Hidayatullah.com--Presiden Prancis Nicolas Sarkozy memperingatkan ancaman disintegrasi yang dihadapi Eropa, jika tidak segera mengatasi krisis di negara-negar pengguna mata uang euro.
"Ancaman disintegrasi Eropa sangat besar. Eropa tengah menghadapi situasi yang sungguh berbahaya," kata Sarkozy, dilansir BBC.
"Bahaya yang dihadapi Eropa tidak pernah sebesar ini," kata Presiden Sarkozy dalam pertemuan para politisi kanan tengah Eropa di Marseilles hari Kamis (08/12/2011) menjelang dilangsungkannya KTT Eropa di Brussel untuk mencari jalan keluar atas krisis utang di zona euro.
Pemimpin Prancis ini mengatakan negara-negara pemakai euro masih memiliki waktu beberapa pekan untuk mengambil keputusan, namun keputusan tersebut tidak bisa ditunda-tunda lagi. Bila semua negara anggota Uni Eropa tidak mencapai kata sepakat, 17 negara pengguna euro harus mencapai perjanjian sendiri-sendiri.
Wartawan BBC di Marseilles, Christian Franser, mengatakan setelah sempat muncul optimisme, kini beberapa negara menyatakan ragu-ragu akan dicapai kesepakatan penting di KTT Eropa di Brussels.
Jerman dan Prancis ingin mengubah perjanjian Eropa agar ada peraturan baru yang lebih ketat tentang mata uang euro. Keduanya mengusulkan Komisi Eropa diberi kewenangan untuk menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang mengalami defisit anggaran dalam jumlah besar.
Seluruh negara pemakai euro juga diminta melakukan perubahan undang-undang di negara masing-masing dengan tujuan mewujudkan anggaran yang lebih berimbang.
Selain itu negara-negara di zona euro akan meningkatkan kerja sama di bidang pajak perusahaan dan transaksi keuangan.
Upaya menawarkan talangan di masa depan, kata Jerman dan Prancis, tidak akan melibatkan investor swasta.
Sepuluh negara Eropa yang tidak menggunakan euro, Inggris salah satunya, khawatir mereka akan terisolir bila 17 pemakai euro menyepakati perjanjian baru seperti yang diusulkan Jerman dan Prancis.*
"Ancaman disintegrasi Eropa sangat besar. Eropa tengah menghadapi situasi yang sungguh berbahaya," kata Sarkozy, dilansir BBC.
"Bahaya yang dihadapi Eropa tidak pernah sebesar ini," kata Presiden Sarkozy dalam pertemuan para politisi kanan tengah Eropa di Marseilles hari Kamis (08/12/2011) menjelang dilangsungkannya KTT Eropa di Brussel untuk mencari jalan keluar atas krisis utang di zona euro.
Pemimpin Prancis ini mengatakan negara-negara pemakai euro masih memiliki waktu beberapa pekan untuk mengambil keputusan, namun keputusan tersebut tidak bisa ditunda-tunda lagi. Bila semua negara anggota Uni Eropa tidak mencapai kata sepakat, 17 negara pengguna euro harus mencapai perjanjian sendiri-sendiri.
Wartawan BBC di Marseilles, Christian Franser, mengatakan setelah sempat muncul optimisme, kini beberapa negara menyatakan ragu-ragu akan dicapai kesepakatan penting di KTT Eropa di Brussels.
Jerman dan Prancis ingin mengubah perjanjian Eropa agar ada peraturan baru yang lebih ketat tentang mata uang euro. Keduanya mengusulkan Komisi Eropa diberi kewenangan untuk menjatuhkan sanksi kepada negara-negara yang mengalami defisit anggaran dalam jumlah besar.
Seluruh negara pemakai euro juga diminta melakukan perubahan undang-undang di negara masing-masing dengan tujuan mewujudkan anggaran yang lebih berimbang.
Selain itu negara-negara di zona euro akan meningkatkan kerja sama di bidang pajak perusahaan dan transaksi keuangan.
Upaya menawarkan talangan di masa depan, kata Jerman dan Prancis, tidak akan melibatkan investor swasta.
Sepuluh negara Eropa yang tidak menggunakan euro, Inggris salah satunya, khawatir mereka akan terisolir bila 17 pemakai euro menyepakati perjanjian baru seperti yang diusulkan Jerman dan Prancis.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar