Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Minggu, 12 Mei 2013

PERAN ILMU AHLI SIHIR MESIR KUNO

Mesir Kuno dengan para fir'aunnya adalah salah satu peradaban tertua di dunia; juga yang paling
penindas. Monumen-monumen megah yang masih tersisa dari Mesir Kuno — berbagai piramid, sphinx,
dan obelisk — dibangun oleh ratusan ribu budak, yang bekerja hingga hampir mati, di bawah lecutan
cambuk dan ancaman kelaparan. Para Fir'aun, penguasa absolut di Mesir, ingin direpresentasikan
sebagai dewa dan disembah oleh manusia.
Salah satu sumber pengetahuan tentang Mesir Kuno adalah berbagai prasasti mereka. Prasastiprasasti
ini ditemukan di abad kesembilan belas dan setelah kerja keras, abjad Mesir dapat diuraikan,
memperjelas begitu banyak informasi tentang negeri ini. Namun, karena ditulis oleh ahli sejarah resmi
negara, berbagai prasasti ini penuh dengan cerita-cerita yang bias yang dimaksudkan untuk memujamuja
negara.

Bagi kita, tentu saja, sumber pengetahuan terbaik tentang masalah ini adalah Quran.
Di dalam Al Quran, di dalam kisah Musa, kita memperoleh informasi penting tentang sistem di
Mesir. Ayat-ayat tersebut mengungkapkan bahwa terdapat dua titik fokus kekuatan di Mesir: Fir’aun
dan dewan pembesarnya. Dewan ini memiliki pengaruh penting terhadap Fir’aun. Fir’aun sering
berkonsultasi dengan mereka dan senantiasa mengikuti anjuran mereka. Ayat yang dikutip di bawah
menunjukkan pengaruh dewan ini terhadap Fir’aun:

“Dan Musa berkata: "Hai Fir’aun, sesungguhnya aku ini adalah seorang utusan dari
Tuhan semesta alam, wajib atasku tidak mengatakan sesuatu terhadap Allah, kecuali yang hak.
Sesungguhnya aku datang kepadamu dengan membawa bukti yang nyata dari Tuhanmu, maka
lepaskanlah Bani Israil (pergi) bersama aku".
Fir’aun menjawab: "Jika benar kamu membawa sesuatu bukti, maka datangkanlah bukti
itu jika (betul) kamu termasuk orang-orang yang benar".
Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang
sebenarnya.
Dan ia mengeluarkan tangannya, maka ketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya
(kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.
Pemuka-pemuka kaum Fir’aun berkata: "Sesungguhnya Musa ini adalah ahli sihir yang
pandai yang bermaksud hendak mengeluarkan kamu dari negerimu". (Fir’aun berkata): "Maka
apakah yang kamu anjurkan?"
Pemuka-pemuka itu menjawab: "Beri tangguhlah dia dan saudaranya serta kirimlah ke
kota-kota beberapa orang yang akan mengumpulkan (ahli-ahli sihir), supaya mereka membawa
kepadamu semua ahli sihir yang pandai". (QS. Al A'raaf, 7: 104-112) !

Patut diperhatikan bahwa perkataan tersebut diutarakan oleh suatu dewan yang menasihati
Fir’aun, yang menghasutnya melawan Musa, dan merekomendasikan kepadanya metode-metode
tertentu. Jika kita amati catatan sejarah Mesir, kita melihat bahwa dua komponen utama dewan ini
adalah tentara dan pendeta. Tidak perlu dijelaskan lagi pentingnya tentara; ia merupakan kekuatan militer utama dari rezim
Fir'aun. Tetapi, kita mesti mengamati lebih dekat lagi peranan para pendeta. Para pendeta Mesir Kuno
merupakan golongan yang disebutkan di dalam Al Quran sebagai ahli-ahli sihir. Mereka
merepresentasikan sekte yang mendukung rezim. Mereka dipercayai memiliki kekuatan khusus dan
menguasai pengetahuan rahasia. Dengan otoritas ini mereka memengaruhi rakyat Mesir, dan
mengukuhkan posisi mereka di dalam pemerintahan Fir'aun. Golongan ini, yang diketahui dari catatan
sejarah Mesir sebagai “Para Pendeta Amon”, memusatkan perhatian mereka untuk memraktikkan ilmu
sihir dan memimpin sekte pagan mereka; selain itu, mereka juga mempelajari beragam ilmu
pengetahuan seperti astronomi, matematika, dan geometri.

Golongan pendeta ini adalah sebuah ordo tertutup yang memiliki (begitu yang mereka anggap)
pengetahuan khusus. Ordo semacam ini biasanya dikenal sebagai organisasi esoterik. Di dalam majalah
bernama Mason Dergisi (Jurnal Masonik), terbitan yang tersebar di antara pengikut, secara khusus
disebutkan tentang pendeta-pendeta Mesir Kuno.
Bersamaan dengan berkembangnya pemikiran pada manusia, ilmu pengetahuan mengalami
kemajuan dan bersama itu, jumlah rahasia pun meningkat di dalam pengetahuan pada sistem esoterik.
Dalam perkembangan ini, kegiatan esoterik, yang pertama muncul di Timur, di Cina dan Tibet, dan
kemudian menyebar ke India, Mesopotamia, dan Mesir, membentuk basis pengetahuan kependetaan
yang telah dipraktikkan selama ribuan tahun dan membentuk basis kekuatan pendeta di Mesir.
Bagaimana terjadinya hubungan antara filsafat esoterik para pendeta Mesir Kuno dan Freemason
saat ini? Mesir Kuno suatu contoh klasik di dalam Al Quran tentang sistem politik tanpa tuhan musnah
ribuan tahun yang lalu. Mungkinkah ia memunyai pengaruh sekarang ini?
Untuk menemukan jawaban atas pertanyaan ini, kita harus mencermati berbagai kepercayaan para
pendeta Mesir Kuno yang berhubungan dengan asal usul alam semesta dan kehidupan.

http://www.harunyahya.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post