Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Sabtu, 14 Juli 2012

Kode Matematik Angka 19 Dalam Al- Qur’an Penjaga Keotentikan Al Qur’an

Tanbihun.com- Al Qur’an adalah satu-satunya kitab suci di dunia ini yang tidak ada keraguan sedikitpun di dalamnya, sebagai petunjuk bagi orang-orang yang bertaqwa. Namun kemukjizatan Qur’an tidak hanya dibuktikan lewat kesempurnaan kandungan, keindahan bahasa, ataupun kebenaran ilmiah yang sering mengejutkan para ahli.

Suatu kode matematik yang terkandung di dalamnya misalnya, tak terungkap selama berabad-abad lamanya sampai seorang sarjana pertanian Mesir bernama Rashad Khalifa berhasil menyingkap tabir kerahasiaan tersebut. Hasil penelitiannya yang dilakukan selama bertahun-tahun dengan bantuan komputer ternyata sangat mencengangkan. Betapa tidak, ternyata didapati bukti-bukti bahwa surat-surat/ayat-ayat di dalam Qur’an serba berkelipatan angka19.


Penemuannya tersebut berkat penafsirannya pada surat ke-74 ayat: 30-31, yang artinya sbb:“Yang atasnya ada sembilan belas. …., dan tidaklah Kami jadikan bilangan mereka itu (angka 19). melainkan untuk menjadi cobaan bagi orang-orang kafir, supaya orang-orang yang diberi Al Kitab menjadi yakin dan supaya orang yang beriman bertambah imannya, dan supaya orang-orang yang diberi Al Kitab dan orang-orang mukmin itu tidak ragu-ragu, dan supaya orang-orang yang di dalam hatinya ada penyakit dan orang-orang kafir berkata: “Apakah yang dikehendaki Allah dengan bilangan ini sebagai perumpamaan?”
Hasil penemuannya yang sangat mengejutkan ini pada tahun 1976 telah didemonstrasikan di depan umum ketika diselenggarakan Pameran Islam Sedunia di London. Berikut cuplikan dari sebagian penemuannya tersebut:

Kita mengetahui bahwa setiap surat di dalam Qur’an selalu diawali dengan bacaan ‘Basmallah’ sebagai statemen pembuka, yaitu “Bismillaahir-rahmaanir-rahiim”(yang artinya: “Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” Ternyata bacaan ‘Basmalah’ tersebut (dalam bahasa Arabnya) terdiri dari 19 huruf (atau 19×1):
Bacaan ‘Basmalah’ terdiri dari kelompok kata: Ismi – Allah – Arrahman – Arrahim. Penelitian menunjukkan jumlah dari masing-masing kata tersebut di dalam Qur’an ternyata selalu merupakan kelipatan angka 19. Yakni:

Jumlah kata Ismi di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 19 buah (atau 19×1)
Jumlah kata Allah di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 2.698 buah (atau 19×142)
Jumlah kata Arrahman di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 57 buah (atau 19×3)
Jumlah kata Arrahim di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19×6)

Bahkan, apabila faktor pengalinya dijumlahkan hasilnya juga akan merupakan kelipatan 19, yaitu 1 + 142 + 3 + 6 = 152 (atau 19×8).

Jumlah total keseluruhan surat-surat di dalam Qur’an sebanyak 114 surat (atau 19×6).

Angka 114 bila dibagi 6 bagian (masing- masing 19 Surat), yakni 1-19,.. 20-38,.. 39-57,.. 58-76,.. 77-95,.. 96-114 lalu masing-masing dijumlahkan, kemudian hasilnya dibagi dengan 19, maka hasilnya adalah kelipatan 19.

1+2+3+ … +19 = 190 (19x10)
20+21+22+ … +38 = 551 (19x29)
39+40+41+ … +57 = 912 (19x48)
58+59+60+ … +76 = 1273 (19x67)
77+78+79+ … +95 = 1634 (19x86)
96+97+98+ … +114 = 1995 (19x105)

Bacaan Basmallah di dalam Qur’an ditemukan sebanyak 114 buah (atau 19×6), dengan perincian sbb: Sebanyak 113 buah ditemukan sebagai pembuka surat-surat kecuali surat ke-9 (Surat At- Taubah tanpa Bismillah), sedangkan sebuah lagi ditemukan di surat ke-27 ayat 30.yakni pada Surat An- Naml.

Berikut terjemahan surat ke-9 (At- Taubah) ayat 3:
“Dan suatu permakluman dari Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar, bahwa sesungguhnya Allah dan rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin, kemudian jika kamu bertobat maka bertobat itu lebih baik bagimu, dan jika kamu berpaling maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak dapat melemahkan Allah. Dan beritakanlah kepada orang-orang kafir bahwa bagi mereka siksa yang pedih.”

Berikut terjemahan surat ke-27 (An- Naml) ayat 29-31:
“Ia (Balqis) berkata, Hai pembesar-pembesarku, telah dikirim kepadaku sebuah surat yang berharga. Surat itu dari Sulaiman yang isinya berbunyi : “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku dengan berserah diri.”

Pada surat ke-27 ayat 30 tempat ditemukannya bacaan Basmallah apabila bilangan surat dan ayatnya dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan angka 19, yaitu 27+30=57 (atau 19x3).
Dari point 4 di atas ditemukan hubungan yang menarik antara surat ke-9 dan ke-27. Surat ke-27 ternyata merupakan surat yang ke-19 jika dihitung dari surat ke-9.

========= surat ke-: 9, 10, 11, 12, . . . , 25, 26, 27
==== urutan surat ke-: 1, 2, 3, 4, . . . , 17, 18, 19

Bahkan,apabila bilangan surat-suratnya dijumlahkan mulai dari surat ke-9 s.d. ke-27 maka hasilnya pun adalah kelipatan 19, yaitu:

(9+10+11+12+ … +24+25+26+27 = 342 (atau 19x18).

Wahyu pertama (surat ke-96 ayat 1-5) terdiri atas 19 kata (atau 19x1) dan 76 huruf (atau 19x4).
Wahyu kedua (surat ke-68 ayat 1-9) terdiri atas 38 kata (atau 19x2).
Wahyu ketiga (surat ke-73 ayat 1-10) terdiri atas 57 kata (atau 19x3).
Wahyu terakhir (surat ke-110) terdiri atas 19 kata (atau 19x1).
Wahyu yang pertama kali menyatakan ke-Esaan Allah adalah wahyu ke-19 (surat ke-112).
Surat ke-96, tempat terdapatnya wahyu pertama, terdiri atas 19 ayat (atau 19×1) dan 304 huruf (atau 19×16). Selain itu juga ternyata surat ke-96 tersebut merupakan surat yang ke-19 bila diurut/dihitung mundur dari belakang Qur’an.

========= surat ke-: 114, 113, 112, 111, . . . , 98, 97, 96
==== urutan surat ke-: 1, 2, 3, 4, . . . , 17, 18, 19

Bukti ini menunjukkan bahwa Qur’an tersusun dengan perhitungan sistim kunci (interlocking system), sesuai maksud dari surat ke-85 ayat 20, yang artinya : “Allah telah mengunci mereka dari belakang”.

Bahkan, apabila bilangan surat-suratnya dijumlahkan mulai dari surat ke-114 s.d. ke-96 maka hasilnya pun adalah kelipatan 19, yaitu 114+113+112+111+…+98+97+96 = 1995 (atau 19x105).

Bagian tengah-tengah Qur’an jatuh pada Surat ke-18 (Surat Al- Kahfi) ayat 19 (atau 19×1).
Juga ditemukan bukti bahwa surat-surat yang memiliki 8 (delapan) ayat dan 11 (sebelas) ayat ditemukan yang paling banyak di dalam Qur’an, yakni masing-masing terdiri dari 5 (lima) buah surat. Disusul kemudian surat-surat yang memiliki 3 (tiga), 19 (sembilan belas), 29 (dua puluh sembilan), 30 (tiga puluh), dan 52 (lima puluh dua) ayat, yang masing-masing terdiri dari 3 (tiga) buah surat. Apabila dijumlahkan ayat-ayat tersebut sesuai dengan kelompoknya maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu sbb:

Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan: 8+11 = 19 (atau 19x1).

surat ke-: 103, 108, 110 masing-masing terdiri atas 3 ayat
surat ke-: 97, 95, 98, 99, 102 masing-masing terdiri atas 8 ayat.
surat ke-: 82, 87, 96 masing-masing terdiri atas 19 ayat
surat ke-: 48, 57, 81 masing-masing terdiri atas 29 ayat
surat ke-: 32, 67, 89 masing-masing terdiri atas 30 ayat
surat ke-: 14, 68, 69 masing-masing terdiri atas 52 ayat

Apabila jumlah ayat-ayatnya dijumlahkan: 3+19+29+30+52 = 133 (atau 19x7).

Qur’an merupakan satu-satunya kitab suci di dunia ini yang memiliki tanda-tanda khusus (initials) berupa huruf-huruf (code letters) atau sebagaimana disebut dalam bahasa Arab “Muqatta-’aat” yang artinya “kata singkatan”. Di dalam Qur’an terdapat sebanyak 29 (dua puluh sembilan) surat-surat yang diawali dengan 14 (empat belas) macam kombinasi dari 14 (empat belas) huruf-huruf Fawatihus Suwar “Muqatta-’aat”.

14 huruf itu adalah: alif, lam, mim, ra’, kaf, ha’, ya’, ‘ain, shad, tha’, sin, qaf, nun, dan kha’.

14 macam kombinasi huruf-huruf tersebut adalah: 1) alif, lam, mim, 2) ha’, mim, 3) alif, lam, ra’, 4) alif, lam, mim, ra’, 5) tha’, sin, 6) tha’, sin, mim, 7) ya’, sin, 8) nun, 9) kaf, ha’, ya’, ‘ain, shad, 10) alif, lam, mim, shad, 110 shad, 12) qaf, 13), ‘ain, sin, qaf, dan 14) tha’, ha’.

29 surat adalah surat ke-: 2, 3, 7, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 19, 20, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 36, 38, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, dan 68.

Maka apabila bilangan dari banyaknya huruf, banyaknya kombinasi, dan banyaknya surat dijumlahkan maka hasilnya merupakan kelipatan 19, yaitu 14+14+29 = 57 (atau 19×3).

Terhadap tanda-tanda dengan kata singkatan ini, para ahli tafsir berbeda-beda pendapat. Ada yang menyerahkan pengertiannya kepada Allah karena dipandang termasuk ayat-ayat mutasyaabihaat, ada pula yang berpendapat huruf-huruf abjad itu berfungsi untuk menarik perhatian para pendengar supaya memperhatikan bacaan-bacaan di dalam Qur’an.

Namun berkat penemuan angka 19 kini terbukalah maksud sesungguhnya dari adanya huruf-huruf “Muqatta-’aat” tersebut, yaitu berfungsi sebagai penjaga keaslian/keotentikan Qur’an karena berhubungan dengan angka 19.
Perhatikanlah demonstrasi-demonstrasi berikut!!!

Surat ke-68 diawali huruf Nun. Setelah diteliti jumlah huruf Nun yang terdapat pada surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Q.S.
68


Nun
133


Kelipatan 19
19 x 7

Berikut terjemahan surat ke-68 ayat 2-6: “Nun. Berkat kemuliaan Tuhanmu, engkau (Muhammad) sekali-kali bukan orang gila, dan sesungguhnya bagimu pahala yang besar, dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur, maka kelak kamu akan melihat dan mereka (orang-orang kafir) pun akan melihat, siapa di antara kamu yang gila.”
Surat ke-42 dan surat ke-50 diawali huruf Qof. Setelah diteliti huruf Qof yang terdapat pada kedua surat tersebut sebanyak 114 huruf (atau 19×6). Ada yang berpendapat bahwa huruf Qof ini singkatan dari kata ‘Qur’an’ karena Qur’an terdiri dari 114 surat.

Q.S.
42
50


Qof
57
57
—- +
114


Kelipatan 19

=19 x 3

Hal lain yang mencengangkan adalah Allah biasanya menyebut kaumnya Nabi Luth dengan kalimat “Qaumu Luuth” yang ditemukan sebanyak 12 kali dalam Qur’an, namun pada surat ke-50 ayat 13, sebutan tersebut berganti menjadi “Ikhwanu Luuth” yang artinya ” saudara-saudaranya Nabi Luuth”.
Tampaknya Allah sengaja menghilangkan unsur Qof dalam kalimat tersebut agar jumlah huruf ‘Qaf’ dalam Qur’an tetap berkelipatan 19, sebab jika tidak diganti maka jumlahnya akan bertambah menjadi 115.
Berikut terjemahan surat ke-50 ayat 1-2: “Qaaf, demi Al Qur’an yang sangat mulia, mereka tercengang lantaran datang kepada mereka seorang pemberi peringatan dari (kalangan) mereka sendiri, maka berkatalah orang-orang kafir, “Ini sesuatu perkara yang amat aneh.”"
Surat ke-42 diawali huruf ‘Ain, Sin, dan Qof. Setelah diteliti jumlah total ketiga huruf tersebut pada surat ke-42 merupakan kelipatan 19.

Q.S.
42


‘Ain Sin Qaf
98+54+57


Kelipatan 19
19 x 11

Surat ke-36 diawali huruf Ya’, dan Sin. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat ke-36 merupakan kelipatan 19.

Q.S.
36


Ya’ Sin
237+48


Total
= 285


Kelipatan 19
19 x 15

Surat ke-13 diawali huruf Alif, Lam, Mim, dan Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat ke-13 merupakan kelipatan 19.

Q.S.
13


Kaf Ha’ Ya’ ‘Ain Shad
137+175+343+117+26


Total
= 798


Kelipatan 19
19 x 42

Di awal (ayat pertama) surat ke-7, 19, dan 38 terdapat huruf Shod. Total jumlah huruf Shod dalam ketiga surat tersebut ternyata merupakan kelipatan 19.

Q.S.
7
19
38


Shod
97
26
29
—- +
152


Kelipatan 19

= 19 x 8

Ada hal yang menarik, yakni pada surat ke-7 ayat 69 ditemukan kata bashthatan yang artinya “melebihkan” (jika dieja terdiri dari huruf ba’, shod, tho’, ta’). Padahal lazimnya kata tersebut haruslah dieja dengan huruf ba’, sin, tho’, ta’ (contohnya pada surat ke-2 ayat 247). Menurut riwayat, pada saat turunnya ayat 69 tersebut Jibril menyuruh Nabi Muhammad menuliskan kata “basthatan” dengan huruf shod, namun unsur huruf shod itu tetap harus dibaca sebagai huruf sin, dan hal ini ditandai dengan huruf sin tersebut ditempatkan sebagai huruf kecil di atas huruf shod.
Tampak sekali bahwa Allah memberi tambahan (“melebihkan”) huruf shod agar jumlahnya di dalam Qur’an menjadi berkelipatan 19, sebab jika tidak maka jumlahnya berkurang menjadi 151.
Berikut terjemahan surat ke-7 ayat 69: “Apakah kamu (tidak percaya) dan heran ketika datang kepadamu peringatan dari Tuhanmu yang dibawa oleh seorang laki-laki di antaramu untuk memberi peringatan kepadamu? Dan ingatlah ketika Allah menjadikan kamu sebagai angkatan pengganti sesudah lenyapnya kaum Nuh, dan Tuhan telah melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu.”
Surat ke-40 s.d. ke-46 diawali huruf Ha’ dan Mim. Setelah diteliti jumlah total kedua huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Q.S.
40
41
42
43
44
45
46


Ha’ Mim
64 380
48 276
53 300
44 324
16 150
31 200
36 225
————– +
292+1855


Total

= 2147


Kelipatan 19

= 19 x 113

Surat ke-10, 11, 12, 14, dan 15 diawali huruf Alif, Lam, dan Ro’. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Q.S.
10
11
12
14
15


Alif
1319
1370
1306
585
493


+
+
+
+
+


Lam
913
794
812
452
323


+
+
+
+
+


Ro’
257
325
257
160
96


Total
= 2489
= 2489
= 2375
= 1197
= 912


Kelipatan 19
= 19 x 131
= 19 x 131
= 19 x 125
= 19 x 63
= 19 x 48

Surat ke-2, 3, 29, 30, 31, dan 32 diawali huruf Alif, Lam, dan Mim. Jumlah total huruf-huruf tersebut pada surat-surat tersebut merupakan kelipatan 19.

Q.S.
2
3
29
30
31
32


Alif
4502
2521
774
544
347
257


+
+
+
+
+
+


Lam
3202
1892
554
393
297
155


+
+
+
+
+
+


Mim
2195
1249
344
317
173
158


Total
= 9899
= 5662
= 1672
= 1254
= 817
= 570


Kelipatan 19
= 19 x 521
= 19 x 298
= 19 x 88
= 19 x 66
= 19 x 43
= 19 x 30

Surat ke-19 diawali huruf Kaf, Ha’, Ya’, Sin, dan Shod
Surat ke-20 diawali huruf Tho’ dan Ha’
Surat ke-26 diawali huruf Tho’, Sin, dan Mim
Surat ke-27 diawali huruf Tho’ dan Sin
Surat ke-28 diawali huruf Tho’, Sin dan Mim

Maka perhatikanlah hubungan yang sangat menarik berikut ini:

Q.S.
19
20
26
27
28


Ha’
175
251







Tho’

28
33
27
19




Sin


94
94
102




Mim


484

460




Total


Kelipatan 19



————————- +






426


+


107


+


290


+


944


=


1767


= 19 x 93

Data di atas dapat dijelaskan dalam ilmu Matematika (Aljabar). Kumpulan huruf-huruf yang memulai kelima surat di atas adalah himpunan yang anggota-anggotanya adalah huruf-huruf yang bersangkutan. Pada kolom pertama adalah irisan himpunan 1 dan 2 yang adalah huruf Ha’ pada surat ke-19 dan ke-20, yaitu 175+251=426. Pada kolom kedua adalah 28+33+27+19 yang merupakan irisan empat himpunan,yaitu himpunan 1 iris, himpunan 2 iris, himpunan 3 iris, himpunan 4 iris, himpunan 5 iris; yang adalah himpunan dengan anggotanya huruf Tho’. Lebih lanjut himpunan ketiga adalah irisan himpunan 3 dan 5 dikurangi himpunan 4, yaitu himpunan dengan anggotanya huruf Mim.

Hal ini merupakan suatu kenyataan bahwa Qur’an perlu dilihat dengan kacamata orang-orang eksak, karena tak mungkin bisa diungkap hanya oleh seorang sastrawan.
Lebih jauh tentang keistimewaan angka 19

Dalam khazanah Islam

Keistimewaan angka 19 dalam ilmu matematika dikenal sebagai salah satu ‘Bilangan Prima’ yakni bilangan yang tak habis dibagi dengan bilangan manapun kecuali dengan satu dan dirinya sendiri. Keistimewaan tersebut melambangkan bahwa sifat-Nya yang serba MAHA tidak dibagikan kepada siapapun juga kecuali bagi diri-Nya sendiri (surat ke-112 ayat 3).
Angka 19 terdiri dari angka 1 dan 9 di mana angka 1 merupakan bilangan pokok pertama dan angka 9 merupakan bilangan pokok terakhir dalam sistem perhitungan kita. Keistimewaan tersebut menunjukkan sifat Allah, yakni “Maha Awal” dan “Maha Akhir” (surat ke-57 ayat 3).
Angka 1 melambangkan sifat-Nya yang “Maha Esa” (surat ke-112 ayat 1) sedangkan angka 9 sebagai bilangan pokok terbesar melambangkan salah satu sifat-Nya yang ke-38 (=19x2) yaitu “Maha Besar”.
Dalam kalender tahun Hijriyah (sistem peredaran bulan), tahun kabisat terjadi pada setiap 19 tahun sekali.
Raka’at dalam sholat wajib 5 waktu: Subuh 2, Zuhur 4, ‘Asar 4, Magrib 3, Isya’ 4, kalau diurut menjadi 24434. Bagilah dengan 19 hasilnya 24434 : 19 = 1286 tanpa sisa. Anehnya angka 1286 kalau dibalik menjadi 6821, kalau dibagi 19 hasilnya 359, juga tanpa sisa. Artinya, perintah sholat itu dari ALLAH SWT; wajib untuk dilaksanakan.

Dalam khazanah ilmu pengetahuan

Dalam buku “Atlas Anatomi” yang disusun oleh Prof. Dr. Chr. P. Raven dapat diketahui bahwa sebagian dari kerangka manusia, yaitu: tulang leher ada 7 ruas, tulang punggung ada 12 ruas, jadi jumlahnya 19 ruas. Menurut para biolog, ke-19 ruas tulang tersebut mempunyai peranan yang sangat penting bagi setiap manusia karena di dalamnya terdapat sumsum yang merupakan lanjutan dari otak, dengan syaraf-syaraf yang menuju ke seluruh bagian tubuh. Adanya gangguan pada ruas tersebut maka seluruh tubuh akan kehilangan kekuatannya.

Juga ditemukan hal yang menarik; anggota tubuh manusia seperti tangan dan kaki sangatlah penting fungsinya bagi kehidupan kita. Bila diteliti ternyata terdapat 19 ruas tulang pada masing-masing tapak tangan/kaki (dengan mengecualikan ruas-ruas pergelangan tangan). Dan tahukah Anda bahwa bentuk tapak tangan/kaki kita menyerupai bentuk kata “Allah” (dalam bahasa Arab)?

Di alam terdapat 81 unsur kimia stabil. Ada dua unsur di alam yang tidak stabil, yaitu Thorium dan Uranium. Keduanya bernomor atom 90 dan 92 dalam sistem periodik. Proton-proton dalam inti atom yang saling tolak karena bermuatan sama, “direkat” oleh gaya kuat. Sedangkan gaya lemah menyebabkan inti atom Thorium dan Uranium tidak stabil menjadi “lapuk” terbelah dengan mengeluarkan sinar radioaktif, sehingga Thorium dan Uranium disebut pula zat radioaktif. Karena terbelah itu keduanya memperanakkan zat-zat radioaktif pula, yaitu dalam sistem periodik bernomor atom 84, 85, 86, 87, 88, 89 dan 91. Hingga hari ini sudah dikenal 106 unsur dalam sistem periodik. Patut dicatat, bahwa dua di antaranya Technetium bernomor atom 43 dan Promethiu bernomor atom 61 dalam sistem periodik, keduanya adalah unsur “siluman”. Keduanya, jika tersusun, akan hilang dalam sekejap sehingga sesungguhnya bukan 106 unsur yang aktual, melainkan hanya 104 unsur dalam sistem periodik. Maka di antara 106 unsur kimia dalam sistem periodik ada 81 unsur stabil, 2 unsur siluman, dan nomor atom 84 ke atas unsur tidak stabil/radioaktif, yang intinya terbelah.

Dalam penelusuran angka 19 di dalam sistem periodik yang dihubungkan dengan Al Qur’an, diperoleh hasil sebagai berikut:

Unsur kimia dalam sistem perodik intinya TERBELAH mulai nomor atom 84.
Kita lihat di dalam Al-Qur’an surah 84, yaitu surah al-Insyiqaq, artinya: TERBELAH.
Unsur siluman Technetium dengan nomor atom 43 dan Promethiu dengan nomor atom 61.

Apabila disusun deret 43 + 44 + 45 + 46 + ..+ 61 = 986 = 52 x 19.

Apabila kita jumlahkan nomor atom dari unsur stabil dalam sistem periodik, kemudian dikuarangi dengan jumlah nomor atom dari kedua unsur siluman itu, akan kita peroleh: (1+2+3+..+83) – (43 + 61) = 3382 = 178 x 19.

Kita lihat dalam Al Qur’an Surah 43 dan Surah 61. Surah 43 terdiri atas 89 ayat dan Surah 61 terdiri atas 14 ayat. Di atas telah disebutkan bahwa jumlah Basmalah 114 walaupun Surah 9 tidak di mulai dengan Basmalah, namun pada Surah 27 ada 2 Basmalah. Itu mengisyaratkan bahwa Basmalah adalah bagian dari surah-surah, kecuali Surah 9 (karena memang tidak dimulai dengan Basmalah). Maka lihatlah hasilnya, jika nomor Surat dijumlahkan dengan jumlah ayat dijumlahkan dengan Basmalah:

43 + 89 +1 =133 = 7 x 19
61 + 14 +1 = 76 = 4 x 19

Yang terakhir, angka 43 dan 61 adalah sejenis dengan angka 19, yaitu ketiga-tiganya merupakan bilangan prima.

Bahwa angka 19 adalah kode matematika yang melatarbelakangi komposisi literer Qur’an, suatu fenomena unik yang tiada duanya yang sekaligus membuktikan bahwa Qur’an adalah benar-benar wahyu Illahi, bukan hasil otak-atik manusia atau jin. Otak manusia tidak akan mampu mencipta “karya literer yang tunduk pada suatu kode matematik, namun sekaligus membawa tema utamanya yang tak terbantahkan”. Apalagi bila mengingat turunnya Qur’an secara berangsur-angsur, dengan bagian-bagian surat yang acak tidak berurutan, disesuaikan dengan peristiwa-peristiwa yang melatar-belakanginya.

Selanjutnya angka 19 dapat berfungsi sebagai pemelihara keotentikan Qur’an. Angka 19 dapat digunakan untuk mengecek apakah di dalam sebuah kitab Qur’an terdapat suatu kesalahan atau tidak, dengan cara menghitung kata-kata krusial yang jumlahnya dalam Qur’an multiplikatif dengan angka 19, kemudian membagi angka hasil hitungan dengan 19, maka akan terlacaklah ada atau tidaknya suatu kesalahan. Angka 19 pada Al-Qur’an seperti cyclic redundancy check (CRC) pada sistem komputer, bila CRC dari sumber tidak sesuai dengan tujuan berarti ada kesalahan dalam pengiriman/penyimpanan data. Angka 19 pada Al-Qur’an sebagai angka penguji apakah ada penambahan atau pengurangan jumlah surah, ayat, basmallah bahkan jumlah huruf pada Al-Qur’an, bila hasil baginya bulat tanpa sisa berarti benar, bila bersisa berarti ada kesalahan. Demikianlah, seluruh isi Qur’an seutuhnya akan tetap asli hingga di akhir zaman karena telah disegel oleh-Nya dengan angka 19 yang merupakan lambang identitas-Nya. Wallahu a’lam bissawab.

Memang, banyak kalangan yang anti-Islam merespon dengan sangat negatif akan hal-ihwal keajaiban angka 19 ini. Namun kalau kita telusuri lebih jauh itu hanya wujud dari rasa frustasi karena pengingkaran mereka terhadap kebenaran yang hakiki. Mereka bahkan menggunakan angka 19 sebagai bahan untuk memperolok-olokan Islam dengan segala tipu-daya, trik dan segala bentuk hinaan. Sama sekali tidak mencerminkan pribadi umat beragama yang penuh kasih sayang sesama manusia. Tapi itulah mereka, dari dulu hingga sekarang hanya bisa menghina dan mengejek, tidak lebih. Sementara apabila ditantang apakah mereka dapat membuktikan kebenaran keyakinan mereka dan kitab yang mereka agul-agulkan itu, hasilnya nihil. Diputar-putar dari A sampai Z pun tidak pernah berhasil. Hasilnya justru banyak dari kalangan ahli pikir dan elit mereka yang beralih ke Islam karena semakin dalam mereka meneliti Islam semakin banyak bukti-bukti kebenaran yang mereka dapati. Sebaliknya, dari kalangan yang anti-Islam, mereka begitu bangganya menghitung-hitung jumlah statistik orang-orang Islam yang beralih ke agama mereka, yang notabene adalah BUKAN dari kalangan pemikir dan elit Islam, justru dari kalangan masyarakat kelas bawah yang sangat tidak faham atau awam akan Islam; dan yang menyedihkan, sebagian besar hanyalah karena alasan ekonomi atau lainnya; BUKAN karena hasil penelitian, olah pikir, dan perenungan tingkat tinggi.

Sebagai bahan renungan, perhatikanlah beberapa ayat di bawah ini:

Surat ke-15 ayat 9: “Sesungguhnya Kami yang menurunkan Al Qur’an dan Kami pulalah yang tetap menjaganya.”

Surat ke-41 ayat 42: “Yang tidak datang kepadanya (Qur’an) kesalahan/kekeliruan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Tuhan Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji.”

Surat ke-86 ayat 13: “Sesungguhnya Al Qur’an itu benar-benar firman-Nya yang membedakan antara yang benar dan yang salah.”

Surat ke-18 ayat 27: “Dan bacakanlah apa yang diwahyukan kepadamu yaitu Kitab Tuhanmu (Qur’an). Tidak ada seorang pun yang dapat merubah kalimat-kalimat-Nya. Dan kamu tidak akan menemukan tempat berlindung selain dari pada-Nya.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post