DISITEGRASI DAN ANCAMAN KEHANCURAN ISLAM
Dalam lawatannya ke Indonesia, Raja Salman Bin Abdul Azis berpesan ingin mengembangkan ajaran islam moderat yang ada di Indonesia untuk di pelajari di negaranya. Yaitu ajaran Islam yang rahamatan lil alamin. Hal ini membuat terkejut banyak pihak. Karena sebagaimana kita semua tahu bahwa Arab Saudi adalah pusatnya ajaran islam dan disanalah awal mula tumbuhnya islam. Tetapi mengapa raja Saudi sendiri menginginkan dipelajarinya Islam nusantara yang mungkin bagi sebagian orang masih memiliki banyak kekurangan disana-sini. Sementara penguasa Arab Saudi di Negara itu sebagian besar masyarakatnya berpendidikan tinggi dan mereka kebanyakan lulusan perguruan tinggi eropa dan amerika yang ternama (Oxford, Harvard dll), apakah pola pikir mereka dianggap masih belum cukup moderat jika dibanding Islam yang dianut kebanyakan orang Indonesia. Sekilas saja jika kita bandingkan dalam hal ilmu pengetahuan, sudah pasti bangsa arab ini memiliki cara pandang yang sangat modern jika dibanding kebanyakan orang Indonesia. Tetapi pastilah disini adalah hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara matematis dan hitungan angka, pastilah ada sesuatu yang unik dari keberadaan Islam Indonesia yang tidak dimiliki orang islam pada umumnya.
ISLAM MODERAT YANG RAHAMATAN LIL ALAMIN
Apa yang terjadi di belahan dunia sana, ketika Islam berkembang pesat dan ada sekelompok orang yang merasa khawatir dengan lonjakan jumlah penduduk islam ini, mereka berupaya mencari cara untuk menghambat pertumbuhannya dengan cara menyebarkan isu sesat dan menyimpang tentang Islam, hingga membentuk gerombolan orang siap mati yang berjuang atas nama Islam. Upaya-upaya in terus dilakukan, tetapi sayangnya jumlah penduduk muslim bukan berkurang, sebaliknya malah semakin besar. Upaya lain pun gencar dilakukan, yaitu dengan memecah belah elemen suatu bangsa hingga mereka bertikai satu sama lain hanya karena perbedaan mazhab dan aliran, dan nampaknya upaya ini membuahkan hasil signifikan, yaitu kini banyak Negara-negara islam di timur tengah berkonflik dan saling berhadapan. Mereka terpecah belah dan tercerai berai mengatasnamakan islam di dalamnya. Disatu sisi keberadaan islam diterima di kalangan barat dan banyak yang masuk islam, disisi lain umat islam sendiri bertikai dan mengakibatkan banyak jatuh korban dan kehilangan nyawa. Jumlah penduduk muslim dalam satu waktu terjadi penambahan sekaligus pengurangan signifikan.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan Islam yang ada di Timur Tengah sana? Mengapa mereka tidak bisa bersatu dan mempertahankan identitas dirinya sebagai satu kesatuan, padahal ajaran yang mereka anut adalah murni syariat islam. Mengapa mereka menjadi manusia yang mudah dipecah belah dan di kotak-kotak lalu tercerai berai dalam lingkungan mereka sendiri. Negara-negara islam yang ada di timur tengah sana kini sedang mengalami banyak pertikaian dan konflik; antara Arab Saudi dengan Iran, antara Arab Saudi dengan Uni Emirat Arab, antara Turki dengan Belanda, antara Turki dengan Rusia. Semua Negara mayoritas muslim ini sedang memperebutkan identitas diri yang tidak bisa mereka tegakkan diatas lahan mereka sendiri, karena persoalan terbesar yang datang berasal dari dalam diri mereka sendiri, yaitu pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak disertai dengan kesadaran rasa bersatu (nasionalis).
SEJARAH PANJANG PROPAGANDA DI INDONESIA
Bangsa Indonesia ini memiliki sejarah panjang mengenai upaya berbagai pihak ingin memecah belah bangsa ini yaitu ketika masa penjajahan portugis dan belanda. Bagaimana hebatnya upaya colonial melakukan politik devide et empera, yaitu memecah belah bangsa ini menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil untuk kemudian dikuasi, dikendalikan lalu di jajah dan diambil sumber kekayaan alamnya. Pelajaran sejarah ini ternyata mampu membuat bangsa ini mengambil pelajaran berharga, betapa bahayanya politik memecah belah ini bagi kelangsungan hidup bangsa. Jika tidak dilakukan pencegahan sedari awal terutama dalam hal landasan dasar Negara, pada bagian paling mendasar kehidupan berbangsa ini harus diletakkan pondasi kuat dan kokoh sehingga upaya memecah belah tidak akan terulang kembali, dan itulah sebabnya pentingnya semua pihak memahami hakikatnya pancasila, disanalah semua awal mula berdiri bangsa ini. Pancasila lah yang telah mempersatukan bangsa ini dalam satu ikatan satu nusa, satu bahasa, dan satu bangsa.
TIMUR TENGAH DAN KEKACAUAN AKHIR ZAMAN
Negara timur yang saat ini sudah terkotak-kotak dan menuju kehancuran sudah diambang mata, apa yang tidak mereka miliki adalah apa yang kita punya saat ini, yaitu rasa persatuan dan kesatuan. Mereka mungkin bisa menghasilkan income per kapita paling tinggi di dunia dengan sumber minyak mentahnya, mereka bisa mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, tetapi ketika berhadapan dengan isu disintegrasi bangsa (perpecahan), ketika berhadapan dengan upaya memecah belah, mereka tidak punya formula selain berupaya meningkatkan terus-menerus pendapatannya, yang mana ketika ekonomi globalpun sedang lesu (mengalami penurunan), mereka tidak akan bisa terus berpura-pura tenang, padahal sesungguhnya seluruh rakyatnya gelisah dan sedang berada dibawah ancaman besar yaitu disintegrasi. Dalam tekanan ekonomi global, kebanyakan rakyat tidak mampu bertahan karena mereka sudah sepenuhnya bergantung pada kebijakan penguasa yang diharapkan mampu memberikan jalan keluar. Tetapi jika landasan utama Negara tersebut hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi dan tidak memiliki modal pentingnya rasa persatuan, maka tekanan itu akan dirasakan semakin berat dan tidak bisa membendung berbagai ketidakpuasan dan ketegangan antar umat.
Ketika ancaman perpecahan ini sudah menggurita dan merasuki alam bawah sadar kebanyakan orang, maka tidak ada cara lain yang bisa dilakukan penguasa selain menerapkan system pemerintahan tangan besi yaitu pemerintahan dictator dan otoriter untuk mengendalikan pergerakan massa agar tidak keluar jalur dan tidak membahayakan eksistensi pemerintahan. Dihadapkan pada situasi aspirasi masyarakat yang tidak bisa dibendung dengan kekuatan milier, maka lama kelamaan kondisi ini akan memperburuk situasi keamanan dan mengancam stabilitas Negara. Negara dan pemimpin berkuasa akan mudah digoyang dengan berbagai isu dan ancaman, dalam keadaan tidak menentu ini sangat mudah menggulingkan pemerintahan berkuasa dan inilah yang sedang berkecamuk di Negara-negara penuh konflik ini, mereka tidak bisa lagi mengendalikan jumah penduduk yang makin banyak, ditambah lagi campur tangan asing yang ingin mengambil keuntungan situasi gawat ini semakin memperburuk otoritas keamanan suatu bangsa.
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN ISU PERPECAHAN
Apa yang tidak dimengerti tentang inti ajaran islam sebagian umat muslim di berbagai belahan dunia mayoritas Negara muslim adalah adalah bahwa sesungguhnya Allah swt mengemas hukum syariat yang tertera dalam Al Quran, bersifat luas dan fleksibel, bisa mengikuti berbagai perubahan zaman. Ajaran islam bisa digunakan pada berbagai situasi dan kondisi, sesuai apa kebutuhan umat pada masa itu. Ajaran islam bisa di pakai untuk kepentingan keadaan darurat perang, kondisi damai dan ada juga yang bisa digunakan untuk kepentingan menjaga perdamaian. Semua tertera dengan sangat jelas di Al quran.
Yang dilakukan oleh kebanyakan Negara muslim di timur tengah adalah, mereka menggunakan semua hokum syariat dan ketentuan Allah itu pada semua kondisi. Mulai dari hokum rajam, cambuk, gantung, jihad, riba, poligami dan sebagainya. Semua itu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak peduli apakah kondisi saat itu sedang dalam keadaan damai atau perang. Semua hokum syariat diterapkan dalam berbagai keadaan, tidak ada yang tidak dipakai, semua diterapkan sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Al Quran. Sebagaimana yang terjadi di Arab Saudi, mereka menegakkan hokum islam dengan sangat keras di wilayahnya, dalam perjalannnya memang arab Saudi bisa menjadi Negara yang kaya dan makmur, tetapi ketika berhadapan dengan upaya musuh islam memecah belah, mereka kini dalam kondisi terancam disintegrasi bangsa. Hokum dengan aliran Whabi disana kini tengah diperdebatkan karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman.
Misalnya mengenai hokum hak perempuan, kebanyakan perempuan di arab Saudi terkekang oleh hukum yang melarang mereka melakukan banyak aktivitas, seperti misalnya perempuan tidak memiliki hak konstitusi di muka hukum, mereka tidak memiliki hak dalam pemilu. Penerapan hokum islam yang terlalu tegas dianggap sebagai wujud lain pemerintahan yang otoriter dan suka membelenggu hak warganya. Ketika tidak bisa dicarikan solusi dan jalan keluarnya, maka tumbuhlah bibit-bibit kebencian dan permusuhan di masyarakat yang akan berujung pada perpecahan.
Sebagai contoh, penerapan hokum poligami, hokum poligami sesungguhnya cocok digunakan ketika dalam keadaan perang, yaitu ketika ada kebanyakan janda-janda dan yatim yang harus kehilangan imam dalam keluarganya, adanya poligami di maksudkan agar para janda ini mendapatkan perlindungan dan menjamin hak-hak kehidupan mereka. Dan ketika hokum poligami digunakan di masa damai atau bukan keadaan perang, lihatlah apa yang terjadi, para laki-laki berduit banyak menggunakan dalih hokum poligami ini untuk menikahi anak dibawah umur, alias ABG usia 15 tahun. Memiliki istri lebih dari satu hanya karena alas an mencari kesenangan dunia belaka, bukan karena ingin mendekatkan diri kepada Allah swt. Poligami dijadikan alasan untuk memuaskan hawa nafsu birahi para pemilik uang dan kekuasaan.
Atau contoh lainnya, hokum jihad, hokum ini juga sangat cocok digunakan ketika Negara dalam keadaan perang, yaitu perang melawan thagut (musuh islam), dengan tujuan agar umat muslim tidak merasa gentar menghadapi musuh di medan perang. Jihad yang sebenar-benarnya menyerahkan jiwa dan raga demi mempertahankan akidah. Ketika hokum jihad dipakai dalam keadaan damai dan tidak perang, lihatlah apa yang terjadi, mengatasnamakan islam mereka membunuh saudaranya sendiri yang berbeda faham dan aliran. Bukannya mengharumkan kebesaran islam, sebaliknya malah mencoreng islam.
Kondisi inilah yang dimanfaatkan musuh-musuh islam, bahwa dengan menerapkan semua inti ajaran islam dalam situasi apapun, islam akan sangat mudah dihancurkan. Islam akan mudah di provokasi, dengan dasar ajarannya sendiri. Islam akan mudah dipecah belah dan diadu domba antar sesama, karena menerapkan seluruh syariat islam dalam berbagai kondisi bisa menciptakan konflik dan menyulut kebencian antar sesama. Padahal tidak seperti itu tujuan Allah menurunkan AL quran, manusia yang mengimani Al quran harusnya bisa membedakan dan memilah-milah, tidak mengadopsi semua hokum-hukum itu pada semua situasi, tetapi juga harus mempertimbangkan kondisi dan keadaan yang sedang berlaku. Mementingkan keberlangsungan tumbuh kembang nilai islam disesuaikan dengan kebutuhan jaman, sehingga umat islam bisa terus berkembang dan menggali terus nilai-nilai kehidupan di masa depan.
HUKUM ISLAM YANG SEJUK DAN DAMAI
Harusnya dalam keadaan perdamaian dan tidak ada peperangan, hokum yang di gunakan adalah hokum islam yang damai dan menyejukkan. Al quran sudah menyebutkan ada 200 ayat yang bicara kedamaian dan kondisi aman, ayat-ayat ini bisa digunakan untuk mencari jalan keluar sebuah permasalahan, tidak semua harus diakhiri dengan kematian dan pembunuhan. Berikut ini adalah salah satu contoh ayat yang bicara kedamaian dan mengajak semua pihak untuk mengutamakan damai daripada peperangan.
"Sesungguhnya Allah swt. menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan dan memberi kepada kaum kerabat ; dan melarang dari perbuatan keji, dan hal yang tidak disenangi, dan memberontak. Dia memberi kamu nasihat supaya kamu mengambil pelajaran." (Q.S. 16:91)
"Dan orang-orang yang berjuang untuk Kami, sesungguhnya Kami akan memberi petunjuk kepada mereka pada jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah swt. beserta orang- orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. 29:70)
"Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan. Tolaklah keburukan itu dengan cara yang sebaik-baiknya, maka tiba-tiba ia, yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang sahabat yang setia. Dan, tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang-orang yang sabar, dan tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang yang mempunyai bagian besar dalam kebaikan. (Q.S. 41: 35-36)
Dan jika Negara dalam keadaan peperangan, maka gunakanlah hokum syariat islam yang keras (islam garis keras) di terapkan dengan sekuat-kuatnya terhadap musuh-musuh islam. Orang islam harus menggigit kuat-kuat apa yang diperintahkan Al Quran dan berusaha sekuat tenaga mempertahankan iman dengan sekuat-kuatnya iman. Terapkan hokum islam yang mengedepankan akidah islam tanpa merasa ragu apalagi takut, hokum Allah sudah pasti tegak dan islam bisa dipastikan menang melawan musuh.
Dimasa pemerintahan rasulullah dan sahabat, situasi peperangan ini pernah banyak dimenangkan oleh kaum muslim, karena umat berhasil menegakkan islam dengan keyakinan penuh dalam dada mereka bagaikan harimau lapar di medan perang. Tidak ada umat islam yang mudah tertipu oleh tipu daya musuh, karena sedemikian kuatnya keyakinan dan iman mereka sehingga tidak mudah digoyahkan oleh godaan apapun.
Nah ketika di masa kemerdekaan dan perdamaian era modern ini, nampaknya mulai banyak orang muslim yang lengah dan terbuai kenikmatan dunia. Walau mereka sudah menegakkan hokum syariat dalam kehidupan sehari-harinya tetapi mereka tidak mampu menahan godaan dunia yang datang. Kenikmatan dunia membuat mereka lupa dan terlena dalam kesenangan memabukkan, sikap seperti ini lama kelamaan makin melunturkan nilai-nilai islam itu sendiri dan akhirnya mereka juga menolak apa yang ditetapkan dan memilih jalan lain untuk mempertahankan kenikmatan dunia. Contohnya, Hokum poligami diterapkan di masa modern bukannya memperindah islam sebaliknya menjadikan islam difitnah karena dianggap suka mengekspoitasi kaum hawa. Disisi lain, hukum larangan memakan riba tidak diterapkan di masa damai, yang terjadi banyak umat yang terjebak dalam uang haram dan korupsi menghalalkan berbagai cara. Padahal dimasa damai justru hokum larangan memakan riba yang harus diutamakan, agar tidak membiarkan meluasnya penyebaran uang haram yang bisa merusak iman dan akidah umat islam.
Perlu juga sama-sama kita ingat, bahwa hokum syariat yang tertera di dalam AL quran, seluruhnya dihasilkan di masa pemerintahan rasulullah nabi kita Muhammad saw. Semua isinya mencakup kondisi dan keadaan pada masa itu yaitu keadaan damai ataupun perang. Bahwa dimasa pemerintahan rasulullah, sang Nabi saw telah mengalami dua periode jaman secara bersamaan, yaitu keadaan damai dan keadaan peperangan. Maka dari itu semua isi kandungan AL quran bisa dipelajari dan diamalkan dalam berbagai situasi dan kondisi, tetapi bukan berarti semua hokum tersebut harus diterapkan sekaligus tidak memperhatikan masa yang berlaku. Umat harus bisa membedakan mana hokum yang harus digunakan di masa perang atau di masa damai, keduanya memiliki konteks berbeda tetapi memiliki satu tujuan yaitu memakmurkan islam dari berbagai sisi kehidupan. Mendahulukan kepentingan umat dan mensyiarkan islam disesuaikan dengan perkembangan jaman.
PERANG DI ERA PERDAMAIAN YANG FATAMORGANA
Menurut anda, apa alasan musuh-musuh islam membiarkan umat muslim saat ini berada dalam situasi damai? Membiarkan islam tumbuh berkembang dalam ketenanngan, dan tidak menyatakan perang secara terang-terangan, padahal di masa lalu, mereka tahu persis bahwa mereka pernah dihancurkan oleh dinasti kekaisaran islam, dalam perang Badar, perang Uhud, perang salib, perang di masa Dinasti Ottoman misalnya, mereka pernah hancur karena dominasi kekuatan islam di masa peperangan. Tidak ada yang meragukan kehandalan pasukan islam, mereka tahu persis bahwa islam sangat kuat dan keras menerapkan hukumnya hingga tidak akan mengalami kekalahan sedikitpun atas peristiwa besar yang pernah mereka alami. Kondisi perang sama sekali tidak menguntungkan bagi kaum kafir, melainkan mereka akan makin terpojok dan lemah.
Kondisi yang terjadi saat ini adalah momentum mereka kembali ingin menghancurkan islam, yaitu dengan memanfaatkan kondisi damai dan ketenangan. Kondisi damai ini adalah bagian dari upaya mereka menciptakan perang yang tidak terlihat kasat mata yaitu dengan cara menghancurkan nilai-nilai keislaman itu sendiri dengan cara memecah belah mashab dan aliran yang berasal dari dalam diri umat sendiri. Mulai dari menyebarkan virus-virus tumbuh suburnya berbagai macam aliran, misalnya syiah, wahabi, takfiri, islam sekuler dan sebagainya. Disamping juga menumbuh suburkan faham feminism, LGBT, narkoba, seks bebas dikalangan muda dan sebagainya.
Itu adalah bagian dari taktik berperang kaum kafir dalam mengahancurkan islam. Musuh-musuh islam ingin membuat orang islam itu sendiri yang merusak agamanya dengan tangannya sendiri, dengan dipicu oleh berbagai provokasi pihak asing. Dan faktanya cara ini dinilai cukup sukses dan membuahkan hasil, lihatlah apa yang terjadi di Suriah, Mesir, Bosnia, palestina, iran, irak, dan Negara-negara timur mayoritas islam di sana saat ini sudah memasuki tahap peleburan dan pemusnahan secara massal. Mereka bukan hanya sudah terkotak-kotak bahkan saat ini sudah memasuki tahap pemusnahan massal alias akan dibumi hanguskan dengan cara keji.
Bagaimana kejamnya cara mereka memusnahkan umat islam dengan senjata kimia dan biologis dengan alasan yang tidak masuk akal. Tanah kelahirannya di ambil paksa, sumber energinya dikuasai dan penduduknya diungsikan ke Negara lain, bukan sekedar untuk ditampung, mereka juga disana akan dihinakan oleh penguasa setempat. Dijadikan alat untuk memfitnah islam dengan serangkaian terror. Bukankan ini sebuah fakta yang mengerikan, bagaimana islam hingga saat ini sudah digunakan sebagai alat untuk menghancurkan islam itu sendiri dengan cara dan taktik musuh, memanfaatkan keadaan tenang sebagai alasan dilancarkannya sebuah serangan terhadap warga sipil tidak berdosa. Inilah yang diinginkan para musuh islam sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu, islam akan membunuh dirinya sendiri dengan tangannya sendiri. Musuh islam tidak perlu susah payah menghadapi mereka di medan perang, cukup menyulutkan isu kebencian dan permusuhan maka terjadilah apa bisa menghancurkan islam dengan mudah yaitu perang saudara.
HUKUM SYARIAT ISLAM YANG WARNA-WARNI
Kondisi ini juga tidak berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, ada saja pihak yang ingin mendirikan Negara islam dengan penerapan hokum syariat islam garis keras didalamnya dengan alasan pemerintah yang berkuasa terlalu korup. Mulai dari DII/TII, hingga jaringan teroris internasional yang diekspor oleh Negara tetangga kita Malaysia dan Filipina, mereka ingin memposisikan islam di negeri kita ini sebagai islam garis keras. Karena penduduk mayoritas di negeri ini adalah islam, islam yang warna-warni, jadi dianggap jauh lebih mudah memecah belah bangsa ini karena sudah bercampur baur dengan berbagai etnis, budaya dan tradisi setempat. Islam di nusantara ini dianggap juga mudah dikendalikan dan ditaklukkan karena umatnya tidak melaksanakan ajaran islam dengan keras sebagaimana yang ada di Negara timur sana. Kondisi ini dianggap akan jauh memudahkan upaya musuh islam dalam menghancurkan akidah islam nusantara, karena pemerintahannya pun tidak membenarkan penerapan hokum islam dalam kehidupan berbangsa. Pemerintahnya pun menerapkan system peradilannya banyak mengadopsi hokum Negara Belanda, yaitu hokum yang ditinggalkan penjajahan colonial atau hokum yang menyesuaikan dengan kebutuhan umum.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika yang kita lihat adalah pemerintahan dan rakyatnya berjalan masing-masing. Islam nusantara dipaksa menerapkan hokum colonial dalam kehidupannya karena tidak ada pilihan lain, sebab penguasanya tidak membenarkan hokum islam dijadikan landasan hokum Negara. Dalam hal ini Allah swt mengetahui betul bagaimana sulitnya pergerakan islam di Indonesia, karena secara akidah mereka bebas menjalankan kewajiban beribadah tetapi dalam penerapan hokum islam, mereka dipaksa menggunakan system ad dajjal seperti system keuangan riba. Yang sama sekali tidak menguntungkan umat islam secara keseluruhan. Orang islam di Indonesia boleh bebas beribadah tetapi mereka juga memakan uang riba dalam kehidupan kesehariannya. Padahal dampak penerapan riba bisa merusak moral dan mental bangsa ini. Riba bisa mencuci otak bangsa menjadi bangsa yang bengis dan tega membunuh saudaranya sendiri demi kesenangan dunia, melalui korupsi. Riba bisa menggiring penggunanya untuk menghalalkan segala cara dalam mencari rizki. Tidak mau tunduk kepada perintah dan larangan Allah swt. riba bisa membuat penggunanya memiliki jiwa yang keras dan sulit menerima hikmah, jiwanya terhalang oleh kotoran dunia.
SKENARIO MEMECAH BELAH UMAT
Ini adalah salah satu scenario musuh islam untuk memecah belah umat di tengah perbedaan dan keragaman suku dan etnis, islam terus diganggu dengan berbagai macam provokasi dan intimidasi, walau jumlah penduduk muslim tergolong banyak, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan melawan dan menolak tiran yang ditujukan kepada umat kebanyakan. Walau islam adalah warga mayoritas tetapi tidak selamanya hokum berpihak pada kepentingan orang islam, pada beberapa kasus umat terpaksa harus menerima kekalahan dengan cara mengedepankan ukhuah islamiah daripada terjadi perpecahan. Walau pada banyak kasus, musuh islam kerap menyulut kegaduhan, dan ketika umat menuntut keadilan, mereka tidak mendapatkannya melainkan harus bersikap mengalah dan menahan diri agar tidak terjadi bentrokan. Nilai-nilai toleransi beragama yang dianut bangsa ini masih banyak ketimpangan, sebagai kelompok mayoritas, islam yang kerap di hina oleh segelintir minoritas, tidak bisa berbuat banyak untuk membela agamanya, karena sekali lagi dalih bahwa Negara ini bukan Negara agama kembali dimunculkan ke public, sehingga kondisi umat islam pada umumnya selalu berada di bawah tekanan. Baik itu tekanan dari public maupun tekanan internasional.
DIBALIK PUJIAN TOLERANSI UMAT BERAGAMA
Masyarakat Islam di Indonesia yang dipandang oleh dunia internasional sangat menjunjung tinggi nilai toleransi, dipuji dan disanjung-sanjung sesungguhnya itu adalah bagian dari proses pembantukan jati diri yang lebih mengedepankan nilai persatuan bangsa. Tidak ada alasan lain, bagi seorang muslim dinegeri ini untuk menuntut banyak pada setiap peristiwa besar yang mencabik-cabik ajaran islam selain umat harus banyak menahan diri dan bersabar. Ketika agama di jadikan komoditas politik, diperdebatkan di ruang public, dipertentangkan dan sebagainya, dimana sebenarnya dibalik semua itu adalah kenyataan bahwa sebenarnya masyarakat kita tidaklah mengerti hakikatnya ilmu agama itu sendiri. Masyarakat hanya mengadopsi nilai-nilai islam hanya secara garis besar, mereka tidak memahami isi dan maksud dari semua perintah dan petunjuk agama yang paling esensial.
Ujung dari semua ini adalah masyarakat jadi mudah diadu domba dan digiring pada sebuah kepentingan yang mengatasnamakan agama. Mereka membenarkan semua dalil yang digunakan penguasa yang tanpa sadar ingin mengambil keuntungan dari ketidak tahuan orang awam, bahwa sebenarnya mereka telah menjadi sapi perah dan alat untuk memudahkan terwujudnya kepentingan segelintir orang. Kondisi ini yang sering menjadi dilemma di masyarakat, disatu sisi harus mempertahankan akidah disisi lain harus mengedepankan persatuan.
ISLAM MODERAT YANG RAHMATAN LIL ALAMIN
Atas dasar keadaan ini, maka dari itu, umat muslim Indonesia tidak bisa menampakkan diri mereka terlalu kasat mata di hadapan public, mereka memilih menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas keagamaan yang bersifat spiritual movement. Sebuah kegiatan keagamaan yang bersifat perbaikan ke dalam diri, memperbaiki kualitas ibadah, memberikan pencerahan kepada sesame, membantu kekurangan orang lain, mendonasikan berbagai keperluan umat dan sebagainya yang mana kegiatan keagamaan ini lebih bersifat intern atau berorientasi ke dalam perbaikan iman dan taqwa bagi umat. Atas kesabaran dan ketekunaannya ini, kini umat islam di Indonesia bertransformasi menjadi umat yang bisa menjaga tolerasi antar umat beragama, bisa menjaga kerukunan antar sesame, bisa menunjukkan diri sebagai jiwa-jiwa damai yang cinta ketenangan dan perdamaian dibanding permusuhan dan konflik. Umat islam Indonesia kini mendapat julukan manusia beriman yang sangat berjiwa besar dan mengutamakan persatuan walau sebenarnya semua itu bukanlah perkara mudah. Inilah bagian dari proses pencarian jati diri yang mana dalam keadaan damai seperti ini, kebanyakan umatpun lebih banyak mengamalkan hokum syariat islam yang damai. Hokum islam yang lebih mengedepankan kebaikan, kedamaian, ukhuah islamiah, dan kerukunan. Dan inilah yang dinamakan Islam yang rahmatan lil alamin, islam yang menjadi rahmat bagi semua.
Tidak ada lagi sifat iri, dengki, hasut dan amarah, semua permasalahan bisa diselesaikan dengan meminta petunjuk dari orang yang mengerti agama. Orang islam dalam hal ini benar-benar dituntut kemampuannya menahan diri dan sepenuhnya menyerahkan segala urusan kepada Sang Pencipta Alam Semesta, Allah Swt. Bagi umat, hanya Allah swt sajalah tempat bersandar paling utama, tempat sebaik-baiknya semua perkara dikembalikan, bukan pemimpin apalagi penguasa. Dan atas dasar kesadaran inilah Allah swt meridhoi dan merahmati perjuangan islam nusantara dalam menjaga nama baik islam. Umat telah dengan segala daya upaya memperjuangkan ajaran islam tetapi dalam perjalanannya islam di Indonesia ditakdirkan untuk menjadi islam yang modern atau islam moderat, yang bisa menerima perbedaan dan menerima kekurangan bukan karena islam lebih rendah/lemah tetapi karena menatap bahwa islam adalah agama yang cinta damai dan islam adalah agama yang sejuk. Islam nusantara bukan islam garis keras yang selalu harus menghunus pedang jika terjadi perbedaan, islam nusantara adalah islam yang bisa bicara atas dasar kepentingan banyak orang.
Kondisi iman umat muslim di Indonesia ini lebih banyak kepada upaya mendidik diri menjadi pribadi yang kuat dan tangguh menghadapi berbagai guncangan dan cobaan. Tidak semua orang bisa menerima keadaan ketika harus berhadapan dengan situasai yang sama sekali tidak memberikan peluang membela kebenaran. Orang islam walaupun terbiasa dengan keadaan tekanan dan penderitaan, tetapi bukanlah pribadi yang lemah dan mudah menyerah pada keadaan. Musuh-musuh islampun bingung dengan keadaan muslim nusantara saat ini, mengapa bisa berbagai kondisi miskin dan melarat seperti ini masih bisa menyebut dan menggemakan asma Allah swt dalam tidurnya. Sesuatu yang menurut mereka tidak habis pikir, mengapa kondisi umat islam nusantara ini bukannya semakin terpuruk sebaliknya semakin bersinar dan menyilaukan mata dunia internasional. Ternyata kemiskinan sama sekalii tidak bisa mematikan iman, justru sebaliknya kemiskinan membuat iman semakin bersinar terang. Semakin besar keyakinan dan ketaqwaan umat kepada hokum Allah swt, semakin dekat dengan rahmat-Nya.
INDONESIA DAN MASA DEPAN DUNIA
Adapun bentuk pujian bangsa-bangsa barat (inggris, belanda) terhadap toleransi umat beragama di negeri ini ketika mereka berkunjung adalah salah satu bentuk tanda Tanya besar, mengapa islam di Indonesia ini dalam keadaan miskin justru bisa berkembang bagaikan jamur di musim hujan. Mereka mempertanyakan apa yang menjadi rahasia semua ini dan bagaimana cara agar bisa membendung pertumbuhannya. Jika memang ada cara yang bisa dipakai untuk membatasi pertumbuhan penduduk muslim, maka lakukanlah apa saja untuk menahan laju pertumbuhan penduduk muslim yang tidak bisa dibatasi ini. Musuh islam memandang suatu hari nanti Indonesia akan menjadi ancaman besar, karena mayoritas penduduknya adalah muslim dan terbesar di dunia. Suatu hari nanti Indonesia akan menjadi salah satu Negara islam terkuat yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Jika saat ini mereka bisa mengurangi populasi muslim di timur tengah, maka di masa depan mereka pasti tidak akan mampu mengurangi populasi penduduk muslim nusantara karena jumlahnya sudah berlipat=lipat jika disbanding jumlah penduduk muslim timur tengah.
Dimasa depan, hanya akan tersisa beberapa Negara besar dengan tingkat integritas tinggi yang akan bertahan ditengah semakin langkanya bahan baku mineral dan energi. Hanya tersisa beberapa Negara dengan tingkat kemandirian energi terbaik yang bisa menjalani masa-masa akhir menjelang akhir jaman. Kelangkaan sumber daya energi, jumlah populasi penduduk yang harus terus disuplay, ancaman disintegrasi, ancaman perubahan iklim global, ancaman perang nuklir dan berbagai ancaman lain yang siap menelan sebuah bangsa dalam sekejap. Dan Negara-negara dengan tingkat kemandirian energi dan kesiapan menghadapi ancaman masa depan adalah; Amerika Serikat, Korea Utara dan Korea Selatan, China, Rusia, Israel, Jepang, Australia dan beberapa Negara besar lain semoga saja Indonesia bisa masuk dalam hitungan. Hanya Negara-negara yang saat ini bisa melalui beratnya masa sulit akibat pelemahan ekonomi global yang akan bisa memasuki babak akhir percaturan ekonomi dunia.
Salah satu contoh benua yang sudah hilang dan lenyap dari bumi ini dan sudah tidak pernah disebutkan lagi di kancah internasional adalah Afrika, benua afrika bagaikan belahan dunia yang sudah lenyap dari permukaan bumi. Tidak ada lagi pihak yang memperebutkan dan memperbincangkan benua ini (Somalia dan Uganda), karena dimasa lalu ia pernah menjadi salah satu benua yang paling sibuk dengan konflik dan kecamuk perang saudara. Jika yang terjadi di saat ini adalah konflik sedang berkecamuk di timur tengah, maka bisa jadi kelak timur tengah juga akan menjadi salah satu benua yang hilang dari permukaan bumi. Ia akan dilupakan masyarakat dunia karena pernah menjadi sentra kekacauan dan perebutan kekuasaan, pusat perang saudara dan perebutan energi, dan kini afrika hanya tinggal padang rumput tandus dan gersang dan dihuni oleh penduduk kelaparan karena tidak ada sumber kehidupan di sana.
Indonesia di masa depan akan menjadi pusat perebutan kekuasaan dan energi masa depan, karena kekayaan alamnya dan dan posisi strategisnya di lintasi garis katulistiwa yang menjadikannya sumber kehidupan hayati, di masa depan indonesia akan menjadi salah satu sentra perebutan oleh bangsa-bangsa besar berkuasa. Maka dari itu, sudahkah kita sadar bahwa setelah usai konflik perang di timur tengah, pusat konflik berikutnya akan pindah ke Negara kita? The next area konflik yang akan dimulai dari perebutan batas laut china selatan, akan memulai babak awal ketegangan di negeri tercinta ini. Saat ini garis batas Laut China selatan sudah diklaim oleh beberapa negara karena disana ada Blok Natuna yang kaya sumber energi. Pulau Natuna saat ini dijaga ketat oleh aparat keamanan, karena jika kondisi negara dalam keadaan gawat, atau terjadi huru-hara, maka pulau ini yang akan menjadi gerbang pintu masuk pihak asing menguasai negara.
Inilah gambaran masa depan dunia, indonesialah yang akan menjadi babak penutup dimulainya perang dunia ketiga yang berbasis nulklir. Indonesialah bangsa terakhir yang akan menjaga benteng pertahanan islam, sebagai salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia akan menjadi pusat perebutan kekuatan ekonomi dunia ditengah kecamuk ancaman perang senjata pemusnah masal berbasis nuklir dan kimia. sudah siapkah kita semua? Menyiapkan generasi akan datang yang kuat dan tangguh mampu berhadapan dengan musuh islam yang paling nyata yaitu keganasan perang?
Dalam lawatannya ke Indonesia, Raja Salman Bin Abdul Azis berpesan ingin mengembangkan ajaran islam moderat yang ada di Indonesia untuk di pelajari di negaranya. Yaitu ajaran Islam yang rahamatan lil alamin. Hal ini membuat terkejut banyak pihak. Karena sebagaimana kita semua tahu bahwa Arab Saudi adalah pusatnya ajaran islam dan disanalah awal mula tumbuhnya islam. Tetapi mengapa raja Saudi sendiri menginginkan dipelajarinya Islam nusantara yang mungkin bagi sebagian orang masih memiliki banyak kekurangan disana-sini. Sementara penguasa Arab Saudi di Negara itu sebagian besar masyarakatnya berpendidikan tinggi dan mereka kebanyakan lulusan perguruan tinggi eropa dan amerika yang ternama (Oxford, Harvard dll), apakah pola pikir mereka dianggap masih belum cukup moderat jika dibanding Islam yang dianut kebanyakan orang Indonesia. Sekilas saja jika kita bandingkan dalam hal ilmu pengetahuan, sudah pasti bangsa arab ini memiliki cara pandang yang sangat modern jika dibanding kebanyakan orang Indonesia. Tetapi pastilah disini adalah hal-hal yang tidak bisa dijelaskan secara matematis dan hitungan angka, pastilah ada sesuatu yang unik dari keberadaan Islam Indonesia yang tidak dimiliki orang islam pada umumnya.
ISLAM MODERAT YANG RAHAMATAN LIL ALAMIN
Apa yang terjadi di belahan dunia sana, ketika Islam berkembang pesat dan ada sekelompok orang yang merasa khawatir dengan lonjakan jumlah penduduk islam ini, mereka berupaya mencari cara untuk menghambat pertumbuhannya dengan cara menyebarkan isu sesat dan menyimpang tentang Islam, hingga membentuk gerombolan orang siap mati yang berjuang atas nama Islam. Upaya-upaya in terus dilakukan, tetapi sayangnya jumlah penduduk muslim bukan berkurang, sebaliknya malah semakin besar. Upaya lain pun gencar dilakukan, yaitu dengan memecah belah elemen suatu bangsa hingga mereka bertikai satu sama lain hanya karena perbedaan mazhab dan aliran, dan nampaknya upaya ini membuahkan hasil signifikan, yaitu kini banyak Negara-negara islam di timur tengah berkonflik dan saling berhadapan. Mereka terpecah belah dan tercerai berai mengatasnamakan islam di dalamnya. Disatu sisi keberadaan islam diterima di kalangan barat dan banyak yang masuk islam, disisi lain umat islam sendiri bertikai dan mengakibatkan banyak jatuh korban dan kehilangan nyawa. Jumlah penduduk muslim dalam satu waktu terjadi penambahan sekaligus pengurangan signifikan.
Lalu apa yang sebenarnya terjadi dengan Islam yang ada di Timur Tengah sana? Mengapa mereka tidak bisa bersatu dan mempertahankan identitas dirinya sebagai satu kesatuan, padahal ajaran yang mereka anut adalah murni syariat islam. Mengapa mereka menjadi manusia yang mudah dipecah belah dan di kotak-kotak lalu tercerai berai dalam lingkungan mereka sendiri. Negara-negara islam yang ada di timur tengah sana kini sedang mengalami banyak pertikaian dan konflik; antara Arab Saudi dengan Iran, antara Arab Saudi dengan Uni Emirat Arab, antara Turki dengan Belanda, antara Turki dengan Rusia. Semua Negara mayoritas muslim ini sedang memperebutkan identitas diri yang tidak bisa mereka tegakkan diatas lahan mereka sendiri, karena persoalan terbesar yang datang berasal dari dalam diri mereka sendiri, yaitu pertumbuhan jumlah penduduk yang tidak disertai dengan kesadaran rasa bersatu (nasionalis).
SEJARAH PANJANG PROPAGANDA DI INDONESIA
Bangsa Indonesia ini memiliki sejarah panjang mengenai upaya berbagai pihak ingin memecah belah bangsa ini yaitu ketika masa penjajahan portugis dan belanda. Bagaimana hebatnya upaya colonial melakukan politik devide et empera, yaitu memecah belah bangsa ini menjadi beberapa kelompok-kelompok kecil untuk kemudian dikuasi, dikendalikan lalu di jajah dan diambil sumber kekayaan alamnya. Pelajaran sejarah ini ternyata mampu membuat bangsa ini mengambil pelajaran berharga, betapa bahayanya politik memecah belah ini bagi kelangsungan hidup bangsa. Jika tidak dilakukan pencegahan sedari awal terutama dalam hal landasan dasar Negara, pada bagian paling mendasar kehidupan berbangsa ini harus diletakkan pondasi kuat dan kokoh sehingga upaya memecah belah tidak akan terulang kembali, dan itulah sebabnya pentingnya semua pihak memahami hakikatnya pancasila, disanalah semua awal mula berdiri bangsa ini. Pancasila lah yang telah mempersatukan bangsa ini dalam satu ikatan satu nusa, satu bahasa, dan satu bangsa.
TIMUR TENGAH DAN KEKACAUAN AKHIR ZAMAN
Negara timur yang saat ini sudah terkotak-kotak dan menuju kehancuran sudah diambang mata, apa yang tidak mereka miliki adalah apa yang kita punya saat ini, yaitu rasa persatuan dan kesatuan. Mereka mungkin bisa menghasilkan income per kapita paling tinggi di dunia dengan sumber minyak mentahnya, mereka bisa mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia, tetapi ketika berhadapan dengan isu disintegrasi bangsa (perpecahan), ketika berhadapan dengan upaya memecah belah, mereka tidak punya formula selain berupaya meningkatkan terus-menerus pendapatannya, yang mana ketika ekonomi globalpun sedang lesu (mengalami penurunan), mereka tidak akan bisa terus berpura-pura tenang, padahal sesungguhnya seluruh rakyatnya gelisah dan sedang berada dibawah ancaman besar yaitu disintegrasi. Dalam tekanan ekonomi global, kebanyakan rakyat tidak mampu bertahan karena mereka sudah sepenuhnya bergantung pada kebijakan penguasa yang diharapkan mampu memberikan jalan keluar. Tetapi jika landasan utama Negara tersebut hanya bertumpu pada pertumbuhan ekonomi dan tidak memiliki modal pentingnya rasa persatuan, maka tekanan itu akan dirasakan semakin berat dan tidak bisa membendung berbagai ketidakpuasan dan ketegangan antar umat.
Ketika ancaman perpecahan ini sudah menggurita dan merasuki alam bawah sadar kebanyakan orang, maka tidak ada cara lain yang bisa dilakukan penguasa selain menerapkan system pemerintahan tangan besi yaitu pemerintahan dictator dan otoriter untuk mengendalikan pergerakan massa agar tidak keluar jalur dan tidak membahayakan eksistensi pemerintahan. Dihadapkan pada situasi aspirasi masyarakat yang tidak bisa dibendung dengan kekuatan milier, maka lama kelamaan kondisi ini akan memperburuk situasi keamanan dan mengancam stabilitas Negara. Negara dan pemimpin berkuasa akan mudah digoyang dengan berbagai isu dan ancaman, dalam keadaan tidak menentu ini sangat mudah menggulingkan pemerintahan berkuasa dan inilah yang sedang berkecamuk di Negara-negara penuh konflik ini, mereka tidak bisa lagi mengendalikan jumah penduduk yang makin banyak, ditambah lagi campur tangan asing yang ingin mengambil keuntungan situasi gawat ini semakin memperburuk otoritas keamanan suatu bangsa.
HUKUM SYARIAT ISLAM DAN ISU PERPECAHAN
Apa yang tidak dimengerti tentang inti ajaran islam sebagian umat muslim di berbagai belahan dunia mayoritas Negara muslim adalah adalah bahwa sesungguhnya Allah swt mengemas hukum syariat yang tertera dalam Al Quran, bersifat luas dan fleksibel, bisa mengikuti berbagai perubahan zaman. Ajaran islam bisa digunakan pada berbagai situasi dan kondisi, sesuai apa kebutuhan umat pada masa itu. Ajaran islam bisa di pakai untuk kepentingan keadaan darurat perang, kondisi damai dan ada juga yang bisa digunakan untuk kepentingan menjaga perdamaian. Semua tertera dengan sangat jelas di Al quran.
Yang dilakukan oleh kebanyakan Negara muslim di timur tengah adalah, mereka menggunakan semua hokum syariat dan ketentuan Allah itu pada semua kondisi. Mulai dari hokum rajam, cambuk, gantung, jihad, riba, poligami dan sebagainya. Semua itu diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak peduli apakah kondisi saat itu sedang dalam keadaan damai atau perang. Semua hokum syariat diterapkan dalam berbagai keadaan, tidak ada yang tidak dipakai, semua diterapkan sesuai dengan apa yang disebutkan dalam Al Quran. Sebagaimana yang terjadi di Arab Saudi, mereka menegakkan hokum islam dengan sangat keras di wilayahnya, dalam perjalannnya memang arab Saudi bisa menjadi Negara yang kaya dan makmur, tetapi ketika berhadapan dengan upaya musuh islam memecah belah, mereka kini dalam kondisi terancam disintegrasi bangsa. Hokum dengan aliran Whabi disana kini tengah diperdebatkan karena sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan jaman.
Misalnya mengenai hokum hak perempuan, kebanyakan perempuan di arab Saudi terkekang oleh hukum yang melarang mereka melakukan banyak aktivitas, seperti misalnya perempuan tidak memiliki hak konstitusi di muka hukum, mereka tidak memiliki hak dalam pemilu. Penerapan hokum islam yang terlalu tegas dianggap sebagai wujud lain pemerintahan yang otoriter dan suka membelenggu hak warganya. Ketika tidak bisa dicarikan solusi dan jalan keluarnya, maka tumbuhlah bibit-bibit kebencian dan permusuhan di masyarakat yang akan berujung pada perpecahan.
Sebagai contoh, penerapan hokum poligami, hokum poligami sesungguhnya cocok digunakan ketika dalam keadaan perang, yaitu ketika ada kebanyakan janda-janda dan yatim yang harus kehilangan imam dalam keluarganya, adanya poligami di maksudkan agar para janda ini mendapatkan perlindungan dan menjamin hak-hak kehidupan mereka. Dan ketika hokum poligami digunakan di masa damai atau bukan keadaan perang, lihatlah apa yang terjadi, para laki-laki berduit banyak menggunakan dalih hokum poligami ini untuk menikahi anak dibawah umur, alias ABG usia 15 tahun. Memiliki istri lebih dari satu hanya karena alas an mencari kesenangan dunia belaka, bukan karena ingin mendekatkan diri kepada Allah swt. Poligami dijadikan alasan untuk memuaskan hawa nafsu birahi para pemilik uang dan kekuasaan.
Atau contoh lainnya, hokum jihad, hokum ini juga sangat cocok digunakan ketika Negara dalam keadaan perang, yaitu perang melawan thagut (musuh islam), dengan tujuan agar umat muslim tidak merasa gentar menghadapi musuh di medan perang. Jihad yang sebenar-benarnya menyerahkan jiwa dan raga demi mempertahankan akidah. Ketika hokum jihad dipakai dalam keadaan damai dan tidak perang, lihatlah apa yang terjadi, mengatasnamakan islam mereka membunuh saudaranya sendiri yang berbeda faham dan aliran. Bukannya mengharumkan kebesaran islam, sebaliknya malah mencoreng islam.
Kondisi inilah yang dimanfaatkan musuh-musuh islam, bahwa dengan menerapkan semua inti ajaran islam dalam situasi apapun, islam akan sangat mudah dihancurkan. Islam akan mudah di provokasi, dengan dasar ajarannya sendiri. Islam akan mudah dipecah belah dan diadu domba antar sesama, karena menerapkan seluruh syariat islam dalam berbagai kondisi bisa menciptakan konflik dan menyulut kebencian antar sesama. Padahal tidak seperti itu tujuan Allah menurunkan AL quran, manusia yang mengimani Al quran harusnya bisa membedakan dan memilah-milah, tidak mengadopsi semua hokum-hukum itu pada semua situasi, tetapi juga harus mempertimbangkan kondisi dan keadaan yang sedang berlaku. Mementingkan keberlangsungan tumbuh kembang nilai islam disesuaikan dengan kebutuhan jaman, sehingga umat islam bisa terus berkembang dan menggali terus nilai-nilai kehidupan di masa depan.
HUKUM ISLAM YANG SEJUK DAN DAMAI
Harusnya dalam keadaan perdamaian dan tidak ada peperangan, hokum yang di gunakan adalah hokum islam yang damai dan menyejukkan. Al quran sudah menyebutkan ada 200 ayat yang bicara kedamaian dan kondisi aman, ayat-ayat ini bisa digunakan untuk mencari jalan keluar sebuah permasalahan, tidak semua harus diakhiri dengan kematian dan pembunuhan. Berikut ini adalah salah satu contoh ayat yang bicara kedamaian dan mengajak semua pihak untuk mengutamakan damai daripada peperangan.
"Sesungguhnya Allah swt. menyuruh kamu berlaku adil dan berbuat kebaikan dan memberi kepada kaum kerabat ; dan melarang dari perbuatan keji, dan hal yang tidak disenangi, dan memberontak. Dia memberi kamu nasihat supaya kamu mengambil pelajaran." (Q.S. 16:91)
"Dan orang-orang yang berjuang untuk Kami, sesungguhnya Kami akan memberi petunjuk kepada mereka pada jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah swt. beserta orang- orang yang berbuat kebaikan. (Q.S. 29:70)
"Dan tidaklah sama kebaikan dan keburukan. Tolaklah keburukan itu dengan cara yang sebaik-baiknya, maka tiba-tiba ia, yang di antara engkau dan dirinya ada permusuhan, akan menjadi seperti seorang sahabat yang setia. Dan, tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang-orang yang sabar, dan tiada yang dianugerahi taufik itu selain orang yang mempunyai bagian besar dalam kebaikan. (Q.S. 41: 35-36)
Dan jika Negara dalam keadaan peperangan, maka gunakanlah hokum syariat islam yang keras (islam garis keras) di terapkan dengan sekuat-kuatnya terhadap musuh-musuh islam. Orang islam harus menggigit kuat-kuat apa yang diperintahkan Al Quran dan berusaha sekuat tenaga mempertahankan iman dengan sekuat-kuatnya iman. Terapkan hokum islam yang mengedepankan akidah islam tanpa merasa ragu apalagi takut, hokum Allah sudah pasti tegak dan islam bisa dipastikan menang melawan musuh.
Dimasa pemerintahan rasulullah dan sahabat, situasi peperangan ini pernah banyak dimenangkan oleh kaum muslim, karena umat berhasil menegakkan islam dengan keyakinan penuh dalam dada mereka bagaikan harimau lapar di medan perang. Tidak ada umat islam yang mudah tertipu oleh tipu daya musuh, karena sedemikian kuatnya keyakinan dan iman mereka sehingga tidak mudah digoyahkan oleh godaan apapun.
Nah ketika di masa kemerdekaan dan perdamaian era modern ini, nampaknya mulai banyak orang muslim yang lengah dan terbuai kenikmatan dunia. Walau mereka sudah menegakkan hokum syariat dalam kehidupan sehari-harinya tetapi mereka tidak mampu menahan godaan dunia yang datang. Kenikmatan dunia membuat mereka lupa dan terlena dalam kesenangan memabukkan, sikap seperti ini lama kelamaan makin melunturkan nilai-nilai islam itu sendiri dan akhirnya mereka juga menolak apa yang ditetapkan dan memilih jalan lain untuk mempertahankan kenikmatan dunia. Contohnya, Hokum poligami diterapkan di masa modern bukannya memperindah islam sebaliknya menjadikan islam difitnah karena dianggap suka mengekspoitasi kaum hawa. Disisi lain, hukum larangan memakan riba tidak diterapkan di masa damai, yang terjadi banyak umat yang terjebak dalam uang haram dan korupsi menghalalkan berbagai cara. Padahal dimasa damai justru hokum larangan memakan riba yang harus diutamakan, agar tidak membiarkan meluasnya penyebaran uang haram yang bisa merusak iman dan akidah umat islam.
Perlu juga sama-sama kita ingat, bahwa hokum syariat yang tertera di dalam AL quran, seluruhnya dihasilkan di masa pemerintahan rasulullah nabi kita Muhammad saw. Semua isinya mencakup kondisi dan keadaan pada masa itu yaitu keadaan damai ataupun perang. Bahwa dimasa pemerintahan rasulullah, sang Nabi saw telah mengalami dua periode jaman secara bersamaan, yaitu keadaan damai dan keadaan peperangan. Maka dari itu semua isi kandungan AL quran bisa dipelajari dan diamalkan dalam berbagai situasi dan kondisi, tetapi bukan berarti semua hokum tersebut harus diterapkan sekaligus tidak memperhatikan masa yang berlaku. Umat harus bisa membedakan mana hokum yang harus digunakan di masa perang atau di masa damai, keduanya memiliki konteks berbeda tetapi memiliki satu tujuan yaitu memakmurkan islam dari berbagai sisi kehidupan. Mendahulukan kepentingan umat dan mensyiarkan islam disesuaikan dengan perkembangan jaman.
PERANG DI ERA PERDAMAIAN YANG FATAMORGANA
Menurut anda, apa alasan musuh-musuh islam membiarkan umat muslim saat ini berada dalam situasi damai? Membiarkan islam tumbuh berkembang dalam ketenanngan, dan tidak menyatakan perang secara terang-terangan, padahal di masa lalu, mereka tahu persis bahwa mereka pernah dihancurkan oleh dinasti kekaisaran islam, dalam perang Badar, perang Uhud, perang salib, perang di masa Dinasti Ottoman misalnya, mereka pernah hancur karena dominasi kekuatan islam di masa peperangan. Tidak ada yang meragukan kehandalan pasukan islam, mereka tahu persis bahwa islam sangat kuat dan keras menerapkan hukumnya hingga tidak akan mengalami kekalahan sedikitpun atas peristiwa besar yang pernah mereka alami. Kondisi perang sama sekali tidak menguntungkan bagi kaum kafir, melainkan mereka akan makin terpojok dan lemah.
Kondisi yang terjadi saat ini adalah momentum mereka kembali ingin menghancurkan islam, yaitu dengan memanfaatkan kondisi damai dan ketenangan. Kondisi damai ini adalah bagian dari upaya mereka menciptakan perang yang tidak terlihat kasat mata yaitu dengan cara menghancurkan nilai-nilai keislaman itu sendiri dengan cara memecah belah mashab dan aliran yang berasal dari dalam diri umat sendiri. Mulai dari menyebarkan virus-virus tumbuh suburnya berbagai macam aliran, misalnya syiah, wahabi, takfiri, islam sekuler dan sebagainya. Disamping juga menumbuh suburkan faham feminism, LGBT, narkoba, seks bebas dikalangan muda dan sebagainya.
Itu adalah bagian dari taktik berperang kaum kafir dalam mengahancurkan islam. Musuh-musuh islam ingin membuat orang islam itu sendiri yang merusak agamanya dengan tangannya sendiri, dengan dipicu oleh berbagai provokasi pihak asing. Dan faktanya cara ini dinilai cukup sukses dan membuahkan hasil, lihatlah apa yang terjadi di Suriah, Mesir, Bosnia, palestina, iran, irak, dan Negara-negara timur mayoritas islam di sana saat ini sudah memasuki tahap peleburan dan pemusnahan secara massal. Mereka bukan hanya sudah terkotak-kotak bahkan saat ini sudah memasuki tahap pemusnahan massal alias akan dibumi hanguskan dengan cara keji.
Bagaimana kejamnya cara mereka memusnahkan umat islam dengan senjata kimia dan biologis dengan alasan yang tidak masuk akal. Tanah kelahirannya di ambil paksa, sumber energinya dikuasai dan penduduknya diungsikan ke Negara lain, bukan sekedar untuk ditampung, mereka juga disana akan dihinakan oleh penguasa setempat. Dijadikan alat untuk memfitnah islam dengan serangkaian terror. Bukankan ini sebuah fakta yang mengerikan, bagaimana islam hingga saat ini sudah digunakan sebagai alat untuk menghancurkan islam itu sendiri dengan cara dan taktik musuh, memanfaatkan keadaan tenang sebagai alasan dilancarkannya sebuah serangan terhadap warga sipil tidak berdosa. Inilah yang diinginkan para musuh islam sejak puluhan bahkan ratusan tahun lalu, islam akan membunuh dirinya sendiri dengan tangannya sendiri. Musuh islam tidak perlu susah payah menghadapi mereka di medan perang, cukup menyulutkan isu kebencian dan permusuhan maka terjadilah apa bisa menghancurkan islam dengan mudah yaitu perang saudara.
HUKUM SYARIAT ISLAM YANG WARNA-WARNI
Kondisi ini juga tidak berbeda dengan yang terjadi di Indonesia, ada saja pihak yang ingin mendirikan Negara islam dengan penerapan hokum syariat islam garis keras didalamnya dengan alasan pemerintah yang berkuasa terlalu korup. Mulai dari DII/TII, hingga jaringan teroris internasional yang diekspor oleh Negara tetangga kita Malaysia dan Filipina, mereka ingin memposisikan islam di negeri kita ini sebagai islam garis keras. Karena penduduk mayoritas di negeri ini adalah islam, islam yang warna-warni, jadi dianggap jauh lebih mudah memecah belah bangsa ini karena sudah bercampur baur dengan berbagai etnis, budaya dan tradisi setempat. Islam di nusantara ini dianggap juga mudah dikendalikan dan ditaklukkan karena umatnya tidak melaksanakan ajaran islam dengan keras sebagaimana yang ada di Negara timur sana. Kondisi ini dianggap akan jauh memudahkan upaya musuh islam dalam menghancurkan akidah islam nusantara, karena pemerintahannya pun tidak membenarkan penerapan hokum islam dalam kehidupan berbangsa. Pemerintahnya pun menerapkan system peradilannya banyak mengadopsi hokum Negara Belanda, yaitu hokum yang ditinggalkan penjajahan colonial atau hokum yang menyesuaikan dengan kebutuhan umum.
Maka dari itu, tidak mengherankan jika yang kita lihat adalah pemerintahan dan rakyatnya berjalan masing-masing. Islam nusantara dipaksa menerapkan hokum colonial dalam kehidupannya karena tidak ada pilihan lain, sebab penguasanya tidak membenarkan hokum islam dijadikan landasan hokum Negara. Dalam hal ini Allah swt mengetahui betul bagaimana sulitnya pergerakan islam di Indonesia, karena secara akidah mereka bebas menjalankan kewajiban beribadah tetapi dalam penerapan hokum islam, mereka dipaksa menggunakan system ad dajjal seperti system keuangan riba. Yang sama sekali tidak menguntungkan umat islam secara keseluruhan. Orang islam di Indonesia boleh bebas beribadah tetapi mereka juga memakan uang riba dalam kehidupan kesehariannya. Padahal dampak penerapan riba bisa merusak moral dan mental bangsa ini. Riba bisa mencuci otak bangsa menjadi bangsa yang bengis dan tega membunuh saudaranya sendiri demi kesenangan dunia, melalui korupsi. Riba bisa menggiring penggunanya untuk menghalalkan segala cara dalam mencari rizki. Tidak mau tunduk kepada perintah dan larangan Allah swt. riba bisa membuat penggunanya memiliki jiwa yang keras dan sulit menerima hikmah, jiwanya terhalang oleh kotoran dunia.
SKENARIO MEMECAH BELAH UMAT
Ini adalah salah satu scenario musuh islam untuk memecah belah umat di tengah perbedaan dan keragaman suku dan etnis, islam terus diganggu dengan berbagai macam provokasi dan intimidasi, walau jumlah penduduk muslim tergolong banyak, tetapi mereka tidak memiliki kemampuan melawan dan menolak tiran yang ditujukan kepada umat kebanyakan. Walau islam adalah warga mayoritas tetapi tidak selamanya hokum berpihak pada kepentingan orang islam, pada beberapa kasus umat terpaksa harus menerima kekalahan dengan cara mengedepankan ukhuah islamiah daripada terjadi perpecahan. Walau pada banyak kasus, musuh islam kerap menyulut kegaduhan, dan ketika umat menuntut keadilan, mereka tidak mendapatkannya melainkan harus bersikap mengalah dan menahan diri agar tidak terjadi bentrokan. Nilai-nilai toleransi beragama yang dianut bangsa ini masih banyak ketimpangan, sebagai kelompok mayoritas, islam yang kerap di hina oleh segelintir minoritas, tidak bisa berbuat banyak untuk membela agamanya, karena sekali lagi dalih bahwa Negara ini bukan Negara agama kembali dimunculkan ke public, sehingga kondisi umat islam pada umumnya selalu berada di bawah tekanan. Baik itu tekanan dari public maupun tekanan internasional.
DIBALIK PUJIAN TOLERANSI UMAT BERAGAMA
Masyarakat Islam di Indonesia yang dipandang oleh dunia internasional sangat menjunjung tinggi nilai toleransi, dipuji dan disanjung-sanjung sesungguhnya itu adalah bagian dari proses pembantukan jati diri yang lebih mengedepankan nilai persatuan bangsa. Tidak ada alasan lain, bagi seorang muslim dinegeri ini untuk menuntut banyak pada setiap peristiwa besar yang mencabik-cabik ajaran islam selain umat harus banyak menahan diri dan bersabar. Ketika agama di jadikan komoditas politik, diperdebatkan di ruang public, dipertentangkan dan sebagainya, dimana sebenarnya dibalik semua itu adalah kenyataan bahwa sebenarnya masyarakat kita tidaklah mengerti hakikatnya ilmu agama itu sendiri. Masyarakat hanya mengadopsi nilai-nilai islam hanya secara garis besar, mereka tidak memahami isi dan maksud dari semua perintah dan petunjuk agama yang paling esensial.
Ujung dari semua ini adalah masyarakat jadi mudah diadu domba dan digiring pada sebuah kepentingan yang mengatasnamakan agama. Mereka membenarkan semua dalil yang digunakan penguasa yang tanpa sadar ingin mengambil keuntungan dari ketidak tahuan orang awam, bahwa sebenarnya mereka telah menjadi sapi perah dan alat untuk memudahkan terwujudnya kepentingan segelintir orang. Kondisi ini yang sering menjadi dilemma di masyarakat, disatu sisi harus mempertahankan akidah disisi lain harus mengedepankan persatuan.
ISLAM MODERAT YANG RAHMATAN LIL ALAMIN
Atas dasar keadaan ini, maka dari itu, umat muslim Indonesia tidak bisa menampakkan diri mereka terlalu kasat mata di hadapan public, mereka memilih menyibukkan diri dengan berbagai aktivitas keagamaan yang bersifat spiritual movement. Sebuah kegiatan keagamaan yang bersifat perbaikan ke dalam diri, memperbaiki kualitas ibadah, memberikan pencerahan kepada sesame, membantu kekurangan orang lain, mendonasikan berbagai keperluan umat dan sebagainya yang mana kegiatan keagamaan ini lebih bersifat intern atau berorientasi ke dalam perbaikan iman dan taqwa bagi umat. Atas kesabaran dan ketekunaannya ini, kini umat islam di Indonesia bertransformasi menjadi umat yang bisa menjaga tolerasi antar umat beragama, bisa menjaga kerukunan antar sesame, bisa menunjukkan diri sebagai jiwa-jiwa damai yang cinta ketenangan dan perdamaian dibanding permusuhan dan konflik. Umat islam Indonesia kini mendapat julukan manusia beriman yang sangat berjiwa besar dan mengutamakan persatuan walau sebenarnya semua itu bukanlah perkara mudah. Inilah bagian dari proses pencarian jati diri yang mana dalam keadaan damai seperti ini, kebanyakan umatpun lebih banyak mengamalkan hokum syariat islam yang damai. Hokum islam yang lebih mengedepankan kebaikan, kedamaian, ukhuah islamiah, dan kerukunan. Dan inilah yang dinamakan Islam yang rahmatan lil alamin, islam yang menjadi rahmat bagi semua.
Tidak ada lagi sifat iri, dengki, hasut dan amarah, semua permasalahan bisa diselesaikan dengan meminta petunjuk dari orang yang mengerti agama. Orang islam dalam hal ini benar-benar dituntut kemampuannya menahan diri dan sepenuhnya menyerahkan segala urusan kepada Sang Pencipta Alam Semesta, Allah Swt. Bagi umat, hanya Allah swt sajalah tempat bersandar paling utama, tempat sebaik-baiknya semua perkara dikembalikan, bukan pemimpin apalagi penguasa. Dan atas dasar kesadaran inilah Allah swt meridhoi dan merahmati perjuangan islam nusantara dalam menjaga nama baik islam. Umat telah dengan segala daya upaya memperjuangkan ajaran islam tetapi dalam perjalanannya islam di Indonesia ditakdirkan untuk menjadi islam yang modern atau islam moderat, yang bisa menerima perbedaan dan menerima kekurangan bukan karena islam lebih rendah/lemah tetapi karena menatap bahwa islam adalah agama yang cinta damai dan islam adalah agama yang sejuk. Islam nusantara bukan islam garis keras yang selalu harus menghunus pedang jika terjadi perbedaan, islam nusantara adalah islam yang bisa bicara atas dasar kepentingan banyak orang.
Kondisi iman umat muslim di Indonesia ini lebih banyak kepada upaya mendidik diri menjadi pribadi yang kuat dan tangguh menghadapi berbagai guncangan dan cobaan. Tidak semua orang bisa menerima keadaan ketika harus berhadapan dengan situasai yang sama sekali tidak memberikan peluang membela kebenaran. Orang islam walaupun terbiasa dengan keadaan tekanan dan penderitaan, tetapi bukanlah pribadi yang lemah dan mudah menyerah pada keadaan. Musuh-musuh islampun bingung dengan keadaan muslim nusantara saat ini, mengapa bisa berbagai kondisi miskin dan melarat seperti ini masih bisa menyebut dan menggemakan asma Allah swt dalam tidurnya. Sesuatu yang menurut mereka tidak habis pikir, mengapa kondisi umat islam nusantara ini bukannya semakin terpuruk sebaliknya semakin bersinar dan menyilaukan mata dunia internasional. Ternyata kemiskinan sama sekalii tidak bisa mematikan iman, justru sebaliknya kemiskinan membuat iman semakin bersinar terang. Semakin besar keyakinan dan ketaqwaan umat kepada hokum Allah swt, semakin dekat dengan rahmat-Nya.
INDONESIA DAN MASA DEPAN DUNIA
Adapun bentuk pujian bangsa-bangsa barat (inggris, belanda) terhadap toleransi umat beragama di negeri ini ketika mereka berkunjung adalah salah satu bentuk tanda Tanya besar, mengapa islam di Indonesia ini dalam keadaan miskin justru bisa berkembang bagaikan jamur di musim hujan. Mereka mempertanyakan apa yang menjadi rahasia semua ini dan bagaimana cara agar bisa membendung pertumbuhannya. Jika memang ada cara yang bisa dipakai untuk membatasi pertumbuhan penduduk muslim, maka lakukanlah apa saja untuk menahan laju pertumbuhan penduduk muslim yang tidak bisa dibatasi ini. Musuh islam memandang suatu hari nanti Indonesia akan menjadi ancaman besar, karena mayoritas penduduknya adalah muslim dan terbesar di dunia. Suatu hari nanti Indonesia akan menjadi salah satu Negara islam terkuat yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Jika saat ini mereka bisa mengurangi populasi muslim di timur tengah, maka di masa depan mereka pasti tidak akan mampu mengurangi populasi penduduk muslim nusantara karena jumlahnya sudah berlipat=lipat jika disbanding jumlah penduduk muslim timur tengah.
Dimasa depan, hanya akan tersisa beberapa Negara besar dengan tingkat integritas tinggi yang akan bertahan ditengah semakin langkanya bahan baku mineral dan energi. Hanya tersisa beberapa Negara dengan tingkat kemandirian energi terbaik yang bisa menjalani masa-masa akhir menjelang akhir jaman. Kelangkaan sumber daya energi, jumlah populasi penduduk yang harus terus disuplay, ancaman disintegrasi, ancaman perubahan iklim global, ancaman perang nuklir dan berbagai ancaman lain yang siap menelan sebuah bangsa dalam sekejap. Dan Negara-negara dengan tingkat kemandirian energi dan kesiapan menghadapi ancaman masa depan adalah; Amerika Serikat, Korea Utara dan Korea Selatan, China, Rusia, Israel, Jepang, Australia dan beberapa Negara besar lain semoga saja Indonesia bisa masuk dalam hitungan. Hanya Negara-negara yang saat ini bisa melalui beratnya masa sulit akibat pelemahan ekonomi global yang akan bisa memasuki babak akhir percaturan ekonomi dunia.
Salah satu contoh benua yang sudah hilang dan lenyap dari bumi ini dan sudah tidak pernah disebutkan lagi di kancah internasional adalah Afrika, benua afrika bagaikan belahan dunia yang sudah lenyap dari permukaan bumi. Tidak ada lagi pihak yang memperebutkan dan memperbincangkan benua ini (Somalia dan Uganda), karena dimasa lalu ia pernah menjadi salah satu benua yang paling sibuk dengan konflik dan kecamuk perang saudara. Jika yang terjadi di saat ini adalah konflik sedang berkecamuk di timur tengah, maka bisa jadi kelak timur tengah juga akan menjadi salah satu benua yang hilang dari permukaan bumi. Ia akan dilupakan masyarakat dunia karena pernah menjadi sentra kekacauan dan perebutan kekuasaan, pusat perang saudara dan perebutan energi, dan kini afrika hanya tinggal padang rumput tandus dan gersang dan dihuni oleh penduduk kelaparan karena tidak ada sumber kehidupan di sana.
Indonesia di masa depan akan menjadi pusat perebutan kekuasaan dan energi masa depan, karena kekayaan alamnya dan dan posisi strategisnya di lintasi garis katulistiwa yang menjadikannya sumber kehidupan hayati, di masa depan indonesia akan menjadi salah satu sentra perebutan oleh bangsa-bangsa besar berkuasa. Maka dari itu, sudahkah kita sadar bahwa setelah usai konflik perang di timur tengah, pusat konflik berikutnya akan pindah ke Negara kita? The next area konflik yang akan dimulai dari perebutan batas laut china selatan, akan memulai babak awal ketegangan di negeri tercinta ini. Saat ini garis batas Laut China selatan sudah diklaim oleh beberapa negara karena disana ada Blok Natuna yang kaya sumber energi. Pulau Natuna saat ini dijaga ketat oleh aparat keamanan, karena jika kondisi negara dalam keadaan gawat, atau terjadi huru-hara, maka pulau ini yang akan menjadi gerbang pintu masuk pihak asing menguasai negara.
Inilah gambaran masa depan dunia, indonesialah yang akan menjadi babak penutup dimulainya perang dunia ketiga yang berbasis nulklir. Indonesialah bangsa terakhir yang akan menjaga benteng pertahanan islam, sebagai salah satu negara berpenduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia akan menjadi pusat perebutan kekuatan ekonomi dunia ditengah kecamuk ancaman perang senjata pemusnah masal berbasis nuklir dan kimia. sudah siapkah kita semua? Menyiapkan generasi akan datang yang kuat dan tangguh mampu berhadapan dengan musuh islam yang paling nyata yaitu keganasan perang?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar