Semakin hari semakin susah saja umat muslim menampakkan jatidirinya sebagai seorang pemeluk agama islam. Jalan lurus menuju surga itu ternyata semakin terjal dan berliku. Bagi sebagaian orang yang tidak faham betul dengan esensi dasar islam, maka mereka akan mudah terjerumus dalam berbagai permainan orang-orang yang tidak suka dengan islam (menjadi kaki tangan fitnah). Bagi orang dengan pengetahuan agama lumayan, maka mereka akan sangat mudah dibelokan pada paham sekulerisme, bernuansa pluralisme dan liberalisme, menganggap bahwa Tuhan semua umat beragama adalah sama. Sementara bagi orang yang mengerti islam murni dipandang aneh dan dianggap menganut aliran garis keras yang membahayakan, berpotensi menentang dan menghadang siapa saja yang akan berbeda pendapat. Inilah sesungguhnya bentuk nyata ujian dan fitnah akhir jaman...Islam di negeri ini sedang dipertaruhkan untuk berbagai kepentingan, segelintir atau mungkin sekelompok orang. Kita masih ingat diawal tahun sudah dihebohkan dengan peristiwa berdarah penyerangan kelompok Ahmadiyah di Cikeusik, lalu disusul dengan beredarnya bom buku di beberapa kalangan, lalu maraknya berbagai penculikan bermotif gendam (hipnotis) kepada beberapa pemuda/pemudi yang dijadikan alat mencari dana untuk kepentingan sekelompok orang, dan berbagai peristiwa lain yang juga bernuansa agama, ada apa? kenapa berulang kali kita harus berkali-kali menerima tamparan dari saudara kita sendiri. Maunya apa sebenernya?
Pemerintah/pihak berwajib harusnya tidak melihat peristiwa ini secara sepotong-sepotong, mungkin saja ini menjadi satu kesatuan yang sebenarnya pelakunya satu orang (entah siapa), tetapi mereka bisa bermutasi menjadi berbagai bentuk dan rupa tentu saja sesuai tujuan akhir mereka yang mana dari kesemua peristiwa itu kita bisa menilai mereka memang dengan sengaja ingin merusak citra islam yang selama ini damai dan rukun. Alasannya, karena semua peristiwa itu saling susul menyusul dan motifnya serupa yaitu agama. Mungkin ada orang yang ingin menjadikan islam sebagai agama pengrusak, pemberontak, pengacau dan sebagainya, ya dengan cara melatih dan merekrut orang-orang islam itu sendiri, hingga dengan begitu terjadilah saling tuding dan tuduh diantara muslim. Karena memang aktor intelektualnya berdiri dibalik dana besar yang bisa mereka gelontorkan untuk membeli aqidah seorang pemuda muslim untuk mau melakukan semua maksud tujuannya. Kenapa tidak.
Coba saja bayangkan, untuk merakit sebuah bom, setidaknya seseorang harus memiliki ilmu cara merakit bom, dan itu artinya mereka harus melakukan training dan pelatihan, ditambah lagi doktrinisasi kader. Berapa banyak uang yang harus dikeluarkan? itu tidak sedikit. Nah jika ada sebagian orang yang melontarkan tuduhannya kepada Abu Bakar Ba'asir, ya bagaimana bisa, beliau sudah dua tahun ini dijebloskan ke dalam penjara yang super ketat, bagaimana bisa ia memonitor dan melakukan kaderisasi, jika ia sendiri berada dalam tahanan kelas satu. Anda masih berpikir penjara Abu Bakar Ba'asir sama dengan penjara koruptor yang mewah, jangan pernah anda membayangkannya. Dan lagi semua para pengikut setianya sudah ditangkap dengan tuduhan macam-macam. Anda tahu kenapa sasarannya dalah Abu Bakar Ba'asir? Abu Bakar Ba'asir adalah orang nomor satu dalam daftar pencarian orang di negara adikuasa seperti amerika dan sekutunya, kenapa? dengan dalih dapat menggangu investasi mereka, padahal sesungguhnya ABB sangat diinginkan kematiannya oleh sejumlah negara karena ia adalah salah satu orang yang tidak bisa dibeli, bahkan satu-satunya orang yang mau dengan sukarela menegakkan akidah islam di bumi ini dan beliau sangat berpendirian teguh pada keyakinannya (tauhid) tanpa mau kompromi sedikitpun. Anda lihat beberapa ulama yang sangat terkenal dengan ajaran taudhinya, karirnya hancur hanya karena wanita, hal ini dilakukan untuk apa? ya untuk menyudutkan islam, bahwa islam tukang kawin cerai, bertolak belakang ajaran yang sudah dia sampaikan bukan? Berbeda dengan ABu Bakar Ba'asir, beliu memilih melawan dan memberontak, dan ini sangat membuat Amerika marah, lalu dibuatlah berbagai skenario teror untuk membuat sang Kyai dihukum minimal mati. Intinya Amerika dan sekutunya beranggapan, selama ABB masih hidup di bumi Indonesia ini, maka Indonesia tidak akan pernah bisa hidup damai.
Peristiwa bom cirebon ini memang terlihat jelas si pelaku ingin membuat masyarakat beradu kekuatan dengan aparat penegak hukum. Dari peristiwa ini kan yang tadinya hubungan polisi dengan warga sangat dekat akibat adanya fenomena Briptu Norman Kamaru yang sedang kondang dengan goyang indianya (chaiya-chaiya), tiba-tiba harus kembali tegang karena ternyata sekarang polisi sudah menjadi sasaran tembak sekelompok orang, maka hubungan baik itu kini harus kembali diperketat.
Berbagai fitnah ini dengan sengaja digelontorkan dalam bentuk kekerasan, menggunakan dalih ingin menegakkan kebenaran dan sebagainya, seolah-olah pelaku bom ini sudah membantu measyarakat mengurangi beban masyarakat. Apa iya? Jika demikian, bagaimana ya cara berpikir pelaku teror ini, apakah ia melihat dan memandang polisi itu sama dengan penjahat? Lalu dengan cara meledakkan dirinya di rumah Allah, maka ia merasa sudah membebaskan orang-orang disekelilingnya dari cengkraman polisi? susah memang membaca alam pikiran pelaku bom ini, nampaknya ia memiliki sudut pandang sendiri yang tidak bisa diselami dan dipahami apa maksud dan tujuan tindakannya itu. Dan memang ada sebagian teman dekat pelaku mengungkapkan bahwa si pelaku memang memiliki sifat tempramental yang sangat tinggi. Lalu, ada berapa banyak orang dengan sikap tempramental seperti ini yang sudah direkrut dan akan dijadikan aktor pelaku bom?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar