengan menyebut nama Allah. Jadikan ketakutanmu pada Allah sebagai kapal-kapal yang menyelamatkanmu. kembangkanlah keimanan sebagai layarmu, logika sebagai pendayung kapalmu, ilmu pengetahuan sebagai nakhoda perjalannanmu dan sabar sebagai jangkar dalam setiap badai dan cobaan” (Ali bin Abi thalib ra). (syg/dp/dais)

Minggu, 22 Desember 2013

RAHASIA MAKRIFAT: RAHASIANYA MENGENAL ZAT ALLAH DAN ZAT RASULULLAH

Ada pun makrifat itu rahsianya ialah mengenal Zat Allah dan Zat Rasulullah,oleh kerana itulah makrifat dimulakan:-
1. Makrifat diri yang zahir.
2. Makrifat diri yang bathin.
3. Makrifat Tuhan.
APA GUNA MAKRIFAT?
Ada pun guna makrifat kerana mencari HAKIKAT iaitu mengenal yang Qadim dan mengenal yang baharu sebagaimana kata:

"AWALUDDIN MAKRIFATULLAH"

Ertinya: Awal ugama mengenal Allah.
Maksudnya mengenal yang mana Qadim dan yang mana baru serta dapat mengenal yang Qadim dan yang baru,maka dapatlah membedakan diantara Tuhan dengan hamba.

BAITULLAH KALBU MUKMININ

Sesungguhnya hati ini sewaktu bayi sehingga aqil baliq diibaratkan bunga yang sedang menguntum, tidak ada seekor ulat atau kumbang yang dapat menjelajahnya! apabila dewasa (aqil baliq) maka hati itu ibaratkan bunga yang sedang mengembang,maka masuklah ulat dan kumbang menjelajah bunga itu!
Sesungguhnya amalan makrifat dan zikir yang dibaiah itu adalah untuk membersihkan hati agar dapat menguntum semula seperti hati kanak-kanak yang suci-bersih!
Hati ini juga seperti satu bekas menyimpan gula yang tertutup rapat dan dijaga dengan baik! sekiranya tutup itu tidak jaga dengan baik atau tutupnya sudah rusak, maka masuklah semut hitam yang mana gula itu makanannya!

PEPERANGAN
Peperangan yang lebih besar dari perang UHUD, KHANDAK dan lain-lain peperangan ialah "Peperangan dalam diri sendiri (Hati)", setiap saat denyut jantung ini, aku akan terus berperang. Sesungguhnya iblis itu menanti saat dan ketika untuk merusak anak Adam !Sekiranya aku tidak ada bersenjata (zikir), niscaya aku pasti dicundangi! Keluar masuk nafas anak Adam adalah zikir! 6,666 sehari semalam nafas keluar dan masuk, sekiranya anak Adam tidak bersenjata, pasti ia dicundangi!

ASAL USUL MAKRIFAT

Rasulullah SAW mengajakan kepada sahabatnya Saidina Ali Karamullah. Saidina Ali Karamullah mengajarkan kepada Imam Abu Hassan Basri. Imam Abu Hassan Basri mengajarkan kepada Habib An Najmi. Habib An Najmi mengajarkan kepada Daud Attaie. Daud Attaie mengajarkan kepada Maaruf Al Karhi. Maaruf Al Karhi mengajarkan kepada Sirris Sakatari. Sirris Sakatari mengajarkan kepada Daud Assakatar. Daud Assakatar mengajarkan kepada Al Junidi. Maka Al Junidi yang terkenal sebagai pengasas MAKRIFAT.Maka pancaran makrifat itu dari empat sumber iaitu:

1. Pancaran daripada sumber SULUK yang dinamakan Makrifat Musyahadah.
2. Pancaran daripada sumber KHALUAT yang dinamakan Makrifat Insaniah.
3. Pancaran daripada Inayah yang dinamakan ROHANI.
4. Pancaran daripada Pertapaan yang dinamakan JIRIM.

Maka dari sumber amalan itulah terbit makrifat yang tinggi dan mempunyai rahsia yang sulit.

API MA'RIFATULLAH

Dengan berlindung kepada Allah Swt, Pencetusan Api Ma’rifattullah dalam kalimah “ALLAH” saya awali.

Syahdan, nama Allah itu tidak akan pernah dapat dihilangkan, sebab nama Allah itu akan menjadikan Zikir bagi para Malaikat, Zikir para burung, Zikir para binatang melata, Zikir tumbuh-tumbuhan dan Zikir dari Nasar yang 4 (tanah, air, angin dan api) serta zikir segala makhluk yang ada pada 7 lapis langit dan 7 lapis bumi, juga zikir makhluk yang berdiam diantara langit dan bumi. (buka…..Al-Qur’an, Surah At-thalaq, ayat 1).

Adapun zikir para makhluk Allah yang kami sebutkan tadi tidaklah sama logatnya, dan tidak sama pula bunyi dan bacaannya. Tidak sedikit para akhli Sufi dan para wali-wali Allah yang telah mendengar akan bunyi zikir para makhluk itu, sungguh sangat beraneka ragam bunyinya.

Dalam Kitab Taurat, nama Zat yang maha Esa itu ada 300 banyaknya yang ditulis menurut bahasa Taurat, dalam Kitab Zabur juga ada 300 banyaknya nama Zat yang maha esa itu yang ditulis dengan bahasa Zabur.

Dalam Kitab Injil juga ada 300 banyaknya nama Zat yang Esa itu yang ditulis dengan bahasa Injil, dan dalam Kitab Al-Qur’an juga ada 99 nama Zat yang esa itu ditulis dalam bahasa Arab. Jika kita berhitung maka dari keempat kitab itu yang ditulis berdasarkan versinya, maka akan ada 999 nama bagi zat yang maha esa itu, dari jumlah tersebut maka yang 998 nama itu, adalah nama dari Sifat Zat yang maha Esa, sedangkan nama dari pada Zat yang maha esa itu hanya satu saja, yaitu “ ALLAH ”.

Diterangkan didalam Kitab Fathurrahman, berbahasa Arab, yaitu pada halaman 523. disebutkan bahwa nama Allah itu tertulis didalam Al-Qur’an sebanyak 2.696 tempat.

Apa kiranya hikmah yang dapat kita ambil mengapa begitu banyak nama Allah, Zat yang maha Esa itu bagi kita…?

Allah, Zat yang maha esa, berpesan :

“ Wahai Hambaku janganlah kamu sekalian lupa kepada namaku “

Maksudnya : Allah itu namaku dan Zatku, dan tidak akan pernah bercerai, Namaku dan Zatku itu satu.

Allah Swt juga telah menurunkan 100 kitab kepada para nabi-nabinya, kemudian ditambah 4 kitab lagi sehingga jumlah keseluruhan kitab yang telah diturunkan-Nya berjumlah 104 buah kitab, dan yang 103 buah kitab itu rahasianya terhimpun didalam Al-Qur’annul karim, dan rahasia Al-Qur’annul karim itu pun rahasianya terletak pada kalimah “ALLAH”.

Begitu pula dengan kalimah La Ilaha Ilallah, jika ditulis dalam bahasa arab ada 12 huruf, dan jika digugurkan 8 huruf pada awal kalimah La Ilaha Ilallah, maka akan tertinggal 4 huruf saja, yaitu Allah.

Ma’na kalimah ALLAH itu adalah sebuah nama saja, sekalipun digugurkan satu persatu nilainya tidak akan pernah berkurang, bahkan akan mengandung ma’na dan arti yang mendalam, dan mengandung rahasia penting bagi kehidupan kita selaku umat manusia yang telah diciptakan oleh Allah Swt dalam bentuk yang paling sempurna.

ALLAH jika diarabkan maka Ia akan berhuruf dasar Alif, Lam diawal, Lam diakhir dan Ha. Seandai kata ingin kita melihat kesempurnaannya maka gugurkanlah satu persatu atau huruf demi hurufnya.

• Gugurkan huruf pertamanya, yaitu huruf Alif (ا ), maka akan tersisa 3 huruf saja dan bunyinya tidak Allah lagi tetapi akan berbunyi Lillah, artinya bagi Allah, dari Allah, kepada Allahlah kembalinya segala makhluk.
• Gugurkan huruf keduanya, yaitu huruf Lam awal (ل ), maka akan tersisa 2 huruf saja dan bunyinya tidak lillah lagi tetapi akan berbunyi Lahu.
Lahu Mafissamawati wal Ardi, artinya Bagi Allah segala apa saja yang ada pada tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi.
• Gugurkan huruf ketiganya, yaitu huruf Lam akhir ( ل), maka akan tersisa 1 huruf saja dan bunyinya tidak lahu lagi tetapi Hu, Huwal haiyul qayum, artinya Zat Allah yang hidup dan berdiri sendirinya.

Kalimah HU ringkasnya dari kalimah Huwa, sebenarnya setiap kalimah Huwa, artinya Zat, misalnya :

Qul Huwallahu Ahad., artinya Zat yang bersifat kesempurnaan yang dinamai Allah. Yang dimaksud kalimah HU itu menjadi berbunyi AH, artinya Zat.

Bagi sufi, napas kita yang keluar masuk semasa kita masih hidup ini berisi amal bathin, yaitu HU, kembali napas turun di isi dengan kalimah ALLAH, kebawah tiada berbatas dan keatas tiada terhingga.

Perhatikan beberapa pengguguran – pengguguran dibawah ini :

Ketahui pula olehmu, jika pada kalimah ALLAH itu kita gugurkan Lam (ل ) pertama dan Lam (ل ) keduanya, maka tinggallah dua huruf yang awal dan huruf yang akhir (dipangkal dan diakhir), yaitu huruf Alif dan huruf Ha (dibaca AH).

Kalimah ini (AH) tidak dibaca lagi dengan nafas yang keluar masuk dan tidak dibaca lagi dengan nafas keatas atau kebawah tetapi hanya dibaca dengan titik.

Kalimah AH, jika dituliskan dengan huruf Arab, terdiri 2 huruf, artinya dalam bahasa disebutkan INTAHA (Kesudahan dan keakhiran), seandai saja kita berjalan mencari Allah tentu akan ada permulaannya dan tentunya juga akan ada kesudahannya, akan tetapi kalau sudah sampai lafald Zikir AH, maka sampailah perjalanan itu ketujuan yang dimaksudkan. (Silahkan bertanya kepada akhlinya)

Selanjutnya gugurkan Huruf Awalnya, yaitu huruf ALIF dan gugurkan huruf akhirnya, yaitu huruf HA, maka akan tersisa 2 buah huruf ditengahnya yaitu huruf LAM pertama (Lam Alif) dan huruf LAM kedua ( La Nafiah). Qaidah para sufi menyatakan tujuannya adalah Jika berkata LA (Tidak ada Tuhan), ILLA (Ada Tuhan), Nafi mengandung Isbat, Isbat mengandung Nafi tiada bercerai atau terpisah Nafi dan Isbat itu.

Selanjutnya gugurkan huruf LAM kedua dan huruf HU, maka yang tertinggal juga dua huruf, yaitu huruf Alif dan huruf Lam yang pertama, kedua huruf yang tertinggal itu dinamai Alif Lam La’tif dan kedua huruf itu menunjukkan Zat Allah, maksudnya Ma’rifat yang sema’rifatnya dalam artian yang mendalam, bahwa kalimah Allah bukan NAKIRAH, kalimah Allah adalah Ma’rifat, yakni Isyarat dari huruf Alif dan Lam yang pertama pada awal kalimah ALLAH.

Gugurkan tiga huruf sekaligus, yaitu huruf LAM pertama, LAM kedua, dan HU maka tinggallah huruf yang paling tunggal dari segala yang tunggal, yaitu huruf Alif (Alif tunggal yang berdiri sendirinya).

Berilah tanda pada huruf Alif yang tunggal itu dengan tanda Atas, Bawah dan depan, maka akan berbunyi : A.I.U dan setiap berbunyi A maka dipahamhan Ada Zat Allah, begitu pula dengan bunyi I dan U, dipahamkan Ada Zat Allah dan jika semua bunyi itu (A.I.U) dipahamkan Ada Zat Allah, berarti segala bunyi/suara didalam alam, baik itu yang terbit atau datangnya dari alam Nasar yang empat (Tanah, Air, Angin dan Api) maupun yang datangnya dan keluar dari mulut makhluk Ada Zat Allah.

Penegasannya bunyi atau suara yang datang dan terbit dari apa saja kesemuanya itu berbunyi ALLAH, nama dari Zat yang maha Esa sedangkan huruf Alif itulah dasar (asal) dari huruf Arab yang banyaknya ada 28 huruf.

Dengan demikian maka jika kita melihat huruf Alif maka seakan-akan kita telah melihat 28 huruf yang ada. Lihat dan perhatikan sebuah biji pada tumbuh-tumbuhan, dari biji itulah asal usul segala urat, batang, daun, ranting, dahan dan buahnya.

Syuhudul Wahdah Fil Kasrah, Syuhudul Kasrah Fil Wahdah.

Pandang yang satu kepada yang banyak dan pandang yang banyak kepada yang satu maka yang ada hanya satu saja yaitu satu Zat dan dari Zat itulah datangnya Alam beserta isinya.

Al-Qur’an yang jumlah ayatnya 6666 ayat akan terhimpun kedalam Suratul Fatekha, dan Suratul Fatekha itu akan terhimpun pada Basmallah, dan Basmallah itupun akan terhimpun pada huruf BA, dan huruf BA akan terhimpun pada titiknya (Nuktah). Jika kita tilik dengan jeli maka titik itulah yang akan menjadi segala huruf, terlihat banyak padahal ia satu dan terlihat satu padahal ia banyak.
Selanjutnya Huruf-huruf lafald Allah yang telah digugurkan maka tinggallah empat huruf yang ada diatas lafald Allah tadi, yaitu huruf TASYDID (bergigi tiga, terdiri dari tiga huruf Alif) diatas Tasydid adalagi satu huruf Alif.

Keempat huruf Tasydid itu adalah isyarat bahwa Tuhan itu Ada, maka wajib bagi kita untuk mentauhidkan Asma Allah, Af’al Allah, Sifat Allah dan Zat Allah.
Langkah terakhir gugurkan keseluruhannya, maka yang akan tinggal adalah kosong.
LA SAUTUN WALA HARFUN, artinya tidak ada huruf dan tiada suara, inilah kalam Allah yang Qadim, tidak bercerai dan terpisah sifat dengan Zat.

Tarku Mayiwallah (meninggalkan selain Allah) Zat Allah saja yang ada.
La Maujuda Illallah (tidak ada yang ada hanya Allah).

Sembilan kali sudah kita menggugurkan kalimah Allah, seandainya juga belum dapat dipahami maka tanyakanlah kepada akhlinya.

Kamis, 19 Desember 2013

ILMU MENGENAL DIRI

MENGENAL ALLAH SWT
Syeikh Ahmad Arifin berpendapat bahwa setiap yang ada pasti dapat dikenal dan hanya yang tidak ada yang tidak dapat dikenal. Karena Allah adalah zat yang wajib al-wujud yaitu zat yang wajib adanya, tentulah Allah dapat dikenal, dan kewajiban pertama bagi setiap muslim adalah terlebih dahulu mengenal kepada yang disembahnya, barulah ia berbuat ibadah sebagimana sabda Nabi :
أَوَلُ الدِّيْنِ مَعْرِفَةُ اللهِ
Artinya: “Pertama sekali di dalam agama ialah mengenal Allah
Kenallah dirimu, sebagaimana sabda Nabi SAW
مَنْ عَرَفَ نَفْسَهُ فَقَدْ عَرَفَ رَبَّهُ وَمَنْ عَرَفَ رَبَّهُ فَسَدَ جَسَدَهُ
Artinya: “Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia akan mengenal Tuhannya, dan barangsiapa yang mengenal Tuhannya maka binasalah (fana) dirinya.
Lalu diri mana yang wajib kita kenal? Sungguhnya diri kita terbagi dua sebagaimana firman Allah dalam surat Luqman ayat 20 :
وَأَسْبَغَ عَليْكُمْ نِعَمَهُ ظَهِرَةً وَبَاطِنَةً
Artinya : Dan Allah telah menyempurnakan bagimu nikmat zahir dan nikmat batin.

Jadi berdasarkan ayat di atas, diri kita sesungguhnya terbagi dua:
1. Diri Zahir yaitu diri yang dapat dilihat oleh mata dan dapat diraba oleh tangan.
2. Diri batin yaitu yang tidak dapat dipandang oleh mata dan tidak dapat diraba oleh tangan, tetapi dapat dirasakan oleh mata hati. Adapun dalil mengenai terbaginya diri manusia
Karena sedemikian pentingnya peran diri yang batin ini di dalam upaya untuk memperoleh pengenalan kepada Allah, itulah sebabnya kenapa kita disuruh melihat ke dalam diri (introspeksi diri) sebagimana firman Allah dalam surat az-Zariat ayat 21:
وَفِى اَنْفُسِكُمْ اَفَلاَ تُبْصِرُوْنَ
Artinya : Dan di dalam diri kamu apakah kamu tidak memperhatikannya.

Allah memerintahkan kepada manusia untuk memperhatikan ke dalam dirinya disebabkan karena di dalam diri manusia itu Allah telah menciptakan sebuah mahligai yang mana di dalamnya Allah telah menanamkan rahasia-Nya sebagaimana sabda Nabi di dalam Hadis Qudsi :
بَنَيْتُ فِى جَوْفِ اِبْنِ آدَمَ قَصْرًا وَفِى الْقَصْرِ صَدْرً وَفِى الصَّدْرِ قَلْبًا وَفِى الْقَلْبِ فُؤَادً وَفِى الْفُؤَادِ شَغْافًا وَفِى الشَّغَافِ لَبًّا وَفِى لَبِّ سِرًّا وَفِى السِّرِّ أَنَا (الحديث القدسى)
Artinya: “Aku jadikan dalam rongga anak Adam itu mahligai dan dalam mahligai itu ada dada dan dalam dada itu ada hati (qalbu) namanya dan dalam hati (qalbu) ada mata hati (fuad) dan dalam mata hati (fuad) itu ada penutup mata hati (saghaf) dan dibalik penutup mata hati (saghaf) itu ada nur/cahaya (labban), dan di dalam nur/cahaya (labban) ada rahasia (sirr) dan di dalam rahasia (sirr) itulah Aku kata Allah”. (Hadis Qudsi)
Bagaimanakah maksud hadis ini? Tanyalah kepada ahlinya, yaitu ahli zikir, sebagaimana firman Allah dalam surat an-Nahal ayat 43 :
فَاسَئَلُوْا أَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لاَتَعْلَمُوْنَ
Artinya: “Tanyalah kepada ahli zikrullah (Ahlus Shufi) kalau kamu benar-benar tidak tahu.”
Karena Allah itu ghaib, maka perkara ini termasuk perkara yang dilarang untuk menyampaikannya dan haram pula dipaparkan kepada yang bukan ahlinya (orang awam), seabagimana dikatakan para sufi:
وَلِلَّهِ مَحَارِمٌ فَلاَ تَهْتَكُوْهَا
Artinya: “Bagi Allah itu ada beberapa rahasia yang diharamkan membukakannya kepada yang bukan ahlinyah”.
Nabi juga ada bersabda :
وَعَائِيْنِ مِنَ الْعِلْمِ اَمَّا اَحَدُ هُمَا فَبَشَتْتُهُ لَكُمْ وَاَمَّااْلأَخِرُ فَلَوْبَثَتْتُ شَيْئًا مِنْهُ قَطَعَ هَذَالْعُلُوْمَ يَشِيْرُ اِلَى حَلْقِهِ
Artinya: “Telah memberikan kepadaku oleh Rasulullah SAW dua cangkir yang berisikan ilmu pengetahuan, satu daripadanya akan saya tebarkan kepada kamu. Akan tetapi yang lainnya bila saya tebarkan akan terputuslah sekalian ilmu pengetahuan dengan memberikan isyarat kepada lehernya.
اَفَاتُ الْعِلْمِ النِّسْيَانُ وَاِضَاعَتُهُ اَنْ تَحَدَّثْ بِهِ غَيْرِ اَهْلِهِ
Artinya : “Kerusakan dari ilmu pengetahuan ialah dengan lupa, dan menyebabkan hilangnya ialah bila anda ajarkan kepada yang bukan ahlinya.”
Adapun tentang Ilmu Fiqih atau Syariat Nabi bersabda:
بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً
Artinya: “Sampaikanlah oleh kamu walau satu ayat saja”.
Adapun Ilmu Fiqih tidak boleh disembunyikan, sebagaimana sabda Nabi SAW:
مَنْ كَتَمَ عِلْمًا لِجَمِّهِ اللهِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ
Artinya: “Barangsiapa yang telah menyembunyikan suatu ilmu pengetahuan (ilmu syariat) akan dikekang oleh Allah ia kelak dengan api neraka”.

Adapun ilmu hakikat atau ilmu batin memang tidak boleh disiar-siarkan kecuali kepada orang yang menginginkannya. Memberikan dan mengajarkan ilmu hakikat kepada yang bukan ahlinya ditakuti jadi fitnah disebabkan pemikiran otak sebahagian manusia ini tidak sampai mendalami ke lubuk dasarnya yaitu ilmu Allah Ta’ala. Ibarat kayu di hutan tidak sama tingginya, air di laut tidak sama dalamnya, dan tanah di bumi tidak sama ratanya, demikian halnya dengan manusia. Maka ahli Zikir (ahlus Shufi) inilah yang mendekati maqam wali-wali Allah yang berada di bawah martabat para nabi dan rasul. Inilah makna tujuan Allah memerintahkan supaya bertanya kepada ahli Zikir, karena ahli Zikir adalah orang-orang yang senantiasa hati dan pikirannya selalu ingat kepada Allah serta senantiasa mendapat bimbingan ilham dari Allah SWT.
Oleh karena itu, agar kita dapat mengenal Allah, maka kita harus mempunyai pembimbing rohani atau mursyid. Tentang hal ini Abu Ali ats-Tsaqafi bertaka, “seandainya seseorang mempelajari semua jenis ilmu dan berguru kepada banyak ulama, maka dia tidak sampai ke tingkat para sufi kecuali dengan melakukan latihan-latihan spiritual bersama seorang syeikh yang memiliki akhlak luhur dan dapat memberinya nasehat-nasehat. Dan barang siapa yang tidak mengambil akhlaknya dari seorang syeikh yang melarangnya, serta memperlihatkan cacat-cacat dalam amalnya dan penyakit-penyakit dalam jiwanya, maka dia tidak boleh diikuti dalam memperbaiki muamalah”.
Namun tidaklah ilmu pengenalah kepada Allah ini diperoleh dengan mudah begitu saja seperti mempelajari ilmu syari’at, karena ada satu syarat yang paling utama yang harus dilakukan terlebih dahulu yaitu mengambil ilmu ini dengan dibai’at oleh seorang mursyid yang kamil mukamil yang masuk dalam rantai silsilah para syeikh tarekat sufi yang bersambung-sambung sampai kepada Rasulullah SAW. Oleh karena itu jalan satu-satunya bagi kita untuk dapat mengenal Allah adalah dengan mempelajari ilmu tarekat di bawah bimbingan seorang mursyid.

Tanya : Mengapa hati memegang peran penting di dalam mengenal Allah?
Jawab : Bila kita sebut nama hati, maka hati yang dimaksud di sini bukanlah hati yang merah tua seperti hati ayam yang ada di sebelah kiri yang dekat jantung kita itu. Tetapi hati ini adalah alam ghaib yang tak dapat dilihat oleh mata dan alat panca indra karena ia termasuk alam ghaib (bersifat rohani). Tiap-tiap diri manusia memiliki hati sanubari, baik manusia awam maupun manusia wali, begituja para nabi dan rasul. Pada hati sanubari ini terdapat sifat-sifat jahat (penyakit hati), seperti : hasad, dengki, loba, tamak, rakus, pemarah, bengis, takbur, ria, ujub, sombong, dan lain-lain. Tetapi bilamana ia bersungguh-sungguh di dalam tarekatnya di bawah bimbingan mursyidnya, maka lambat laun hati yang kotor dan berpenyakit tadi akan bertukar bentuknya dari rupa yang hitam gelap pekat menjadi bersih putih dengan mengikuti kegiatan suluk atau khalwat secara kontinyu. Manakala hati yang hitam tadi telah berubah menjadi putih bersih, barulah ia memberikan sinar. Hati yang putih bersih bersinar itulah yang dinamakan hati Rohani (Qalbu) atau disebut juga dengan diri yang batin.
Seumpama kita bercermin di depan kaca, maka kita tidak akan dapat melihat apa yang ada dibalik cermin selain muka kita, karena terhalang oleh cat merah yang melekat disebaliknya. Tetapi bila cat merah itu kita kikis habis, maka akan tampaklah di sebaliknya bermacam-macam dan berlapis-lapis cermin hingga sampai menembus ke alam Nur, alam Jabarut, alam Lahut, hingga alam Hadrat Hak Allah Ta’ala.
Itulah sebabnya bila kita hanya baru sebatas mengenal hati sanubari saja, maka yang kita lihat hanya diri kita saja, sebab ditahan oleh cat merah tadi, yaitu sifat-sifat jahat seperti: takabbur, ria, ujub, dengki, hasad, pemarah, loba, tamak, rakus, cinta dunia, dan berbagai penyakit hati lainnya. Tetapi bila mana cat merah itu telah terkikis habis, barulah ia akan menyaksikan alam yang lebih tinggi dan mengetahuilah ia segala rahasia termasuk dirinya dan hakikatnya dan juga alam seluruhnya dan akhirnya mengenallah ia akan Tuhannya. Itulah sebabnya para wali-wali Allah itu lahir dari para sufi yaitu orang-orang yang telah berhasil membersihkan hatinya dengan bantuan mursyidnya pada zahir sedang pada hakikatnya dengan qudrat dan iradat Allah Ta’ala. Di sinilah terletak wajibnya mengenal diri untuk jalan mengenal Allah.

Niken: Hiduplah untuk Memberi Manfaat

“Hiduplah untuk memberi manfaat kepada orang lain. Karena dengan seperti itu maka hidup kita akan lebih berarti,” ungkap Dr Niken Subekti MSi dalam acara Research Camp 2013, Sabtu (30/11).

Niken menambahkan, memberi manfaat kepada orang lain dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya melalui penelitian. Dengan penelitian kita dapat memberikan hasil berupa informasi kepada orang lain. Hasil penelitian juga dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam mengambil kebijakan publik.

Dengan tema “Reseacrh Explorer with Fun Camp” acara dilaksanakan di gedung PKMU lantai 2 mulai pukul 08.00 wib. Acara ini merupakan salah satu program kerja dari Unit Kegiatan Mahasiswa Penelitian (UKMP) Universitas Negeri Semarang (Unnes).

M. Brilliant Cahya Kusuma selaku ketua panitia melaporkan, acara hari ini merupakan salah satu rangkaian acara dari Research Camp 2013, yaitu Training of Research. Selain Training of Research akan dilanjutkan dengan Research Survey yang dilaksanakan pada tanggal 2-6 Desember 2013 dan Fun Camp pada tanggal 7-8 Desember 2013 di bumi perkemahan Perkemahan Pramuka Candra Birawa Dukuh Karanggeneng, Kelurahan Sumurejo, Kecamatan Gunugpati, Kota Semarang.

Selain Niken hadir pula Makhmud Kuncahyo, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa (BEM KM) Unnes. Makhmud menyampaikan materi tentang keadaan sosial di Unnes dan juga tentang tema penelitian yang akan dilakukan dalam Research Camp 2013, yaitu kebijakan parkir terpusat danpembinaan mahasiswa bidikmisi di lingkungan Unnes.

Rabu, 18 Desember 2013

KENALI JASAD, JIWA, RUH DAN HATI ANDA

Pada umumnya orang hanya mengetahui manusia itu hanya terdiri dari jasad dan ruh. Mereka tidak memahami sesungguhnya manusia terdiri dari tiga unsur , iaitu:
Jasad, Jiwa dan Ruh.
Ini dapat dibuktikan dalam firman Allah Taala surah Shaad (38:71-73) yang bermaksud:
Ingatlah ketika Tuhan MU berfirman kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Ku sempurnakan kejadiannya, maka Ku tiupkan kepadanya Ruh Ku. Maka hendaklah kamu tunduk bersujud kepadanya. Lalu seluruh malaikat itu bersujud semuannya.
Pada ayat yang lain pula, Allah menjelaskan tentang penciptaan jiwa (nafs). Surah Asy Syams (91:7-10) . Firmanya yang bermaksud:
Dan demi nafs (jiwa) serta penyempurnaannya, maka Allah ilhamkan kepada nafs itu jalan ketaqwaaan dan kefasikannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikannya dan sesungguhnnya rugilah orang yang mengotorinya.
Selain itu, Allah juga berfirman dalam Al Quran tentang proses kejadian jasad (jisim). Surah Al Mukminun (23:12-14):
Dan sesungguhnya Kami telah menciptkan manusia dari saripati dari tanah, Kemudian jadilahlah saripati itu air mani yang disimpan dalam tempat yang kukuh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang-tulang, lalu tulang-tulang ini Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk berbentuk lain, maka maha suci Allah. Pencipta yang paling baik.

JASAD
Jasad atau jisim adalah angggota tubuh manusia terdiri dari mata, mulut, telinga, tangan, kaki dan lain-lain. Ia dijadikan dari tanah liat yang termasuk dalam derejat paling rendah. Keadaannya dan sifatnya dapat mecium, meraba, melihat. Dari jasad ini timbullah kecenderungan dan keinginan yang disebut Syahwat. Ini dijelaskan dalam Al Quran Surat Ali Imran, yang bermaksud:
Dijadikan indah pada pandangan manusia , merasa kecintaan apa-apa yang dingininya (syahwat) iaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang bertimbun dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatan ternakan dan sawah ladang, Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah tempat sebaik-baik kembali.

JIWA (Nafs)
Kebanyakan orang mengaitkannya dengan diri manusia atau jiwa. Padahal ianya berkaitan dengan derejat atau kedudukan manusia yang paling rendah dan yang paling tinggi. Jiwa ini memiliki dua jalan iaitu:

Menuju hawa nafsu (nafs sebagai hawa nafsu)
Menuju hakikat manusia (nafs sebagai diri manusia)

Hawa nafsu. Hawa nafsu lebih cenderung kepada sifat-sifat tercela, yang menyesatkan dan menjauhkan dari Allah. Sebagaimana Allah Taala berfirman surah (Shaad :26) yang bermaksud:
..... dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, kerana ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah
Kaitan hati dan hawa nafsu.

Hati memainkan peranan yang sangat penting dalam diri manusia ia menjadi sasaran utama kepada Syaitan. Syaitan sedaya upaya menutupi hati manusia dari menerima Nur llahi. Sebagaimana sabda Rasulullah yang bermaksud:
Jikalau tidak kerana syaitan-syaitan itu menutupi hati anak Adam, pasti mereka boleh milihat kerajaan langit Allah
Cara syaitan menutupi hati manusia itu dengan cara –cara tertentu iaitu dengan menghidupkan hawa nafsu tercela dan yang membawa ke arah maksiat. Semuanya sudah tersedia berada adalam diri manusia, ianya dikenali dengan nafsu ammarah bissu, nafsu sawiyah dan nafsu lawammah..

Para ahli tasawwuf mengatakan bahawa syaitan (anak iblis) memasuki hati manusia melalui sembilan lubang anggota manusia iaitu dua lubang mata, dua lubang hidung, kedua lubang kemaluan dan lubang mulut. Buta manusia bukan buta biji matanya tetapi buta hatinya sebagaimana bukti yang dijelaskan dalam Firman Allah dalam surah (Al Hajj :46) bermaksud:
Kerana sesungguhnya bukan mata yang buta, tetapi yang buta ialah hati di dalam dada.
Mereka juga mengatakan yang membutakan hati ialah kejahilan atau tidak memahami tentang hakikat perintah Allah SWT. Kejahilan yang tidak segera diubati akan menjadi semakin bertimbun. Allah SWT berfirman dalam surah (Al Baqarah:2-9) yang bermaksud:
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka yang menipu diri sendiri, sedangkan mereka tidak menyedarinya.
Demikian bahayanya penyakit hati yang dihembuskan syaitan melalui hawa nafsu manusia. Sehingga Rasulullah pernah berpesan setelah kembali dari perang Badar. Beliau bersabda :
Musuhmu yangterbesar adalah nafsymu yang berada di antara kedua lambungmu (Riwayat Al-Baihaki)
Jihad yang paling utama adalah jihad seseorang untuk dirinya dan hawa nafsunya.(Riwayat Abnu An-Najari)
Diri Manusia
Nafs atau jiwa sebagai diri manusia adalah suatu yang paling berharga kerana ia berkaitan dengan nilai hidup manusia dan nafs yang diberi rahmat dan redha oleh Allah. Sebagaimana firmannya dalam surah (Al-Fajr : 27-30 ) yang bermaksud:
Hai jiwa yang tenang (Nafsu Mutmainnah), kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang tenang lagi diredhaiNya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hambaKu, masuklah ke dalam syurgaKu.
Dan lagi dalam surah (Yusuf: 53) yang bermaksud:
Dan aku tidak membebaskan diriku dari kesalahan, kerana sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh ke arah kejahatan, kecuali nafsu yang beri rahmat oleh Tuhanku.
Berkaitan dengan sabda Rasulullah yang berbunyi:
Barang siapa yang mengenal dirinya , maka ia mengenal Tuhannya.
Hadis ini menyatakan syarat untuk mengenal Allah adalah mengenal diri. Diri atau nafs di sini adalah nafs mutmainnah iaitu nafsu yang tidak terpengaruh oleh goncangan hawa nafsu dan syahwat.
Setiap manusia mempunyai nafs yang berbeza. Ada nafs yang menuju jalan cahaya ada nafs yang menuju jalan kegelapan.
Bagi nafs yang menuju kegelapan atau nafs tercela yang tidak sempurna ketenangannya terutama ketika lupa kepada Allah disebut nafsu lawammah. Firman Allah Taala dalam surah
(Al Qiyammah:2) yang bermaksud:
Dan aku bersumpah dengan jiwa yang amat tercela (nafsu lawammah)
Nafsu ini hanya dapat dikenali dan disaksikan dengan kemampuan tertentu manusia iaitu dengan pancaran batin. Sebagaimana firman Allah dalam surah (Al-Araaf:26) yang bermaksud:
Pakaian taqwa yang menjaga mu dari kejahatan itu adalah yang paling baik.

RUH/ROH
Ruh mempunyai dua arah pengertian iaitu :
a. Sebagai nyawa
b. Sebagai suatu yang halus dari menusia (pemberi cahaya kepada jiwa)
Ruh sebagai nyawa kepada jasad atau tubuh . Ia ibarat sebuah lampu yang menerangi ruang. Ruh adalah lampu, ruang adalah sebagai tubuh. Jika lampu menyala maka ruangan menajdi terang. Jadi tubuh kita ini boleh hidup kerana ada ruh (nyawa)
Manakala dalam pengertian yang kedua, Ruh sebagai sesuatu yang merasa, mengerti dan mengetahui. Hal ini sangat berhubung dengan hati yang halus atau hati ruhaniyyah yang disebut sebagai Latifah Rabaniyyah (hati erti kedua)
Dalam Al-Quran kata ruh disebut dengan sebutan Ruhul Amin, Ruhul Awwal dan Ruhul Qudsiyah.
Ruhul Amin yang bermaksud adalah malaikat Jibrail. Firman Allah dalam surah (Asy-Syu’ araa:192-193) yang bermaksud:
Dan sesungguhnya Al- Quran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa oleh Ar Ruh Al –Amin (Jibrail)
Ruhul Awwal yang bermaksud nyawa atau sukma bagi tubuh manusia. Sebagaimana firman Allah dalam surah (As-Sajdah:9) yang bermaksud:
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan kedalam tubuhnya ruh Nya dan dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati , tetapi kamu sedikit sekali bersyukur
Ruh Qudsiyah yang bermaksud ruh yang datang dari Allah (bukan Jibrail), tetapi yang menjdi penunjuk dan pengkhabar gembira bagi orang-orang beriman. Ini adalah ruh yang disucikan dihadirat Allah. Ia bercahaya apabila nafsu mutmainnah telah sempurna.

HATI
Hati merupakan raja bagi seluruh diri manusia dan tubuh. Perilaku dan perangai seseorang merupakan cerminan hatinya. Dari hati inilah pintu dan jalan yang dapat menghubungkan manusia dengan Allah. Dengan demikian untuk mengenal diri harus dimulai dengan mengenal hati sendiri.
Hati mempunyai dua pengertian:

Hati jasmani iaitu sepotong daging yang terl;etak di dada sebelsah kiri, hati jenis ini haiwan pun memilinya.
Hati Ruhaniyyah iaitu sesuatu yang halus. Hati yang merasa, mengerti, mengetahui, dierpinta dituntut. Dinalai juga dengan Latifah Rabaniyyah.

Hati Ruhaniyyah inilah merupakan tempat iman dan tempat mengenal diri . Sebagaimana firma Allah dalam surah (Ar-Ra’d:28) yang bermaksud:
Iaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tanang dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah hati menjadi tenang.
Hadis qudsi yang bermaksud:
Tidak akan cukup menaggung untuk Ku bumi dan langitKU tetapi cukup bagiKu hanyalah hati (qalb) hambaKu yang nukamin (Riwayat Ad Darimi)

Nafsu Mutmainnah
Bila hati manusia jauh dari goncangan yang disebabkan bisikan syaitan, hawa nafsu dan syahwat , maka ia disebut nafs Mutmainnah, Apabila ia tunduk dan redha kepada Allah sepenuhnya, maka ia disebut nafs mardhiyyah (nafs yang redha)
Namun jika manusia membiarkan hatinya berada dalam pengaruh hawa nafsu dan syahwat, maka ia akan menjadi orang yang tersesat, lama kelamaan tergelicir dan dimurkai Allah, Sebagaimana Firman Allah dalam surah (Jaastsiyah:23) yang bermaksud:
Maka pernahkan kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu Nya dan Allah telah mengunci mata pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya?. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah membiarkannya sesat. Maka mengapa kamu tidak mengambil iktibarnya.
Ingat hawa nafsu dan syahwat bukan dibunuh atau dihilangkan, tetapi dikawal oleh nafsu mutmainnah. Di mana ada saatnya hawa nafsu ini perlu dikeluarkan. Sebagaimana firma Allah dalam surah (An Nazi’at:40-41) yang bermaksud:
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan manahan diri dari keinginan hawa nafsunya. Maka sesungguhnya syurgalah tempat tinggalnya.
Nah, jika hati kita telah diselubungi oleh nafsu mutmainnah, maka nafsu mutmainnah inmi menajdfi imam (penunjuk) bagi selruh tubuh dan dirinya, sseeunggunya nafsu mutmainnah inilah disebit-sebut sebagai jati diri manusia (hakikat dari manusia). Allah berfirma dalam surah (Al Araaf:172) yang bermaksud:
Dan Ingatlah, ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka seraya berfirman : ”Bukakankan Aku ini Tuhanmu”, mereka menjawab :”Bahkan engkau Tuhan kami, kami menjadi saksi”. Kami lakukan demikaian agar di hari akhirat kelak kamu tidak mengatakan: sesunggunya kami adalah oran-orang lalai terhadap keesaaaan Mu.
Jika hati yang sakit, maka lupa terhadap perjanjian kita dengan Allah yang pernah diucapkan seperti dalam surah Al Araaf ayat 172 di atas.
Tapi di antara sekian banyak manusia, ada yang yang berjaya menyihatkan kembali jiwanya (nafsu mutmainnah). Apabila jiwa kita telah hidup, bercahaya, sihat kembali, maka jiwa ini akan dapat melihat kerajaan langit Allah. Dalam hal ini bila Ruhul Qudsiyah telah menyala dan bersinar , maka jadilah hatinya rumah Allah , orang-orang yang berjaya ini disebut Ahli Al- Bait. Sebagiamana firman Allah dalam surah (Ali Imran:164) yang bermaksud:
Sesunggunya Allah telah memeberi kurnia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus di antara mereka seorang rasul dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihakan jiwa mereka dan mengajarakan mereka al kitab dan al hikmah. Dan sesungguhnya sebelum itu, mereka adalagh benar-benar dalam kesesatan yang nyata.
Lagi, sabda Rasulullah yang bermaksud:
Hati oarmg-orang beriman adalah Baitullah (Rumah Allah)
Jadi, Ruhul qudsiyah adalah kenyataan Allah dalam diri manusia. Allah Taala adalah sumber cahaya langit dan bumi dan ruhul qudsiyah adalah sunber cahaya yang ada dalam hati yang digambarkan sebagai pelita, Sebagaimana firmanNya dalam surah (An Nuur:35) yang bermaksud:
...Allah cahaya langit dan bumi. Perumpamaan cahayaNya adalah seperti sebuah lubang yang tak tertimbus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita ini di dalam kaca dan kaca ini seakan-akan bintang yang memantulkan cahaya seperti mutiara.

Selasa, 17 Desember 2013

Misteri Manusia Langit dari Yaman

Di negeri Yaman, tinggallah seorang pemuda penggembala bernama Uwais al-Qarni. Ia seorang pemuda yang tinggal bersama ibunya yang sudah tua. Ia sangat berbakti kepada sang ibu. Ia mau mengurusi segala yang dibutuhkan ibunya sejak dari bangun tidur hingga tidur kembali. Sehabis dzuhur hingga sore, Uwais menggembalakan kambing-kambingnya di tanah lapang.

Di saat menggembala, sering ia bertemu dengan kafilah-kafilah pedagang Yaman yang pulang dari Mekkah. Suatu hari, seorang pemimpin kafilah berkata padanya. “ Hai anak muda. Maukah engkau kuberitahu satu hal?”

“Apakah yang akan paman beritahukan?” tanya Uwais.

Pemimpin kafilah kemudian memberitahu. “ Di Mekkah telah datang seorang Rasul, namanya Muhammad. Ia cucu Abdul Muthalib yang lahir dari rahim Aminah, istri Abdullah. Muhammad adalah manusia yang selalu berkata benar, pengasih dan penyayang kepada sesamanya. Makanya ia dijuluki Al-Amin. Ia datang kepada orang-orang Mekkah membawa agama Islam, “katanya.

Mendengar cerita itu, Uwais muda terkagum-kagum. Baginya, Muhammad begitu agung dan mulia. Sejak itu, setiap kali kafilah-kafilah pedagang Yaman pulang dari Mekkah, Uwais selalu berusaha memperoleh kabar sebanyak mungkin tentang Muhammad. Maka, semakin hari, semakin kagumlah ia kepada Muhammad. Hatinya pun lalu beriman kalau ajaran yang dibawanya adalah benar. Sejak itulah hatinya tumbuh rasa cinta yang dalam kepada Rasulullah, meskipun ia belum pernah berjumpa dengan beliau.

Ibunya pun diberitahu juga tentang Muhammad, juga tentang ajaran-ajaran yang dibawanya. Mendengar cerita anaknya yang tidak pernah bohong, ibunya Uwais al-Qarni pun langsung percaya.

“Andaikan aku bisa bertemu Muhammad, tentu aku akan sangat bahagia, “ujar ibunya.

Suatu hari, Uwais al-Qarni berbicara kepada ibunya. “ Wahai Ibu, bolehkah anakmu meminta satu hal?”

“Apa yang akan kaupinta, anakku? Bicaralah. Selagi akau bias memenuhinya, insya Allah engkau akan mendapatkannya.”

“Bu, semakin hari, aku semakin tersiksa oleh rasa rindu yang amat dalam kepada Muhammad. Sudah lama aku mendengar tentang beliau, tentang akhlaknya, tentang ajaran-ajarannya. Tetapi sampai hari ini aku belum pernah bertemu dengannya. Bu, bolehkah aku pergi ke Mekkah agar bisa bertemu dengan beliau walalu sebentar saja.”

“Uwais anakku. Kaulah satu-satunya karunia Allah buat Ibumu. Karena Dia telah menjadikanmu sebagai anak berbakti. Kaulah yang senantiasa membantu segala yang kuperlukan. Namun, jika engkau sangat ingin menemuinya, tidak mengapa. Pergilah , sampaikan juga salam Ibu kepadanya.”

“Oh, terimakasih, Bu. Tentu, tentu salam Ibu akan saya sampaikan.”

“Tetapi, satu pesan ibu,” kata sang ibu.

“Apa yang akan Ibu sampaikan? Katakanlah, Bu,” ujar Uwais.

“Nanti, setelah engkau bertemu Muhammad, segeralah pulang. Jangan lama-lama di sana. Siapa nanti yang akan membantu Ibu selain engkau.”

“Tentu, tentu, Bu. Insya Allah, saya akan segera pulang, “janji Uwais al-Qarni.

Maka berangkatlah Uwais al-Qarni, dengan membawa bekal secukupnya. Perjalanan dari Yaman ke Mekkah memakan waktu yang amat lama, karena jaraknya ratusan kilometer. Uwais menempuhnya dengan jalan kaki. Setelah melakukan perjalanan selama berhari-hari, akhirnya sampailah ia di Mekkah. Dengan pertolongan Allah, dalam perjalananya Uwais tidak menjumpai badai atau pun para penyamun padang pasir yang biasanya menghadang para pedagang.

Sampai di Mekkah, Uwais langsung mendatangi rumah Rasulullah. Namun sayang, Uwais tidak menjumpai siapapun kecuali putri beliau, Fatimah.

“Maaf,”kata Fatimah. “Kalau boleh tahu, Anda ini siapa? Dari mana asalmu?”

“Saya Uwais al-Qarni. Saya datang dari Yaman ingin bertemu dengan Muhammad Rasulullah, “kata Uwais.

Fatimah terkejut sekali. Betapa kuat pemuda ini, betapa cinta pemuda ini, kepada ayahnya. Dari Yaman ke Mekkah dengan jalan kaki, hanya untuk menemui Rasulullah. Aha, andaikan Rasulullah ada, pasti dia akan senang sekali. Namun sayang, beliau sedang pergi. Begitu kata Fatimah dalam hati.

Fatimah kemudian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Uwais kaget, wajahnya tampak kecewa sekali.

“Bagaimana, sebaiknya engkau menunggu sebentar. Sepertinya tak lama lagi ayahanda akan pulang, “ bujuk Fatimah.

“O, tidak, tidak, “ jawab Uwais. “Saya telah berjanji kepada ibu saya untuk tidak berlama-lama di Mekkah. Saya harus segera pulang. Ibu saya sudah tua, badannya lemah. Nanti kalau saya tidak pulang, siapa yang akan membantunya?”

“Tapi anda kan belum bertemu Rasulullah. Sedangkan perjalanan dari Yaman ke Mekkah jauh sekali. Sia-sia sekali jika anda pulang begitu cepat, “kata Fatimah.

“Tidak. Saya memang sangat cinta Rasulullah. Tetapi saya lebih cinta kepada Ibu di rumah. Biarlah lain kali, kalau Allah menghendaki, saya akan bertemu dengan beliau. Saya pulang dulu saja.”

Fatimah tetap tidak dapat mencegah Uwais pulang. Padahal tidak lama kemudian, Rasulullah datang diikuti Umat Bin Khathab dan Ali Bin Abi Thalib. Tidak disangka-sangka Rasulullah bertanya, “ Wahai Fatimah? Apakah tadi ada seorang pemuda dari Yaman yang ingin bertemu denganku?”

“Benar wahai ayahanda?”Jawab Fatimah. “ Dari mana ayah tahu?”

“Baru saja Jibril memberitahuku, “kata Rasulullah. “Waspadalah dengan pemuda itu. Jika suatu ketika kalian bertemu dengannya, mintalah agar dia mendoakan kalian. Karena, doanya akan selalu dikabulkan oleh Allah.”

Fatimah terkejut. Begitu juga Umar dan Ali.

“Siapakah dia sebenarnya, Rasulullah? Kenapa begitu istimewa?”Tanya Umar.

“Dia Uwais al-Qarni. Kenapa dia begitu istimewa? Karena dia bukan manusia bumi, melainkan manusia langit, “ jawab Rasulullah singkat.

Sejak peristiwa itu, Umar dan Ali tidak bertemu dengan Uwais al-Qarni. Ia juga tidak tahu pasti, kenapa sampai dijuluki manusia langit. Karena, Rasulullah tidak memberitahu dengan jelas.

Tahun terus berjalan, dan tak lama kemudian Nabi SAW wafat, hingga kekhalifahan Abu Bakar telah diestafetkan kepada Khalifah Umar bin Khattab. Suatu ketika, khalifah Umar teringat akan sabda Nabi SAW. tentang Uwais al-Qarni, sang penghuni langit. Ia segera mengingatkan kepada Ali bin abi thalib untuk mencarinya bersama. Sejak itu, setiap ada kafilah yang datang dari Yaman, beliau berdua selalu menanyakan tentang Uwais al-Qarni, apakah ia turut bersama mereka.

Di antara kafilah-kafilah itu ada yang merasa heran, apakah sebenarnya yang terjadi sampai-sampai ia dicari oleh beliau berdua. Rombongan kafilah dari Yaman menuju Syam silih berganti, membawa barang dagangan mereka.

Suatu ketika, Uwais al-Qarni turut bersama rombongan kafilah menuju kota Madinah. Melihat ada rombongan kafilah yang datang dari Yaman, segera khalifah Umar bin Khattab dan Ali bin abi thalib mendatangi mereka dan menanyakan apakah Uwais turut bersama mereka. Rombongan itu mengatakan bahwa ia ada bersama mereka dan sedang menjaga unta-unta mereka di perbatasan kota. Mendengar jawaban itu, beliau berdua bergegas pergi menemui Uwais al-Qarni.

Sesampainya di kemah tempat Uwais berada, Khalifah Umar bin Khattab dan Ali memberi salam. Namun rupanya Uwais sedang melaksanakan salat. Setelah mengakhiri salatnya, Uwais menjawab salam kedua tamu agung tersebut sambil bersalaman. Sewaktu berjabatan, Khalifah Umar segera membalikkan tangan Uwais, untuk membuktikan kebenaran tanda putih yang berada di telapak tangan Uwais, sebagaimana pernah disabdakan oleh Nabi SAW. Memang benar! Dia penghuni langit. Dan ditanya Uwais oleh kedua tamu tersebut, siapakah nama saudara? “Abdullah”, jawab Uwais.

Mendengar jawaban itu, kedua sahabatpun tertawa dan mengatakan, “Kami juga Abdullah, yakni hamba Allah. Tapi siapakah namamu yang sebenarnya?” Uwais kemudian berkata, “Nama saya Uwais al-Qarni”.

Dalam pembicaraan mereka, diketahuilah bahwa ibu Uwais telah meninggal dunia. Itulah sebabnya, ia baru dapat turut bersama rombongan kafilah dagang saat itu. Akhirnya, Khalifah Umar dan Ali meminta agar Uwais berkenan mendo’akan untuk mereka.

Uwais enggan dan dia berkata kepada khalifah, “Sayalah yang harus meminta do’a kepada kalian”. Mendengar perkataan Uwais, Khalifah berkata, “Kami datang ke sini untuk mohon do’a dan istighfar dari anda”.

Karena desakan kedua sahabat ini, Uwais al-Qarni akhirnya mengangkat kedua tangannya, berdo’a dan membacakan istighfar. Setelah itu Khalifah Umar berjanji untuk menyumbangkan uang negara dari Baitul Mal kepada Uwais, untuk jaminan hidupnya. Segera saja Uwais menolak dengan halus dengan berkata, “Hamba mohon supaya hari ini saja hamba diketahui orang. Untuk hari-hari selanjutnya, biarlah hamba yang fakir ini tidak diketahui orang lagi”.

Beberapa waktu kemudian, tersiar kabar kalau Uwais al-Qarni telah pulang ke Rahmatullah.

Anehnya, pada saat dia akan dimandikan tiba-tiba sudah banyak orang yang berebutan untuk memandikannya. Dan ketika dibawa ke tempat pembaringan untuk dikafani, di sana sudah ada orang-orang yang menunggu untuk mengkafaninya.

Demikian pula ketika orang pergi hendak menggali kuburnya. Di sana ternyata sudah ada orang-orang yang menggali kuburnya hingga selesai. Ketika usungan dibawa menuju ke pekuburan, luar biasa banyaknya orang yang berebutan untuk mengusungnya.

Dan Syeikh Abdullah bin Salamah menjelaskan, “ketika aku ikut mengurusi jenazahnya hingga aku pulang dari mengantarkan jenazahnya, lalu aku bermaksud untuk kembali ke tempat penguburannya guna memberi tanda pada kuburannya, akan tetapi sudah tak terlihat ada bekas kuburannya. (Syeikh Abdullah bin Salamah adalah orang yang pernah ikut berperang bersama Uwais al-Qarni pada masa pemerintahan Umar bin Khattab)

Meninggalnya Uwais al-Qarni telah menggemparkan masyarakat kota Yaman. Banyak terjadi hal-hal yang amat mengherankan. Sedemikian banyaknya orang yang tak dikenal berdatangan untuk mengurus jenazah dan pemakamannya, padahal Uwais adalah seorang fakir yang tak dihiraukan orang.

Sejak ia dimandikan sampai ketika jenazahnya hendak diturunkan ke dalam kubur, di situ selalu ada orang-orang yang telah siap melaksanakannya terlebih dahulu. Penduduk kota Yaman tercengang.

Mereka saling bertanya-tanya, “Siapakah sebenarnya engkau wahai Uwais al-Qarni? Bukankah Uwais yang kita kenal, hanyalah seorang fakir yang tak memiliki apa-apa, yang kerjanya hanyalah sebagai penggembala domba dan unta? Tapi, ketika hari wafatmu, engkau telah menggemparkan penduduk Yaman dengan hadirnya manusia-manusia asing yang tidak pernah kami kenal. Mereka datang dalam jumlah sedemikian banyaknya.

Agaknya mereka adalah para malaikat yang di turunkan ke bumi, hanya untuk mengurus jenazah dan pemakamannya. Baru saat itulah penduduk Yaman mengetahuinya siapa “Uwais al-Qarni” ternyata ia tak terkenal di bumi tapi terkenal di langit.

Senin, 16 Desember 2013

Manusia, Mahluk Belum Layak Sempurna


Sebagai salah satu mahluk yang sudah dilengkapi dengan berbagai kelebihan dan dicukupkan dengan berbagai nikmat, mulai saat ini jangan pernah kita menyebut diri kita mahluk sempurna, bahkan menyebutkan diri kita jauh lebih baik daripada mahluk lain yang ada di alam semesta ini, sesungguhnya itu adalah salah satu tindakan kufur nikmat dan salah satu perbuatan yang amat dibenci Allah swt. Hanya karena merasa mampu menciptakan peradaban modern dan meningkatkan taraf hidup menjadi lebih maju, lalu kita menganggap bahwa semua itu sudah menjadikan diri kita jauh lebih baik dari mahluk yang lain. Tahukah anda bahwa semua kemajuan dunia ini sama sekali tidak ada artinya bagi Allah swt, semua itu bahkan bisa Allah ciptakan sendiri tanpa membutuhkan bantuan manusia sedikitpun. Jika anda membaca artikel ini hingga tuntas, maka anda akan menangis sejadi-jadinya dan terbangun dari mimpi, akan timbul rasa bersalah karena sudah menyadari bahwa sesungguhnya manusia hanyalah mahluk yang paling hina, manusia tidak pantas disebut mahluk yang baik sekalipun. Semoga Allah mengampuni dosa kita.

Di masa kenabian nabi Adam, adalah segolongan bangsa jin di usir dari surga karena sudah melakukan tindakan sombong dan membanggakan diri akibat mereka berbangga diri merasa lebih baik daripada mahluk lain. Tindakan pembangkangannya ini dilakukan secara terbuka didepan sang Khalik, sehingga ini membuat Allah murka dan menganggap bangsa jin yang tadinya adalah pemimpin para malaikat telah mendustakan nikmat yang sudah Allah berikan kepada mereka, maka terlemparlah mereka dari surga-Nya Allah. Nah begitu halnya manusia, yang pada saat ini sudah menganggap dirinya mampu melakukan banyak perubahan dan menciptakan peradaban maju, lalu mereka menyebutkan diri mereka adalah mahluk sempurna. Sungguh sebuah cerminan perilaku iblis yang kembali timbul dalam diri manusia ini dapat mengakibatkan terhapusnya ras manusia dari muka bumi ini, jika Allah menghendaki.
Tinjauan Ayat Suci
Ada beberapa firman Allah yang menuliskan tentang kelebihan dan keunggulan manusia, tetapi pemahaman ini menjadi salah kaprah ketika kita hanya memandangnya dari satu sudut pandang saja. manusia menganggap bahwa makna dari ayat tersebut adalah tentang kesempurnaan penciptaan manusia, padahal sama sekali bukan. Berikut penjelasan bahwa ayat ini bukan dalam rangka menyebut manusia adalah mahlu sempurna. Dalam salah satu firman-Nya
Dalam surah At-Tiin ayat 4 yang berbunyi:
Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. (At Tiin 95:4) ”
Dalam ayat diatas sangatlah jelas bahwa Allah hanya menyebutkan manusia diciptakan dalam wujud yang paling baik diantara mahluk-mahluk lainnya. Predikat manusia yang baik di sini mencakup rancangan penciptaan yang sangat sempurna baik fisik maupun non fisik seperti akal, qalb (hati), tanpa kehilangan syahwat dan nafsu hewaniyahnya, demikian juga gerak mekanik seluruh tubuhnya yang demikian indah dan dinamis. Baru pada tahap umat yang memiliki kelengkapan jasad dan ruhani, memiliki bentuk fisik yang paling indah dan didukung dengan ilmu pengetahuan. Belumlah pada tahap kesempurnaan mahluk secara utuh. Disamping itu allah juga membekali manusia dengan akal dan nalar, lalu ditambahkan juga dengan berbagai nikamt kekayaan alam untuk dikelola dengan baik dalam rangka memenuhi kebutuhan pokok dan ditambahkan dengan kelebihan lain yang tidak dimiliki mahluk lainnya.
Pada tahap ini seorang manusia belum berada pada tahap manusia sempurna, manusia sempurna yang dimaksud Allah dalam hal ini adalah sesosok mahluk yang juga dilengkapi dengan kemampuan suprantaural layaknya malaikat dan bangsa jin, memiliki kemampuan ghaib. Hingga saat ini predikat manusia sempurna hanya layak disandangkan pada para nabi dan rasul, para wali dan ahli sufi yang mana mereka memiliki pengetahuan ilmu pengetahuan yang amat tinggi dan sudah diridhoi Allah untuk mampu menjadi khalifah di muka bumi. Itulah intisari hakikatnya manusia sempurna di mata Allah swt.
Bukan manusia-manusia kosong yang sangat banyak jumlahlah saat ini, terlihat berperawakan gagah perkasa tetapi dalam hal pemahaman ilmu sangat sedikit dan bahkan mereka sama sekali tidak memahami makna dan tujuan mereka hidup.
 

Pengukuhan dalam Kitabullah

Mengapa firman tentang kelebihan manusia ini diturunkan dalam ayat kitab Al quran, mengapa hal ini diungkapkan secara khusus ditujukan kepada umat manusia. Ada beberapa alas an yang bisa dikemukakan dan menjadi dasar pertimbangan agar hal ini diketahui secara luas, bahwa bentuk pencpitaan manusia adalah sudah yang sebaik-baiknya dicantumkan secara gambling adalah Al Quran dalam rangka:

Pertama, Pengertian mahluk yang sebaik-baiknya ini mengandung arti yang sangat mendalam dimana didalamnya juga terkandung unsur sombong dan angkuh. Sebaik-baiknya mahluk, bagi sebagian orang menganggap definisinya berdekatan dengan kesempurnaan. Dan seperti sudah kita bahas sebelumnya bahwa golongan jin dan iblis yang kala masih berada di surga sebelum kedatangan nabi Adam merupakan salah satu mahluk kesayangan Allah yang juga paling baik diantara yang lain telah berubah menjadi mahluk pembangkang dan menyombongkan diri, karena mereka sudah merasa menjadi mahluk yang paling baik diantara yang lain. Padahal bangsa jin juga tidak pernah mendapat gelar mahluk sempurna selama masa hidupnya, tetapi akibat sangat cintanya Allah kepada mereka, mereka menjadi congkak dan menganggap diri merekalah mahluk yang paling baik. Itulah sebabnya dengan jelas Allah mengabarkan bahwa sesungguhnya manusia bukanlah mahluk yang sempurna, mereka hanya diciptakan dalam bentuk fisik yang lebih baik jika merujuk pada kelengkapan fisik secara keseluruhan.
Dengan demikian, tujuan pencantuman ayat tentang bentuk manusia adalah yang sebaik-baiknya adalah, bahwa allah ingin menekankan penekanan kata baik itu hanya terletak pada wujud fisik manusia, bukan pada unsur jiwa, ruh dan hatinya.
Kedua, Allah swt juga ingin meyakinkan kita dalam kitab-Nya bahwa terlepas dari semua kekurangan yang ada pada diri kita, manusia tetaplah mahluk terbaik yang pernah diciptakan. Kita sebagai mahluk yang dimaksud pastilah penasaran sekali dengan apa maksud kalimat ‘mahluk terbaik’ yang mendekati makna sempurna itu. Sampai seberapa besarkah nilai kata terbaik’ itu jika memang gelar itu layak disandangkan kepada manusia. Apakah memang kalimat’lebih baik’ itu memiliki makna khusu s sehingga Allah mencantumkannya secara jelas dalam kitab Al Quran. Jika ditilik dari asal kejadiannya, maka pemberian gelar ini memiliki alas an karena manusia yang asal mula kejadiannya dibuat dari segenggam tanah dan setitik air, janganlah sampai merasa rendah diri, merasa paling buruk dan hina seperti yang disangkakan mahluk lainnya. Jangan sampai manusia menjadi bersedih hati karena asal kejadian yang tidak sebaik mahluk-mahluk lainnya.
Ketiga, adapun maksud disematkannya ayat ini adalah dalam rangka menutupi sebuah fakta bahwasanya manusia adalah mahluk yang paling lemah diantara mahluk lainnya. (anda tidak percaya, akan dijelaskan pada uraian berikut ini) Itulah sebabnya manusia dilengkapi dengan berbagai pendukung dan disempurnakan bentuknya, sesungguhnya semua itu dilakukan agar manusia tidak semakin terpuruk dengan sekian banyak kekurangan yang ada pada dirinya. Sifat dasar manusia diantaranya pemalas, ceroboh, pelupa, sombong dan kikir. Setan dan iblis sangat senang dengan semua sifat dasar manusia ini sehingga mereka bisa dengan sesuka hati mengacaukan keimana manusia.
Maksud dari kata mahluk yang paling lemah diantara mahluk lainnya adalah bahwa manusia tidaklah diberikan tugas khusus layaknya malaikat yang ditugaskan untuk banyak bertasbih kepada Allah, manusia bebas menentukan sendiri jalan hidupnya, sehingga jika manusia itu salah menentukan arah hidupnya maka mereka akan terjebak dalam kehinaan dan tidak ada yang bisa keluar dari lembah nista kecuali mereka mau berusaha memperbaikinya sendiri. Berbeda dengan malaikat, tidak ada ganjaran buruk yang ditimpakan kepada malaikat, tumbuhan dan hewan atas karena iman mereka slalu stabil.
Namun di luar semua itu, Allah sudah menjanjika bahwa Allah akan memberikan gelar manusia sempurna itu bagi mahluknya yang mampu mencapai nilai kesempurnaan iman dan taqwa, karena sesungguhnya dalam diri manusia terkandung unsur Ruh Al-Quds. Melalui keberadaan ruh inilah nilai dan derajat manusia dimata Allah ditentukan.
Salah satu manusia yang pernah menyandang kategori manusia sempurna dan sudah dilengkapi dengan unsur Ruh al-Quds ini adalah nabi Adam as dan Nabi Isa As. Nabi adam diciptakan-Nya langsung dengan ‘tangan-Nya’ sementara Nabi Isa as. Diciptakan melalui proses pembuahan, Ruh ilahiyah ‘penyempurna’ ini langsung ‘menyatu/melekat’ ketika mereka diciptakan. Karena itulah, dalam proses penciptaan Adam as, setelah ditiupkannya Ruh-Nya, para malaikat pun sujud kepada Beliau.
Berikut firman Allah yang menerangkan tingkat kesempurnaan manusia:
Ketika Allah berkehendak untuk memperlengkapi diri seorang manusia dengan Ruh Al-Quds, maka inilah yang menyebabkan manusia dikatakan lebih mulia dari makhluk manapun juga. Perhatikan juga kata Ruh-Ku dalam ayat 38:72, yang ditiupkan pada diri Adam saat penciptaanya.

“Maka apabila telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan kepadanya Ruh-Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan sujud kepadanya “. (Q.S. Shad :72).
Sujudnya Malaikat kepada Adam, karena dalam diri manusia yang telah disempurnakan-Nya (Insan Kamil) ada yang disebut ‘Ruh-Ku’ dalam ayat 38:72 tadi. Malaikat —bukan— sujud kepada sifat jasadiyahnya Adam. Malaikat akan sujud kepada siapapun yang dalam dirinya ada pantulan ‘citra’ Allah (yang jelas, fokus, dan tidak blur), yaitu dengan kehadiran Ruh-Nya (Ruh Al-Quds) dalam jiwa seseorang. Iblis tidak mampu melihat ke dalam inti jiwa manusia tempat Ruh Al-Quds disematkan Allah, maka ia melihat Adam tidak lebih dalam dari sekedar tanah yang digunakan sebagai bahan jasadnya, sehingga ia enggan bersujud (perhatikan kata yang dipakai dalam ayat tersebut: ‘kafir’: tertutup, tidak mampu melihat kebenaran).
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para Malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam”, maka sujudlah mereka kecuali iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan mereka yang kafir”. (QS. 2:34)

Sebagian bangsa jin tidak menyadari hal tersebut bahwa ketika seorang anak manusia sudah dilengkapi dengan unsur Ruh Al-Quds, maka posisi mereka di alam ghaib akan sejajar di mata Allah swt. Malaikat berasal dari cahaya, jin dari api dan manusia disertai Ruh al-Quds. Unsur Ruh-AlQuds ini memiliki kekuatan super yang tidak dimiliki kedua mahluk lainnya. Secara kasat mata ketiganya memiliki kekuatan dan kelebihan masing-masing, namun tetaplah posisi manusia berada di atas malaikat dan bangsa jin, karena unsur Roh Al-Kuds ini yang sejatinya berasal dari cahaya Illahi yang maha suci. Ruh ini merupakan ruh ciptaan-Nya, namun dalam martabat tertingginya, dalam tingkatannya yang paling agung dan paling dekat kepada Allah.

Keistimewaan Ruh Al-Quds Pada Nabi Isa As.

 

Awal mula kisah kelahiran Nabi Isa As adalah sebuah kejadian yang luar biasa, tanpa bapak, yaitu dengan tiupan Ruhul Qudus oleh Jibril kepada diri Maryam. Ini termasuk mu'jizat 'Isa a.s. Proses ditiupkannya ruh kuds kedalam diri Nabi Isa as seperti yang termaktub dalam al-Quran berikut ini:
"Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhann ya untuk mengatur segala urusan. " QS. al-Qadr 97 : 4

Dan Allah berfirman yang artinya:
"Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bershaf-shaf". QS. an-Naba' 78 : 38
 

Dan (ingatlah) ketika Malaikat (Jibril) berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah telah memilih kamu, mensucikan kamu dan melebihkan kamu atas segala wanita di dunia (yang semasa dengan kamu). (QS. Al Imran:42)
 

Dan (Ingatlah), ketika Malaikat berkata: "Hai Maryam, sesungguhnya Allah menggembirakan kamu (dengan kelahiran seorang putera yang diciptakan) dengan kalimat [195] (yang datang) daripada-Nya, namanya Al Masih 'Isa putera Maryam, seorang terkemuka di dunia dan di akhirat dan termasuk orang-orang yang didekatkan (kepada Allah), (QS. Al Imran:42)
 

Dalam Qs. 21: 91 “Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (al-kuds) dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.”

Maryam berkata: "Ya Tuhanku, betapa mungkin aku mempunyai anak, padahal aku belum pernah disentuh oleh seorang laki-lakipun." Allah berfirman (dengan perantaraan Jibril): "Demikianlah Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya. Apabila Allah berkehendak menetapkan sesuatu, maka Allah hanya cukup berkata kepadanya: "Jadilah", lalu jadilah dia. ( QS. Al Imran:47)

la (Jibril) berkata: "Sesungguhnya aku ini hanyalah seorang utusan Tuhanmu, untuk memberimu seorang anak laki-laki yang suci" (QS. Maryam 19:-19). Dalam tafsir disebutkan, bahwa malaikat meniupkan ke kantung baju Maryam, lalu ruh itu masuk ke dalam rahim dan jadilah nabi Isa.
“lalu Kami mengutus ruh Kami kepadanya, maka ia menjelma di hadapannya (dalam bentuk) manusia yang sempurna. (QS. Maryam 19 : 17)
Allah memberitakan, bahwa Dialah yang mengirim ruh-Nya kepada nabi Isa, lalu nabi Isa menjadi manusia yang sempurna. Jelas, bahwa nabi Isa adalah rasul utusan Allah.
Berikut firman Allah terkait kesempurnaan penciptaan Nabi Isa as.
Qs. 4:171 "Sesungguhnya Al masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan roh dari-Nya".
Dan juga renungkan juga bunyi Hadits ini "Isa itu sesungguhnya Roh Allah dan Kalam Allah" (Hadits Anas Bin Malik hal. 72)
Nabi Isa as. Adalah salah satu nabi yang diberi keistimewaan dengan disematkannya ruh kuds ke dalam dirinya langsung semenjak Nabi Isa as di dalam kandungan melalui perantara malaikat Jibril. Alas an pemberian ruh kuds secara khusus kepada nabi Isa as ini adalah dalam rangka penyelesaian sebuah misi besar seorang khalifah (pemimpin) yang berkaitan dengan masa depan seluruh umat dan alam semesta di akhir jaman. Keistimewaan ruh yang ada pada nabi Isa telah disabdakan dalam sebuah hadits dari Rasulullah, ketika Umar melihat dajjal dan bermaksud membunuhnya, Rasulullah mencegah beliau. Rasulullah mengatakan, Umar tidak akan mampu membunuhnya. Yang akan menghadapi dajjal menjelang hari akhir kelak adalah Nabi Isa as di akhir zaman. Kenapa Nabi Isa as, bukan Umar atau bahkan bukan Rasulullah? Karena, walaupun semua orang yang telah dianugerahi Ruh Al-Quds tidak bisa lagi disentuh iblis, hanya Nabi Isa-lah satu-satunya orang yang oleh Allah diberi kehormatan sebagai manusia yang memiliki Ruh Al-Quds sejak hari kelahirannya, bahkan sejak dalam kandungan. Kenapa bukan Adam a.s.? Karena Adam as tidak pernah dilahirkan. Beliau ‘diciptakan’ langsung dengan tangan-Nya. Maka yang akan memiliki hak khusus menghadapi dajjal adalah hak Nabi Isa a.s.
 

Dalam Qs. 21: 91 “Dan (ingatlah kisah) Maryam yang telah memelihara kehormatannya, lalu Kami tiupkan ke dalam (tubuh)nya ruh (al-kuds) dari Kami dan Kami jadikan dia dan anaknya tanda (kekuasaan Allah) yang besar bagi semesta alam.”
 
Jangan Merasa Lebih Baik dari Binatang Sekalipun
Untuk menjauhkan diri kita dari sifat kufur, maka janganlah pernah kita membandingkan diri kita dengan hewan, tumbuhan, jin bahkan dengan malaikat sekalipun. Meski Allah sudah menetapkan manusia sebagai mahluk yang paling baik dalam penciptaannya, namun didalamnya terdapat celah bagi setan untuk menghasut manusia untuk berperilaku sombong. Apakah anda tahu bahwa seluruh mahluk ciptaan Allah di alam semesta ini sudah memiliki tugas dan fungsinya masing-masing, sebut saja bintang, bulan, gunung-gunung, planet-planet, matahari, tumbuhan, hewan, jin dan malaikat, semuanya ditugaskan untuk selalu bertasbih dan berdzikir kepada Allah. Jika diukur besarnya ibadah mereka dalam sehari-semalam, maka mungkin manusia tidak akan sanggup menandingi, karena mereka amatlah taat dan tekun dalam beribadah.

Satu-satunya mahluk yang diberi kepercayaan untuk menjadi wali Allah dan memimpin seluruh mahluk-mahluk di muka bumi adalah manusia. Ya hanya manusia yang diberikan kebebasan untuk menetukan sendiri tugas apa yang ingin mereka laksanakan di muka bumi ini terkait kekhalifahannya tersebut. Bahkan Allah sudah menyiapkan berbagai sarana pendukung dan kelengkapan lainnya guna menunjang eksistensi manusia ini. Tugas ini tergolong berat, karena didalamnya terkandung unsur percaya dan amanah, manusia yang dianugerahi kemampuan memimpin ini haruslah orang yang pandai memberian contoh yang baik bagi mahluk lain dalam hal beribadah, dan dalam hal berperilaku yang terpuji, jika ia mampu maka itu akan membuat manusia menjadi mahluk yang layak untuk disembah. Manusia diberi tugas amat berat yaitu menjadi pelopor dan pemimpin yang harus banyak memberikan contoh teladan kepada para pengikutnya. Tapi apa yang terjadi, manusia selama ratusan tahun kehadirannya di muka bumi ini justru sudah terlalu banyak melakukan perusakan. Manusia banyak melakukan dosa, maksiat, mudharat dan kufur nikmat, tidak sesuai dengan hakikat awal penciptaannya. Apakah mahluk lain mau menjadi pengikut.


Dan lihatlah peran hewan misalnya, walau sebagian orang menganggap hewan adalah mahluk yang buruk dan rendah, tetapi apakah eksistensi manusia bisa dilakukan tanpa ikut campur hewan, rasanya tidak. Kita ambil contoh saja anjing, sebagian menganggap anjing adalah mahluk yang tidak memiliki akal dan perasaan seperti manusia, hewan ini hanya memiliki nafsu dan syahwat saja dan mereka hanya melakukan rutinitas tanpa tujuan jelas, tapi satu hal yang tidak kita disadari bahwa hewan ini adalah salah satu mahluk Allah dengan tingkat penciuman paling tajam, ia dapat mendeteksi suatu barang dari radius yang lumayan jauh dan itu tidak bisa dilakukan oleh manusia. Meski hewan ini dipandang sebelah mata, namun paling sedikit dia sudah memberi manfaat bagi manusia. 
Tapi lihatlah ulah sebagian besar manusia, apakah mereka juga mampu memberi manfaat bagi hewan?wallahualam. Lalu bagaimana dengan binatang lainnya, lalat misalnya, yang dianugerahi Allah kemampuan dualism pada diri lalat. Di satu sisi pada dirinya itu terdapat racun, namun di sisi yang lain justru sebagai penawarnya alias pada kedua sayapnya. Apakah manusia juga memiliki kemampuan special layaknya lalat yang bertubuh paling kecil diantara hewan-hewan lainnya itu? contoh lainnya burung Hantu, yang dianugerahi Allah kemampuan melihat sangat tajam di malam hari, mereka mampu menangkap tikus yang banyak berkeliaran merusak sawah dan ladang. Apakah kemampuan ini juga dimiliki manusia, jika memang manusia merasa kemampuan melihatnya paling baik. Pernahkah kita bertanya untuk apa Allah memberikan keistimewaan itu kepada lalat dan burung, apa tujuannya. apakah kita juga perlu melakukan perbandingan dengan mahluk Allah lainnya, semisal malaikat dan jin? wah pastinya sangat amat tidak sebanding, karena malaikat adalah salah satu mahluk yang Allah sayangi dan cintai. maka jika kita ingin melakukan perbandingan, maka sebaiknya kita merasa malu terlebih dahulu.
Sampai sini apakah kita masih berpikir bahwa manusia adalah mahluk yang sempurna seperti sangkaan kita selama ini, masihkah kita merasa jauh lebih baik jika dibandingkan dengan hewan sekalipun. Masihkah kita bersikap angkuh dan sombong seperti yang kerap dilakukan para bangsa iblis dihadapan pencipta-Nya. Dimata Allah jawabannya belum tentu hidup kita jauh lebih mulia jika dibandingkan lalat, burung dan anjing, atau bahkan nilai hidup kita tidak lebih baik daripada hewan dan tumbuhan. Karena jika dibandingkan dalam hal jumlah dan kualitas ibadah, seluruh mahluk dimuka bumi ini senantiasa bertasbih dan beribadah kepada Allah setiap waktu, sementara kita manusia hanya melakukan ibadah sehari semalam sebanyak 5 kali waktu shalat (itupun jika kita tidak lupa). Apakah manusia layak disembah dan dimuliakan jika pada kenyataannya mereka sendiri tidak memahami hakikat tujuan penciptaannya.
Jadi janganlah kita membandingkan diri kita dengan mahluk lain, karena sesungguhnya pada setiap penciptaan Allah ada maksud dan tujuan yang tidak bisa dimengerti manusia. Manusia memang memiliki kelengkapan panca indera, kesempurnaan jasad dan bersemayamnya ruh Al-Quds, namun semua itu tidaklah artinya jika manusianya sendiri tidak menyadari keistimewaan pada dirinya.


Ruh AL Quds pada Manusia Biasa

 

Pada diri manusia biasa yang tercipta melalui proses pembuahan alamiah atas kehendak-Nya, juga diberikan perangkat untuk memperoleh ruh al quds-Nnya (tepatnya perangkat untuk ‘membuat’ Allah berkenan dan ‘percaya’ untuk menurunkannya pada kita), yaitu melalui qalbu, syariat lahir, dan syariat batin. Manusia harus menyadari bahwa dalam dirinya terkandung sebuah ruh istimewa dan mengemban misi khusus, barulah kemudian Allah akan membuka pintu rahmatnya sedikit demi sedikit sesuai usaha manusia tersebut.

Dengan demikian, bagi manusia yang belum memiliki ‘unsur ruh al quds’ ini dalam dirinya, sangat wajar jika mereka kerap melakukan kesalahan, karena secara umum manusia penuh dengan kekurangan. perlu kerja keras agar dapat mencapai tingkat kesempurnaan seperti yang sudah dilakukan para nabi dan rasul. kerja keras ini sedikitnya sebanding dengan ibadah yang dilakukan para malaikat dan mahluk-mahluk lainnya, barulah nanti tabir kesadaran dan hidayah itu akan menghampiri dan bersemanyam dalam diri manusia.


Mengapa para malaikat tunduk pada para Nabi, anbiya dan orang-orang suci? Karena lewat proses perjuangan penyucian qalbu dan diri mereka masing-masing, Allah berkenan menganugerahkan Ruh-Nya tadi kepada orang-orang itu. Bedanya dengan Adam a.s dan Isa a.s, mereka ‘tertular’ Ruh-Nya sejak lahir dan karena diciptakan langsung dengan ‘tangan Allah’ (dalam tanda kutip); sedangkan manusia selain mereka, untuk dapat dianugerahi Ruh Al-Quds, harus melewati perjuangan diri. Mereka harus membuktikan dengan sungguh-sungguh pada Allah bahwa mereka layak untuk dianugerahi ‘unsur’ yang paling agung yang bisa didapatkan oleh makhluk ke dalam jiwanya.
Secuil ‘ruh’-Nya itu hanya diturunkan Allah pada manusia yang telah ‘disempurnakan-Nya’, yang diizinkan-Nya untuk mencapai derajat manusia yang sempurna (insan kamil) saja dan tidak pada semua manusia.
Salah satu contoh manusia sempurna yang menerima limpahan ruh Al-Quds adalah junjungan kita nabi Muhammad saw, Nabi Muhammad mendapatkan limpahan rahmat dan karunianya karena dengan kesungguhan hati dan keimanan yang sempurna Allah kengizinkan-Nya mencapai derajat manusia sempurna hingga akhirnya beliau bisa melakukan perjalanan ghaib isra' dan mi'raj.


Kesimpulan

1. Kalimat bahwa tidak ada manusia yang sempurna adalah salah, faktanya di bumi ini ada 3 orang yang masuk dalam golongan manusia sempurna, mereka adalah nabi Adam as, Nabi Isa as, dan Nabi Muhammad saw serta pada ambiya, sisanya adalah golongan manusia yang belum sepenuhnya sempurna, masih dibutuhkan usaha keras untuk mewujudkannya.
2. segeralah kita bertobat jika di dalam diri kita masih terselip rasa sombong dan dengki, karena sesungguhnya itu adalah sifat setan dan iblis yang merasuki hati kita agar kita terjerumus dalam lembah dosa dan kehinaan.
3. selama ini ternyata kehidupan manusia amatlah banyak dipengaruhi oleh besarnya rasa cinta Allah swt, sebab hanya dengan rahmat dan karunianya-Nya kita manusia masih berada di muka bumi ini dan dengan kasih sayang-Nyalah manusia masih diberi banyak kesempatan untuk berbenah diri
4. manusia pada umumnya seharusnya merasa malu dengan mahluk-mahluk lain, karena tidak bisa menjadi sebaik-baiknya pemimpin di muka bumi ini.
5. manusia harus banyak intropeksi diri mengenai hakikat keberadaannya di alam ini, menjadi manusia yang sadar diri dengan misi kehidupannya dan berupaya sekuat tenaga menggapai rahmat Allah swt agar mampu menjadi manusia seutuhnya.

Jadi kurang tepat jika kita mengatakan dengan terlalu mudah bahwa manusia, atau kita, adalah makhluk yang paling sempurna dan mulia di alam semesta. Manusia baru menjadi makhluk yang paling mulia jika telah diperangkati Allah dengan ‘unsur ruh quds’ ini. Jika belum diperangkati dengan unsur ini, bahkan kedudukan manusia bisa lebih rendah dari hewan ternak (lihat Q.S. 25:44).
Ruh Al-Quds inilah yang membawa penjelasan kemisian seseorang, untuk apa seseorang diciptakan Allah, secara spesifik orang-per-orang. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds, seseorang menjadi mengerti misi hidupnya sendiri. Mereka-mereka yang telah dianugerahi Ruh Al-Quds inilah yang disebut sebagai ‘ma’rifat’, dan telah mengenal diri sepenuhnya.
“Man ‘arafa nafsahu, faqad ‘arafa Rabbahu,” kata Rasulullah. Barangsiapa yang mengenal dirinya, maka ia mengenal Rabb-nya. Dengan kehadiran Ruh Al-Quds ke dalam jiwanya, seseorang menjadi mengenal dirinya, mengerti kemisian dirinya, dan mengenal Rabb-nya melalui kehadiran Ruh-Nya itu.
Dengan mengenal dirinya secara sejati, maka mulailah seseorang ber-agama secara sejati pula. “Awaluddiina ma’rifatullah,” kata Ali bin Abi Thalib kwh. Awalnya ad-diin (agama) adalah ma’rifatullah (mengenal Alah). Jadi berbeda dengan pengertian awam bahwa mencapai makrifat adalah tujuan beragama, justru sebaliknya: ma’rifat adalah awalnya beragama, ber-diin dengan sejati.