WASHINGTON - Wikileaks mengakui mereka "hanya" merilis sekira 200 dari 251.287 pesan rahasia yang mereka miliki. Namun seluruh berkas kabel telah mereka sebarkan kepada lima media publikasi, termasuk New York Times di Amerika Serikat (AS) dan Guardian di Inggris.
Seperti dirilis BBC, Senin (29/11/2010), kabel-kabel AS yang dibocorkan tersebut adalah milik para diplomat AS yang ada di luar negeri. Kabel-kabel tersebut berisikan penilaian tumpul atas pemerintah di negara mereka berada. Selain itu, ada juga penggambaran tidak penting dari para pemimpin dunia. Beberapa hal menjadi perhatian utama, antara lain keamanan material nuklir Pakistan yang ternyata bisa digunakan untuk membuat senjata atom. Selain itu, tindakan 'hacking' komputer yang dilakukan pemerintahan China juga menjadi topik hangat. Ada juga usaha Iran untuk mengadopsi roket-roket milik Korea Utara (Korut) sebagai bagian proyek peluru kendali mereka.
Sementara itu beberapa laporan lain dianggap tidak terlalu menarik. Misalnya, apa yang dilakukan seorang pejabat senior Afghanistan yang diperkirakan melakukan tindak korupsi besar-besaran. Dalam laporan yang sama, Hamid Karzai dikatakan sebagai pemimpin yang sangat lemah di negaranya.
Kemudian ada peringatan AS kepada Jerman pada 2007 untuk tidak menangkap anggota CIA yang terlibat dalam sebuah operasi pencarian seorang warga Jerman. Warga tersebut diketahui memilik nama yang sama dengan tersangka penjahat perang di Afghanistan.
Di tingkat yang lebih tinggi, ada data yang menyebutkan pejabat AS diinstruksikan memata-matai kepemimpinan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton sebagai perwakilan AS di badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Selain itu, juga ada data-data mengenai kedekatan antara Perdana Menteri Rusia Vladimir Putin dengan Perdana Menteri Italia Silvio Berlusconi. Ada pula data mengenai hubungan Rusia dan organisasi kriminal. Tiga publikasi berita utama mengungkap sejumlah dokumen dan menyatakan di dalamnya berisi pembunuhan tak terlaporkan terhadap warga sipil Afghanitas. Bobot isi kertas-kertas rahasia itu disebut sebagai salah satu kebocoran terbesar dalam sejarah militer AS. Gedung Putih pun mengecam kebocoran tersebut sebagai "bentuk tak bertanggungjawab".
Laporan yang dipublikasikan oleh The Guardian, New York Times dan media mingguan Jerman, Der Spiegel, Senin (26/7) mengatakan insiden dokumen bocor itu mengungkap keprihatinan NATO bahwa Pakistan dan Iran membantu pemberontak Taliban di Afghanistan.
Namun, duta besar Pakistan di Washington membantah dan mengatakan laporan ilegar itu tidak mencerminkan kenyataan sesungguhnya yang terjadi di lapangan. "Amerika Serikat, Afghanistan dan Pakistan adalah partner strategis dan bergabung bersama untuk menumpas Al Qaidah serta sekutunya, Taliban, secara militer dan politik," ujar sang dubes, Husain Haqqani.
Laporan itu juga mengungkap sejumlah data, yakni, Taliban memiliki akses ke peluru kendali portable pencari-panas untuk penghancuran pesawat. Juga data tentang unit rahasia AS, gabungan pasukan AL dan AD Amerika Serikat, yang baru saja terlibat misi untuk menangkap atau membunuh tokoh-tokoh utama pemberontak.
Tak hanya itu, laporan juga mengungkap korban sipil masif yang tak dilaporkan, baik sebagai korban pengeboman Taliban atau misi NATO yang melenceng dalam operasi.
Meski dokumen tidak mengungkap temuan baru dramatis, mereka mengungkap betul bagaimana kesulitan yang dihadapi AS dalam perang ini serta jumlah korban sipil yang besar. Laporan itu menyatakan gambaran mengerikan tanpa ujung akhir tentang perang Afghan.
Dalam sebuah pernyataan, Penasehat Keamanan Nasional AS, Jenderal James Jones, mengatakan informasi rahasia macam itu "'dapat membuat hidup warga Amerika dan partnernya dalam risiko sekaligus mengancam keamanan nasional kita".
Ia mengatakan dokumen itu hanya meliputi periode dari 2004 hingga 2009, sebelum Presiden Obama mengumumkan strategi baru dengan peningkatkan sumber daya mendasar bagi kehidupan rakyat Afghanistan.
Namun ketua Komite Hubungan Luar Negeri, Senat AS, John Kerry, mengatakan, betapa pun ilegalnya dokumen-dokumen tersebut, mereka telah memunculkan banyak pertanyaan serius tentang kebijakan Amerika terhadap Pakistan dan Afghanistan. "Ini menunjukkan Kebijakan itu di ambang krisis dan dokumen-dokumen ini mungkin menggarisbawahi dengan baik apa yang dipertaruhkan dan membuat perhitungan yang dibutuhkan untuk kebijakan lebih mendesak," ujar senator asal Demokrat itu menegaskan
Senin, 29 November 2010
SEBAGIAN INFO DALAM LAPORAN WIKILEAKS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN
Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...
Popular Post
-
Beberapa tahun belakangan, banyak sekali bermunculan ustadz dan penceramah baru di Indonesia. Patut disyukuri dengan banyaknya penceramah d...
-
Belakangan ini beredar kabar besar di bidang politik, sebuah iklan reklame bernada sindiran kepada Partai berlambang kepala Banteng PDIP,...
-
Ramai gonjang-ganjing politik di berbagai media, sudah tahukah anda partai mana saja yang masuk golongan partai non islam dan pendukung kaf...
-
Ada pun makrifat itu rahsianya ialah mengenal Zat Allah dan Zat Rasulullah,oleh kerana itulah makrifat dimulakan:- 1. Makrifat diri yang...
-
Pergolakan sosial sejak awal 2011 di Afrika Utara dan Timur Tengah memberi banyak inspirasi kepada dunia, tak terkecuali umat Islam. Kejadia...
-
Ilmuwan berhasil memecahkan misteri kemampuan navigasi penyu yang mampu menjangkau ribuan mil menuju pantai hanya untuk menetas. Bagaimana c...
-
Nabi saw pernah ditanya mengenai surga, Friman ALlah SWT: "Dan tempat-tempat tinggal yang indah di surga Aden (QS. 9:72). Maka sabda Na...
-
Gaza, itulah nama hamparan tanah yang luasnya tidak lebih dari 360 km persegi. Berada di Palestina Selatan, “terjepit” di antara tanah yang ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar