CAMBRIDGE, KOMPAS.com — Arkeolog menemukan ratusan artefak di rawa Cambridgeshire, Inggris. Penemuan artefak itu merupakan yang terbesar dan mampu mengungkap potret kehidupan manusia pada zaman perunggu, lebih kurang 3.000 tahun lalu.
Keranjang anyaman, pegangan pedang berbahan kayu, dan fragmen tekstil adalah beberapa artefak yang ditemukan. Selain itu, ada pula pedang perunggu dan tombak.
Artefak peralatan makan juga ditemukan, yang berupa mangkok dan sendok kayu. Analisis artefak membuat ilmuwan pun tahu bahwa makanan favorit masyarakat kala itu adalah jelatang rebus.
Sebanyak enam perahu berbahan kayu pohon oak ditemukan dalam kondisi yang sangat baik hingga alur kayunya pun terlihat. Satu perahu berukuran 4 meter, sedangkan perahu yang terbesar berukuran 8,8 meter.
Artefak ditemukan terkubur di kedalaman sekitar 4 meter. David Gibson, arkeolog dari Universitas Cambridge, mengatakan bahwa penemuan ini sangat penting secara internasional.
"Satu perahu itu bagus. Dua luar biasa. Tapi enam, ini mencengangkan, tampak rakus," kata Gibson seperti dikutip Daily Mail, Minggu (4/12/2011).
Mark Knight, senior project officer penelitian ini, mengungkapkan, "Sering dalam ekskavasi, butuh imajinasi untuk membuat penemuan tampak nyata. Tapi dalam penemuan ini, itu tidak perlu."
"Ini utuh. Rasanya seolah seperti kita menemukan orang-orang zaman perunggu itu. Rasanya seperti di sana," tambah Knight. Menurut Knight, saat ini diperlukan langkah konservasi artefak itu.
Keranjang anyaman, pegangan pedang berbahan kayu, dan fragmen tekstil adalah beberapa artefak yang ditemukan. Selain itu, ada pula pedang perunggu dan tombak.
Artefak peralatan makan juga ditemukan, yang berupa mangkok dan sendok kayu. Analisis artefak membuat ilmuwan pun tahu bahwa makanan favorit masyarakat kala itu adalah jelatang rebus.
Sebanyak enam perahu berbahan kayu pohon oak ditemukan dalam kondisi yang sangat baik hingga alur kayunya pun terlihat. Satu perahu berukuran 4 meter, sedangkan perahu yang terbesar berukuran 8,8 meter.
Artefak ditemukan terkubur di kedalaman sekitar 4 meter. David Gibson, arkeolog dari Universitas Cambridge, mengatakan bahwa penemuan ini sangat penting secara internasional.
"Satu perahu itu bagus. Dua luar biasa. Tapi enam, ini mencengangkan, tampak rakus," kata Gibson seperti dikutip Daily Mail, Minggu (4/12/2011).
Mark Knight, senior project officer penelitian ini, mengungkapkan, "Sering dalam ekskavasi, butuh imajinasi untuk membuat penemuan tampak nyata. Tapi dalam penemuan ini, itu tidak perlu."
"Ini utuh. Rasanya seolah seperti kita menemukan orang-orang zaman perunggu itu. Rasanya seperti di sana," tambah Knight. Menurut Knight, saat ini diperlukan langkah konservasi artefak itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar