Jumat, 27 Februari 2015

Ribuan Tahun Piramida Bosnia Pancarkan Energi Misterius

Berbicara tentang piramida, orang akan langsung teringat piramida besar Mesir atau Piramida Chichen Itza budaya Maya. Namun sebuah piramida di Benua Eropa, yaitu piramida di Bosnia, mungkin juga merupakan salah satu piramida terbesar dunia, dan dan disebut pula sebuah proyek arkeologi yang paling misterius dan paling menarik di dunia. Karena piramida tersebut senantiasa memancarkan energi yang sulit dibayangkan, membuat para ilmuwan kebingungan.


Seluruh unsur piramida tersimpan dalam piramida Bosnia. Penyesuaian titik koordinat 3 bidang piramida segi tiga, strukturnya terdapat jalan tembus internal dan kamar, dihubungkan dengan terowongan bawah tanah, terdapat pula parencanaan matang geometrik tempat ritual agama dan lain-lain. Sebelum ditemukan, piramida Bosnia telah tertutup oleh tanah dan tersembunyi di bawah pohon-pohon dalam hutan belantara.

Dengan ditemukannya piramida Bosnia, masa peradaban manusia telah dimulai lebih awal puluhan ribu tahun. Sejarah Sumeria kuno, Babilonia, Kekaisaran Akadia dan Asyur (Sargon), Mesir kuno, India kuno dam lain-lain adalah 8.000 tahun, sedangkan usia piramida Bosnia seluruhnya adalah 12.000 tahun, maka asal mula masa peradaban dimajukan, bahkan mungkin sejarah perlu ditulis ulang.

Piramida Matahari dan Piramida Bulan mempunyai hubungan astronomi


Ngarai piramida Bosnia memiliki 5 buah piramida, kira-kira bersejarah 12.000-26.000 tahun, mereka adalah: Piramida Matahari (Pyramid of Sun), Piramida Bulan(Pyramid of Moon), Piramida Naga (Pyramid of the Dragon), Piramida Bumi (Pyramid of Earth), dan Piramida Cinta (Piramid of Love).

Panggung datar raksasa yang menuju Piramida Matahari panjang 410 meter, lebar 27 meter, lantainya terbuat dari batu yang dicari sendiri, bukan buatan setempat, jelas diambil dari daerah lain. Setiap batu tebalnya 10-12 cm, permukaanya dipoles halus dan rata.

Piramida Khufu Mesir tingginya 147,5 meter, sedangkan Piramida Matahari Bosnia tingginya kurang lebih 220 meter, 1/3 lebih tinggi dari piramida besar Mesir tersebut, volumenya juga 3 kali lipat lebih besar.

Piramida Bulan merupakan piramida terbesar kedua dari piramida Bosnia, setinggi 190 meter. Tanah yang menutupi piramida setelah dilakukan analisa oleh tim peneliti, diketahui berusia 12.000 tahun.

Kelompok piramida Bosnia sangat mirip dengan piramida di Meksiko yang dibangun pada tahun 200: panggung datar, kemiringan lereng, dan panggung datar berkutnya, dibangun sepasang-sepasang, sehingga orang akan teringat “Sepasang Piramida” di Amerika Latin, satu simbul Matahari satunya simbul Bulan, dua piramida membentuk tempat masuk pada lokasi masuk ngarai.

Antara Piramida Matahari dan Bulan Bosnia sangat jelas memiliki hubungan astronomi.


Ketika menjelang Matahari terbenam, bayangan Piramida Matahari berpindah ke dalam ngarai, menutupi Piramida Bulan, pertanda tersebut menunjukkan, peran Matahari pada siang hari telah selesai, dimulailah peran Bulan pada malam hari. Piramida yang memiliki hubungan astronomi yang sedemikian jelas itu satu satunya hanya dapat ditemukan pada piramida Bosnia.


Para ilmuwan dari Rusia, Kroasia, dan Inggris melalui pengujian menemukan, puncak Piramida Matahari memancarkan gelombang energi atau gelombang ultrasonik yang berfrekuensi 28 kHz. Frekuensi-frekuensi ultrasonik tersebut tidak dapat didengar dan dilihat, yang paling misterius adalah sorotan energi masih terus dipancarkan ke atas hingga kini.


Penyelidikan ilmuwan Apleby Leo dan Eva Clain dari Trinity Southern University menemukan, radius gelombang tersebut seluas 4-5 meter.

Fisikawan Zagreb dari Kroasia telah mengukur kekuatan gelombang pada permukaan piramida adalah lebih kurang 3 meter. Mereka menemukan, kekuatan energi dari pusat piramida bergerak naik ke atas akan semakin kuat, fenomena tersebut telah berlawanan dengan prinsip teknik dan ilmu fisika yang telah kita ketahui, ini juga merupakan bukti pertama teknologi non radio Bumi.

University of Trieste dan Politeknik Milan, Italia, melakukan percobaan dengan menggunakan sejenis instrumen mengubah gelombang ultrasonik menjadi suara yang dapat terdengar, di puncak piramida Matahari. Getaran suara ultrasonik terdengar seperti suara “peluit”.

Pada 2011 lalu, para ilmuwan melanjutkan pengujian dengan menggunakan elektromagnetik, dan terbukti dalam trowongan piramida tidak ditemukan adanya radiasi yang disebabkan oleh saluran listrik dan teknologi lainya, juga tidak ada radiasi kosmik.

Jika energi gelombang yang dipancarkan oleh piramida makin jauh semakin kuat, maka sorotan energi tersebut mungkin dapat melitasi alam semesta. Orang zaman dahulu mungkin mengetahui bagaimana menggunakan frekuensi yang tidak sama guna melaksanakan tugas yang berbeda. Sepertinya pada dahulu kala pembuat piramida telah menciptakan sebuah mesin gerak abadi yang hingga kini masih terus bekerja.

Yang mengherankan adalah ketika orang masuk ke dalam Piramida Matahari, akan merasakan sangat tenang dan damai.

Dari lingkup ilmu pengetahuan modern, masih belum dapat dipahami fenomena misterius piramida Bosnia tersebut, lebih –lebih tidak dapat diketahui kegunaan sebenarnya dari Piramida Matahari dari zaman kuno ini.

Minggu, 22 Februari 2015

SEJARAH BERDIRINYA SINGAPURA; KONGSI LEE KWAN YEW DAN ISRAEL DI AWAL PENDIRIAN SINGPURA

Singapura menjadi negeri yang seringkali memicu langkah provokasi. Pembangunan jambatan baru yang disusul bergelegarnya pesawat terbang tanpa pilot, mengingatkan sejarah hitam bagaimana negeri ini terbentuk. Apa yang hendak dibangun negara duplikat Israel tersebut? Tahun 1960-an, tampaknya menjadi tahun-tahun yang penting di Asia Tenggara. Di Indonesia, pada tahun 1965, gejolak pemberontakan PKI terjadi. Di Malaysia sendiri, tahun 1969, terjadi kerusuhan rasial yang cukup tajam terukir dalam sejarah. Bahkan sebelumnya, pada periode tahun ini pula Singapura terpisah dari wilayah Malaysia.

Dan sebagai negara baru yang masih sangat muda, ada langkah-langkah drastis yang harus diambil oleh Perdana Menteri pertama sekaligus founding father Singapura. Dalam penuturannya, Lee Kuan Yew mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadi konsentrasinya pada awal-awal berdiri Singapura. Pertama, tentu adalah berusaha mendapatkan pengakuan internasional atas lahirnya negara baru ini. Dan untuk membantunya mengatasi masalah yang satu ini ia memilih Sinnathamby Rajaratnam menjadi Menteri Luar Negeri, seorang yang disebut Lee Kuan Yew sebagai seorang yang anti penjajahan tapi bukan seorang yang radikal. Rajaratnam pula yang menyiapkan segala kebutuhan untuk hajatan bulan September 1965, di markas PBB di New York, sebuah presentasi negara baru. Hal kedua terbesar yang menjadi perhatian Lee Kuan Yew adalah masalah keamanan dan pertahanan. Pada awalnya ia hanya memiliki dua batalion pasukan, itupun berada dalam komando seorang Brigadir Malaysia, Brigadir Syed Mohammed bin Syed Alsagoff yang menurut Lee seorang Arab Muslim berkumis yang siap setiap saat mengambil alih negara Singapura. Ia harus menyiapkan angkatan bersenjata dan sistem pertahanan dalam waktu dekat, untuk menghadapi kelompok-kelompok radikal, terutama beberapa pihak di Malaysia yang tak setuju dengan kemerdekaan Singapura. Untuk mengatasi masalah pertahanannya, pada awalnya, Singapura meminta bantuan dan menghubungi Mesir untuk menyiapkan angkatan bersenjata. Tapi, Mesir tak segera memberikan jawaban yang pasti, padahal kebutuhan demikian mendesak untuk diselesaikan.

Tapi sebenarnya, sebelum memisahkan diri dari Malaysia, Israel telah menjalin hubungan dengan benih-benih founding fathers Singapura. Mordechai Kidron, Duta Besar Israel di Bangkok sejak tahun 1962 sampai 1963 telah mencoba untuk mendekati Lee Kuan Yew dan menawarkan jasa untuk menyiapkan pasukan bersenjata. Tapi saat ini, Lee Kuan Yew menolaknya dengan beberapa alasan, salah satunya adalah pertimbangan Tunku Abdul Rahman dan masyarakat Muslim di wilayah Singapura yang kemungkinan tidak akan setuju. Dan menurut Lee, jika dilakukan hal tersebut bisa memancing kerusuhan yang tidak terkendali dan merugikan bagi rencana kemerdekaan Singapura. Tapi akhirnya, Lee melirik tawaran ini. Tapi di saat yang sama, Lee Kuan Yew juga mengirim dan menunggu jawaban dari India dan Mesir. Ia mengirim surat ke Perdana Menteri India, Lal Bahadur Shastri dan Presiden Mesir, Gamal Abdul Nasser. Dari Mesir Lee Kuan Yew mendapat jawaban, bahwa Nasser menerima dan mengakui kemerdekaan negara Singapura, tapi tidak memberikan jawaban pasti atas permintaan bantuan militer.

Dan itu memicu kekecewaan Lee Kuan Yew yang langsung memerintahkan proses proposal Israel untuk menyiapkan militer Singapura. Tokoh lain yang berpengaruh dalam hubungan Singapura-Israel adalah Goh Keng Swee. Lee Kuan Yew memerintahkan Keng Swee untuk mengubungi Mordechai Kidron, duta besar Israel yang berkedudukan di Bangkok pada tanggal 9 September 1965, hanya beberapa bulan setelah pemisahan Singapura dari Malaysia. Dan hanya dalam beberapa hari, Kidron telah terbang ke Singapura untuk menyiapkan keperluannya bersama Hezi Carmel seorang tokoh Mossad, Badan Intelijen Israel. Bertahun-tahun kemudian Hezi Carmel dalam sebuah wawancara mengatakan bahwa Goh Keeng Swee berujar kepadanya hanya Israel sajalah yang bisa membantu Singapura. Israel adalah negara kecil yang dikepung oleh negara-negara Muslim di Timur Tengah, tapi memiliki kekuatan militer yang kecil tapi kuat dan dinamik.

Bersama Keng Swee, Kidron dan Hezi menghadap Lee Kuan Yew. Proposal Israel yang telah diajukan sejak tahun 1960, adalah sebuah hasil dari kajian mendalam tentang masa depan Singapura dan percaturan politik di Asia Tenggara. Bukan Singapura yang aktif untuk meminta Israel masuk, tapi Israel lah yang pertama kali menawarkan diri agar bisa terlibat secara aktif di wilayah Asia Tenggara. Tentu saja ini bukan semata-mata kebetulan, tapi berdasarkan perencanaan yang matang dari gerakan Zionisme internasional. Menempatkan diri bersama Singapura, sama artinya menjadi satelit Israel dan kekuatan Yahudi di Asia Tenggara. November 1965, tim kecil dari Israel yang dikomandani Kolonel Jak (Yaakov) Ellazari tiba di Singapura (kelak ia dipromosikan pangkatnya menjadi Brigadir Jenderal, bahkan setelah pensiun pun ia menjadi salah satu konsultan senior untuk masalah-masalah pertahanan dan keamanan bagi Singapura). Tim susulan yang lebih besar lagi datang pada bulan Desember 1965.

Mereka menggunakan kata sandi The Mexicans untuk proyek membantu Singapura ini. Kedatangan tim The Mexicans ini seboleh mungkin dirahasiakan dari sorotan publik. Maklum, Singapura adalah negara muda yang dikeliling negara-negara Muslim seperti Indonesia, Malaysia, dan juga Thailand. Lee Kuan Yew juga tidak ingin menimbulkan perdebatan di antara penduduk Singapura yang Muslim. Pada saat yang sama, Israel sendiri telah menyiapkan bantuan militernya langsung ke Singapura berdasarkan oder dari Kidron dan Hezi Carmel. Tokoh-tokoh penting Israel yang turun berperan mengambil keputusan pembangunan militer Singapura ini adalah Yitzhak Rabin, kepala staff pemerintahan Israel kala itu, Ezer Weizmann dan juga Mayor Jenderal Rehavam Ze’evi, yang kelak menjadi menteri perumahan Israel dan tewas karena serangan Hamas pada tahun 2001.

Ze’evi sendiri yang menjadi pimpinan proyek dan terbang ke Singapura dengan nama samaran Gandhi. Rehavam Ze’evi yang telah menggunakan nama Gandhi berjanji akan membangun kekuatan militer Israel sebagai kekuatan militer yang belum pernah ada di wilayah Asia Tenggara. Dengan dibantu oleh Ellazari dan Letnan Kolonel Yehuda Golan, Ze’evi mulai bekerja. Salah satu yang dibangun dengan serius adalah buku panduan yang diberi nama Brown Book atau Buku Cokelat. Buku panduan militer Singapura yang benar-benar blue print dari Israel. Buku Cokelat adalah buku panduan untuk perang langsung atau combat.

Setelah buku ini selesai, buku panduan lanjutan digarap pula dengan nama sandi Buku Biru atau Blue Book yang mengatur segala macam strategi pertahanan dan gerakan intelijen. Buku Cokelat diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan segera dikirim ke Singapura dari Israel. Tanggal 24 Desember 1965, enam orang perwira Israel tiba di Singapura. Mereka mengemban dua tugas yang berbeda. Tim perwira pertama bertugas untuk membangun dan set up kementerian pertahanan Singapura, ini dipimpin oleh Kolonel Ellazari. Dan tim kedua, yang dipimpin oleh Yehuda Golan bertugas untuk menyiapkan pasukan bersenjata. Persiapan pasukan bersenjata ini pada mulanya merekrut 40 sampai 50 orang yang telah memiliki pengalaman di bidang militer untuk ditraining lebih lanjut.

Tapi kini, kekuatan yang berasal dari 40 – 50 orang yang dibangun oleh Israel itu telah menjelma menjadi kekuatan militer terbesar di Asia Tenggara. Anggaran military budget Singapura itu 4,4 milyar dolar US. Jauh sekali dibanding dengan Indonesia dan juga Malaysia. Mereka juga punya industri militernya sendiri. Singapura sudah bisa membuat sendiri mulai dari senjata ringan, mesin hingga artileri, mereka sudah mampu membuat sendiri. Angkatan bersenjata Singapura, keseluruhan, berjumlah 60.500 pasukan. Jauh di bawah Indonesia juga Malaysia. Jumlah itu sudah termasuk 39.800 wajib militer dengan masa dinas 24 sampai 30 bulan. Tapi mereka juga pasukan cadangan berjumlah 213.800. Jadi seluruh penduduk dan populasi Singapura. Dengan seperti itu, Singapura bisa dilihat sebagai negaa yang benar-benar telah menjalankan total defense war.

Mereka punya wajib militer untuk seluruh penduduk yang setiap saat semua warga negara Singapura bisa dimobilisasi dan dipersenjatai untuk berperang. Setiap penduduk Singapura itu sudah memiliki registrasi militer dan juga kepangkatannya. Ketika terjadi ancaman atau serangan, maka mereka per bandar atau per wilayah sudah bisa langsung melapor dan bergabung pada markas-markas yang sudah ditentukan. Orang-orang yang kita pandang sipil itu tahu pangkat mereka apa, berapa anaknya buahnya dan tugasnya apa. Bahkan senjatanya pun sudah disiapkan di masing-masing markas. Ini benar-benar seperti konsep Israel, bahwa semua penduduk dewasa adalah tentara. Sipil yang militer.

Bukan militer yang membangun supremasi di atas sipil. Angkatan Darat mereka 50.000 pasukan, tidak terlalu banyak. Angkatan Laut 4.500 dan Angakat Udara 6.000. Tapi yang menarik adalah, Singapura memiliki Forces Abroad, pasukan-pasukan yang ditempatkan di luar negeri. Bukan pasukan untuk misi internasional, tapi pasukan Singapura sendiri, kebanyakan adalah Angkatan Udara. Singapura menempatkan pasukannya di Prancis, Australia, Brunei, Afrika Selatan, Taiwan, Thailand dan Amerika. Itu semua terdiri dari pesawat tempur, pesawat pengintai tanpa awak sampai pesawat pengisi bahan bakar di udara yang kebanyakan di parkir di Amerika. Untuk melakukan serangan pre-emptive strike, Singapura hanya perlu waktu kurang dari 30 menit saja.

Didikan Israel yang sangat disiplin memang menghasilkan kekuatan yang bukan main. Salah satu disiplin yang mereka diterapkan Israel pada para kadet Singapura adalah bangun pukul 5.30 untuk memulai aktivitasnya. Bahkan salah seorang kadet pernah membantah dan memberikan alasan kepada kolonel Golan dengan mengatakan, “Kolonel Golan, orang-orang Arab tidak ada di sini dan tidak akan menduduki kepala kita. Mengapa kita melakukan latihan segila ini?” Dan menjawab komplain para kadet itu, Goh Keng Swee memerintahkan para kadet itu untuk melakukan apa yang diperintahkan Kolonel Golan, jika tidak, mereka akan melakukannya lebih berat lagi.

Hanya dalam setahun, latihan yang dibangun oleh Israel ini telah menghasilkan 200 komandan militer yang terlatih. Selain kekuatan militer darat, Israel juga merancang strategi combating water bagi Singapura. Pada awalnya, mereka membuat sebuah sampan yang mampu mengangkut 10 sampai 15 anggota pasukan untuk patroli laut bahkan ke rawa-rawa. Kekuatan tempur laut yang dibangun oleh Israel memang disiapkan untuk menghadapi negara-negara maritim seperti Indonesia dan Malaysia. Singapura menyimpan kejutan tersendiri tentang perkembangan militernya ini. Pada peringatan kemerdekaan, 9 Agustus 1969, dalam parade militer para undangan dikejutkan dengan pameran kekuatan Singapura.

Termasuk Menteri Pertahanan Malaysia yang diundang untuk menyaksikan 30 tank buatan Israel yang berparade merayap di jalanan. “Sungguh moment yang dramatis,” ujar Lee mengenang saat itu. Dan sejak itu pula, terbuka secara umum hubungan Israel dan Singapura. Dan setelah itu berikutnya adalah balas jasa yang harus diberikan Singapura pada Israel. Pada sidang umum PBB tahun 1967, negara-negara Arab mensponsori resolusi untuk menveto Israel. Tapi delegasi Singapura yang hadir pada waktu itu menyatakan diri abstain sebagai tanda satu barisan dengan Israel. Selanjutnya, pada tahun Oktober 1968, Lee Kuan Yew menyetujui pembukaan perwakilan dagang Israel di negara tersebut. Setahun berikutnya, secara resmi tahun Mei 1969, Lee memberikan izin pada Israel untuk membuka kedutaannya di Singapura.

Kekuatan militer Singapura ini terus meningkat dengan tajam. Pada sidang parlemen Singapura tahun 1999 terkuak sebuah informasi, bahwa negara ini menghabiskan sekitar 7,27 milyar dolar dalam setahun, atau sekitar 25% dari anggaran belanja negara untuk alokasi pertahanan. Dan pada tahun 2000, menurut laporan Asian Defense Journal, tak kurang Singapura memiliki empat F-16B, 10 F-16D fighters, 36 F-5C fighters, dan delapan F-5T fighters. Bahkan saking unggulnya kekuatan Singapura yang dibangun oleh Israel ini, sampai-sampai Lee Kuan Yew membanggakan militernya jauh lebih efektif dari militer Amerika. Soal keamanan, menurut Lee Kuan Yew, Israel jauh lebih efektif dan hebat dibanding Amerika. Lee membandingkan kerja Israel di Singapura dan kerja Amerika di Vietnam. Pada Perang Vietnam Amerika tak kurang mengirimkan 3.000 sampai 6.000 ahli militernya ke Vietnam Selatan untuk membantu Presiden Ngo Dinh Diem yang menjadi kaki tangannya Paman Sam. Hasilnya? Amerika dan kaki tangannya tetap tak bisa menang di Vietnam.

Tapi dengan Singapura, Israel hanya mengirimkan sekitar 18 perwira-perwiranya untuk membangun angkatan bersenjata negara muda ini begitu kuat. Sejak saat itu berbagai kerjasama dalam jumlah besar tak hanya dalam bidang militer dan pertahanan, tapi juga ekonomi dan politik telah terjadi antara Israel dang Singapura. Dan tentu saja, pada tataran ekonomi dan politik, kekuatan Israel di Singapura telah pula merangsek negara-negara Muslim seperti Malaysia, Brunei dan Indonesia. Tahun 2000 lalu, Israel, Singapura yang difasilitasi oleh Amerika Serikat meneken kontrak kerjasama dalam bidang satelit mata-mata senilai satu milyar dolar Amerika.

Bisa jadi, tak sejengkal pun wilayah, khususnya area-area Muslim di Asia Tenggara lolos dari perhatian Israel. Atas nasihat Israel pula kini Singapura punya interest yang kuat dalam perdagangan dan kerjasama yang dibentuknya untuk empat hal. Empat hal tersebut adalah di bidang Komando, Kontrol, Komunikasi dan Intelijen. Dan kini, lewat doktrin ini pula Singapura tak melepaskan kesempatan emas untuk membeli Indosat dari Indonesia dan juga perusahaan telekomunikasi Thailand. Akankah Singapura dengan Israel di belakangnya kelak menjadi ancaman bagi negara-negara Asia Tenggara, seperti Indonesia, Malaysia, Brunei, Filipina dan Thailand yang notabene bisa disebut representasi negara Muslim? Jika kelak terbukti Singapura adalah ancaman, sesungguhnya tak mengherankan, sebab kini banyak signal dan indikasi yang menyebutkan.

Kamis, 19 Februari 2015

SEKILAS SEJARAH SYIAH SEPANJANG ZAMAN

Di bawah ini adalah ringkasan sejarah kelompok Rafidhah (sebutan yang diberikan para ulama terhadap aliran Syi’ah), kanker yang menggerogoti umat islam dan penyakit yang menular, kami akan menyebutkan – dengan izin Allah – peristiwa-peristiwa nyata dan penting yang pernah dilalui dalam sejarah mereka. Semoga ringkasan singkat ini mampu membuka pandangan mayoritas Ahlus Sunnah yang telah termakan isu dan slogan-slogan pendekatan antara Islam dan Rafidhah.

14 H. Pada tahun inilah pokok dan asas dari kebencian kaum Rafidhah terhadap Islam dan kaum muslimin, karena pada tahun ini meletus perang Qadisiyyah yang berakibat takluknya kerajaan Persia Majusi, nenek moyang kaum Rafidhah. Pada saat itu kaum muslimin dibawah kepemimpinan Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu.


16 H. Kaum muslimin berhasil menaklukkan ibu kota kekaisaran Persia, Mada’in. Dengan ini hancurlah kerajaan Persia. Kejadiaan ini masih disesali oleh kaum Rafidhah hingga saat ini.

23 H. Abu Lu’lu’ah Al-Majusi yang dijuluki Baba ‘Alauddin oleh kaum Rafidhah membunuh khalifah Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘anhu. Dan ini merupakan salah satu simbol mereka dalam memusuhi Islam.

34 H. Munculnya Abdullah bin saba’, si yahudi dari yaman yang dijuluki Ibnu Sauda’ berpura-pura masuk Islam, tapi menyembunyikan kekafiran dalam hatinya. Dia menggalang kekuatan dan melancarkan provokasi melawan khalifah ketiga Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu hingga khalifah tersebut dibunuh oleh para pemberontak karena fitnah yang dilancarkan oleh Ibnu Sauda’ (Abdullah bin Saba’) pada tahun 35 H. Keyakinan yang diserukan oleh Abdullah bin Saba’ ini berasal dari pokok-pokok ajaran Yahudi, Nasrani dan Majusi yaitu menuhankan Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu, wasiat, raj’ah, wilayah, keimamahan, bada’ dan lain-lain.

36 H. Malam sebelum terjadinya perang Jamal, kedua belah pihak telah sepakat untuk berdamai. Mereka bermalam dengan sebaik-baik malam sementara Abdullah bin Saba’ beserta pengikutnya bermalam dengan penuh kedongkolan. Lalu dia membuat provokasi kepada kedua belah pihak hingga terjadilah fitnah seperti yang diinginkan oleh Ibnu Saba’. Pada masa kekhilafahan Ali bin Abi Thalib, kelompok Abdullah bin Saba’ datang kepada Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu seraya berkata, “Kamulah, kamulah!!” Ali bin Abi Thalib menjawab: “Siapakah saya?”, mereka berkata: “Kamulah sang pencipta!”, lalu Ali bin Abi Thalib menyuruh mereka untuk bertaubat tapi mereka menolak. Kemudian Ali bin Abi Thalib menyalakan api dan membakar mereka.

41 H. Tahun ini adalah tahun yang paling dibenci oleh kaum Rafidhah karena tahun ini dinamakan tahun jama’ah (tahun persatuan) kaum muslimin dibawah pimpinan sang penulis wahyu, khalifah Mu’awiyah bin Abi Sufyan Radhiyallahu ‘anhu, dimana Hasan bin Ali bin Abi Thalib menyerahkan kekhilafahan kepada Mu’awiyah. Maka dengan ini surutlah tipu daya kaum Rafidhah.

61 H. Pada tahun ini Husein bin Ali Radhiyallahu ‘anhu terbunuh di karbala yaitu pada hari ke-10 bulan muharram setelah ditinggalkan oleh para penolongnya dan diserahkan kepada pembunuhnya.

260 H. Hasan Al-Askari meninggal dunia, namun kaum Rafidhah menyangka bahwa imam ke-12 yang ditunggu-tunggu (Muhammad bin Al-Hasan Al-Askari) telah bersembunyi di sebuah sirdab (ruang bawah tanah) di samurra’ dan akan kembali lagi ke dunia.

277 H. Munculnya gerakan Al-Qaramithah beraliran Rafidhah di daerah kufah dibawah kendali Hamdan bin Asy’ats yang dikenal dengan julukan Qirmith.

278 H. Munculnya gerakan Al-Qaramithah beraliran Rafidhah di daerah Bahrain dan Ahsa’ yang dipelopori oleh Abu Sa’id Al-Janabi.

280 H. Munculnya kerajaan Zaidiyah beraliran Rafidhah di Sha’dah dan Shan’a daerah Yaman, dibawah kepemimpinan Al-Husein bin Al-Qasim Ar-Rasiy.

297 H. Munculnya kerajaan Ubaidiyin di Mesir dan Maghrib (Maroko) yang didirikan oleh Ubaidillah bin Muhammad Al-Mahdi.

317 H. Abu Thahir Ar-Rafidhi Al-Qurmuthi sampai dan memasuki kota Mekah pada hari tarwiyah (8 Dzulhijjah) lalu membunuh para jamaah haji di masjidil Haram serta mencongkel hajar Aswad dan membawanya ke tempat ibadah mereka di Ahsa’. Dan hajar Aswad itu berada disana sampai tahun 355 H. Kerajaan mereka tetap eksis di Ahsa’ hingga tahun 466 H. Pada tahun ini berdirilah kerajaan Hamdaniyah di Mousul dan Halab kemudian tumbang pada tahun 394 H.

329 H. Pada tahun ini Allah telah menghinakan kaum Rafidhah karena pada tahun ini dimulailah Ghaibah Al-Kubra atau menghilang selamanya. Menurut mereka, imam Rafidhah yang ke-12 telah menulis surat dan sampai kepada mereka yang bunyinya: “Telah dimulailah masa menghilangku dan aku tidak akan kembali sampai masa yang diizinkan oleh Allah, maka barangsiapa yang mengatakan bahwa dia telah berjumpa denganku maka dia adalah pendusta dan telah tertipu.” Semua ini mereka lakukan dengan tujuan menghindari akan banyaknya pertanyaan orang-orang awam kepada ulama mereka tentang keterlambatan Imam Mahdi keluar dari persembunyiannya.

320-334 H. Munculnya kerajaan Buwaihiyah beraliran Rafidhah di daerah Dailam yang didirikan oleh Buwaih bin Syuja’. Mereka membuat kerusakan-kerusakan di kota Baghdad, Iraq, sehingga orang-orang bodoh pada masa itu mulai berani memaki-maki para Sahabat Radhiyallahu ‘anhum.

339 H. Hajar Aswad dikembalikan ke Mekkah atas rekomendasi dari pemerintahan Ubaidiyah di mesir.

352 H. Pemerintahan Buwaihiyun mengeluarkan peraturan untuk menutup pasar-pasar pada tanggal 10 muharram dan meliburkan semua kegiatan jual beli. Lalu para wanita keluar rumah tanpa mengenakan jilbab dengan memukul-mukul diri mereka di pasar-pasar. Pada saat itulah pertama kali dalam sejarah diadakan perayaan kesedihan atas meninggalnya Husein bin Ali bin Abi Thalib.

358 H. Kaum Ubaidiyun beraliran Rafidhah menguasai Mesir. Salah satu pemimpinya yang terkenal adalah Al-Hakim Biamrillah yang mengklaim dirinya sebagai Tuhan dan menyeru kepada ajaran reinkarnasi. Dengan runtuhnya kerajaan ini pada tahun 568 H muncullah gerakan Druz yang berfaham kebatinan.

402 H. Keluarnya pernyataan kebatilan nasab Fatimah yang digembar-gemborkan oleh penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir dan menjelaskan ajaran mereka yang sesat dan mereka adalah zindiq dan telah dihukumi kafir oleh seluru ulama’ kaum muslimin.

408 H. Penguasa kerajaan Ubaidiyah di Mesir yang bernama Al-Hakim Biamrillah mengklaim bahwa dirinya adalah Tuhan. Salah satu dari kehinaannya adalah dia berniat untuk memindahkan kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam dari kota madinah ke mesir sebanyak 2 kali. Yang pertama adalah ketika dia disuruh oleh beberapa orang zindik untuk memindahkan jasad Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam ke Mesir. Lalu dia membangun bangunan yang megah dan menyuruh Abul Fatuh untuk membongkar kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam lalu masyarakat tidak rela dan memberontak sehingga membuat dia mengurungkan niatnya. Yang kedua ketika mengutus beberapa orang untuk membongkar kuburan Nabi. Utusan ini tinggal didekat mesjid dan membuat lobang menuju kubur Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam. Lalu makar itupun ketahuan dan utusan tersebut dibunuh.

483 H. Munculnya gerakan Al-Hasyasyin yang menyeru kepada kerajaan Ubaidiyah berfaham Rafidhah di Mesir didirikan oleh Al-Hasan As-Shabah yang berketurunan darah persia. Dia memulai dakwahnya di wilayah persia tahun 473 H.

500 H. Penguasa Ubaidiyun membangun sebuah bangunan yang megah di Mesir dan diberi nama mahkota Al-Husein. Mereka menyangka bahwa kepala Husein bin Ali bin Abi Thalib dikuburkan di sana. Hingga saat ini banyak kaum Rafidhah yan pergi berhaji ke tempat tersebut. Kita bersyukur kepada Allah atas nikmat akal yang diberikan kepada kita.

656 H. Penghianatan besar yang dilakukan oleh Rafidhah pimpinan Nasiruddin At-Thusi dan Ibnul Alqomi yang bersekongkol dengan kaum Tartar Mongolia sehingga kaum Tartar masuk ke Baghdad dan membunuh lebih dari 2 juta muslim dan membunuh sejumlah besar dari Bani Hasyim yang seolah-olah dicintai oleh kaum Rafidhah. Pada tahun yang sama muncullah kelompok Nushairiyah yang didirikan oleh Muhammad bin Nusair berfaham Rafidhah Imamiyah.

907 H. Berdirinya kerajaan Shafawiyah di Iran yang didirikan oleh Syah Ismail bin Haidar Al-Shafawi yang juga seorang Rafidhah. Dia telah membunuh hampir 2 juta muslim yang menolak memeluk madzhab Rafidhah. Pada saat masuk ke Baghdad dia memaki-maki Khulafa’ Rasyidin di depan umum dan membunuh siapa saja yang tidak mau memeluk madzhab Rafidhah. Tak ketinggalan pula dia membongkar banyak kuburan orang-orang Sunni (Ahlus Sunnah) seperti kuburan Imam Abu Hanifah.

Termasuk peristiwa penting yang terjadi pada masa kerajaan Shafawiyah adalah ketika Shah Abbas berhaji ke Masyhad untuk menandingi dan memalingkan orang-orang yang melakukan haji ke Mekah. Pada tahun yang sama Shadruddin Al-Syirazi memulai dakwahnya kepada madzhab Baha’iyah. Mirza Ali Muhammad Al-Syirazi mengatakan bahwa Allah telah masuk ke dalam dirinya, setelah mati dia digantikan oleh muridnya Baha’ullah. Sementara itu di India muncul kelompok Qadiyaniyah pimpinan Mirza Ghulam Ahmad yang mengatakan bahwa dirinya ialah Nabi dan keyakinan-keyakinan lainnya yang batil. Kerajaan Safawiyah berakhir pada tahun 1149 H.

1218 H. Seorang Rafidhah dari Irak datang ke daerah Dar’iyah di Najd dan menampakkan kesalehan serta kezuhudannya. Pada suatu hari, dia shalat di belakang Imam Muhammad bin Su’ud lalu diapun membunuhnya ketika sedang sujud dalam shalat Ashar dengan menggunakan belati yang disembunyikan dan telah dipersiapkannya. Semoga Allah memerangi kaum Rafidhah para pengkhianat.

1289 H. Pada tahun ini buku Fashlul Khitab fi Itsbati Tahrifi Kitabi Rabbil Arbab (kalimat penjelas bahwa kitab Allah telah diselewengkan dan diubah) karangan Mirza Husain bin Muhammad An-Nuri At-Thibrisi. Kitab ini memuat pendapat dan klaim-klaim Rafidhah bahwasanya Al-Qur’an yang ada saat ini telah diselewengkan, dikurangi dan ditambah.

1366 H. Sebuah majalah Rafidhah dengan nama Birajmil Islam terbit dengan memuat syair-syair yang mengutamakan tanah karbala atas Mekkah Al-Mukarramah.

Ia karbala tanah membentang, thawaflah tujuh kali pada tempat kediamannya,

Tanah mekkah tak memiliki keistimewaan dibanding keistimewaannya,

Sebongkah tanah, meski hamparan gersang adanya,

Mendekat dan mengangguk-angguk bagian atasnya kepada bagian yang dibawahnya.

1389 H. Khomeini menulis buku Wilayatul faqih dan Al-Hukumah Al-Islamiyah. Sebagian kekafiran yang ada pada buku tersebut (Al-Hukumah Al-Islamiyah, hal. 35) : Khomeini berkata bahwa termasuk keyakinan pokok dalam madzhab kami adalah bahwa para imam kami memiliki posisi yang tidak dapat dicapai oleh para malaikat dan para Nabi sekalipun.

1399 H. Berdirinya pemerintahan Rafidhah di Iran yang didirikan oleh penghianat besar Khomeini setelah berhasil menumbangkan pemerintahan Syah di Iran. Ciri khas negara Syi’ah Iran ini adalah mengadakan demonstrasi dan tindakan anarkis atas nama revolusi Islam di tanah suci Mekah pada hari mulia yaitu musim haji pada setiap tahun.

1400 H. Khomeini menyampaikan pidatonya pada peringatan lahirnya Imam Mahdi fiktif mereka pada tanggal 15 sya’ban. Sebagian pidatonya berbunyi demikian : “Para Nabi diutus Allah untuk menanamkan prinsip keadilan di muka bumi tapi mereka tidak berhasil, bahkan Nabi Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yang diutus untuk memperbaiki kemanusiaan dan menanamkan prinsip keadilan tidak berhasil.. yang akan berhasil dalam misi itu dan menegakkan keadilan di muka bumi serta dapat meluruskan segala penyimpangan adalah Imam Mahdi yang ditunggu-tunggu….” Begitulah menurut Khomeini para Nabi telah gagal, termasuk Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sementara revolusi kafirnya dianggapnya sebagai suatu keberhasilan dan keadilan.

1407 H. Jamaah haji iran mengadakan demonstari besar-besaran di kota Mekah pada hari jum’at di musim haji tahun 1407 H. Mereka melakukan tindakan perusakan di kota Mekah seperti yang telah dilakukan oleh nenek moyang mereka kaum Al-Qaramithah, mereka membunuh beberapa orang aparat keamanan dan jamaah haji, merusak dan membakar toko, menghancurkan dan membakar mobil-mobil beserta mereka yang ada di dalamnya. Jumah korban saat itu mencapai 402 orang tewas, 85 dari mereka adalah aparat keamanan dan penduduk Saudi.

1408 H. Mu’tamar Islam yang diadakan oleh Liga Dunia Islam di Mekah mengumumkan fatwa bahwa Khomeini telah kafir.

1409 H. Pada musim haji tahun ini kaum Rafidhah meledakkan beberapa tempat di sekitar Masjidil Haram di kota Mekah. Mereka meledakkan bom itu tepat pada tanggal 7 Dzulhijjah dan mengakibatkan tewasnya seorang jamaah haji dari Pakistan dan melukai 16 orang lainnya serta mengakibatkan kerusakan materi yang begitu besar. 16 pelaku insiden itu berhasil ditangkap dan dijatuhi hukuman mati pada tahun 1410 H.

1410 H. Khomeini meninggal dunia, semoga Allah memberinya balasan yang setimpal. Kaum Rafidhah membangun sebuah bangunan diatas kuburannya yang menyerupai ka’bah di Mekah, semoga Allah memerangi mereka.

Dan akan senantiasa terus berulang sejarah tentang peristiwa dan pengkhianatan mereka dengan tujuan menghancurkan islam dan melemahkan kita kaum muslimin, ketahuilah wahai kaum muslimin, setiap kali ada pengkhianatan hampir pasti dibelakangnya ada campur tangan kaum Rafidhah.

(saifalbattar/syiahindonesia/arrahmah.com)

Selasa, 17 Februari 2015

SIAPA DIBALIK KEKUATAN ISIS

SANLIURFA, KOMPAS.com — Saat Abu Hamza, mantan pemberontak Suriah, setuju bergabung dengan Negara Islam atau ISIS, ia berasumsi dirinya bakal menjadi bagian dari utopia Islam yang dijanjikan kelompok itu. Utopia tersebut telah memikat para petempur asing dari seluruh dunia untuk bergabung dengan ISIS.

Namun, apa yang terjadi, ia justru menemukan dirinya diawasi seorang amir Irak dan menerima sejumlah perintah dari beberapa orang Irak yang tidak jelas identitasnya. Orang-orang itu masuk dan keluar dari medan perang di Suriah. Ketika tidak sepakat dengan sesama para komandan dalam sebuah pertemuan ISIS tahun lalu, dia langsung ditahan atas perintah seorang pria Irak bertopeng yang hanya duduk diam selama pertemuan itu. Pria bertopeng tersebut hanya mendengar dan membuat catatan.

Abu Hamza, yang saat itu menjadi penguasa ISIS di sebuah komunitas kecil di Suriah, tidak pernah mengetahui identitas sesungguhnya dari orang-orang Irak itu, yang terselubung dengan nama sandi atau karena memang namanya tidak diungkapkan. Namun, semua laki-laki itu merupakan mantan perwira Irak yang pernah bertugas di masa Saddam Hussein, termasuk pria bertopeng itu. Ia pernah bekerja untuk agen intelijen Irak dan kini bekerja untuk badan keamanan bayangan ISIS, kata Hamza, seperti dilaporkan Washington Post, Sabtu (4/4/2015) lalu.

Laporan Hamza, dan orang-orang lain yang tinggal bersama atau berperang melawan ISIS selama dua tahun terakhir, menegaskan peran luas yang dimainkan para mantan anggota tentara Baath Irak dalam sebuah organisasi yang secara tipikal lebih dikaitkan dengan para militan asing flamboyan dan berbagai video mengerikan yang mereka bintangi.

Menurut sejumlah warga Irak, Suriah, dan para analis yang mempelajari ISIS, walau ada ribuan petempur asing yang bergabung, tetap saja hampir semua pemimpin ISIS merupakan mantan perwira Irak, termasuk para anggota komite militer dan keamanannya yang identitasnya tidak jelas tadi, serta sebagian besar para amir dan pangeran.

Washington Post melaporkan, para mantan perwira itu membawa keahlian militer dan sejumlah agenda dari mantan orang-orang Partai Baath ke ISIS. Mereka juga membawa jaringan penyelundupan yang dulu dikembangkan untuk menghindari sanksi pada tahun 1990-an dan yang kini memfasilitasi perdagangan minyak ilegal ISIS.

Di Suriah, para "amir" lokal biasanya dibayangi seorang wakil yang merupakan orang Irak dan membuat keputusan, kata Abu Hamza, yang telah melarikan diri ke Turki pada musim panas lalu setelah kecewa dengan ISIS. Dia menggunakan nama samaran demi keselamatannya.

"Semua pembuat keputusan orang Irak dan sebagian besar dari mereka merupakan mantan perwira Irak. Para perwira Irak menjadi pemimpin dan mereka yang membuat taktik dan rencana pertempuran," katanya seperti dikutip Post. "Namun, orang-orang Irak sendiri tidak bertempur. Mereka menempatkan para petempur asing di garis depan."

Profil umum para jihadis asing sering kali kurang paham dengan akar ISIS dalam sejarah berdarah Irak saat ini.

Hassan Hassan, seorang analis yang berbasis di Dubai dan salah seorang penulis buku berjudul ISIS: Inside the Army of Terror, mengatakan, kekejaman keji rezim Baath Saddam Hussein, pembubaran tentara Irak setelah invasi pimpinan AS tahun 2003, pemberontakan yang terjadi setelah itu, dan marginalisasi kaum Sunni Irak oleh pemerintah yang didominasi Syiah, semuanya saling terkait dengan munculnya ISIS.

"Banyak orang berpikir Negara Islam itu sebagai kelompok teroris dan itu tidak efektif," kata Hassan. "(ISIS) itu memang sebuah kelompok teroris, tetapi kelompok itu lebih dari itu. Kelompok (itu) merupakan pemberontakan yang tumbuh di Irak dan kelompok itu terkait dengan Irak."

Undang-undang penyingkiran orang-orang Baath (de-Baathification) yang diumumkan L Paul Bremer, penguasa Amerika di Irak tahun 2003, sudah lama diidentifikasi sebagai salah satu pemicu munculnya pemberontakan. Dalam sebuah keputusan, sebanyak 400.000 anggota tentara Irak yang telah dikalahkan kemudian dipecat. Tunjangan pensiunnya tidak dibayarkan. Namun, mereka tetap diizinkan untuk memiliki senjata.

Militer AS pada tahun-tahun awal gagal untuk menyadari para perwira Baath yang dibubarkan akhirnya berperan di sejumlah kelompok ekstremis, melebihi para petempur asing yang sering disalahkan sejumlah pejabat Amerika, kata Kolonel Joel Rayburn, dosen senior di National Defense University, yang menjabat sebagai penasihat sejumlah jenderal penting AS di Irak. Rayburn menggambarkan hubungan antara Baath dan ISIS dalam bukunya yang berjudul Iraq After America.

Menurut Rayburn, militer AS selalu tahu bahwa para mantan perwira Baath bergabung dengan kelompok-kelompok pemberontak dan memberikan dukungan taktis bagi cabang Al Qaeda di di Irak, yang menjadi cikal bakal ISIS. Namun, para pejabat Amerika itu tidak mengantisipasi bahwa para mantan perwira tersebut tidak hanya akan menjadi pembantu Al Qaeda. Mereka justru menjadi bagian inti dari kelompok jihad itu.

"Kami mungkin telah mampu menemukan cara-cara untuk mencegah fusi, penyelesaian proses Irakisasi (Iraqization)," kata Rayburn kepada Washington Post. Para mantan perwira itu mungkin tidak dapat dipersatukan lagi, "tetapi pelabelan mereka sebagai tidak relevan merupakan kesalahan."

Di bawah kepemimpinan Abu Bakr al-Baghdadi, yang menyatakan diri sebagai khalifah ISIS, para mantan perwira itu menjadi lebih dari sekadar relevan. Mereka berperan dalam kelahiran kembali kelompok itu dari kekalahan yang dialami para pemberontak dari militer AS.

Reuters Presiden Irak Saddam Hussein, tengah, memimpin rapat gabungan Dewan Komando Revolusi dan komando regional Partai Baath yang berkuasa pada 31 Oktober 1998.
Berciri sama

Sekilas, dogma sekuler Partai Baath Saddam Hussein yang bersifat tirani tampaknya bertentangan dengan interpretasi keras ISIS terhadap hukum Islam yang hendak ditegakkan kelompok itu.

Namun, dua kredo tersebut telah tumpang tindih secara luas dalam beberapa hal, terutama keyakinan mereka pada ketakutan demi mengamankan kepatuhan rakyat yang berada di bawah kekuasaan kelompok itu. Dua dekade lalu, rincian dan bentuk kekejaman dari penyiksaan yang dilakukan Saddam Hussein mendominasi wacana tentang Irak.

Washington Post melaporkan, seperti ISIS, Partai Baath Saddam Hussein juga menganggap dirinya sebagai gerakan transnasional, membentuk cabang-cabang di sejumlah negara di Timur Tengah, dan menjalankan kamp pelatihan bagi relawan asing dari seluruh dunia Arab.

Pada saat pasukan AS menginvansi Irak tahun 2003, Saddam sudah mulai condong ke pendekatan yang lebih religius dalam pemerintahannya. Ia membuat transisi dari ideologi Baath ke ideologi Islam yang agak mustahil bagi beberapa perwira Irak yang kehilangan haknya, kata Ahmed S Hashim, profesor yang sedang meneliti hubungan-hubungan itu di Nanyang Technological University di Singapura.

Dengan peluncuran Kampanye Iman sang diktator itu tahun 1994, ajaran Islam yang keras telah diperkenalkan. Kata-kata "Allahu Akbar" tertulis di bendera Irak. Hukuman amputasi ditetapkan dalam kasus pencurian. Sejumlah mantan perwira Baath mengingat teman-teman yang tiba-tiba berhenti minum, mulai berdoa dan menganut bentuk yang sangat konservatif dari ajaran Islam yang dikenal sebagai Salafisme pada tahun-tahun sebelum invasi AS.

Dalam dua tahun terakhir pemerintahan Saddam Hussein, aksi pemenggalan, terutama menyasar para perempuan terduga pekerja seks komersial dan dilaksanakan oleh satuan elite Fedayeen, menewaskan lebih dari 200 orang, lapor kelompok-kelompok hak asasi manusia ketika itu.

Kebrutalan yang dilakukan ISIS sekarang mengingatkan orang pada pertumpahan darah yang dulu dilakukan Fedayeen, kata Hassan. Sejumlah video propaganda dari era Saddam mencakup sejumlah adegan yang menyerupai yang sekarang disiarkan ISIS, memperlihatkan pelatihan ala Fedayeen, berbaris dalam topeng hitam, berlatih seni pemenggalan dan dalam satu contoh memakan anjing yang masih hidup.

Beberapa orang Baath menjadi rekrutan awal kelompok afiliasi Al Qaeda yang didirikan Abu Musab al-Zarqawi, pejuang Palestina-Jordania, yang dianggap sebagai perintis dari ISIS saat ini, kata Hisham al Hashemi, analis tentang Irak yang memberikan nasihat bagi Pemerintah Irak dan punya kerabat yang bertugas di militer Irak pada masa Saddam. Sejumlah orang Irak lainnya menjadi radikal di Camp Bucca, penjara Amerika di Irak selatan dengan ribuan warga biasa ditahan dan bercampur baur dengan para militan.

Zarqawi menjaga jarak dengan para mantan anggota Baath karena ia tidak memercayai pandangan sekuler mereka. Demikian kata Hasyim.

Menurut sejumlah analis dan mantan perwira, baru di bawah pengawasan pemimpin ISIS saat ini, yaitu Abu Bakr al-Baghdadi, perekrutan para mantan perwira Baath menjadi strategi yang disengaja. Baghdadi awalnya ditugaskan untuk membangun kembali organisasi pemberontak yang sangat lemah itu setelah 2010. Ia lalu memulai kampanye agresif untuk merayu para mantan perwira, menarik para laki-laki yang masih menganggur, atau telah bergabung dengan kelompok-kelompok ekstremis lainnya.

Beberapa dari orang-orang itu telah berperang melawan Al Qaeda setelah berubah haluan dan menyesuaikan diri dengan gerakan Kebangkitan yang didukung Amerika tahun 2007. Ketika tentara AS menarik diri dan Pemerintah Irak meninggalkan para pejuang Kebangkitan, ISIS merupakan satu-satunya pilihan yang masih ada bagi mereka yang merasa dikhianati dan ingin mengubah haluan lagi, kata Brian Fishman, yang meneliti kelompok di Irak untuk West Point’s Combating Terrorism Center dan kini bekerja untuk New America Foundation.

Washinton Post melaporkan, upaya Baghdadi itu tidak terlepas dari babak baru penyingkiran orang-orang Baath (de-Baathification) oleh Perdana Menteri Nouri al-Maliki yang diluncurkan setelah pasukan AS hengkang tahun 2011. Maliki memecat para perwira, bahkan yang telah direhabilitasi oleh militer AS.

Di antara mereka adalah Brigjen Hassan Dulaimi, mantan perwira intelijen di militer lama Irak yang direkrut kembali ke dalam tugas oleh tentara AS tahun 2006, sebagai komandan polisi di Ramadi, ibu kota Provinsi Anbar yang sudah lama bergolak. Beberapa bulan setelah kepergian tentara Amerika, dia diberhentikan. Dulaimi kehilangan gaji dan pensiunnya. Bersama dia ada 124 perwira lain yang telah bertugas bersama Amerika.

"Krisis ISIS tidak terjadi secara kebetulan," kata Dulaimi dalam sebuah wawancara dengan Washington Post di Baghdad. "Itu merupakan hasil dari akumulasi masalah yang diciptakan Amerika dan Pemerintah (Irak)."

Ia mencontohkan kasus seorang teman dekat, seorang mantan perwira intelijen di Baghdad yang dipecat tahun 2003 dan berjuang selama bertahun-tahun untuk mencari nafkah. Si teman kini menjabat sebagai wali atau pemimpin ISIS di kota Hit di Anbar, kata Dulaimi. "Terakhir kali saya melihatnya tahun 2009. Dia mengeluh bahwa dirinya sangat miskin. Dia teman lama, jadi saya memberinya uang," kenangnya. "Dia bisa berubah. Jika seseorang memberinya pekerjaan dan gaji, ia tidak akan bergabung dengan ISIS. Ada ratusan, ribuan orang seperti dia," tambahnya. "Orang-orang yang menjadi pemimpin dalam operasi militer ISIS merupakan para perwira terbaik dari bekas tentara Irak, dan itulah sebabnya ISIS mengalahkan kami dalam hal intelijen dan di medan perang."

Pencaplokan wilayah oleh ISIS juga jadi mulus akibat penganiayaan luas pemerintahan Maliki terhadap kaum minoritas Sunni, yang meningkat setelah pasukan AS menarik diri dan membuat banyak warga sunni biasa bersedia untuk menyambut para ekstremis sebagai alternatif bagi pasukan keamanan Irak yang sering kali brutal.

Namun, masuknya para perwira Baath ke dalam jajaran ISIS-lah yang mendorong kemenangan militer, kata Hashem. Tahun 2013, Baghdadi telah dikelilingi para mantan perwira, yang mengawasi ekspansi ISIS di Suriah dan mendorong serangan di Irak.

Beberapa pembantu terdekat Baghdadi, termasuk Abu Muslim al-Turkmani, wakilnya di Irak, dan Abu Ayman al-Irak, salah satu komandan militer pentingnya di Suriah, keduanya mantan perwira Irak, telah dilaporkan tewas. Namun, Dulaimi menduga bahwa banyak orang memalsukan kematian mereka dalam rangka menghindari pendeteksian. Hal itu membuat kepemimpinan ISIS saat ini sulit untuk diamati.

Namun, setiap kekosongan kepemimpinan akan diisi oleh para mantan perwira sehingga akan mempertahankan pengaruh Irak di jantung kelompok itu, bahkan saat jajarannya membengkak dengan datangnya orang-orang asing, kata Hassan.

Khawatir akan diinfiltrasi dan dimata-matai, kepemimpinan ISIS menyekat dirinya dari para pejuang asing dan para pejuang biasa Suriah dan Irak melalui jaringan rumit para perantara yang sering diambil dari badan-badan intelijen Irak yang lama, kata Hassan. "Mereka memperkenalkan mind-set kerahasiaan serta keterampilan Baath," kata dia.

Pria bertopeng yang memerintahkan penahanan Abu Hamza merupakan salah satu anggota kelompok petugas keamanan yang beredar dalam wilayah ISIS. Tugas aggota kelompok itu adalah memantau para anggota lain terkait adanya tanda-tanda perbedaan pendapat, kata orang Suriah itu. "Mereka merupakan mata dan telinga keamanan Daesh, dan mereka sangat berkuasa," katanya, dengan menggunakan singkatan bahasa Arab dari ISIS.

Abu Hamza dibebaskan dari penjara setelah setuju untuk sependapat dengan para komandan lain, katanya. Namun, pengalaman tersebut berkontribusi terhadap kekecewaannya pada kelompok itu. Dia mengatakan, para petempur asing yang bertugas bersamanya merupakan "orang-orang Muslim yang baik". Namun, dia kurang yakin dengan para pemimpin Irak itu. "Mereka berdoa dan mereka berpuasa dan Anda tidak bisa menjadi amir tanpa berdoa, tetapi di dalam saya tidak berpikir mereka begitu percaya hal itu," katanya. "Orang-orang Baath sedang menggunakan Daesh. Mereka tidak peduli dengan Baathisme atau bahkan Saddam. Mereka hanya ingin kekuasaan. Mereka dulu berkuasa dan mereka ingin berkuasa kembali."


Mirror Pimpinan ISIS, Abu Bakr al-Baghdadi.
Ingin menguasai Irak

Apakah para mantan anggota Baath mematuhi ideologi ISIS? Hal itu merupakan perdebatan. Hashim mencurigai banyak dari mereka tidak mematuhi ideologi itu.

"Orang masih bisa berpendapat bahwa itu adalah aliansi taktis," katanya. "Banyak anggota Baath tidak suka ISIS menguasai Irak. Mereka yang ingin menguasai Irak. Banyak dari mereka melihat kaum jihad dengan pola pikir Leninis bahwa orang-orang ISIS merupakan orang-orang idiot yang berguna yang dapat kita gunakan untuk meraih kekuasaan."

Rayburn bertanya apakah sejumlah relawan asing menyadari sejauh mana mereka sedang ditarik ke rawa-rawa Irak. Sejumlah pertempuran sengit yang dikobarkan saat ini di Irak adalah untuk mengendalikan masyarakat dan kawasan yang telah diperebutkan di antara orang-orang Irak selama bertahun-tahun, sebelum kaum ekstremis itu muncul.

"Anda punya para petempur yang berasal dari seluruh dunia untuk berperang dalam pertarungan politik lokal yang jihad global tidak mungkin punya kepentingan."

Para mantan perwira Baath yang bertugas bersama sejumlah orang yang saat ini berjuang dengan ISIS justru yakin yang terjadi adalah sebaliknya. Bukan para anggota Baath yang sedang menggunakan para jihadis agar bisa kembali berkuasa. Para jihadis itulah yang telah mengeksploitasi keputusasaan para perwira yang dibubarkan itu. Demikian menurut mantan seorang jenderal yang dulu memimpin pasukan Irak dalam invasi Irak ke Kuwait tahun 1990 dan saat melawan invasi AS ke Irak tahun 2003. Dia berbicara tanpa mau diungkap jati dirinya karena ia takut untuk keselamatannya. Ia sekarang tinggal di Irbil, ibu kota wilayah Kurdistan di Irak utara.

Mantan jenderal itu mengatakan, para mantan perwira Baath itu bisa dibuat untuk menjauh dari ISIS jika mereka ditawari alternatif dan harapan akan masa depan. "Orang Amerika memikul tanggung jawab terbesar. Ketika mereka membubarkan tentara, apa yang mereka harapkan orang-orang itu bisa lakukan?" tanyanya. "Mereka diabaikan tanpa sesuatu yang harus dilakukan dan hanya ada satu jalan keluar bagi mereka agar meja makannya tetap ada isinya."


AHMAD AL-RUBAYE / AFP Sejumlah personel militer Irak dan milisi Syiah berfoto bersama usai merebut kota Al-Alam yang terletak di sebelah utara kota Tikrit dari tangan ISIS.
Ketika para perwira AS membubarkan para tentara Baath, "mereka tidak men-de-Baathify pikiran orang, mereka hanya menghilangkan pekerjaan mereka," katanya.

Menurut Hassan, ada mantan anggota Partai Baath yang telah bergabung kelompok-kelompok pemberontak lain yang mungkin dapat dibujuk untuk beralih haluan. Ia memberikan contoh tentang Army of the Men of the Naqshbandi Order, yang biasanya disebut dengan singkatannya dalam bahasa Arab, yaitu JRTN. Mereka menyambut ISIS dalam serbuan ke Irak utara pada musim panas lalu, tetapi kelompok tersebut sejak itu telah bubar.

Namun, sebagian besar anggota Partai Baath yang benar-benar bergabung dengan ISIS kini cenderung menjadi radikal, baik di penjara maupun di medan perang, kata Hassan.
Ikuti perkembangan berita ini dalam topik:

Selasa, 10 Februari 2015

Tujuan akhir Syi'ah adalah menegakkan hukum Syi'ah di Indonesia

Arrahman.com Sudah lebih dari tiga puluh tahun syi’ah menyebarkan paham sesatnya kepada kaum muslimin Indonesia yang mayoritas sunni. Pada tahun 1980 Syi’ah Rafidhah datang ke Indonesia pasca suksesnya revolusi Iran yang menumbangkan rezim Reza Pahlevi dukungan Amerika Serikat di tahun 1979. Ketika itu memang Iran berkeinginan mengekspor apa yang mereka sebut Revolusi Islam Iran ke negeri-negeri muslim.

Meski berbeda sangat jauh dalam perkara-perkara pokok dalam agama Islam, Syi’ah tidak menyebut dirinya sebagai agama Syi’ah, tapi melabelkan dan menyandarkan pada Islam. Kata mereka Syi’ah itu adalah Islam, hanya beda madzhab saja. Kalau kita mengenal Al aimmatul madzahib itu ada 4 yakni Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad bin Hanbal. Maka orang Syiah (syi’i) mengatakan kepada orang Ahlussunnah (sunni ) bahwa madzhab yang kelima adalah Syi’ah dengan imamnya adalah Ja’far Ash-Shodiq. Pengaburan semacam inilah yang nampaknya tidak disadari muslim sunni di tanah air.

Pengaburan juga dilakukan di dunia maya. Kamuflase islamtimes.org dan kabarislam.wordpress.com menjadi contoh bagian yang sangat nyata atas dukungan mereka terhadap Syi’ah. Muslim sunni harus berhati-hati terhadap situs-situs yang menyuarakan persatuan Sunnah-Syi’ah, penyebutan bahwa perang di Syiria sebagai perang antar sekte dalam umat Islam, memberikan kesan buruk dan benci terhadap Wahabi. Suda pasti adanya, itu adalah situs Syi’ah tulen. Pengaburan yang menyesatkan. Mereka juga seringkali bersembunyi di balik ketiak beberapa orang tokoh muslim sunni tradisionalis negeri ini, – orangnya itu-itu juga – untuk mencari dukungan.

Para ulama Ahlussunnah sudah menegaskan dengan sangat, bahwa tidak akan mungkin bersatu Sunnah dan Syi’ah layaknya tidak akan bercampur air dan minyak. Perbedaan Sunnah dan Syi’ah dalam perkara-perkara pokok dalam agama Islam (ushul) dan juga dalam yang cabang (furu’) sangat jauh sekali. Sudah seharusnya Syi’ah tidak disebut sebagai firqoh dalam Islam. Karena itu melabelkan agama Syi’ah pada keyakinan yang mereka anut adalah keniscayaan.

Perang di Syiria adalah jihad fi sabilillah untuk kaum muslimin melawan Syi’ah kafir harbi. Sudah banyak fakta dan data mengenai hal itu dan dapat dilihat pada situs-situs muslim sunni.

Syi’ah berusaha menjauhkan kaum Muslimin dan memberikan kesan buruk terhadap sebuah ajaran yang mereka benci yaitu Wahabi. Kalimat ini sering diulang-ulang, tanpa ada penjelasan terperinci, siapa dan apa ajaran Wahabi itu. Sehingga setiap ajaran dakwah atau yang berlawanan dengan Syi’ah dijauhi oleh kaum Muslimin.

Padahal sebenarnya, lafadz Wahabi disematkan oleh musuh-musuh Islam kepada ajaran dakwah al-Imam Mujaddid Muhammad bin Abdul Wahab rahimahullâh. Lalu mereka memanfaatkannya untuk menjauhkan kaum Muslimin dari dakwah yang haq ini.

Saat ini tokoh Syi’ah Indonesia,Jalaluddin Rahmat mengklaim pengikut Syi’ah di Indonesia berjumlah 5 juta orang. Klaim sepihak ini dibantah oleh Ustadz Farid Ahmad Okbah, MA, ulama pemerhati Syi’ah bahwa “jumlah mereka tidak lebih dari 100 ribu orang”, katanya kepada arrahmah.com. Indikatornya dari perayaan-perayaan mereka seperti Asyuro, Idul Ghodir, dan majelis doa kumail.

Lebih jauh ustadz Farid mengungkapkan, “Tujuan mereka menyebarkan Syi’ah adalah untuk menegakkan hukum Syi’ah di Indonesia.” Meski jumlah mereka sekarang baru sebatas itu namun mereka terus membangun kekuatan melalui semua lini; pendidikan, politik, media masa dan lain-lain. “Karena itu mereka akan memperbanyak markaz-markaz Syi’ah, memperbanyak pengikut syi’ah, memperbanyak komunitas-komunitas Syi’ah sampai terbentuknya suatu kekuatan untuk meraih kekuasaan untuk memberlakukan hukum syi’ah di Indonesia.” Begitu urai Direktur Yayasan Pesantren Al Islam Bekasi.

Muslim sunni diharapkan lebih tanggap dan peduli terhadap penyebaran Syi’ah di Indonesia, dengan cara meningkatkan ilmu dan pemahaman Islam yang shahih. Karena dengan cara itu muslim tahu bahwa Syi’ah adalah sesat dan menyesatkan.

(azmuttaqin/arrahmah.com)