Syaikh Abu Bakar Jabir AI-Jaza-iri hafizhahullah bercerita:
“Saya pernah memiliki seorang kakak perempuan bernama Sa’diyyah. Pada suatu hari, ketika kami masih sama-sama kecil, kami mengambil setandan kurma melalui tali yang sudah diikatkan pada tandan tersebut.
Saudariku —Sa’diyyah— menarik tali tersebut, namun ia kerepotan, hingga akhirnya setandan kurma tersebut jatuh ke tanah dan (nampaknya) menimpa salah satu jin. Sepertinya, jatuhnya setandan kurma tersebut membuat jin itu merasa kesakitan, hingga ia pun melakukan pembalasan kepada saudariku.
Jin itu terus mendatangi saudariku di saat tidurnya selama dua, tiga kali, bahkan lebih dalam sepekan. Jin itu mencekiknya, sementara saudariku hanya bisa menendang-nendangkan kakinya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya seperti kambing yang disembelih. Jin itu tidak mau pergi melainkan jika saudariku sudah nampak seperti orang mati.
Suatu kali, jin itu mengatakan bahwa ia melakukan hal itu karena Sa’diyah telah menyakitinya pada hari dan tempat yang ia sebutkan.
Jin itu terus mendatanginya untuk menyiksa dan menyakitinya dengan cara menyurupinya ketika saudariku telah tidur hingga akhirnya membuatnya meninggal setelah jin itu melakukan penyiksaan yang tidak tertahankan, selama sepuluh tahun!
Di malam terakhir, jin itu datang untuk menyurupinya seperti biasa, lantas saudariku terus menendang-nendangkan kakinya hingga ia pun meninggal dunia. Semoga Allah memberi ampunan dan kasih sayang-Nya kepada saudariku. Amin.
Inilah kejadian yang saya alami sendiri dalam keluarga kami, dan kami melihatnya sendiri dengan mata kepala kami. Dan tentunya, orang yang melihat langsung tidaklah sama dengan orang yang hanya mendengar.”
[Aqiidatul Mu'miin hal.175, Karya Syaikh Abu Bakar al Jabir al Jazaa-iri hafizhahullah]
Dikutip dari buku “Benteng Muslim dari Tipu Daya Setan”, Penerbit Media Tarbiyah.
“Saya pernah memiliki seorang kakak perempuan bernama Sa’diyyah. Pada suatu hari, ketika kami masih sama-sama kecil, kami mengambil setandan kurma melalui tali yang sudah diikatkan pada tandan tersebut.
Saudariku —Sa’diyyah— menarik tali tersebut, namun ia kerepotan, hingga akhirnya setandan kurma tersebut jatuh ke tanah dan (nampaknya) menimpa salah satu jin. Sepertinya, jatuhnya setandan kurma tersebut membuat jin itu merasa kesakitan, hingga ia pun melakukan pembalasan kepada saudariku.
Jin itu terus mendatangi saudariku di saat tidurnya selama dua, tiga kali, bahkan lebih dalam sepekan. Jin itu mencekiknya, sementara saudariku hanya bisa menendang-nendangkan kakinya dan mengguncang-guncangkan tubuhnya seperti kambing yang disembelih. Jin itu tidak mau pergi melainkan jika saudariku sudah nampak seperti orang mati.
Suatu kali, jin itu mengatakan bahwa ia melakukan hal itu karena Sa’diyah telah menyakitinya pada hari dan tempat yang ia sebutkan.
Jin itu terus mendatanginya untuk menyiksa dan menyakitinya dengan cara menyurupinya ketika saudariku telah tidur hingga akhirnya membuatnya meninggal setelah jin itu melakukan penyiksaan yang tidak tertahankan, selama sepuluh tahun!
Di malam terakhir, jin itu datang untuk menyurupinya seperti biasa, lantas saudariku terus menendang-nendangkan kakinya hingga ia pun meninggal dunia. Semoga Allah memberi ampunan dan kasih sayang-Nya kepada saudariku. Amin.
Inilah kejadian yang saya alami sendiri dalam keluarga kami, dan kami melihatnya sendiri dengan mata kepala kami. Dan tentunya, orang yang melihat langsung tidaklah sama dengan orang yang hanya mendengar.”
[Aqiidatul Mu'miin hal.175, Karya Syaikh Abu Bakar al Jabir al Jazaa-iri hafizhahullah]
Dikutip dari buku “Benteng Muslim dari Tipu Daya Setan”, Penerbit Media Tarbiyah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar