Kulit mempunyai banyak fungsi antara lain sebagai alat perasa, pelindung jaringan di bawahnya, memberi bentuk, mengatur suhu tubuh, tempat sintesis vitamin D, alat gerak pada ular, alat pernapasan pada amfibi, dan tempat menyimpan cadangan energi. Fungsi utama kulit adalah melindungi kerusakan dan infeksi mikroba jaringan yang ada di bawahnya.
Secara histologi, kulit tersusun dari tiga lapisan yaitu epidermis, dermis dan hipodermis. Epidermis merupakan bagian kulit paling atas tersusun dari sel epitel pipih kompleks, pada lapisan ini juga terdapat asesori epidermis seperti rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, dan otot penegak rambut. Di bawahnya terletak lapisan dermis atau kulit jangat yang tersusun dari jaringan ikat padat. Pada lapisan paling bawah terdapat hipodermis yang tersusun dari jaringan ikat longgar, jaringan adiposa, dan sisa daging.
Di dalam Surat An Nisa ayat 56, Allah berfrman:
إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآَيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus,Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab, Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”
Siapapun yang mentadaburi ayat di atas pastilah bertanya-tanya, mengapa Allah Yang Maha Kuasa mengganti kulit yang hangus karena luka bakar akibat panasnya api neraka lalu diganti lagi dengan kulit yang baru, berulang kali? Mengapa bukan dengan cara yang lain.
Dalam ilmu dermatologi diketahui bahwa pusat rasa sakit adalah di ujung-ujung persyarafan kulit kita, kulit adalah bagian paling sensitif manusia dan pusat dari segala rasa sakit, sehingga jika ada seseorang yang terluka bakar yang sangat luas, maka dia akan kehilangan rasa sakitnya juga akan terjadi syock karena kehilangan cairannya.
Proses pergantian kulit berulang-ulang dengan cara dibakar hingga hangus ini dilakukan bukan tanpa alasan. Karena Allah menciptakan kulit bukan sekedar untuk pelindung tubuh manusia, namun kulit juga memiliki kemampuan mendengar dan mengirimkan pesan ke otak manusia. Pada setiap diri manusia diberikan aset yang sama, namun siksaan ini khusus diberikan kepada kaum kafir, yaitu orang-orang secara sadar tidak mau menerima datangnya kebenaran yang dikirimkan olah indera kulitnya ke alam pikiran bawah sadarnya. Dimana kulit memiliki peran yang amat penting, karena menurut beberapa penelitian membuktikan bahwa kulit manusia memiliki kemampuan membaca, mendengar dan mengirimkan pesan.
Penelitian yang dibiayai oleh Natural Sciences, Dewan Ilmu Teknik Kanada dan Institut Nasional Kesehatan (Kanada), dijabarkan dalam jurnal Nature edisi 26 November melalui Bryan Gick dari Universitas British Columbia, Vancouver yang menyatakan bahwa kita juga bisa mendengar lewat kulit. Berdasarkan percobaan bersama para sukarelawan yang mendengarkan suku-suku kata tertentu, sementara udara diembuskan pada kulit mereka, terbukti bahwa otak manusia mampu menerima dan menyatukan informasi dari berbagai indra untuk membentuk gambaran daerah sekitar.
Disandingkan dengan penelitian-penelitian baru lainnya, penemuan ini menyentil pandangan tradisional tentang cara kita mengamati sekeliling. "Penemuan ini jauh berbeda dari pendapat-pendapat tradisional yang mengatakan bahwa karena kita punya mata maka kita pikir kita melihat informasi visual, dan karena punya telinga maka kita mendengar informasi audio. Pendapat ini agak menyesatkan," kata peneliti Bryan Gick.
"Penjelasan yang lebih tepat adalah karena kita punya otak maka kita bisa mengamati, bukan karena kita punya mata dan telinga untuk melihat dan mendengar, katanya." Dengan kemampuan seperti ini, Gick memandang manusia diciptakan sebagai "alat pengamat dengan kemampuan seluruh tubuh".
Jadi inilah yang menjadi sebab mengapa orang kafir akan disiksa sangat keras di akirat kelak, melalui bagian paling sensitif dan paling halus dari tubuhnya, karena mereka bukan hanya tidak menggunakan akal, hati, mata dan panca indera lainnya untuk mencari kebenaran, namun juga sudah sekeras-kerasnya menantang kebenaran hakiki itu. Karena bahkan bagian terpenting dan tersembunyi sekecil apapun kebenaran itu masuk melalui rongga-rongga sempit bagian kulitnya, tetap membuatnya tidak bergeming untuk menerima cahaya kebenaran.
Sebagaimana ayat yang diturunkan 1400 tahun yang lalu menunjukkan andaikata kulit yang terbakar oleh api neraka tidak diganti oleh kulit yang baru, nisacaya orang kafir tidak akan merasakan sakit yang amat sangat. Maka dari itu, Allah akan membakar setiap kali kulit itu hangus, lalu dibantuk lagi yang baru dan lalu di bakar lagi dan itu berlangsung terus- menerus, Hingga Allah berkenan menghentikan siksaan-Nya itu.
Ini juga yang membuat seorang profesor di bidang anatomi di universitas Chiang May Thailand percaya bahwa Al Qur’an ini benar dan yakin bahwa Al Qur ‘an bukan buatan manusia, karena 1400 tahun yang lalu ilmu kedokteran pasti belum membahas teori tentang ini. Sang profesor juga sudah membuktikan bahwa manusia tidak akan mampu menahan sakit yang akan diterimanya sebagai seorang kaum kafir di neraka kelak. Maka dari itu atas kesadarannya sendiri akhirnya membuat ia mengimani Islam sebagai jalan kebenaran.
Dengan demikian, sangat mudah bagi Allah untuk membukakan hati manusia lalu memberinya hidayah tentang kebenaran Islam ini. Seperti dalam surat Fushilat ayat 53:
سَنُرِيهِمْ آَيَاتِنَا فِي الْآَفَاقِ وَفِي أَنْفُسِهِمْ حَتَّى يَتَبَيَّنَ لَهُمْ أَنَّهُ الْحَقُّ أَوَلَمْ يَكْفِ بِرَبِّكَ أَنَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda kekuasaan Kami di setiap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur’an itu benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup bagi kamu, bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar