Ditengah suasana kebathinan masyarakat yang sudah merasa lega karena akhirnya Ahok menjadi tersangka atas kasus yang membelit dirinya. Sudah saling bertemunya para alim ulama, tokoh politik dan para pemimpin bangsa ini. Beredar kabar resmi dari GNPF-MUI akan mengadakan demontrasi susulan di tanggal 2 desember, dalam rangka untuk mendesak polisi segera menangkap AHok. Setelah kita semua melalui masa sulit dan ketegangan, mengharapkan semua pihak agar dapat menahan diri dari berbagai polemic dan keresahan, semua umat beragama agar dapat mengedepankan persatuan dan persaudaraan. Beredarnya berita umat islam akan turun kembali ke jalan, Apakah benar tindakan ini akan menegakkan agama Islam ataukah justru memperburuk citra Islam?
Beberapa pihak masih merasa belum puas dengan kerja polisi, karena meski sudah menjadi tersangka tapi ternyata AHok tidak ditahan sebagaimana yang umumnya terjadi. Pihak-pihak ini masih ingin terus mendesak agar polisi menangkap dan menahan AHok, dengan sejumlah alasan. Dalam kaca mata islam perlukah umat muslim melakukan intervensi atas kasus hokum Ahok ini dengan alas an bela islam? Masih perlukah muslim turun ke jalan? Melihat kondisi yang berkembang saat ini dan mempertimbangkan langkah hokum yang sudah diambil para aparat? Dalam hal ini kita ingin mencari tahu jawabannya berdasarkan keterangan dari Allah dan Rasulullah.
Ternyata Jawabannya sederhana, yaitu tidak perlu, masih belum perlu untuk saat ini, kenapa? Berikut ini ada 3 alas an yang perlu anda fahami;
1. Bahwa islam diturunkan ke dunia ini bukan dalam pertentangan, bukan dengan pertumpahan darah melainkan karena Allah telah ikhlas dan ridho menjadikan islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Agama yang membawa umat pada kedamaian dan kesejukan sebagaimana Allah berfirman dalam kalam-Nya;
الْÙŠَÙˆْÙ…َ Ø£َÙƒْÙ…َÙ„ْتُ Ù„َÙƒُÙ…ْ دِينَÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َتْÙ…َÙ…ْتُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ Ù†ِعْÙ…َتِÙŠ Ùˆَرَضِيتُ Ù„َÙƒُÙ…ُ الْØ¥ِسْÙ„َامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Islam diturunkah bukan hanya untuk umat nya nabi Muhammad saw, tetapi untuk seluruh umat manusia tanpa kecuali hingga datangnya hari kiamat. ‘Ali bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, “Maksudnya adalah Islam. Allah telah mengabarkan Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang beriman bahwa Allah telah menyempurnakan keimanan kepada mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan penambahan sama sekali. Dan Allah Azza wa Jalla telah menyempurnakan Islam sehingga Alla h tidak akan pernah menguranginya, bahkan Allah telah meridhainya, sehingga Allah tidak akan memurkainya, selamanya.
Bentuk nyata keridhaan Allah atas islam adalah Allah ridha dengan apa yang akan menimpa islam dan agamanya serta pemeluknya, Allah ridha dengan apa yang berlaku bahwa semua hal itu tidak akan mencederai Islam selama para pemeluknya tidak melakukan tindak kekerasan, permusuhan dan pemaksaan kehendak, dan sebagainya. Semua peristiwa itu sudah dijamin oleh allah tidak akan mencederai, mengurangi dan merusak ajaran islam selama umatnya bisa menahan diri dan bertawakal kepada-Nya. Selama umatnya selalu mengedepankan asas kebersamaan, musyawarah dan mufakat untuk mencapai kemuslahatan bersama maka Allah sudah menjamin islam tidak akan tergoyahkan oleh apapun.
2. Ajaran Rasulullah; Berbuat baik kepada musuh
Nabi Muhammad SAW merupakan pemimpin yang terbaik di muka bumi, beliau adalah khalifah, hal ini bukan hanya diakui oleh umat muslim semata tapi juga oleh non-muslim. Bahkan di masa hidup beliau, kaum kafir Quraisy yang senantiasa memusuhi beliaupun mengakui akan kepemimpinan beliau. Sikap rendah hati, sopan santun, lemah lembut dan adil serta sabar bisa kita temukan dalam hidup sehari-hari beliau.
Ketika Rosulullah SAW tinggal di Makkah, orang-orang kafir Quraisy senantiasa mencaci maki dan menghina bahkan perlakuan kasar terhadap fisik, embargo dan bahkan rencana pembunuhan pun sering dilakukan kaum kafir Quraisy. Diceritakan bahkan malaikat Jibril pun tidak sabar dan ingin menimpakan gunung Uhud kepada mereka. Akan tetapi beliau tetap sabar dan tawakkal kepada Allah SWT. Di samping itu sikap beliau dalam menyampaikan risalah kepada mereka pun dengan bijaksana dan tutur kata yang baik, tidak ada kebencian, permusuhan. Seperti itulah akhlak mulia yang diajarkan sang nabi saw pada masa itu.
Seperti itulah inti ajaran islam dalam memperlakukan orang-orang yang memusuhi dan berbeda pandangan dengan kita, tidak ada alasan bagi muslim untuk membenci orang yang berbeda keyakinan meski mereka sudah melakukan suatu hal yang tidak kita sukai maka kita tetap dianjurkan berperilaku baik dan santun sebagaimana yang dicontohkah Rasulullah saw.
Adapun sikap sekelompok orang yang mempermasalahkan tindak penahanan AHok, sementara ia telah ditetapkan sebagai tersangka dan sedang di proses hukum, ini dianggap berlebihan, karena jika itu dilandasi alasan karena ahok telah mencela islam sebab ia tidak dapat mengendalikan diri dan ucapannya, serupa dengan apa yang dilakukan umat, sama saja, tidak bisa mengendalikan diri untuk mempercayakan proses hokum kepada aparat. Dua orang yang sama-sama tidak bisa mengendalikan diri jika dibiarkan, tidak akan menemukan jalan keluar kecuali kehancuran.
Karena seandainya saja Rasulullah masih ada diantara kita saat ini, mungkin rasulullah juga tidak akan mempermasalahkan atau bahkan beliau akan merangkul dan mengajak seluruh umat untuk memaafkan dan melupakan peristiwa tersebut. Sikap orang yang tidak mempercayai proses hokum lalu mengintervensi dan mengancam akan kembli turun ke jalan, lalu membuat gaduh dan resah maka harusnya kita malu dengan sikap seperti itu. Bukan seperti itu sikap dan akhlak yang diajarkan nabi saw. Dalam firman-Ny;
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl: 125)
3. Sarana Dakwah dan Syiar islam
Karena bagaimanapun kita semua harus peka bahwa di Negara ini ada juga agama lain yang ingin diperlakukan sama, tidak ingin dikucilkan dan diterima dengan tangan terbuka. Adanya isu demo susulan ini menimbulkan stigma bahwa orang islam itu arogan, suka menghakimi orang lain, suka main hakim sendiri dan selalu ingin diprioritaskan. Janganlah sampai tercipta stigma seperti itu, itu akan merugikan kita semua. Orang islam sebagai warga mayoritas harus menujukkan diri mereka bisa mengayomi dan melindungi yang minoritas, mau bersikap mengalah dan mengutamakan kebersamaan. Sebagai kaum mayoritas kita harus menunjukkan diri kita ini bisa memberikan contoh akhak yang baik, menunjukkan sikap santun dan bersabar, memberikan contoh dan tauladan yang menyejukkan dan bersikap saling menghormati pada pilihan masing-masing.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.“(QS Al-Imran: 159)
Itulah alasannya allah menjamin kesucian islam, jika kita semua bisa menahan diri dan memilih berserah kepada Allah swt, maka semoga saja atas kesabaran kita ini bisa membuahkan berkah dan Allah swt juga menjadi ridho pada kita dan kemenangan ada di sisi umat islam.
Kemenangan akan tetap ada di tangan umat muslim, pada akhirnya Ahok akan tetap di masukkan penjara, ini hanya masalah waktu saja, GNPF-MUI ingin agar ahok di penjara sekarang, tapi jika menurut aturan hukum ahok akan di penjara setelah proses pengadilan.
Jadi jika saat ini Ahok memang belum dipenjara, anggaplah itu sebagai salah satu bentuk rasa iba umat muslim, anggaplah itu sebagai bentuk pengabulan maaf yang mana umat islam sudah memaafkan Ahok karena Ahok sudah mau mengakui kesalahan dan mau menerima sanksi hukum atas dirinya dan tidak berusaha melawan proses hukum. Umat muslim sudah memaafkan dan Ahok pun bersedia diadili. Dalam hal ini posisi umat masih tetap menang, tapi harus sedikit mau bersabar. Jika ada upaya pemaksaan kehendak untuk mempercepat proses penahanan Ahok, jangan sampai nanti ketika aksi damai 3 terjadi ceos kembali yang bisa mengakibatkan terpuruknya citra islam, maka itu akan merugikan umat islam. Maka dari itu ada baiknya kita lebih memilih mempercayakan proses hukum berjalan sambil terus mengawasi dan mengawal proses hukum ini hingga selesai, jika selama perjalanan diangap ada tahapan yang tidak sesuai atau ada upaya intervensi pihak-pihak tertentu, maka barulah aksi damai kembali di gelar dalam jumlah besar. Seperti itulah hakikatnya ajaran islam yang sesuai akidah ukhuah islamiah.
Beberapa pihak masih merasa belum puas dengan kerja polisi, karena meski sudah menjadi tersangka tapi ternyata AHok tidak ditahan sebagaimana yang umumnya terjadi. Pihak-pihak ini masih ingin terus mendesak agar polisi menangkap dan menahan AHok, dengan sejumlah alasan. Dalam kaca mata islam perlukah umat muslim melakukan intervensi atas kasus hokum Ahok ini dengan alas an bela islam? Masih perlukah muslim turun ke jalan? Melihat kondisi yang berkembang saat ini dan mempertimbangkan langkah hokum yang sudah diambil para aparat? Dalam hal ini kita ingin mencari tahu jawabannya berdasarkan keterangan dari Allah dan Rasulullah.
Ternyata Jawabannya sederhana, yaitu tidak perlu, masih belum perlu untuk saat ini, kenapa? Berikut ini ada 3 alas an yang perlu anda fahami;
1. Bahwa islam diturunkan ke dunia ini bukan dalam pertentangan, bukan dengan pertumpahan darah melainkan karena Allah telah ikhlas dan ridho menjadikan islam sebagai agama yang rahmatan lil alamin. Agama yang membawa umat pada kedamaian dan kesejukan sebagaimana Allah berfirman dalam kalam-Nya;
الْÙŠَÙˆْÙ…َ Ø£َÙƒْÙ…َÙ„ْتُ Ù„َÙƒُÙ…ْ دِينَÙƒُÙ…ْ ÙˆَØ£َتْÙ…َÙ…ْتُ عَÙ„َÙŠْÙƒُÙ…ْ Ù†ِعْÙ…َتِÙŠ Ùˆَرَضِيتُ Ù„َÙƒُÙ…ُ الْØ¥ِسْÙ„َامَ دِينًا
“… Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu, dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu …” [Al-Maa-idah: 3]
Islam diturunkah bukan hanya untuk umat nya nabi Muhammad saw, tetapi untuk seluruh umat manusia tanpa kecuali hingga datangnya hari kiamat. ‘Ali bin Abi Thalhah berkata, dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhuma, “Maksudnya adalah Islam. Allah telah mengabarkan Nabi-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan orang-orang yang beriman bahwa Allah telah menyempurnakan keimanan kepada mereka, sehingga mereka tidak membutuhkan penambahan sama sekali. Dan Allah Azza wa Jalla telah menyempurnakan Islam sehingga Alla h tidak akan pernah menguranginya, bahkan Allah telah meridhainya, sehingga Allah tidak akan memurkainya, selamanya.
Bentuk nyata keridhaan Allah atas islam adalah Allah ridha dengan apa yang akan menimpa islam dan agamanya serta pemeluknya, Allah ridha dengan apa yang berlaku bahwa semua hal itu tidak akan mencederai Islam selama para pemeluknya tidak melakukan tindak kekerasan, permusuhan dan pemaksaan kehendak, dan sebagainya. Semua peristiwa itu sudah dijamin oleh allah tidak akan mencederai, mengurangi dan merusak ajaran islam selama umatnya bisa menahan diri dan bertawakal kepada-Nya. Selama umatnya selalu mengedepankan asas kebersamaan, musyawarah dan mufakat untuk mencapai kemuslahatan bersama maka Allah sudah menjamin islam tidak akan tergoyahkan oleh apapun.
2. Ajaran Rasulullah; Berbuat baik kepada musuh
Nabi Muhammad SAW merupakan pemimpin yang terbaik di muka bumi, beliau adalah khalifah, hal ini bukan hanya diakui oleh umat muslim semata tapi juga oleh non-muslim. Bahkan di masa hidup beliau, kaum kafir Quraisy yang senantiasa memusuhi beliaupun mengakui akan kepemimpinan beliau. Sikap rendah hati, sopan santun, lemah lembut dan adil serta sabar bisa kita temukan dalam hidup sehari-hari beliau.
Ketika Rosulullah SAW tinggal di Makkah, orang-orang kafir Quraisy senantiasa mencaci maki dan menghina bahkan perlakuan kasar terhadap fisik, embargo dan bahkan rencana pembunuhan pun sering dilakukan kaum kafir Quraisy. Diceritakan bahkan malaikat Jibril pun tidak sabar dan ingin menimpakan gunung Uhud kepada mereka. Akan tetapi beliau tetap sabar dan tawakkal kepada Allah SWT. Di samping itu sikap beliau dalam menyampaikan risalah kepada mereka pun dengan bijaksana dan tutur kata yang baik, tidak ada kebencian, permusuhan. Seperti itulah akhlak mulia yang diajarkan sang nabi saw pada masa itu.
Seperti itulah inti ajaran islam dalam memperlakukan orang-orang yang memusuhi dan berbeda pandangan dengan kita, tidak ada alasan bagi muslim untuk membenci orang yang berbeda keyakinan meski mereka sudah melakukan suatu hal yang tidak kita sukai maka kita tetap dianjurkan berperilaku baik dan santun sebagaimana yang dicontohkah Rasulullah saw.
Adapun sikap sekelompok orang yang mempermasalahkan tindak penahanan AHok, sementara ia telah ditetapkan sebagai tersangka dan sedang di proses hukum, ini dianggap berlebihan, karena jika itu dilandasi alasan karena ahok telah mencela islam sebab ia tidak dapat mengendalikan diri dan ucapannya, serupa dengan apa yang dilakukan umat, sama saja, tidak bisa mengendalikan diri untuk mempercayakan proses hokum kepada aparat. Dua orang yang sama-sama tidak bisa mengendalikan diri jika dibiarkan, tidak akan menemukan jalan keluar kecuali kehancuran.
Karena seandainya saja Rasulullah masih ada diantara kita saat ini, mungkin rasulullah juga tidak akan mempermasalahkan atau bahkan beliau akan merangkul dan mengajak seluruh umat untuk memaafkan dan melupakan peristiwa tersebut. Sikap orang yang tidak mempercayai proses hokum lalu mengintervensi dan mengancam akan kembli turun ke jalan, lalu membuat gaduh dan resah maka harusnya kita malu dengan sikap seperti itu. Bukan seperti itu sikap dan akhlak yang diajarkan nabi saw. Dalam firman-Ny;
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS An-Nahl: 125)
3. Sarana Dakwah dan Syiar islam
Karena bagaimanapun kita semua harus peka bahwa di Negara ini ada juga agama lain yang ingin diperlakukan sama, tidak ingin dikucilkan dan diterima dengan tangan terbuka. Adanya isu demo susulan ini menimbulkan stigma bahwa orang islam itu arogan, suka menghakimi orang lain, suka main hakim sendiri dan selalu ingin diprioritaskan. Janganlah sampai tercipta stigma seperti itu, itu akan merugikan kita semua. Orang islam sebagai warga mayoritas harus menujukkan diri mereka bisa mengayomi dan melindungi yang minoritas, mau bersikap mengalah dan mengutamakan kebersamaan. Sebagai kaum mayoritas kita harus menunjukkan diri kita ini bisa memberikan contoh akhak yang baik, menunjukkan sikap santun dan bersabar, memberikan contoh dan tauladan yang menyejukkan dan bersikap saling menghormati pada pilihan masing-masing.
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.“(QS Al-Imran: 159)
Itulah alasannya allah menjamin kesucian islam, jika kita semua bisa menahan diri dan memilih berserah kepada Allah swt, maka semoga saja atas kesabaran kita ini bisa membuahkan berkah dan Allah swt juga menjadi ridho pada kita dan kemenangan ada di sisi umat islam.
Kemenangan akan tetap ada di tangan umat muslim, pada akhirnya Ahok akan tetap di masukkan penjara, ini hanya masalah waktu saja, GNPF-MUI ingin agar ahok di penjara sekarang, tapi jika menurut aturan hukum ahok akan di penjara setelah proses pengadilan.
Jadi jika saat ini Ahok memang belum dipenjara, anggaplah itu sebagai salah satu bentuk rasa iba umat muslim, anggaplah itu sebagai bentuk pengabulan maaf yang mana umat islam sudah memaafkan Ahok karena Ahok sudah mau mengakui kesalahan dan mau menerima sanksi hukum atas dirinya dan tidak berusaha melawan proses hukum. Umat muslim sudah memaafkan dan Ahok pun bersedia diadili. Dalam hal ini posisi umat masih tetap menang, tapi harus sedikit mau bersabar. Jika ada upaya pemaksaan kehendak untuk mempercepat proses penahanan Ahok, jangan sampai nanti ketika aksi damai 3 terjadi ceos kembali yang bisa mengakibatkan terpuruknya citra islam, maka itu akan merugikan umat islam. Maka dari itu ada baiknya kita lebih memilih mempercayakan proses hukum berjalan sambil terus mengawasi dan mengawal proses hukum ini hingga selesai, jika selama perjalanan diangap ada tahapan yang tidak sesuai atau ada upaya intervensi pihak-pihak tertentu, maka barulah aksi damai kembali di gelar dalam jumlah besar. Seperti itulah hakikatnya ajaran islam yang sesuai akidah ukhuah islamiah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar