Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Kamis, 11 Mei 2017

PENDUKUNG AHOK HANYA "GEROMBOLAN LEBAY", DICUEKIN AJA PA HAKIM!

Hampir semua media mainstream (pendukung Ahok) memberitakan bagaimana sedihnya para pendukung AHok yang tidak bisa menerima kenyataan bahwa Hakim memutuskan AHok bersalah dan wajib di ganjar hukuman penjara 2 tahun. Para pendukung ini datang dari berbagai kalangan yang menganggap hukuman itu tidak pantas diberikan kepada ahok yang selama ini yang sudah banyak berkontribusi terhadap kota jakarta. Tanpa memperhatikan akibat kegaduhan yang ditimbulkan kasus ahok ini, para pendukung ini hanya memandang kebenaran secara sepihak, lalu bertingkah melampaui batas alias berlebihan. Dan lihatlah apa yang dilakukan para pendukung ahok ini, mereka bersikap seolah-olah korban dan memohon belas kasihan dengan berbagai aksi menarik perhatian publik; karangan bunga, lilin, tangkai bunga dsb.

Tidak bisa menjadi manusia yang siap menerima kenyataan bahwa di muka hukum AHok memang terbukti bersalah dan harus diberikan sanksi dan hukuman yang setimpal sesuai kegaduhan yang ditimbulkannya sudah membuat bangsa ini kehilangan banyak energi, berbulan-bulan kita hanya sibuk memperhatikan kasus satu orang ini, padahal ini hanya permasalahan satu orang dan sengaja dibesar-besarkan, seakan-akan bangsa ini tidak ada permasalahan lain selain masalah AHok ini. Orang tidak lagi memperhatikan mega kasus E-KTP, pembubaran HTI, kasus penyiraman Air keras penyidik KPK NOvel BAswedan dan sebagainya. Semua itu adalah kasus-kasus besar yang harusnya bisa kita kawal hingga tuntas. Tapi faktanya kita di buat lupa bahwa bangsa ini sangat besar dan masih ada banyak masalah lain yang harusnya bisa menjadi pusat perhatian kita, semua itu tenggelam karena kasus satu orang ini.

Dalam situasi ini kami menyebut perilaku pendukung AHok ini "LEBAY", kenapa lebay, karena itu sesuai dengan cerminan tingkah laku pendukung yang berlebihan dan melampaui batas. Menurut kamus wikipedia, Definisi Lebay adalah...Lebay/Alay merupakan sekelompok minoritas yang mempunyai karakterisitik unik di mana penampilan dan bahasa yang mereka gunakan terkadang menyilaukan mata dan menyakitkan telinga bagi mayoritas yang tidak terbiasa bersosialisasi dengannya. "Alay" merupakan singkatan dari "anak layangan"atau "anak lebay".[1] Istilah ini merupakan stereotipe yang menggambarkan gaya hidup norak atau kampungan.[2] Selain itu, alay merujuk pada gaya yang dianggap berlebihan (lebay) dan selalu berusaha menarik perhatian.

Sikap para pendukung yang berlebihan sengaja dilakukan dalam rangka menarik perhatian orang banyak agar timbul simpati dan keraguan terhadap sistem peradilan dan hukum negara. Kondisi ini amat sangat disayangkan, jika kita kembali lagi harus mengkounter kasus ini dari awal. Bahwa segala macam tuntutan pendukung untuk membebaskan Ahok justru akan menimbulkan masalah baru dimasyarakat. Sudah pasti akan ada lebih banyak orang yang akan menolak keinginan tersebut dan akan menjegal berbagai upaya itu, lalu terjadilah benturan besar. Apakah hal seperti itu yang kita inginkan. Jangan hanya karena "nila setitik rusak susu sebelanga", harusnya semua orang ingat dengan pepatah tua ini. Atau ada juga pepatah barat berkata, "jika tidak ada keadaan darurat, sebaiknya jangan pernah sengaja diciptakan."

Maka dari itu berpikirlah dahulu sebelum bertindak, jangan hanya karena kesalahan satu orang satu negara harus berhadap-hadapan. Ikuti saja aturan hukumnya, toh tim kuasa AHok juga sudah mengajukan banding. Nanti jika disetujui hakim, kemungkinan hukuman AHok akan berkurang menjadi satu tahun, dan jika selama setahun ia berkelakuan baik, bisa saja ia sudah keluar dari penjaran dalam waktu enam bulan. Apa salahnya bagi AHok menerima hukuman hanya setengah tahun dari yang seharusnya 5 tahun, itukan sama sekali tidak akan membunuh AHok. Hukuman itu diberikan untuk memberikan efek jera, agar Ahok tidak mengulangi kesalahannya lagi dan ini untuk memberinya pelajaran berharga dimasa-masa berikutnya. Setelah masa hukumannya, siapa tahu nanti ia akan kembali menjabat dan bekerja kembali. Sebagaimana kasus yang pernah menimpa Ariel Peterpan kala itu, di saat itu juga para pendukung Ariel melakukan hal yang sama, tetapi Ariel tetap harus melalui masa tahanannya selama 4 tahun, tidak ada masalah, dan justru karir Ariel makin cemerlang dan Ariel kembali dengan pribadi yang matang. Disitukan ada hikmah yang bisa diambil oleh semua orang, membawa kebaikan bagi semua.

Hal-hal seperti itu kan harusnya bisa mengerti dan tidak perlu dibesar-besarkan oleh gerombolan lebay, yang dalam orasinya selalu membawa-bawa masalah disintegrasi bangsa. Seakan-akan tindakan hakim ini akan mengancam perpecahan di masyarakat. Dangkal sekali cara berpikir masyarakat seperti itu, justru orang-orang ini yang sebenarnya tidak punya rasa cinta tanah air, hanya karena kesalahan seorang, buru-buru membunyikan genderang perang. Orang-orang seperti ini yang justru berbahaya bagi bangsa, mereka mengatasnamakan kepentingan bangsa untuk menyelamatkan satu orang dengan cara memecah belah. Lah, apakah ahok ini bisa mempersatukan bangsa ini lagi, jika geromblan lebay itu sudah berhasil memecah belah bangsa ini?

Tolonglah jangan gegabah dalam berbicara dan bertindak, kita sebagai warga yang baik harusnya memberikan dukungan kepada pemerintahan, bukannya malah ingin mengadudomba antar masyarakat. Sudah cukup semua masalah ini diselesaikan dengan cara hukum sebagaimana yang diinginkan semua pihak di awal. Kan kita semua sudah sepakat bahwa ini akan diselesaikan secara hukum/pengadilan dan sudah diputuskan hasilnya, maka semua pihak harusnya berbesar hati apapun hasilnya. Maka disitulah tegaknya panglima hukum, jika hasil ini masih tidak puas kan masih bisa ditempuh jalur banding, semua sudah ada mekanismenya. Bukan dengan cara menghujat rezim Jokowi lebih buruk dari rezim SBY dsb, tindakan itu sama dengan menginjak-injak sistem hukum negara ini.

Dan sesungguhnya moment2 krusial seperti ini yang paling ditunggu dunia internasional untuk masuk dan mengobrak-abrik bangsa ini. Inilah pintu masuk paling cepat menghancurkan bangsa ini, perpecahan antar masyarakat. Tidak membutuhkan senjata dan pasukan tentara, dalam sekejap bangsa ini akan membakar dirinya sendiri dengan kebencian dan perpecahan, sudah ada banyak contohnya bung. Indonesia ini bukan Jakarta, tetapi Jakarta ini hanya salah satu kota dari puluhan kota lain yang juga punya masalah dan harus segera diselesaikan. Jangan bersikap berlebihan dan suka mengadu domba, jika kita tidak mau berakhir sebagai bangsa yang hancur di tanah sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post