Sejarah Kota Surakarta, Jawa Tengah, dikenalkan melalui puluhan naskah dan peta kuno yang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional Republik Indonesia pada pameran yang digelar di Balai Soedjatmoko Surakarta, mulai Rabu (16/11).
Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, Yeri Nurita, usai pembukaan pameran mengatakan koleksi berupa naskah-naskah dan peta kuno yang mendokumentasikan perjalanan sejarah Kota Surakarta tersebut merupakan koleksi khusus tentang Tanah Jawa yang dimiliki lembaga itu.
"Dari ribuan koleksi dokumentasi sejarah yang dimiliki, kami membawa 36 koleksi tentang Solo dan sekitarnya yakni tujuh koleksi naskah kuno, delapan buku langka, 11 peta kuno, dan 10 koleksi audio visual seperti mikro film dan mikro fis," kata Yeri.
Dia mengatakan selama ini sebagian besar masyarakat memahami sejarah dari bangku sekolah saja dan tidak mengetahui bukti nyata dokumentasi sejarah yang dimiliki di negeri ini.
"Dokumentasi berupa naskah, foto, peta ini dapat menjadi media untuk menyebarluaskan informasi tentang budaya, kearifan lokal, dan sejarah bangsa yang selama ini tidak banyak diketahui publik," kata Yeri.
Beberapa koleksi yang dipamerkan itu juga memuat tentang asal muasal adat tradisi perkawinan dan pertunjukan wayang masyarakat Surakarta.
Pada hari pertama penyelenggaraan pameran, beberapa warga yang mengunjungi pameran tersebut terlihat memiliki antusiasme yang tinggi pada berbagai koleksi foto kuno dan peta kuno Kota Surakarta.
Foto yang dipamerkan secara rapi dalam dua album foto beserta naskahnya tersebut berisi tentang Upacara Empat Windu Jumenengan Dalem Sri Sunan Paku Buwono XII di Keraton Surakarta.
Salah satu pengunjung pameran yang merupakan alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta, Ade, mengatakan pameran yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional tersebut memberikan banyak
pengetahuan kepada dirinya.
"Dari dokumentasi yang saya lihat di pameran ini, saya dapat membandingkan budaya dan tradisi yang dipertahankan di Surakarta yang menjadi kota kelahiran saya," kata Ade.
Pameran yang akan digelar hingga 18 November ini juga akan diisi dengan diskusi tentang pengelolaan naskah kuno yang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional RI bersama budayawan asal Solo. (Jodhi Yudono)
Pustakawan Perpustakaan Nasional RI, Yeri Nurita, usai pembukaan pameran mengatakan koleksi berupa naskah-naskah dan peta kuno yang mendokumentasikan perjalanan sejarah Kota Surakarta tersebut merupakan koleksi khusus tentang Tanah Jawa yang dimiliki lembaga itu.
"Dari ribuan koleksi dokumentasi sejarah yang dimiliki, kami membawa 36 koleksi tentang Solo dan sekitarnya yakni tujuh koleksi naskah kuno, delapan buku langka, 11 peta kuno, dan 10 koleksi audio visual seperti mikro film dan mikro fis," kata Yeri.
Dia mengatakan selama ini sebagian besar masyarakat memahami sejarah dari bangku sekolah saja dan tidak mengetahui bukti nyata dokumentasi sejarah yang dimiliki di negeri ini.
"Dokumentasi berupa naskah, foto, peta ini dapat menjadi media untuk menyebarluaskan informasi tentang budaya, kearifan lokal, dan sejarah bangsa yang selama ini tidak banyak diketahui publik," kata Yeri.
Beberapa koleksi yang dipamerkan itu juga memuat tentang asal muasal adat tradisi perkawinan dan pertunjukan wayang masyarakat Surakarta.
Pada hari pertama penyelenggaraan pameran, beberapa warga yang mengunjungi pameran tersebut terlihat memiliki antusiasme yang tinggi pada berbagai koleksi foto kuno dan peta kuno Kota Surakarta.
Foto yang dipamerkan secara rapi dalam dua album foto beserta naskahnya tersebut berisi tentang Upacara Empat Windu Jumenengan Dalem Sri Sunan Paku Buwono XII di Keraton Surakarta.
Salah satu pengunjung pameran yang merupakan alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta, Ade, mengatakan pameran yang diselenggarakan oleh Perpustakaan Nasional tersebut memberikan banyak
pengetahuan kepada dirinya.
"Dari dokumentasi yang saya lihat di pameran ini, saya dapat membandingkan budaya dan tradisi yang dipertahankan di Surakarta yang menjadi kota kelahiran saya," kata Ade.
Pameran yang akan digelar hingga 18 November ini juga akan diisi dengan diskusi tentang pengelolaan naskah kuno yang menjadi koleksi Perpustakaan Nasional RI bersama budayawan asal Solo. (Jodhi Yudono)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar