Kamis, 31 Maret 2016

TAKUT PADA ALLAH SWT

Artikel terkait:
Taat kepada Allah SWT
Taqwa kepada Allah SWT
Orang yang Diodakan Malaikat
Agar Dicintai Allah SWT

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu [yang telah diperah] bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;
[1] seorang pemimpin yang adil,
[2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala,
[3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid,
[4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya,
[5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’,
[6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan
[7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).

Nabi saw bersabda, “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])

Abdullah bin Umar radhiyallahu’anhuma mengatakan, “Sungguh, menangis karena takut kepada Allah itu jauh lebih aku sukai daripada berinfak uang seribu dinar!”.

Ka’ab bin al-Ahbar rahimahullah mengatakan, “Sesungguhnya mengalirnya air mataku sehingga membasahi kedua pipiku karena takut kepada Allah itu lebih aku sukai daripada aku berinfak emas yang besarnya seukuran tubuhku.”

Ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu mengatakan; suatu ketika Nabi saw berkata kepadaku, “Bacakanlah al-Qur’an kepadaku.” Maka kukatakan kepada beliau, “Wahai Rasulullah, apakah saya bacakan al-Qur’an kepada anda sementara al-Qur’an itu diturunkan kepada anda?”. Maka beliau menjawab, “Sesungguhnya aku senang mendengarnya dibaca oleh selain diriku.” Maka akupun mulai membacakan kepadanya surat an-Nisaa’. Sampai akhirnya ketika aku telah sampai ayat ini (yang artinya), “Lalu bagaimanakah ketika Kami datangkan saksi bagi setiap umat dan Kami jadikan engkau sebagai saksi atas mereka.” (QS. an-Nisaa’ : 40). Maka beliau berkata, “Cukup, sampai di sini saja.” Lalu aku pun menoleh kepada beliau dan ternyata kedua mata beliau mengalirkan air mata.” (HR. Bukhari [4763] dan Muslim [800]).

Dari Ubaidullah bin Umair rahimahullah, suatu saat dia pernah bertanya kepada Aisyah radhiyallahu’anha, “Kabarkanlah kepada kami tentang sesuatu yang pernah engkau lihat yang paling membuatmu kagum pada diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam?”. Maka ‘Asiyah pun terdiam lalu mengatakan, “Pada suatu malam, beliau (nabi) berkata, ‘Wahai Aisyah, biarkanlah malam ini aku sendirian untuk beribadah kepada Rabbku.’ Maka aku katakan, ‘Demi Allah, sesungguhnya saya sangat senang dekat dengan anda. Namun saya juga merasa senang apa yang membuat anda senang.’ Aisyah menceritakan, ‘Kemudian beliau bangkit lalu bersuci dan kemudian mengerjakan shalat.’ Aisyah berkata, ‘Beliau terus menerus menangis sampai-sampai basahlah bagian depan pakaian beliau!’.

Aisyah mengatakan, ‘Ketika beliau duduk [dalam shalat] maka beliau masih terus menangis sampai-sampai jenggotnya pun basah oleh air mata!’. Aisyah melanjutkan, ‘Kemudian beliau terus menangis sampai-sampai tanah [tempat beliau shalat] pun menjadi ikut basah [karena tetesan air mata]!”. Lalu datanglah Bilal untuk mengumandangkan adzan shalat (Subuh). Ketika dia melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menangis, Bilal pun berkata, ‘Wahai Rasulullah, anda menangis? Padahal Allah telah mengampuni dosa anda yang telah berlalu maupun yang akan datang?!’. Maka Nabi pun menjawab, ‘Apakah aku tidak ingin menjadi hamba yang pandai bersyukur?! Sesungguhnya tadi malam telah turun sebuah ayat kepadaku, sungguh celaka orang yang tidak membacanya dan tidak merenungi kandungannya! Yaitu ayat (yang artinya), “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi….dst sampai selesai” (QS. Ali Imran : 190).” (HR. Ibnu Hiban [2/386] dan selainnya. Disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih at-Targhib [1468] dan ash-Shahihah [68]).

Mu’adz radhiyallahu’anhu pun suatu ketika pernah menangis tersedu-sedu. Kemudian ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Karena Allah ‘azza wa jalla hanya mencabut dua jenis nyawa. Yang satu akan masuk surga dan satunya akan masuk ke dalam neraka. Sedangkan aku tidak tahu akan termasuk golongan manakah aku di antara kedua golongan itu?”.

al-Hasan al-Bashri rahimahullah pun pernah menangis, dan ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?”. Maka beliau menjawab, “Aku khawatir besok Allah akan melemparkan diriku ke dalam neraka dan tidak memperdulikanku lagi.”

Abu Musa al-Asya’ri radhiyallahu’anhu suatu ketika memberikan khutbah di Bashrah, dan di dalam khutbahnya dia bercerita tentang neraka. Maka beliau pun menangis sampai-sampai air matanya membasahi mimbar! Dan pada hari itu orang-orang (yang mendengarkan) pun menangis dengan tangisan yang amat dalam.

Abu Hurairah radhiyallahu’anhu menangis pada saat sakitnya [menjelang ajal]. Maka ditanyakan kepadanya, “Apa yang membuatmu menangis?!”. Maka beliau menjawab, “Aku bukan menangis gara-gara dunia kalian [yang akan kutinggalkan] ini. Namun, aku menangis karena jauhnya perjalanan yang akan aku lalui sedangkan bekalku teramat sedikit, sementara bisa jadi nanti sore aku harus mendaki jalan ke surga atau neraka, dan aku tidak tahu akan ke manakah digiring diriku nanti?”.

Suatu malam al-Hasan al-Bashri rahimahullah terbangun dari tidurnya lalu menangis sampai-sampai tangisannya membuat segenap penghuni rumah kaget dan terbangun. Maka mereka pun bertanya mengenai keadaan dirinya, dia menjawab, “Aku teringat akan sebuah dosaku, maka aku pun menangis.”

Saya [penyusun artikel] berkata: Kalau al-Hasan al-Bashri saja menangis sedemikian keras karena satu dosa yang diperbuatnya, lalu bagaimanakah lagi dengan orang yang mengingat bahwa jumlah dosanya tidak dapat lagi dihitung dengan jari tangan dan jari kaki? Laa haula wa laa quwwata illa billah! Alangkah jauhnya akhlak kita dibandingkan dengan akhlak para salafush shalih? Beginikah seorang salafi, wahai saudaraku? Tidakkah dosamu membuatmu menangis dan bertaubat kepada Rabbmu? “Apakah mereka tidak mau bertaubat kepada Allah dan meminta ampunan kepada-Nya? Sementara Allah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (lihat QS. al-Maa’idah : 74). Aina nahnu min haa’ulaa’i? Aina nahnu min akhlagis salaf? Ya akhi, jadilah salafi sejati!

Disarikan dari al-Buka’ min Khas-yatillah, asbabuhu wa mawani’uhu wa thuruq tahshilihi, hal. 4-13 karya Abu Thariq Ihsan bin Muhammad bin ‘Ayish al-’Utaibi, tanpa penerbit, berupa file word.

PENDETA KHATOLIK MENGAJAK UMAT KRISTIANI MENGIKUTI CARA HIDUP ORANG MUSLIM

Pendeta Dimitri Smirnov yang merupakan seorang Imam Besar Katolik Ortodoks menyampaikan satu khutbah gereja yang saat menggemparkan di depan ratusan jemaatnya. Dalam khutbahnya itu, dia menyampaikan hari depan Rusia akan jadi miliki pemeluk Islam. Tersebut khutbah yang di sampaikan oleh Dmitri Smirnov :

"Kalian lihat, waktu umat Islam merayakan hari besar keagamaannya, tak satu juga orang yang berani melalui mereka, lantaran di semuanya dunia di masjid-masjid dan berjalan-jalan kota di padati jutaan ribu umat Islam yang tengah bersujud pada Tuhannya. Saksikanlah, barisan jutaan umat manusia yang melaksanakan ibadah begitu teratur dan ikuti shaf mereka semasing, dan hal sejenis itu tak perlu di sampaikan. Mereka berbaris dengan teratur tanpa ada harus di perintah. Lantas dimana kalian bisa saksikan pemeluk Kristen semuanya dunia, bisa beribadah berbarengan?"

Serta hal sejenis itu tak ada dalam Kristen, kalian tidak akan pernah memandangnya. Lihatlah mereka, orang Muslim kerap membantu dengan suka-rela tidak ada menginginkan imbalan, tetapi pemeluk Kristen jadi sebaliknya. Kalian tanyakan pada wanita tua itu (sambil menunjuk wanita yang lumpuh yang ada di gerejanya). Menurut wanita tua itu, seorang pengemudi Muslim sering sediakan service transportasinya untuk mengantarnya ke gereja di Moskow.

Serta setiap wanita tua itu inginkan memberikannya upah, tetapi pengemudi Muslim selalu menolaknya dengan argumen kalau Islam melarang mengambil upah pada wanita lanjut usia, jompo, dhuafa dan anak-anak yatim di sebagian panti dan yayasan. Dengarkanlah persaksiannya, padahal wanita tua itu tidaklah ibu atau kerabatnya, tetapi pengemudi Muslim mengemukakan dalam Islam mesti menghormati orang yang lebih tua, terlebih orangtua yang lemah dan tak berdaya itu.

Keikhlasan
pribadi pengemudi Muslim itu tak ada di ketemukan dalam pemeluk Kristen yang mengajarkan kasih, tetapi pengemudi Kristen bisa tanpa ada belas kasih memohon upah atas service transportasinya pada wanita tua itu.

Dia memberikan layak peroleh upah karena itu yakni profesinya sebagai service transportasinya. Seorang Muslim jadi lebih dekat dengan Sang Mesiah, namun orang Kristen hanya ingin duit. Apakah kalian tak rasakan? Bagaimana dalam prosesi penebusan dosa, siapa saja harus membayar pada pendetamu, tak tahu itu miskin atau manula, mesti memaharkannya sebagai ritual pengampunan
dosa.

Saksikan juga, seseorang Muslim tak tertarik untuk mngambil upah pada sebagian orang lanjut usia. Mereka sekian ikhlas dengan suka-rela membawakan beberapa barang serta belanjaan wanita tua itu. Sampai sang wanita tua itu bakal berdoa ke gereja, sang pengemudi Muslim setia antar jemput wanita tua itu. Tersebut kenapa saya mengemukakan hari esok Rusia akan jadi miliki beberapa besar pemeluk Islam serta negeri ini akan mnjadi miliki Islam.

Kalian saksikan pribadi yang berbudi mulia dan santun, bisa buat dunia tercengang, nyatanya akhlak Muslim lebih mulia daripada jemaat Kristen. Kalian mendengar bila Islam dituduhkan sebagai agama teroris, tetapi itu hanya isu belaka yang sebenarnya umat Islam lebih mengedepankan tata krama serta kesopanan. Meskipun mereka di fitnah sebagai teroris, tetapi populasi jumlah mualaf di Eropa dan Rusia makin ramai berdatangan ke tempat beribadah orang Muslim untuk memeluk Islam, lantaran sebagian mualaf tahu benar bila Islam tak sekejam yang dunia tuduhkan. Sekarang dan selamanya, hari depan Rusia akan jadi miliki umat Islam.

Di hari esok yakni kembalinya kejayaan Islam. Saksikan populasi Muslim di Rusia, telah beberapa 23 juta dan pemeluk Kristen mengalami penurunan jadi 18 juta, lantas bekas yang lain masih tetap komunis. Ini satu fakta bila Islam sekarang ini jadi agama terbesar di Rusia. Di utara bekas pecahan negara Uni Soviet sebagian besar Muslim yakni Republik Chechnya, Tarjikistan, Kajakhstan, Uzbeckistan dan Dagestan. Lantas umat Islam telah menjamah di kota-kota besar Rusia termasuk juga Moskow. Imam Besar mengakhiri khutbahnya dan turun ke mimbarnya dengan mata yang berair, di mana sebagian jemaatnya masih tetap terpaku dan haru, tak berasumsi seorang Imam Besar Katolik bisa mengagungkan orang Muslim. Sebagian jemaat juga ada yang menangis saksikan bagaimana langkanya ajaran Islam yang kenyataannya mengajarkan etika berbudi mulia serta tak layak meskipun di cap sebagai “teroris”. Subhanallah.

Pendeta merasa khawatir dengan jumlah umatnya yang semakin merosot karena kebanyakan jemaatnya tidak bisa bertindak baik sebagaimana yang dilakukan umat muslim pada umumnya, lalu banyak yang tergugah hatinya kepada islam. Kegelisahan sang pendeta ini sudah tidak terbendung lagi hingga akhirnya ia merasa perlu menyampaikan pidato mencengankan ini kepada umatnya bahwa jika mereka tidak ingin ditinggalkan maka mereka harus berubah dalam berperilaku, sebagaimana yang sudah dicontohkan orang muslim tersebut. Sebagaimana hal yang biasa dilakukan pihak gereja untuk meningkatkan pemeluknya mereka melakukan dengan cara provokasi, namun nampaknya cara ini sudah mulai ditinggalkan dan tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman. Dengan cara menggugah hati para umatnya sang pendeta berharap umatnya bisa bersikap sama halnya orang muslim, namum mampukah hal itu dilakukan? Atau apakah ini tanda-tanda dari akhir perjalanan pemeluk agama kristiani? Wallauhu alam.

http://www.tipsseatku.com/2016/03/heboh-hependeta-khatolik-sebut-islam.html

Sementara di tempat berbeda

Paus Fransiskus mencium kaki imigran muslim jelang Paskah


Merdeka.com - Paus Fransiskus membasih sekaligus mencium kaki imigran muslim, Hindu, serta Kristen Ortodoks sebelum memimpin misa Kamis Putih. Pemimpin umat Katolik sedunia itu mengunjungi lokasi penampungan para imigran di Castelnuovo, di luar Ibu Kota Roma, Italia. Ada 892 pencari suaka maupun imigran yang hidup di penampungan tersebut.

Ada delapan lelaki dan empat perempuan yang terlibat dalam prosesi pencucian kaki, dipilih langsung oleh vatikan. Tiga pria muslim dari Mali, Suriah, dan Pakistan ikut dibasuh kakinya oleh Fransiskus.

Pada sambutan saat homili, pembasuhan kaki para migran dari pelbagai latar agama itu melambangkan iman Katolik yang menekankan persaudaraan manusia. "Kita semua bersaudara dan pada hakikatnya ingin hidup damai," kata Sri Paus, seperti dilansir Aljazeera, Jumat (25/3).

---------

Ini bukan hoak atau fitnah buatan manusia, ini benar-benar terjadi dan bahkan sudah menjadi ritual tahunan. Sambil menangis sang paus mengusap dan mencium kaki para imigran muslim dan beberapa pemeluk agama lainnya. JIka anda adalah salah satu pemeluk kristiani, apa yang ada di benak anda mengenai hal ini?

Kami orang muslim melihat ini lebih dari sekedar penistaan agama, Islam tidak membenarkan cara menghormati manusia seperti itu, karena manusia tidak lebih mulia daripada Allah swt. Seorang manusia hanya boleh menghormati manusia sesamanya dengan cara yang wajar saja misalnya berjabat tangan atau berpelukan. Jika pun ada ritual seperti ini maka ini hanya layak dilakukan seorang anak kepada ibunya yang sudah tua renta dan itupun dilakukan dalam rangka membersihkan dosa-dosa sang anak yang sudah durhaka kepada orang tuanya.

Dan kami melihat peritiwa ini bukan sekedar mengandung unsur pencitraan, tetapi juga mengandung unsur provokasi. Perbedaan mencolok dalam hal penghormatan kepada manusia dari banyak sudut pandang umat beragama yang berbeda akan menimbulkan pertentangan dan perpecahan, mereka akan saling bentrok dan menganggap baik dan buruk tindakan tersebut. Benar sekali tindakan ini mengandung unsur perpecahan, baik itu didalam kelompok umat nasrani sendiri apalagi berhubungan dengan agama islam yang jelas-jelas menentang jenis penghormatan seperti ini.

Nampaknya para pemeluk nasrani sedang berada di persimpangan jalan, sementara pemuka agamanya kerap membuat mata membelalak dengan tindakan ekstrim yang mereka lakukan di mata publik dunia, disisi lain mereka harus menerima kata-kata memojokkan dari orang disekitarnya karena dianggap berlebihan. Jika saja umat nasrani sadar dengan apa yang sedang terjadi, bahwa sesungguhnya ini adalah pesan terselubung yang ingin disampaikan kepada pemeluknya, bahwa jika mereka merasa tidak nyaman dengan agama yang mereka peluk saat ini (kristiani), sementara mereka tidak punya pilihan lain, maka mereka bisa menyatakan diri keluar dari kristen dan menyatakan diri mereka Atheis atau tidak memeluk agama apapun. Jadi ini sebenarnya mengandung unsur promosi juga bahwa daripada orang kristiani berpindah agama menjadi muslim, maka ada pilihan bagi mereka untuk menjadi Atheis. Atau mungkin anda bisa mempertimbangkan untuk berpindah menjadi Yahudi. Namun jika pada akhirnya anda tidak menemukan apapun di dalam semua agama-agama tersebut, maka pilihan terbaik anda adalah anda harus menerima Islam sebagai satu-satunya agama kebenaran. Well, Suka atau tidak, mau atau tidak, inilah inti pesan sebenarnya.

Rabu, 30 Maret 2016

ZASKIA GOTIK KESENGGOL "32 BEBEK NUNGGING"

Beberapa waktu belakangan ini kita disibukkan dengan pemberitaan Kalimat penghinaan terhadap lambang negara Pancasila oleh Artis Dangdut Zaskia Gotik. Nampaknya artis ini tidak memahami apa yang diucapkannya itu telah melukai hati bangsa ini, karena bentuk penghinaanya sudah bersifat masif (dimuka publik). Walau ia berdalih hanya bagian dari lawakan dan becandaan dan tidak ada maksud tertentu dari ucapannya tersebut. Tetapi sebagian orang menganganggap itu adalah kesalahan fatal yang tidak bisa dimaafkan dengan ucapan maaf saja. Perlu penjelasan dan pemberian efek jera bagi siapa saja yang melecehkan lambang negara, karena untuk menunjukkan tingkat kecintaan kita kepada bangsa dan negara yang sudah dibangung dengan penuh pengorbanan ini. Lalu apa alasan pentingnya kita memahami sejarah dirumuskannya ideologi pancasila ini sehingga ia tidak akan lagi dijadikan bahan tertawaan sebagian orang yang kurang ilmu dan pengetahuan. Sejarah memberitakan bahwa Pancasila dirumuskan oleh para cendikiawan muslim paling berpengaruh yang didalamnya banyak mengadopsi ajaran dan hukum islam. Jadi jika ada yang sengaja atau tidak menghina Pancasila, maka secara tidak langsung ia juga sudah menghina umat islam. Berikut ini ulasaannya.

Jika kita menoleh lagi pada sejarah perumusan Pancasila, didalamnya ada banyak tokoh-tokoh islam yang berperan dan memberikan konsep dasar keislaman, terutama pada sila pertama Pancasila. Dalam Piagam Jakarta, proses perumusan sila pertama ini memakan waktu yang amat panjang dan sengit karena kala itu bukan hanya tokoh islam yang ikut serta didalamnya ada juga tokoh kristiani-sekuler dan budha dan hindu yang mana mereka juga memiliki kepentingan atas sila pertama yang berbunyi "Ketuhanan yang Maha Esa" tersebut.

Awalnya bunyi sila pertama ini adalah; "Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya." Bung Hatta selaku perumus akhirnya memutuskan menggantinya menjadi "Ketuhanan Yang Maha Esa", karena pertimbangan dan banyaknya penolakan/tekanan atas bunyi sila pertama oleh kaum sekuler, maka Akhirnya Bung Hatta merumuskannya menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa.

Awalnya perubahan kalimat sila pertama ini mendapat perlawanan oleh KH. Wachid Hasjim dan tokoh NU, H. Agus Salim, karena hilangnya kalimat kewajiban menjalankan syariat islam didalamnya akan merugikan umat muslim, namun Akhirnya Bung Hatta menjelaskan bahwa jika ditelusuri isi dan makna dari kandungan kata tersebut adalah mengacu kalimat Tauhid yaitu Ketuhanan yang merujuk kepada Tuhan yang satu yaitu Allah swt (Tuhannya umat islam). Dan akhirnya demi tercapainya kesepakatan Adapun para tokoh islam yang menjadi tonggak dirumuskan Pancasila ini adalah KH. Wachid Hasjim dan tokoh NU, H. Agus Salim, KI Bagus Hadikusuna (Tokoh Muhammadiyah), M. Natsir dan sebagainya menerima hasil perumusan tersebut. Karena sesungguhnya konsep dasar negara kita ini dibuat oleh tokoh islam dan ulama besar paling berpengaruh kala itu. Mereka adalah para pahlawan yang sudah bekerja keras menanamkan ideologi berlandaskan islam ke dalam dasar negara kita Pancasila. Panitia sembilan ini sendiri dianggotai oleh Haji Soekarno, Haji Achmad Soebardjo, Haji Abdul Kahar Muzakkir, Alex Andries Maramis, Abikoesno Tjokrosoejoso, Haji Mohammad Hatta, Haji Abudul Wahid Hasyim, Haji Agus Salim, dan HajiMohammad Yamin.

Walau memang ketika akhirnya perumusan sila pertama berubah menjadi berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa", semua tokoh islam merasa kecewa dengan keputusan tersebut, karena walau definisi kalimat itu merujuk pada Kalimat Tauhid, namun secara keseluruhan masyarakat Indonesia kala itu bukanlah mayoritas masyarakat terpelajar yang bisa mengetahui secara eksplisit makna kalimat itu, sehingga bisa menjadi rancu dalam penerapannya. Meski akhirnya para ulama islam menerima perubahan sila pertama itu, namun dalam pelaksanaan dan isinya banyak melandaskan pelaksanaan pada semangat gotong royong, saling mengasihi dan persatuan yang isinya banyak diambil dari ajaran islam). Diharapkan, meski bunyi sila pertama itu tidak bernafaskan islam, setidaknya isi dan kandungannya adalah semua ajaran islam. Itulah usaha yang dilakukan para tokoh islam kala itu dengan tetap berusaha menanamkan ajaran islam dalam lambang negara kita Pancasila.

Wajar sekali bila kita teliti ternyata KH.Agus Salim dan KH.Wachid Hasyim berusaha sekuat, tenaga di tengah perdebatan hebat dengan kelompok sekuler, memasukkan nilai-nilai Islam dalam Pancasila. Setelah gagal menjadikan Islam sebagai dasar negara, maka jalan satu-satunya bagi Agus Salim dan Wachid Hasyim adalah mengemas Pancasila dengan kemasan yang bermuatan nilai-nilai Islam.

Kenyataannya memang, hanya Islam yang bisa menafsir Pancasila dengan baik. Sila satu misalnya yang berbunyi "Ketuhanan Yang Maha Esa". Untuk mengetahui Tuhan yang mana dalam sila satu tersebut, dapat dirujuk pada pembukaan UUD '45 yang berbunyi "Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa.....". Maka Tuhan yang dimaksud dalam sila satu tersebut adalah Allah swt.

Begitu pula sila-sila selanjutnya, jika diteliti terdapat kalimat/kata yang berasal dari konsep Islam. Contoh "adil dan beradab" (sila ke-2), kata adab adalah konsep Islam. Dalam agama-agama lain tidak mempunyai konsep adab. Kemudian di sila ke-3, persatuan bisa dianalogikan dengan Ukhuah Islamiah (tali persaudaraan) yang mengutamakan nilai kebersamaan dalam kesatuan. Contoh lain sila ke-4 terdapat kata musyawarah. Bila diamati sila ke-4 ini tampak bertolak belakang dengan demokrasi. Sebab jelas-jelas sila tersebut menyebut musyawarah (dalam Islam disebut syuro) bukan demokrasi.

Tentang makna Ketuhanan Yang Maha Esa identik dengan Tauhid, juga ditegaskan oleh tokoh NU KH Achmad Siddiq. Dalam satu makalahnya yang berjudul “Hubungan Agama dan Pancasila” yang dimuat dalam buku Peranan Agama dalam Pemantapan Ideologi Pancasila, terbitan Badan Litbang Agama, Jakarta 1984/1985, Rais Aam NU, KH Achmad Siddiq, menyatakan:

Kata “Yang Maha Esa” pada sila pertama (Ketuhanan Yang Maha Esa) merupakan imbangan tujuh kata yang dihapus dari sila pertama menurut rumusan semula. Pergantian ini dapat diterima dengan pengertian bahwa kata “Yang Maha Esa” merupakan penegasan dari sila Ketuhanan, sehingga rumusan “Ketuhanan Yang Maha Esa” itu mencerminkan pengertian tauhid (monoteisme murni) menurut akidah Islamiyah (surat al-Ikhlas). Kalau para pemeluk agama lain dapat menerimanya, maka kita bersyukur dan berdoa.” (Dikutip dari buku Kajian Agama dan Masyarakat, 15 Tahun Badan Penelitian dan Pengembangan Agama 1975-1990, disunting oleh Sudjangi (Jakarta: Balitbang Departemen Agama, 1991-1992).

Kata “Allah” juga muncul di alinea ketiga Pembukaan UUD 1945: “Atas berkat rahmat Allah….”. Sulit dibayangkan, bahwa konsepsi Allah di situ bukan konsep Allah seperti yang dijelaskan dalam al-Quran. Karena itu, tidak salah sama sekali jika para cendekiawan dan politisi Muslim berani menyatakan, bahwa sila pertama Pancasila bermakna Tauhid sebagaimana dalam konsepsi Islam. Rumusan dan penafsiran sila pertama Pancasila jelas tidak bisa dipisahkan dari konteks sejarah munculnya rumusan tersebut.

Kuatnya pengaruh Islamic worldview dalam penyusunan Pembukaan UUD 1945 – termasuk Pancasila – juga terlihat jelas dalam sila kedua: "Kemanusiaan yang adil dan beradab." Manusia Indonesia harus bersikap adil dan beradab. Adil dan adab merupakan dua kosa kata pokok dalam Islam yang memiliki makna penting. Salah satu makna adab adalah pengakuan terhadap Allah sebagai satu-satunya Tuhan dan Muhammad saw sebagai Nabi, utusan Allah. Menserikatkan Allah dengan makhluk – dalam pandangan Muslim – bukanlah tindakan yang beradab.

Maka dengan demikian jelaslah bahwa apa yang dilakukan Zaskia Gotik ini sangat memalukan dan menghina umat muslim pada umumnya. Perjuangan yang sudah dilakukan para tokoh islam dalam merumuskan ideologi Pancasila ini dijadikan olok-olok seseorang karena ketidaktahuannya tentang Pancasila. Karena apa yang ia lakukan tanpa sadar ia sudah menghina seluruh umat Islam, karena seluruh isi kandungan dalam Pancasila adalah hasil penerapan ajaran islam. Maka dair itu sang artis harus menerima ganjarna atas perbuatannya.

Selasa, 22 Maret 2016

Pengertian / Definisi Isra dan Mi’raj

Isra Mi’raj adalah dua bagian dari perjalanan yang dilakukan oleh Muhammad dalam waktu satu malam saja. Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa ini Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam. Isra Mi’raj terjadi pada periode akhir kenabian di Makkah sebelum Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam hijrah ke Madinah. Menurut al-Maududi dan mayoritas ulama, Isra Mi’raj terjadi pada tahun pertama sebelum hijrah, yaitu antara tahun 620-621 M. Menurut al-Allamah al-Manshurfuri, Isra Mi’raj terjadi pada malam 27 Rajab tahun ke-10 kenabian, dan inilah yang populer. Namun demikian, Syaikh Shafiyurrahman al-Mubarakfuri menolak pendapat tersebut dengan alasan karena Khadijah radhiyallahu anha meninggal pada bulan Ramadan tahun ke-10 kenabian, yaitu 2 bulan setelah bulan Rajab. Dan saat itu belum ada kewajiban salat lima waktu. Al-Mubarakfuri menyebutkan 6 pendapat tentang waktu kejadian Isra Mi’raj. Tetapi tidak ada satupun yang pasti. Dengan demikian, tidak diketahui secara persis kapan tanggal terjadinya Isra Mi’raj. Peristiwa Isra Mi’raj terbagi dalam 2 peristiwa yang berbeda. Dalam Isra, Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi wa Sallam “diberangkatkan” oleh Allah SWT dari Masjidil Haram hingga Masjidil Aqsa. Lalu dalam Mi’raj Nabi Muhammad SAW dinaikkan ke langit sampai ke Sidratul Muntaha yang merupakan tempat tertinggi. Di sini Beliau mendapat perintah langsung dari Allah SWT untuk menunaikan salat lima waktu. Bagi umat Islam, peristiwa tersebut merupakan peristiwa yang berharga, karena ketika inilah salat lima waktu diwajibkan, dan tidak ada Nabi lain yang mendapat perjalanan sampai ke Sidratul Muntaha seperti ini. Walaupun begitu, peristiwa ini juga dikatakan memuat berbagai macam hal yang membuat Rasullullah SAW sedih.

Sabtu, 19 Maret 2016

AKAN DATANG SUATU ZAMAN ATAS UMATKU

Saudara-saudaraku yang Dirahmati Allah

Marilah kita meningkatkan taqwa kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintahNYA sesuai dengan kemampuan kita, dan meninggalkan segala yang dilarang-NYA sekuat tenaga kita, dan hendaklah kita takut kepada hari akhir yang pasti datang. Pada hari itu, orang tua tidak bisa membantu anaknya. Begitu juga sebaliknya, anak tidak bisa membantu orang tuanya. Masing-masing akan mempertanggungjawabkan amalnya di hadapan Allah subhanahu wata’ala.

Hendaklah kita menyadari, bahwa kehidupan di dunia ini hanyalah sementara. Kita hanya menumpang lewat. Dunia adalah waktu dan tempat untuk beramal. Janganlah terpesona oleh kehidupan dunia, sehingga membuat kita lalai dari hakikatnya serta melalaikan kewajiban kepada Allah swt yang menciptakan kita. Betapa banyak peringatan dari Allah subhanahu wata’ala dan RasulNya tentang hinanya kehidupan dunia dan kenikmatannya. Allah SWT berfirman :

"Dan apakah mereka tidak mengadakan perjalanan di muka bumi, dan memperhatikan bagaimana akibat (yang diderita) oleh orang-orang sebelum mereka? Orang-orang itu lebih kuat dari mereka, dan telah mengolah bumi serta memakmurkannya lebih dari apa yang telah mereka makmurkan. Dan telah datang kepada mereka rasul-rasul mereka dengan membawa bukti yang nyata. Maka Allah sekali-kali tidak berlaku zalim kepada mereka. Akan tetapi, merekalah yang berlaku zalim kepada diri mereka sendiri." (QS. Al-Rum 30:9)

Untuk menjelaskan Al-Quran yang saya bacakan di atas, sebagian ulama tafsir Al-Quran menyebutkan sabda Rasulullah saw berikut :

"Akan datang suatu zaman atas manusia. Perut-perut mereka menjadi Tuhan-tuhan mereka. Perempuan-perempuan mereka menjadi KIBLAT mereka. Dinar-dinar mereka menjadi agama mereka. Kehormatan mereka tergeletak pada kekayaan mereka. Waktu itu, tidak tersisa iman sedikit pun kecuali namanya saja. Tidak tersisa Islam sedikit pun kecuali ritual-ritualnya saja. Tidak tersisa Al-Quran sedikit pun kecuali pelajarannya saja. Masjid-masjid mereka makmur dan megah, akan tetapi hati mereka kosong dari petunjuk (hidayah). Ulama-ulama mereka menjadi makhluk yang paling buruk di permukaan bumi. Kalau terjadi zaman seperti itu, Allah akan menyiksa mereka dan menimpakan kepada mereka berbagai bencana : Kekejaman para pemimpin/penguasa, kekeringan berkepanjangan, dan kekejaman para pejabat serta kezaliman para pengambil keputusan."

Maka takjublah para sahabat mendengar pembicaraan Nabi. Mereka bertanya, "Wahai Rasul Allah, apakah mereka ini menyembah berhala ?"

Nabi menjawab, "Ya ! Bagi mereka, setiap serpihan kertas dan kepingan uang menjadi berhala."

Dalam Hadis di atas, Nabi meramalkan akan datang suatu zaman ketika manusia menjadikan Uang sebagai berhala mereka. Setiap Keping Uang, setiap Lembar Kertas, Dolar dan Rupiah menjadi Berhala. Rasulullah menggambarkan dengan indah : Pada zaman itu, manusia mempertuhankan hidupnya dengan kepentingan perutnya.

Kalau yang disebut Tuhan adalah sesuatu yang diikuti dan ditaati tanpa memikirkan alasan-alasan apa pun, maka orang akan menaati keinginan dan perut mereka dengan melakukan apa saja. Mereka mau menghabiskan malam seluruhnya hanya demi mengisi perut mereka. Dulu di zaman Rasulullah, orang-orang yang taat ibadah kepada Allah menghabiskan malamnya dengan menunaikan shalat malam (tahajjud). Nanti, akan datang suatu zaman ketika manusia begadang sepanjang malam, untuk kepentingan perutnya. Perempuan-perempuan mereka menjadi kiblat mereka. Seks menjadi kejaran mereka.

Mereka bertindak dan bekerja, dengan pikiran yang sepenuhnya terpusat ke arah itu. Tumpukan uang menjadi agama mereka. Kemuliaan seseorang pada zaman itu, diukur berdasarkan kekayaannya. Manusia memberikan penghormatan kepada orang yang memiliki banyak kekayaan. Maka di saat seperti itu, manusia berlomba-lomba menumpuk kekayaan untuk menunjukkan kemuliaan dan kehormatan mereka di tengah-tengah masyarakat.

Pada waktu itu, kata Rasulullah, iman hanya tinggal namanya saja. Islam hanya tinggal upacara ritualnya saja. Al-Quran hanya tinggal pelajarannya saja. Orang-orang mungkin ramai belajar Al-Quran, tetapi tidak mencoba hidup dengan ajaran Al-Quran. Mereka mungkin membaguskan suara Al-Quran, tetapi tidak membaguskan akhlak mereka dengan ajaran Al-Quran. Nabi saw juga mengatakan bahwa masjid-masjid pada masa itu ramai. Akan tetapi, hati penghuninya kosong dari petunjuk Allah. Ulama-ulama yang membimbing mereka, hanya dihormati karena pakaiannya saja.

Dalam riwayat yang lain, Nabi mengatakan bahwa :

"Orang tidak mengenal ulama kecuali karena pakaiannya yang khas (sorban), dan bukan karena ilmu serta akhlaknya. Orang tidak mengenal Al-Quran kecuali dengan suaranya yang merdu. Mereka tidak beribadah kepada Allah kecuali di bulan Ramadhan saja. Bila ulama-ulamanya sudah seperti itu, dan bila umat Muslim hanya bersungguh-sungguh melakukan ibadah di bulan Ramadhan saja, maka mereka akan diberi penguasa yang tidak memiliki ilmu. Tidak ingin memaafkan rakyatnya. Dan tidak mempunyai kasih sayang kepada rakyatnya pula."

Takjub mendengarkan ucapan Rasulullah yang melukiskan keadaan zaman itu, para sahabat pun bertanya : "Wahai Rasul Allah, apakah mereka menyembah berhala ?" Nabi menjawab : "Benar. Hanya saja berhalanya bukanlah berhala yang dipahat dalam bentuk makhluk-makhluk tertentu. Berhalanya adalah uang. Mereka menyembah, mengabdi, dan mencurahkan seluruh hidupnya untuk uangnya."

Lalu Rasulullah saw bersabda :

"Nanti pada akhir zaman, ada sekelompok orang dari umatku yang datang ke masjid. Mereka duduk dalam barisan yang rapat. Mereka berzikir. Namun zikir mereka adalah dunia, dan kecintaan mereka terpaut pada dunia. Janganlah kamu duduk bersama mereka, karena Allah tidak berkepentingan dengan mereka."

Kalau dalam ayat-ayat Al-Quran dan hadis-hadis di atas, Nabi menceritakan pada kita tentang suatu zaman ketika manusia mencintai dunia dengan amat berlebihan, dan ketika mereka menjadikan dinar dan dirham sebagai berhala-berhala mereka ... maka beliau juga mengingatkan kita bahwa begitu cintanya manusia nanti di akhir zaman pada dunia, sampai-sampai mereka menjalankan ibadah sekali pun, demi kepentingan dunia mereka.

Di dalam Ihya Ulumuddin, ketika menjelaskan Ibadah Haji, Imam al-Ghazali meriwayatkan sebuah hadis tentang situasi ibadah haji di akhir zaman. Rasulullah saw bersabda :

Nanti di akhir zaman, ada empat macam orang menjalankan IBADAH HAJI dari empat macam golongan masyarakat.

Mereka adalah: Penguasa, Pedagang, Orang miskin dan para ulama.

Penguasa akan menjalankan ibadah haji sebagai sejenis pesiar atau wisata.
Pedagang akan menunaikan haji untuk kepentingan bisnis mereka.
Orang miskin menunaikan haji untuk mengemis.
Para ulama menunaikan haji hanya untuk memperoleh popularitas.

Jadi keempat golongan di atas, menunaikan Ibadah Haji hanya demi kepentingan dunia mereka semata. Mereka memang berzikir. Hanya saja, sebagaimana disabdakan Rasulullah, zikir mereka adalah dunia. Memang ada kecintaan di hati mereka. Akan tetapi, dalam hati mereka, kecintaan pada dunia jauh lebih besar dari kecintaan pada Allah. Mudah-mudahan Allah swt mencabut kecintaan kita pada dunia, dan memusatkan hati kita untuk lebih mencintai-Nya.

Saya akan menyebutkan salah satu obat untuk mengurangi kecintaan pada dunia. Meninggalkan dunia tidak berarti bahwa kita harus meninggalkan pekerjaan, tidak mencari nafkah, dan tidak bekerja keras. Mencari harta yang halal, diperintahkan oleh Allah swt. Malahan menurut Rasulullah, orang yang payah dalam mencari nafkah, bekerja keras dan kurang tidur demi mencari nafkah yang halal, beroleh pahala yang bisa menghapus dosa-dosanya. Rasulullah juga menyatakan bahwa ada dosa-dosa yang tidak bisa dihapus dengan apapun, kecuali dengan kesusahan dan kepayahan mencari nafkah.

Obat untuk menghilangkan kecintaan pada dunia adalah bahwa kita bekerja keras untuk mencari nafkah dan harta. Akan tetapi, kita juga tidak ragu-ragu untuk membagikannya kepada orang lain. Sebagian dari rezeki Allah itu kita bagikan, dan distribusikan untuk membahagiakan sesama manusia.

Ujilah kecintaan kita pada dunia manakala Allah memanggil kita untuk mengorbankan harta kita demi kepentingan agama Allah, demi kepentingan umat Muslimin, dan demi menolong orang-orang yang mendapat musibah dan kesusahan. Kalau kita masih saja menahan harta kita ketika Allah memintanya, maka hal itu membuktikan bahwa kita lebih mencintai dunia ketimbang Allah SWT

supaya terhidar dari cinta dunia kita harus perbanyak bershalawat atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau serta orang-orang yang mengikuti beliau sampai Hari Kiamat nanti.

Allah telah mengingatkan ini di dalam Al-Qur`an. FirmanNya:

"Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikatNya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya." (Al-Ahzab: 56).


"YAA ALLOH, YAA ROBBI, KAMI MENGAGUNGKAN NAMAMU, YAA ALLOH ENGKAULAH YANG MAHA MULIA, ENGKAULAH YANG MAHA PEMURAH, ENGKAULAH YANG MAHA PENYAYANG, ENGKAULAH YANG MAHA PELINDUNG KAMI, SEMOGA ENGKAU MELIMPAHKAN DAN SALAM KEPADA JUNJUNGAN KAMI NABI BESAR MUHAMMAD SAW"


Kami Bermunajat kepadaMu Yaa Alloh.

Semoga Saudara-saudara dan Rekan-rekanKu yang kami cintai, beserta keluarganya selalu Engkau Limpahkan Keselamatan, Kesehatan, Rezeki yang mudah didapatkan, Taufik Hidayah, terhindar dari segala Mara Bahaya, Petaka, Bencana maupun Musibah.

Engkau muliakan Drazatnya dan nantinya.

Engkau rengkuh dalam dekapan SurgaMu Zanatul Naim.

Engkaulah yang maha Menempati akan JanjiMu.

Senin, 14 Maret 2016

MAKNA SUKSES ADALAH KEBAIKAN UNTUK SEMUA


Sebagian orang beranggapan bahwa makna sukses berbanding lurus dengan kemakmuran harta dan kemewahan hidup. Benarkah Anggapan tersebut? Tapi jika makna SUKSES hanya disandarkan pada materi dan harta melimpah, jika diaplikasikan dalam kehidupan nyata, dapatkah seorang SUKSES dengan hartanya berlimpah tinggal sendiri tanpa ada orang lain? Dapatkah hartanya itu membuat orang itu tetap mendapat peringkat SUkses jika ia tidak memiliki teman seorang pun? Jawabannya adalah Tidak. Sukses membutuhkan peran orang lain.

Dalam dunia islam, umat yang sukses adalah orang yang mendapatkan kebaikan, baik dalam kehidupan di Dunia dan maupun Akhirat. Ada banyak bentuk kebaikan, terutama kebaikan yang berasal dari dalam jiwa (dunia) dan juga syurga-Nya (kebaikan akhirat). Dan umat muslim bisa mencapai tingkatan manusia mulia di sisi Allah swt, mereka bisa mencapai derajat yang tinggi untuk menjadi Khalifah (Pemimpin) dimuka bumi, jika mereka memiliki cirri-ciri berikut ini yang menandakan bahwa seseorang akan selalu mendapatkan semua kebaikan atas apa yang ia jalani selama hidup di dunia dan juga hingga ke akhirat nanti, itu tandanya orang tersebut telah berhasil menjadi SUKSES, diantaranya adalah:

1. Lidah yang selalu berdzikir

2. Hati yang selalu bersyukur

3. Diri yang sabar menerima cobaan

4. Istri yang tidak durhaka dan berkhianat pada dirinya dan hartanya

Jika seorang muslim sudah dapat menjalankan empat hal di atas, maka dia akan mendapatkan semua kebaikan dan ia tidak akan bersusah hati dengan apapun situasi dan keadaan yang dihadapi. Orang ini akan berahagia hidupnya karena ia selalu berdzikir (ingat) kepada Allah, hatinya selalu tunduk dan taqwa kepada Allah, sabar menerima cobaan hidup dan memiliki istri yang sabar dan tidak berkhianat padanya termasuk hartanya, uangnya banyak digunakan untuk berjalan di sisi Allah, maka atas orang tersebut memiliki semua kebahagiaan dunia dan akhirat.

Point keempat inilah yang paling menentukan tingkat keberhasilan seorang laki-laki, yaitu Istri Solehah yang mendampinginya. Mengapa? karena di tangan seorang perempuan lemah lembut ini ada banyak motivasi dan semangat keberhasilan. Laki-laki berhasil dan sukses hanya akan benar-benar menjadi sukses jika ia memiliki pendamping wanita yang juga mendukung dan mendorongnya menuju jalan kesuksesan. Contoh paling nyata tentang sosok manusia sukses yang pernah ada adalah BJ. Habibie, seorang pakar teknologi penerbangan yang kini menetap dan menjadi orang paling penting di Jerman, ia adalah manusia jenius yang sudah mengembangkan ilmu dan pengetahuannya kepada dunia dan menjadikan ilmunya itu bermanfaat bagi banyak orang dan ia sudah menghasilkan banyak hasil karya mendunia dan diakui semua negara, maka seperti itulah contoh nyata sukses seorang umat manusia. Bukan hanya cerdas dan jenius, beliau juga religius dan harmonis dengan mantan istrinya Ainun Habibie (Alhm).

Kesuksesan jenis ini jauh lebih utama dibandingkan semua kesenangan dan nikmat dunia, dibanding semua harta yang ada di dunia ini. Kebahagiaan ini jauh lebih dibutuhkan manusia dibandingkan harta benda dan seluruh kesenangannya. DImana kita bisa menemukan ketenangan sejati selain dengan mengingat Allah swt? Kita juga bisa menemukan kebahagiaan dengan bersyukur dan beserah diri kepada-Nya lalu memberi manfaat kepada banyak orang di sekeliling kita.

DEFINISI SUKSES SECARA UMUM
adalah kondisi dimana seseorang sudah berada pada posisi aman dan semua situasi bisa ia kendalikan, baik secara psikis, material maupun mental. Orang-orang yang sukses juga adalah orang yang bisa mengembangkan kemampuannya untuk membuat orang lain di sekelilingnya itu menjadi manusia sukses seperti dirinya. Orang ini akan merasakan kesuksesannya itu memiliki nilai tambah jika ia bisa membuat lebih banyak lagi orang berhasil dan bermanfaat. Itulah sebabnya ia disebut sukses karena ada orang lain disekitarnya yang belum mencapai titik kesuksesan tersebut dan ia adalah pelopor yang menginspirasi banyak orang untuk berbuat lebih sehingga ia diberi julukan orang yang sukses.

BEDANYA DENGAN Konsep Sukses dalam Islam
adalah sederhana, yaitu tujuan akhir setiap manusia tidak lain adalah agar ia menjadi mahluk Tuhan yang Mulia di muka bumi ini, derajatnya tinggi jauh diatas mahluk-mahluk lainnya. Dengan derajat manusia mulia ini ia akan menjadi perpanjangan tangan Tuhan di muka bumi untuk mengajak banyak manusia menuju jalan kebenaran dan ketaqwaan. Semakin banyak manusia yang ia ajak menuju kebenaran dan kebaikan, maka semakin sukses ia di mata Allah, karena ini artinya ia sudah menjadi Khalifah (pemimpin) di muka bumi.

Jadi MAKNA SUKSES di Dua Perpektif Umum dan Islam ini adalah sama, yaitu keberhasilan seseorang dalam menuju puncak kejayaan dengan kerja keras dan membawa sebanyak-banyaknya orang masuk kedalamnya untuk bisa merasakan keberhasilan hidup bersama-sama. Keduanya memiliki tujuan yang sama yaitu membuat lebih banyak lagi orang terinpriasi agar menjadi lebih bersemangat menjalani kehidupannya sehingga hidup mereka jadi bernilai manfaat.

Jika kesuksesan hanya bisa/ingin dinikmati seorang diri saja, ia menjadi orang yang kaya raya dan berlimpah harta, namun ia tidak mau membagi ilmu dan keberhasilannya kepada orang lain, maka ia belum masuk kategori sukses, ia baru sebatas BERHASIL. Yaitu berhasil membangun mimpi dan cita-citanya sesuai kemauannya.

Makna Sukses itu memilik cakupan yang luas dan bernilai besar, hanya orang-orang tertentu saja yang sudah menyandang Kata SUKSES itu, ia adalah orang yang tidak serakah dan sombong sebaliknya ia adalah dermawan dalam hal ilmu dan hartanya. Itulah yang di Maksud Orang yang SUKSES.

Maka dari itu orang sukses tidak layak membanggakan diri/sombong dengan keberhasilannya, karena didalamnya ada peran orang lain yang ikut membesarkan orang tersebut (yaitu istri, teman dan bawahan), dimana ketika ia mencapai puncak kesuksesannya, ia harus membagikan ilmu dan sebagian hartanya untuk orang lain, agar dapat diambil pelajaran dan diterapkan kepada yang membutuhkan.

Jika anda ingin mencapai derajat manusia sukses di atas, maka sejak awal anda harus memiliki Grand Planning besar yang mana anda akan melibatkan banyak orang di dalamnya dan berjanji akan memberikan banyak manfaat kepada mereka yang membutuhkan kelak, maka dengan caara itu, tujuan sukses anda akan mudah tercapai. Tetapi jika anda hanya berniat ingin mencari kesenangan pribadi atau menambah kekayaan untuk kepentingan pribadi, maka anda tidak perlu melibatkan banyak orang didalamnya, cukup anda kerja keras banting tulang seorang diri dan tidak mempedulikan orang lain, maka dengan cara itu tujuan keberhasilan anda akan mudah tercapai. Itulah bedanya makna SUKSES dan KEBERHASILAN.

Jumat, 11 Maret 2016

HAKIKATNYA MANUSIA ADALAH PEMBERI PERINGATAN

Hakikatnya tujuan hidup setiap manusia adalah pemberi peringatan, saling mengingatkan satu sama lain dan saling memberi petunjuk pada kebenaran. Pemberi peringatan dalam banyak hal dan dalam banyak bentuk, tergantung kemampuan masing-masing orang, tidak ada batasan. Manusia harus selalu diberi peringatan pada banyak hal, terutama pada hakikat kemanusiaannya karena mereka kerap lupa dan terlena pada keindahan dunia. Lalu mengapa allah memerintahkan kita agar saling mengingatkan? berikut ulasannya.

Tidak ada tujuan hidup lain bagi setiap umat manusia didalam diri mereka selain mereka diminta untuk menjadi seorang pemberi peringatan kepada sesamanya. Menjadi manusia yang bisa menjadi penyeru pada jalan kebaikan dan kebenaran kepada siapa saja tidak ada batasan agama ataupun harta. Tidak ada tujuan lain bagi setiap manusia selain menjadi tangan kanan Tuhan di bumi untuk menjalankan kiprahnya selaku pemimpin (khalifah) di muka bumi. Karena sesungguhnya manusia adalah mahluk yang bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah. Perintah memberi peringatan ini amat jelas tertera dalam ayat suci al quran berikut ini.

[35:23] "Kamu tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan."

[35:24] "Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan."


Bahwasanya tugas setiap orang atas diri yang lainnya adalah memberi peringatan, tugas ini bukan hanya diwajibkan bagi para nabi dan rasul, karena sesungguhnya pada diri setiap orang memiliki kemampuan yang sama, memiliki keinginan untuk saling tolong menolong. Pada diri setiap orang selalu ada kebutuhan untuk saling mengasihi dan menyayangi, dan faktanya tidak ada orang yang bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia akan saling membutuhkan diantara sesamanya karena itulah kodrat kehidupan mereka. Hakikat diri manusia adalah sifat kebaikan, suka menolong-menolong, suka pada keindahan dan setiap orang memiliki sumber daya dan potensi yang sama di mata Allah swt. Memberi peringatan pada sebagian yang sudah mulai lupa, mulai terlena paada gemerlap dunia, lupa pada siksa hari akhir dan lalai pada kewajibannya sebagai umatnya nabi saw itu adalah kewajiban bagi siapapun untuk memberi peringatan, tidak terkecuali.

“Orang mukmin laki-laki dan perempuan, sebagian mereka melindungi sebagian yang lain; dengan memerintahkan kebajikan dan mencegah kemungkaran serta mendirikan shalat.” [9:71]

“Dan apabila kamu menyeru (mereka) untuk (mengerjakan) shalat, namun mereka menjadikannya buah ejekan dan permainan. Yang demikian itu adalah karena mereka benar-benar kaum yang tidak mau menggunakan akal." (QS. Al Maidah : 58).

Bahwa sebaik-baiknya peringatan adalah ketika seseorang menyadari kesalahan yang mana kesalahan itu adalah akibat kelalaian dirinya lalu ia memohon ampun dan tobat kepada Yang Maha Kuasa. Dan seburuk-buruknya peringatan adalah ketika wewenang pemberi peringatan itu sudah diserahkan kepada Allah swt, dan jika wewenang peringatan itu sudah ada di tangan Allah, maka tunggulah kehancurannya. Janganlah kita menunggu peringatan itu hingga berada di tangan Allah, karena pastilah kita tidak akan sanggup menanggung beratnya siksa.

Janganlah kita membiarkan diri kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita menjadi korban keganasan akibat tahap peringatan yang di lalaikan. Akibat kita sendiri selama ini tidak pernah memberi peringatan kepada mereka untuk berjalan di jalan yang benar, atau akibat kita sendiri juga itu larut dalam kehidupan yang melenakan dan menghindar atau menolak untuk menjadi pemberi peringatan. Maka ketika wewenang pemberi peringatan itu dikembalikan kepada Allah, maka luluh lantaklah kita semua.

“Tiada yang mereka nanti-nantikan melainkan datangnya Allah dan Malaikat (pada hari kiamat) dalam naungan awan, dan diputuskanlah perkara. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.”
(QS. AL Baqarah : 210).

“ke dalam hatimu agar kamu menjadi salah satu orang diantara orang-orang yang memberi peringatan.” (QS. Ash Shu’ara:194)

Ada banyak bentuk peringatan bagi setiap umat manusia, mulai dari yang ringan hingga yang berbentuk cobaan yang berat. Peringatan kecil bisa berbentuk perasaan bersalah dalam diri setiap orang karena tidak mempedulikan peringatan untuk kembali menjalankan kewajiban sebagai umat, mendirikan shalat misalnya. Peringatan dalam bentuk kemiskinan dan kekurangan harta, peringatan dengan datangnya bencana dalam keluarga yang mengalami kecelakaan, peringatan yang berupa bencana alam yang menewaskan seluruh anggota keluarga, atau peringatan yang dalam bentuk bencana besar menimpa suatu daerah sehingga mengakibatkan banyaknya korban berjatuhan dari semua kalangan tanpa kecuali.

“Dan sesungguhnya akan kami beri cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekuraangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada yang sabar.”
(Quran surat Al Baqarah :265).

Senin, 07 Maret 2016

KEHENDAK ALLAH SWT ATAS HAMBA-NYA

KEHENDAK ALLAH ATAS HAMBA-NYA, TENTANG KEBAIKAN DAN KESESATAN
BERDASARKAN AL QURAN DAN HADIST:


Dalam Firman-Nya Allah bersabda: “Barang siapa yang Allah kehendaki untuk mendapat petunjuk, Dia melapangkan dadanya untuk Islam. Dan barang siapa yang dikehendaki Allah kesesatannya, niscaya Allah menjadikan dadanya sesak lagi sempit, seolah-olah ia sedang mendaki langit. Begitulah Allah menimpakan siksa kepada orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al An’am 6: 125)

Kumpulan Hadist dan Penjelasannya;

1. "Apablia Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya, maka Allah akan menjadikan kekayaan pada jiwanya dan ketaqwaan pada hatinya. Dan apabila Allah menghendaki akan keburukan atas hamba-Nya maka Allah menjadikan kemiskinan diantara dua pelupuk matanya (haus dunia)." (Riwayat Baihaqi dari Anas)

Penjelasan: Bila Allah berkenan pada hambanya maka Allah akan menjadikan jiwanya kaya dan hatinya penuh ketakwaan. Sedangkan apabila Allah tidak menghendaki kebaikan atas hambanya maka dijadikannya kemiskinan di antara kedua matanya.

2. "Apabila Allah menghendaki kebaikan atas umatnya, maka Allah memperdalam baginya ilmu agama, dan menjadi zuhud ia daripada dunia, dan memudahkan ia memandang hina akan aib dunia." (Riwayat Baihaqi dari Anas).

Penjelasan: Apabila Allah menghendaki kebaikan pada umatnya, maka dimudahkan orang yang memperdalam ilmu agama, sehingga ia beragama karena keinsyafannya bukan karena kepentingan dunia, sehingga ia mengerti apa saja yang menjadi aib dunia, seperti terhindar dari sifat tamak dan rakus pada dunia; maka hal itu akan ditinggalkannya, dan dirinya akan selamat dari tipu daya dunia.

3. "Apabila Allah mengehendaki kebaikan atas hamba-Nya, Allah akan membukakan baginya kunci hatinya, dan Allah telah menjadikan padanya keyakinan dan kebenaran dan Allah telah menjadikan hatinya menerima bagi apa yang telah menjalani padanya dan ALlah menjadikan hatinya sejahtera dan lidahnya benar, dan tabiatnya baik dan Allah menjadikan telinganya untuk mendengarkan dengan memperhatikan dan matanya untuk pandangan yang berakal. (Riwayat Syekh dari Abu Dzar).

Penjelasan: Hamba yang baik dimata ALlah, hatinya akan terbuka dan menerima dengan mudah yang baik-baik dengan penuh keyakinan dan kejujuran, hatinya terpelihara darisifat-sifat yang tidak baik, lidahnya tidak bisa berdusta, akhlaknya baik, dan telinganya dari perkataan yang palsu dan matanya mempehatikan hanya yang baik-baik dan sebagainya.

4. "Apabila Allah menghendaki kebaikan atas hamba-Nya, menyegerakan Allah atas balasannya yang baik di dunia. Dan apabila Allah menghendaki akan keburukan atas hamba-Nya, Allah menahan dari padanya dengan dosa-dosanya, sehingga disempurnakan balasannya di hari kiamat kelak. (Riwayat Thabrani dari Ammar bin Yasir).

Penjelasan: Allah memiliki sifat pengasih lagi maha penyayang, apabila seorang hamba berbuat baik di dunia, maka akan disegerakan balasan kebaikan atasnya di dunia ini dan di akhirat nanti akan mendapat balasan berlipat ganda. Dan apabila seseorang berbuat kejahatan di dunia ini, maka atas kejahatannya itu akan dibalas di akhirat nanti, dan didunia ini masih ditangguhkan Allah balasannya, mudah-mudahan orang itu segera bertobat, sehingga dosanya mendapat ampunan dari Allah swt. Karena hanya ada dua jenis kejahatan yang agar segera mendapat balasan di dunia, yaitu dosa berzina dan durhaka pada orang tua.

Sudahkah anda menjadi gambaran orang, yang atas dirinya ada kehendak Allah swt? Jika benar maka bersyukur dan istiqomahlah. Karena dengan demikian atas apa-apa yang ada dalam diri kita, semua itu terjadi atas kehendak dari-Nya. Lalu bagaimana jika belum, maka berusahalah sekuat tenaga belajar ilmu agama dan meninggalkan kesenangan dunia dengan niat menapaki keinsyafan. Maka di dalam keseriusan dan ketaatan kepada-Nya mempelajari agama Allah, maka Allah akan menunjukkan kita pada jalan kebenaran. Sebagaimana firman ALlah berikut ini:

"Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh dalam memperoleh hidayahKu, niscaya akan Kami tunjuki jalan-jalanKu" (QS. Al-Ankabuut: 69).


Sabtu, 05 Maret 2016

GERHANA MATAHARI TOTAL HANYA FENOMENA ALAM BIASA

GERHANA MATAHARI TOTAL yang beberapa waktu ke depan yaitu di tanggal 9 Maret 2016 banyak di bahas di berbagai situs online mengenai kelangkaan dan keistimewaannya karena ini hanya berlangsung di WIlayah Indonesia saja, tepatnya akan terjadi di 11 provinsi di Indonesia seperti Sumatera Selatan, Balik Papan, Palu, Bangka Belitung dan sebagainya, wilayah lainnya adalah Samudera Pasifik. Meski ia hanya berlangsung tidak lama dimana bayangan Bulan meliputi area seluas 100-150 km berubah menjadi gelap. "Wilayah Indonesia lainnya akan mengalami gerhana sebagian."

Gerhana matahari yang akan terjadi pada 9 Maret 2016, juga bertepatan dengan ritual Nyepi umat Hindu di Bali, yang jatuh pada bulan baru. Warga di wilayah Indonesia barat akan merasakan fenomena tersebut pada pukul 07.30 WIB, sementara di wilayah tengah Nusantara pada pukul 08.35 Wita, dan wilayah timur pada pukul 09.50 WIT.

Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin mengatakan, gerhana matahari total 2016 adalah peristiwa langka. Fenomena itu pernah ada pada tahun 1983, 1988, dan 1995. Namun, Thomas Djamaluddin mengatakan, gerhana matahari total 2016 adalah yang pertama terjadi pada Abad ke-21 di Indonesia. Gerhana matahari berikutnya akan terjadi di Indonesia pada 2019 -- yakni gerhana matahari cincin.

Reaksi yang terjadi ketika peristiwa gerhana Matahari total berlangsung adalah saat matahari tertutup dan awan berubah menjadi gelap, posisi bintang-bintang di sekitar matahari akan sedikit bergeser, dan terjadi perubahan perilaku hewan-hewan malam, lalu apa saja yang dimaksud dengan binatang malam? yaitu binatang yang beraktifitas dimalam hari adalah burung hantu, kuskus, kelelawar, musang dan sebagainya atau yang biasa disebut binantang nokturnal.

Lalu bagaimana Islam memandang fenomena alam langka ini?

Jika ilmuwan dan antariksawan banyak yang berlomba-lomba ingin mengabadikan moment tersebut lalu mereka berusaha mendekati lokasi terjadinya gerhana untuk menyaksikan fenomena alam tersebut, atau ada sebagian orang yang dengan sengaja membeli kaca mata anti radiasi untuk merekam moment berharga tersebut. Bagaimana seharusnya sikap muslim? maka sebaliknya umat islam harus menghindari hal tersebut, dan disaat peristiwa itu terjadi diwajibkan bagi kita untuk banyak-banyak melakukan ibadah, berdzikir, membaca Al Quran dan berdoa, anjuran itu disampaikan rasulullah bukan tanpa alasan. Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ

”Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) , maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat.”2

Mengapa? Karena pada saat terjadi gerhana matahari total, seketika langit menjadi gelap dengan sedikit pantulan cahaya karena posisi matahari sedang di tutupi bulan, pada saat itu salah satu permukaan bumi tertutup bulan, cahaya matahari yang seharusnya bersinar di siang hari tetapi saat itu tidak ada matahari atau wujud matahari yang biasanya putih terang berubah menjadi gelap.

Di moment itu bukan hanya hewan-hewan malam (nokturnal) seperti kelelawar dan burung hantu yang akan menampakkan diri dan keluar dari persembunyian mereka, bahkan semua mahluk ghaib dan halus yang menjadi penghuni alam kegelapan juga akan keluar dari persembunyiannya untuk mencari jiwa-jiwa tersesat. (Anda mungkin pernah melihatnya di salah satu film hollywood "Harry Potter", dimana kondisi langit menjadi tertutupi kabut hitam dan banyak mahluk dari dunia kegelapan keluar).




Inilah moment langka bagi para pasukan iblis dan syetan muncul ke permukaan untuk menguasai setiap jiwa yang lalai dari mengingat Allah. Bukan hanya ingin menguasai jiwa manusia mereka juga berusaha menyebarkan wabah penyakit dan wabah kebencian antar umat. Sebagaiman kita semua ketahui bahwa syetan biasanya keluar disaat peralihan antara siang dan malam, seperti di saat menjelang maghrib, di saat peralihan dua waktu ini mereka berusaha keras keluar dari persembunyiannya dan mencari anak-anak yang sedang bermain di luar rumah. Pada saat gerhana ini juga terjadi proses peralihan siang dan dan malam padahal situasi sebenarnya adalah siang hari, bangsa syetan akan memanfaatkan momentum itu sebaik mungkin. Sebagaiman bunyi hadist berikut ini:

“Bila hari telah memasuki waktu senja (siang ke malam), tahan anak-anak kalian. Karena ketika itu setan berkeliaran. Dan bila sudah masuk sebagian waktu malam, silahkan biarkanlah mereka. Tutuplah pintu dan sebut nama Allah, karena setan tidak dapat membuka pintu yang tertutup (dengan menyebut nama Allah). Tutup semua kendi kalian dengan menyebut nama Allah dan tutuplah bejana kalian dengan menyebut nama Allah, sekalipun dengan membentangkan sesuatu di atasnya, ...”
(HR. Bukhari 5623 dan Muslim 3756)

Maka dari itu nabi Muhammad saw mengajurkan kepada seluruh umatnya untuk melaksanakan shalat gerhana ketika gerhana matahari itu terjadi. Karena ketika seorang melaksakan shalat gerhana di waktu terjadinya gerhana tersebut, maka bangsa iblis tidak akan mampu menguasai jiwa manusia.

Sabda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam tentang Gerhana
Dari sahabat al-Mughirah bin Syu’bah, bahwa Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

{إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللهِ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ, وَلاَ لَحِيَاتِهِ, فَإِذَا رَأَيْتُمُو هُمَا فَادْ عُوا اللهَ وَصَلُّوا حَتَّى تَنْكَشِفَ}

”Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua ayat (tanda) di antara ayat-ayat Allah. ...Apabila kalian melihat (gerhana) matahari dan bulan, maka berdoalah kepada Allah dan sholatlah hingga tersingkap kembali.” (HR. Al-Bukhari no. 1043, dan Muslim no. 915)

Hadits baginda Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam di atas menunjukkan kepada kita bahwa gerhana bukanlah sekedar fenomena alam biasa. Gerhana merupakan fenomena alam yang memang Allah kehendaki itu menjadi salah satu (tanda) kebesaran-Nya di alam semesta ini agar umatnya selalu ingat akan kekuasaan-Nya. Pada saat terjadi gerhana itulah iman manusia di uji untuk meneguhkan keyakinannya bahwa atas kejadian gerhana ini ada tanda kebesaran Allah swt didalamnya.

Maka tatkala terjadi gerhana hendaklah umat manusia segera ingat kepada Allah Subhanahu wa ta’ala dan meminta perlindungan dari-Nya. Maka dari itu berhentilah kita bersikap berlebihan dan mengikuti langkah orang-orang yang subhat (mengada-ada) dan tidak ada petunjuk atasnya. Petunjuk dalam islam sudah sangat jelas dan bukan tidak ada alasannya, semata-mata ini untuk keselamatan umat.

Matahari dan bulan merupakan dua makhluk Allah Subhanahu wa ta’ala yang sangat akrab dalam pandangan. Peredaran dan silih bergantinya yang sangat teratur merupakan ketetapan aturan Penguasa Jagad Semesta ini. Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman (yang artinya) :

Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.” (Ar-Rahman : 5)

Maka semua yang menakjubkan dan luar biasa pada matahari dan bulan menunjukkan akan keagungan dan kebesaran serta kesempurnaan Pencipta-Nya. Yang menjadikan fenomena ini unik adalah menurut perhitungan para ahli, fenomena gerhana matahari total hanya akan terjadi sekitar 300 tahun sekali di satu daerah, dan faktanya Indonesia sudah pernah mengalami GMT di tahun 1988, atau hanya berselang 28 tahun saja. Dengan demikian fenomena ini dianggap langka, karena siklusnya berbeda dari yang berlaku umum di daerah lain.

Sampaikan berita ini pada saudara-saudara kita yang ada di daerah yang terkena gerhana matahari total (ada di 11 kota), disaat kejadian gerhana pergi dan berkumpullah di masjid-masjid untuk melaksanakan shalat gerhana secara jamaah. Atau sebisa mungkin berdiam diri didalam rumah selama proses peralihan berlangsung. Percayalah, bahwa sama sekali tidak ada mudhorotnya anda ikut-ikutan menyaksikan fenomena ini secara langsung. Karena sudah disebutkan diatas, bahwa yang di anjurkan pada saat terjadi gerhana adalah melakukan shalat gerhana bukan malah asik menonton.

Hukum Melaksanakan Shalat Gerhana Matahari


Jika seseorang menyaksikan gerhana, hendaklah ia melaksanakan shalat gerhana. Lalu apa hukum shalat gerhana? Pendapat yang terkuat, bagi siapa saja yang melihat gerhana dengan mata telanjang, maka ia wajib melaksanakan shalat gerhana.

Dalilnya adalah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَافْزَعُوا إِلَى الصَّلاَةِ

”Jika kalian melihat gerhana tersebut (matahari atau bulan) , maka bersegeralah untuk melaksanakan shalat.
”2

Karena dari hadits-hadits yang menceritakan mengenai shalat gerhana mengandung kata perintah (jika kalian melihat gerhana tersebut, shalatlah: kalimat ini mengandung perintah). Padahal menurut kaedah ushul fiqih, hukum asal perintah adalah wajib. Pendapat yang menyatakan wajib inilah yang dipilih oleh Asy Syaukani, Shidiq Hasan Khoon, dan Syaikh Al Albani rahimahumullah.

Catatan: Jika di suatu daerah tidak nampak gerhana, maka tidak ada keharusan melaksanakan shalat gerhana. Karena shalat gerhana ini diharuskan bagi siapa saja yang melihatnya sebagaimana disebutkan dalam hadits di atas.

sumber: www.rumayso.com

Kamis, 03 Maret 2016

SHALAT ITU AKAN MENAMPAR WAJAH KITA KELAK

AAda kalanya kita menganggap enteng urusan shalat sehari-hari, ada yang berpikir sebagai cara untuk menggugurkan kewajiban semata, ada yang melaksanakannya sekedarnya saja, ada yang melaksanakannya dengan sedikit terpaksa, ada yang melaksanakannya karena riya dan ada juga yang tidak melaksanakannya karena terlalu banyak alasan.

Lalu bagaimana perkara shalat ini harus menjadi bagian yang sangat penting bagi umat muslim pada umumnya, dimana di padang ma'sar kelak perkara shalat inilah yang pertama kali dihisab.

Faktanya ada banyak orang yang ternyata selama ini melakukan ketaatan shalat ternyata niatnya tanpa disadari sudah ditunggangi oleh niat buruk syetan. Mereka memang melaksanakan shalat wajib tepat waktu, tetapi didalamnya shalat itu memiliki maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meminta berkah, mengharap naik jabatan, mengharap menjadi orang kaya, mengharap dihormati dan di sanjung-sanjung dan sebagainya.


Dan yang seharusnya kewajiban shalat itu dilakukan bukan karena alasan duniawi dan materi, shalat dimaksudkan agar terjalin hubungan harmonis antara Sang Pencipta dengan mahluk-Nya. Dan ada lagi yang lebih buruk dari itu, manakala seseorang yang sudah berhasil menegakkan shalat, tanpa sadar syetan juga sudah berhasil menyusup kedalam hatinya dan membuat si fulan menjadi berbangga diri, syetan telah membisikkan dalam hatinya, bahwa atas ketaatannya itu ia telah menjadi sangat dekat kepada Allah dan si fulan ini boleh menganggap dirinya paling benar dan paling suci. Si fulan ini akhirnya berjalan di atas muka bumi dengan sombongnya menganggap rendah orang lain lalu bersikap angkuh.

Sebagian Orang menganggap bahwa dengan shalatnya mereka akan dapat menerima imbalan dunia dan sebagian lagi menganggap mereka sudah mencapai derajat yang tinggi. Seperti itulah jerat Syetan terhadap sikap shalat kita. Syetan sudah berhasil membuat kita memandang baik perbuatan itu sehingga kita lupa dengan tujuan kita mengesakan Allah swt, sebagaimana Firman Allah swt;

"Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu......” (QS. Al Anfal:48)

Akibat dari sikap membusungkan dada itu, lalu kita tidak lagi memperhatikan syarat sah shalat, tidak memperhatikan lagi bacaan shalat. Lalu akhirnya kita terbiasa melakukan shalat dengan terburu-buru, menunda-nunda, dikejar-kejar waktu, setengah hati dan sebagainya sikap lalai kita pada shalat membuat diri kita terlena dengan kesibukan dunia.

Dan tahukah anda bahayanya kita menganggap remeh hal shalat tersebut, bahwa pada kenyataannya ibadah shalat akan ditampilkan dalam wujud sesosok mahluk, ia bisa merasakan bagaimana si fulan memperlakukan dirinya (shalat) selama hidup di dunia. Jika selama hidup kita melaksanakannya dengan baik dan penuh keikhlasan, maka dihadapan kita kelak dia akan ditampilkan bagaikan sosok bidadari yang bersih dan suci, tetapi jika selama hidup kita melaksanakannya dengan jorok dan sembarangan maka kelak ia akan ditampilkan dalam rupa yang hina dan menjijikkan. Sebagaimana uraian hadist berikut ini.

"Apabila seseorang memperbaiki shalatnya, menyempurnakan ruku' dan sujudnya. Berkatalah shalat; Allah telah memelihara engkau sebagaimana engkau memelihara aku, maka diangkatlah shalat itu ke hadirat Allah. Dan apabila seseorang memburukkan shalatnya, tidak mau menyempurnakan ruku' dan sujudnya. Berkatalah shalat itu; Allah telah menyia-nyiakan aku sebagaimana engkau menyia-nyiakan aku, maka dibungkuslah shalat itu dengan sebagaimana membungkus kain yang kotor, maka pukulkan lah ke mukanya." Riwayat Thayalisi dari Ubadah bin Shamit.

Keterangan:

Ketika kita hendak mengerjakan shalat maka kerjakanlah dengan sebaik-baiknya, dan sempurnakanlah ruku dan sujudnya dengan baik, niscaya shalat itu akan mendoakan si fulan yang mengerjakan agar selalu dipelihara Allah, sebagaimana halnya ia memelihara shalat tersebut. Tetapi apabila shalat itu dikerjakan tidak sempurna ruku dan sujudnya, maka shalat itu akan dilipat dan dibungkus seperti membungkus kain kotor, dan akan dipukulkan ke muka kita.

Lalu mengapa Allah menganggap perlu bagi setiap umat untuk menyempurnaka posisi ruku' dan sujudnya dalam shalatnya?

"Apabila berdiri hamba dalam shalatnya, maka bertebaranlah kebaikan di atas kepalanya sehingga dia ruku', dan apabila dia ruku', maka naiklah akan dia rahmat Allah sehingga dia sujud, dan ketika dia sujud, sujudlah ia atas mempersembahkan dirinya kepada Allah, maka bermohon dan bersuka citalah." Riwayat Sa'id bin Manshur dari Abi Amar Mursalan.

Yang artinya:

Orang yang mengerjakan shalat dengan sempurna, maka pahalanya amat besar sehingga jika digambarkan bahwa kebaikan bertebaran di sekelilingnya, sampai dengan ia selesai shalat.

Maka dari itu penting sekali setiap orang untuk selalu menjaga shalatnya sebagaimana ia menjaga kekasihnya yang sangat dicintai, karena dengan begitu kelak kekasih itu yang akan menyelamatkan kita dari kehinaan. Dan sangat penting juga, sebelum melaksanaan shalat, ada baiknya kita meluruskan niat dan bersikap serendah-rendahnya mahluk di hadapan Allah swt, Sehingga iblis tidak akan bisa membuat kita jatuh dalam perangkapnya, karena iblis tahu bahwa jika manusia sudah berada pada posisi paling hina di hadapan-Nya maka Allah akan melindunginya.

Posisikan diri kita dalam keadaan sesadar-sadarnya, dan persiapkan shalat dengan baik dengan memperhatikan berbagai hal yang dapat menyempurnakan shalat. Tingkatkan terus kualitas ibadah kita kepada Allah dengan terus menjaga kekhusukan tetap terjaga bersama iman dalam dada. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. amin