Daging kerbau menjadi rebutan setelah disembelih pada Upacara Karo.
Tumbal adalah korban yang dipersembahkan untuk tercapainya suatu tujuan atau maksud. Entah itu kesuksesan di bidang usaha dan ambisi jabatan, memperoleh ilmu, kekayaan secara pintas, pasangan hidup, dan kebahagiaan keluarga. Tumbal bisa berupa hewan dan manusia. Inilah bedanya dengan sesaji. Sesaji hanya berupa makanan, bunga, kemenyan, dan pakaian.
Tumbal akan sulit dibuktikan bagi mereka yang tidak tertarik akan fenomena ini. Namun bila kita mau membaca majalah atau tabloid kuning, secara nyata terlihat bahwa ini ada dan sering dilakukan sebagian masyarakat kita. Tak terkecuali bagi mereka yang telah memperoleh pendidikan tinggi dan pemeluk agama yang taat.
Fenomena ini dibaca dan dipahami dengan baik oleh kaum paranormal dadakan. Mereka berani memasang iklan dan memasang tarif secara terbuka. Keberhasilan mereka secara ekonomi cukup membuktikan bahwa usaha mereka secara ‘bisnis’ sukses!
Hewan sebagai tumbal.
Tak terlalu sulit untuk menghubungi paranormal yang mau menyatakan kesanggupannya untuk memperlancar suatu tujuan dan ambisi seseorang dengan menyediakan tumbal berupa hewan. Hewan yang dijadikan tumbal biasanya merpati, ayam, kambing, dan kerbau. Sapi jarang dijadikan tumbal karena dalam pengaruh pandangan Hindu, sapi adalah tunggangan Betara Guru. Sedangkan babi, dalam pengaruh Islam merupakan binatang yang diharamkan.
Ritual persembahan tumbal hewan bisa dilakukan dimanapun sesuai dengan petunjuk paranormal yang diyakini. Kadang di tempat keramat, perbatasan kota dan desa, persimpangan jalan yang sering dilalui, punden, dan bahkan di hutan serta sungai.
Seekor kambing yang telah disembelih untuk tumbal dalam Upacara Entas-entas Suku Tengger di Desa Ngadas
Manusia sebagai tumbal.
Membuktikan bahwa adanya manusia sebagai tumbal hidup amat sulit dibuktikan. Manusia sebagai tumbal memang sering dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah ini hanya sekedar isu masyarakat yang kurang paham ataukah isu miring yang dilontarkan oleh seseorang yang tidak senang akan kesuksesan saingannya di bidang usaha dan bisnis serta ambisi jabatan?
Sebagai contoh: seseorang yang sukses namun salah satu keturunannya mengalami cacat fisik, down syndhrome, kecelakaan, atau menderita suatu penyakit yang sulit disembuhkan sering dibicarakan sebagai tumbal!
2 – 3 orang paranormal yang pernah penulis ajak bicara secara diplomatis sambil tersenyum mengatakan: ‘Kalau ada yang bersedia mengorbankan salah satu keluarganya suruh ke sini ....’ Tentu saja penulis tak mau jadi makelar atau perantara.
Manusia mati atau jenazah sebagai tumbal.
Pada daerah tertentu, jika ada seseorang meninggal pada Selawa Kliwon dan Jumat Legi maka makamnya akan dijaga dengan ketat sampai berakhirnya hari itu untuk menjaga agar secuil bagian dari mayat atau kain kafannya tidak dicuri untuk dijadikan tumbal. Tentang hal ini bukan lagi isu atau pembicaraan omongkosong. Bagi mereka yang hidup di pedesaan atau pedalaman sering atau mudah untuk menemukan seseorang yang nekat melakukan hal ini, sekalipun sudah jarang. Jika bertanya apakah hanya jenazah seseorang yang meninggal pada hari tertentu yang bisa dijadikan tumbal. Tentu saja tidak!!!
Manusia sebagi tumbal pembangunan.
Pertengahan tahun 60an, setelah jatuhnya Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai presiden serta gaung pembangunan menggema banyak isu penculikan anak untuk dijadikan tumbal pembangunan waduk, jembatan, dan jalan raya. Orangtua sering berpesan kepada anaknya agar berhati-hati jika bertemu dengan mobil bergambar gunting. Apakah ini hanya isu yang dilontarkan lawan politik Soeharto yang sebelumnya berkuasa dan kebetulan saat itu juga sering terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap aktifis dan simpatisan PKI.
Beberapa sesepuh dan pinisepuh atau orang yang ditokohkan, sebenarnya kurang sepakat dengan adanya tumbal, baik hewan apalagi manusia. Memang perlu adanya semacam ritual khusus untuk memohon kelancaran dan keselamatan pembangunan sebuah proyek dengan acara makan bersama atau kembul bujana. Penyembelihan hewan untuk lauk pauk dalam kembul bujana sebagai sarana kebersamaan dan keselamatan bukanlah tumbal pembangunan.
Tumbal adalah korban yang dipersembahkan untuk tercapainya suatu tujuan atau maksud. Entah itu kesuksesan di bidang usaha dan ambisi jabatan, memperoleh ilmu, kekayaan secara pintas, pasangan hidup, dan kebahagiaan keluarga. Tumbal bisa berupa hewan dan manusia. Inilah bedanya dengan sesaji. Sesaji hanya berupa makanan, bunga, kemenyan, dan pakaian.
Tumbal akan sulit dibuktikan bagi mereka yang tidak tertarik akan fenomena ini. Namun bila kita mau membaca majalah atau tabloid kuning, secara nyata terlihat bahwa ini ada dan sering dilakukan sebagian masyarakat kita. Tak terkecuali bagi mereka yang telah memperoleh pendidikan tinggi dan pemeluk agama yang taat.
Fenomena ini dibaca dan dipahami dengan baik oleh kaum paranormal dadakan. Mereka berani memasang iklan dan memasang tarif secara terbuka. Keberhasilan mereka secara ekonomi cukup membuktikan bahwa usaha mereka secara ‘bisnis’ sukses!
Hewan sebagai tumbal.
Tak terlalu sulit untuk menghubungi paranormal yang mau menyatakan kesanggupannya untuk memperlancar suatu tujuan dan ambisi seseorang dengan menyediakan tumbal berupa hewan. Hewan yang dijadikan tumbal biasanya merpati, ayam, kambing, dan kerbau. Sapi jarang dijadikan tumbal karena dalam pengaruh pandangan Hindu, sapi adalah tunggangan Betara Guru. Sedangkan babi, dalam pengaruh Islam merupakan binatang yang diharamkan.
Ritual persembahan tumbal hewan bisa dilakukan dimanapun sesuai dengan petunjuk paranormal yang diyakini. Kadang di tempat keramat, perbatasan kota dan desa, persimpangan jalan yang sering dilalui, punden, dan bahkan di hutan serta sungai.
Seekor kambing yang telah disembelih untuk tumbal dalam Upacara Entas-entas Suku Tengger di Desa Ngadas
Manusia sebagai tumbal.
Membuktikan bahwa adanya manusia sebagai tumbal hidup amat sulit dibuktikan. Manusia sebagai tumbal memang sering dibicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Namun apakah ini hanya sekedar isu masyarakat yang kurang paham ataukah isu miring yang dilontarkan oleh seseorang yang tidak senang akan kesuksesan saingannya di bidang usaha dan bisnis serta ambisi jabatan?
Sebagai contoh: seseorang yang sukses namun salah satu keturunannya mengalami cacat fisik, down syndhrome, kecelakaan, atau menderita suatu penyakit yang sulit disembuhkan sering dibicarakan sebagai tumbal!
2 – 3 orang paranormal yang pernah penulis ajak bicara secara diplomatis sambil tersenyum mengatakan: ‘Kalau ada yang bersedia mengorbankan salah satu keluarganya suruh ke sini ....’ Tentu saja penulis tak mau jadi makelar atau perantara.
Manusia mati atau jenazah sebagai tumbal.
Pada daerah tertentu, jika ada seseorang meninggal pada Selawa Kliwon dan Jumat Legi maka makamnya akan dijaga dengan ketat sampai berakhirnya hari itu untuk menjaga agar secuil bagian dari mayat atau kain kafannya tidak dicuri untuk dijadikan tumbal. Tentang hal ini bukan lagi isu atau pembicaraan omongkosong. Bagi mereka yang hidup di pedesaan atau pedalaman sering atau mudah untuk menemukan seseorang yang nekat melakukan hal ini, sekalipun sudah jarang. Jika bertanya apakah hanya jenazah seseorang yang meninggal pada hari tertentu yang bisa dijadikan tumbal. Tentu saja tidak!!!
Manusia sebagi tumbal pembangunan.
Pertengahan tahun 60an, setelah jatuhnya Soekarno dan naiknya Soeharto sebagai presiden serta gaung pembangunan menggema banyak isu penculikan anak untuk dijadikan tumbal pembangunan waduk, jembatan, dan jalan raya. Orangtua sering berpesan kepada anaknya agar berhati-hati jika bertemu dengan mobil bergambar gunting. Apakah ini hanya isu yang dilontarkan lawan politik Soeharto yang sebelumnya berkuasa dan kebetulan saat itu juga sering terjadi penculikan dan pembunuhan terhadap aktifis dan simpatisan PKI.
Beberapa sesepuh dan pinisepuh atau orang yang ditokohkan, sebenarnya kurang sepakat dengan adanya tumbal, baik hewan apalagi manusia. Memang perlu adanya semacam ritual khusus untuk memohon kelancaran dan keselamatan pembangunan sebuah proyek dengan acara makan bersama atau kembul bujana. Penyembelihan hewan untuk lauk pauk dalam kembul bujana sebagai sarana kebersamaan dan keselamatan bukanlah tumbal pembangunan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar