Ada banyak alas an setiap orang mengapa tidak mau pilih JOKO WIDODO sebagai calon presiden 5 tahun ke depan. Anda juga mungkin punya alas an tertentu, tapi demi jelasnya berikut beberapa alas an masuk akal yang tidak bisa terima akal sehat untuk memilih Jokowi-JK.
1. Masih menjabat sebagai Gubernur DKI, ya Jokowi memang kelihatannya lebih cocok jadi Gubernur dibandingkan jadi Presiden, karena ia mengerti pekerjaan teknis yang cakupan lebih kecil dan ngejelimet di kota metropolitan ini, jadi biarkanlah dia tetap jadi gubernur DKI hingga akhir periode.
2. Tidak kompeten, Jokowi sama sekali tidak pernah mempersiapkan diri untuk menjadi seorang presiden (baru intens 1 bulan selama masa kampanye), beda jauh dengan lawannya Prabowo yang sudah mempersiapkan diri lebih dari 10 tahun (2 periode), jadi secara kemampuan Jokowi sama sekali tidak akan mampu memimpin Negara kita, karena pengetahuannya sangat sedikit tentang masalah bangsa ini. (Emangnya kita mau beli kucing dalam karung?)
3. Tidak tahu terima kasih, siapapun tahu bahwa kiprah Jokowi menjadi gubernur DKI itu atas jasa besar Prabowo yang mensponsorinya. Jokowi berlagak bak bangsawan ketika berhadapan dengan Prabowo, bukannya bersikap santun dan ramah, sebaliknya menunjukkan keangkuhan dan sombong. Seharusnya Jokowi menolak ketika diminta mencalonkan diri menjadi presiden, karena menimbang rasa terima kasih kepada prabowo, tapi ternyata ia memilih mengikuti perintah sang “mama” yang lihat saja sekarang ini ia sudah jadi bulan-bulanan social media.
4. Tidak tahu malu, lihatlah cara ia menyampaikan visi misi dihadapan Prabowo. Gak punya rasa malu sama sekali, bahwa harusnya Jokowi sadar diri bahwa dia tidak sepadan jika dibandingkan dengan Prabowo, bener2 calon presiden muka tembok. Memangnya Jokowi itu siapa kalo tidak ada Prabowo.
5. Gila Pencitraan, rasanya masih segara di ingatan kita 10 tahun terakhir kita sudah salah pilih pemimpin gara-gara orang yang kita pilih sangat menggilai pencitraan. Sedikit-sedikit pencitraan, dimana saja yang penting citra baik di mata internasional bukan urusan rakyat yang di utamakan. Benar-benar lelah rasanya punya pemimpin yang gila pencitraan. Jokowi dengan gayanya blusukan juga merupakan salah satu penggila pencitraan lho.
6. Ambisius, demi mencapai puncak tertinggi , Jokowi mau melakukan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Meski hampir semua jabatan pekerjaan tidak ia selesaikan sampai tuntas (di Solo dan Jakarta), ia kelihatan santai-santai saja menanggapi pertanyaan wartawan. Dianggap itu adalah hal biasa. Kelihatan sekali ia bukan pekerjaan oriented, tetapi jabatan oriented. Jadi jangan tertipu dengan slogan Jokowi, bahwa dia merakyat dan jujur, itu Cuma kamuflase dan topeng saja demi tercapai nya cita-cita.
Apa tipe presiden seperti ini yang disebut “SEDERHANA” , sangat jelas Jokowi tipe orang yang mau menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan. Walau dengan cara paling kotor sekali pun. Lihat saja berbagai manufer mereka lakukan mulai dari pencitraan ala blusukan Jokowi ke pasar-pasar, kampanye hitam yang mereka serang ke kubu lawan, semuanya malah berbalik menyerang kubu jokowi sendiri. Mulai dari mantan Pangab Wiranto, Ibu Megawati, Bus Trans Jakarta, Kasus-kasus pelanggaran HAM dan lain-lain. Cara-cara kotor mereka lakukan untuk menarik simpati public, tapi pada akhirnya menjerumuskan mereka sendiri dalam kehancuran di mata public. Inilah alas an mengapa saya pribadi tidak mau memilih Jokowi yang Muka Tembok itu jadi presiden. Bukan seperti ini perilaku Pemimpin yang cocok buat bangsa kita.
Ingat satu hal, jangan beli kucing dalam karung! seperti kata wakil Jokowi sendiri kepada media, Bapak Jusuf Kalla pernah bertutur, jangan sembarangan pilih pemimpin negeri ini, bisa hancur negara kita kalo dipimpin Jokowi....! saya pribadi setuju dengan pernyataan beliau, bagaimana dengan anda?
1. Masih menjabat sebagai Gubernur DKI, ya Jokowi memang kelihatannya lebih cocok jadi Gubernur dibandingkan jadi Presiden, karena ia mengerti pekerjaan teknis yang cakupan lebih kecil dan ngejelimet di kota metropolitan ini, jadi biarkanlah dia tetap jadi gubernur DKI hingga akhir periode.
2. Tidak kompeten, Jokowi sama sekali tidak pernah mempersiapkan diri untuk menjadi seorang presiden (baru intens 1 bulan selama masa kampanye), beda jauh dengan lawannya Prabowo yang sudah mempersiapkan diri lebih dari 10 tahun (2 periode), jadi secara kemampuan Jokowi sama sekali tidak akan mampu memimpin Negara kita, karena pengetahuannya sangat sedikit tentang masalah bangsa ini. (Emangnya kita mau beli kucing dalam karung?)
3. Tidak tahu terima kasih, siapapun tahu bahwa kiprah Jokowi menjadi gubernur DKI itu atas jasa besar Prabowo yang mensponsorinya. Jokowi berlagak bak bangsawan ketika berhadapan dengan Prabowo, bukannya bersikap santun dan ramah, sebaliknya menunjukkan keangkuhan dan sombong. Seharusnya Jokowi menolak ketika diminta mencalonkan diri menjadi presiden, karena menimbang rasa terima kasih kepada prabowo, tapi ternyata ia memilih mengikuti perintah sang “mama” yang lihat saja sekarang ini ia sudah jadi bulan-bulanan social media.
4. Tidak tahu malu, lihatlah cara ia menyampaikan visi misi dihadapan Prabowo. Gak punya rasa malu sama sekali, bahwa harusnya Jokowi sadar diri bahwa dia tidak sepadan jika dibandingkan dengan Prabowo, bener2 calon presiden muka tembok. Memangnya Jokowi itu siapa kalo tidak ada Prabowo.
5. Gila Pencitraan, rasanya masih segara di ingatan kita 10 tahun terakhir kita sudah salah pilih pemimpin gara-gara orang yang kita pilih sangat menggilai pencitraan. Sedikit-sedikit pencitraan, dimana saja yang penting citra baik di mata internasional bukan urusan rakyat yang di utamakan. Benar-benar lelah rasanya punya pemimpin yang gila pencitraan. Jokowi dengan gayanya blusukan juga merupakan salah satu penggila pencitraan lho.
6. Ambisius, demi mencapai puncak tertinggi , Jokowi mau melakukan apa saja yang diperlukan untuk mencapai tujuannya. Meski hampir semua jabatan pekerjaan tidak ia selesaikan sampai tuntas (di Solo dan Jakarta), ia kelihatan santai-santai saja menanggapi pertanyaan wartawan. Dianggap itu adalah hal biasa. Kelihatan sekali ia bukan pekerjaan oriented, tetapi jabatan oriented. Jadi jangan tertipu dengan slogan Jokowi, bahwa dia merakyat dan jujur, itu Cuma kamuflase dan topeng saja demi tercapai nya cita-cita.
Apa tipe presiden seperti ini yang disebut “SEDERHANA” , sangat jelas Jokowi tipe orang yang mau menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan. Walau dengan cara paling kotor sekali pun. Lihat saja berbagai manufer mereka lakukan mulai dari pencitraan ala blusukan Jokowi ke pasar-pasar, kampanye hitam yang mereka serang ke kubu lawan, semuanya malah berbalik menyerang kubu jokowi sendiri. Mulai dari mantan Pangab Wiranto, Ibu Megawati, Bus Trans Jakarta, Kasus-kasus pelanggaran HAM dan lain-lain. Cara-cara kotor mereka lakukan untuk menarik simpati public, tapi pada akhirnya menjerumuskan mereka sendiri dalam kehancuran di mata public. Inilah alas an mengapa saya pribadi tidak mau memilih Jokowi yang Muka Tembok itu jadi presiden. Bukan seperti ini perilaku Pemimpin yang cocok buat bangsa kita.
Ingat satu hal, jangan beli kucing dalam karung! seperti kata wakil Jokowi sendiri kepada media, Bapak Jusuf Kalla pernah bertutur, jangan sembarangan pilih pemimpin negeri ini, bisa hancur negara kita kalo dipimpin Jokowi....! saya pribadi setuju dengan pernyataan beliau, bagaimana dengan anda?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar