Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Selasa, 02 September 2014

HIDAYAH MENSYUKURI NIKMAT ALLAH

Dalam islam ada banyak anjuran untuk banyak-banyak bersyukur, tapi sayangnya banyak kaum muslim tidak mengerti definisi dari kata syukur itu sendiri. Kata syukur secara harfiyyah/etimologi artinya adalah "berterimakasih" lafad syukur dalam berbagai bentuk terulang sebanyak 74 kali dalam Al-Quran. Hakikat syukur adalah menampakkan nikmat dengan menggunakannya pada tempat dan sesuai dengan kehendak pemberiannya. Sedangkan kufur adalah menyembunyikan dan melupakan nikmat. Banyak umat muslim menganggap remeh kata syukur ini, padahal di sana terdapat pertolongan Allah. ''Dan (ingatlah) tatkala Tuhanmu memaklumkan, 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'.'' (QS 14: 7).
Apakah benar manusia adalah satu-satunya mahluk yang tidak pandai mensyukuri nikmat? Lalu nikmat Allah yang seperti apa saja yang tidak disyukuri oleh manusia?

Mungkin dalam kenyatannya manusia bukan tidak mensyukuri hanya saja manusia tidak menyadari nikmat yang mana saja yang harus ia syukuri. Akibat sibuknya mereka dengan berbagai urusan hidup sehari-hari sehingga mereka menjadi gamang dan rentan atas apa saja yang menghampiri. Lalu mereka menganggap bahwa segala sesuatu yang datang dan pergi adalah sebuah bagian dari rutinitas semata, bukan bagian dari karunia dan nimat yang ALLAH limpahkan kepadanya. Sebagian mungkin karena manusia selalu mensejajarkan sebuah nikmat dengan uang, sehingga mereka selalu berpikiran bahwa sebuah nikmat adalah sesuatu yang bisa dinikmati secara langsung yang senilai dengan uang atau materi. Apakah benar seperti itu?
Memang secara keseluruhan manusia adalah mahluk yang penuh dengan banyak kemudahan dan disempurnakan keberadaannya jika dibandingkan mahluk lain. Mulai dari ujung rambut hingga ujung kaki adalah bagian dari ciptaan Allah yang tidak ada cela dan kekurangannya. Maka sudah sepatutnyalah manusia bersyukur dengan nikmat jasmani tersebut dengan cara menjaga dan merawat seluruh aseet yang manusia miliki tersebut. Nikmat manusia lainnya adalah berbagai kemudahan penjunjang hidup sehari-hari, materi atau bahan baku apa yang tidak tersedia untuk mempermudah kehidupan manusia, semua disediakan dengan sangat lengkap dan rapih. Tidak seharusnya kita mengingakari dan menganggap bahwa itu bukan bagian dari nikmat Allah. Tentu saja manusia tidak akan mampu menciptakan segala bahkan kebutuhannya sendiri jika bukan karena karunia Allah.
Lalu mengapa Allah menganggap bahwa manusia adalah salah satu mahluk yang tidak bersyukur. Seperti dalam firmanya berikut ini.
“Sesungguhnya Alloh benar-benar mempunyai karunia yang dilimpahkan atas umat manusia, akan tetapi kebanyakan mereka tidak mensyukurinya.” [QS Yunus: 60]
Nikmat Allah yang mana yang dalam firman ini yang menunjukkan bahwa seharusnya manusia amat sangat banyak bersyukur dan mau dengan segenap jiwa dan raga menerima dan menjaganya hingga akhir hayat. Nikmat allah yang seperti apa selain semua kenikmatan materi dan duniawi yang sudah disebutkan diatas yang harus diakui dan dijadikan pegangan hidup. Yaitu adalah nikmat hidayah. Ya…, benar, kita sebagai manusia materialis memang selalu menganggap bahwa manusia harus berjalan berdasarkan perhitungan matematika yang pasti, padahal dibalik semua itu ada lagi perhitungan Allah yang lebih pasti dan lebih terencana. Perhitungan allah memang (kita semua mengakui) tidak bersifat matematik, seperti misalnya perkalian 1 x 1 = 1. Maka dalam perhitungan Allah bisa saja menjadi 1 x 1 = 10, atau bisa saja menjadi 100, 200, atau bahkan tidak terbatas. Hidayah disini yang dimaksud bukanlah sekedar cahaya kesadaran yang ditunjukkan kepada manusia tentang suatu nilai kebenaran hakiki, namun cahaya hidayah itu bersifat permanen dan continue dalam segala aspek kehidupan manusia. Cahaya itu akan selalu menerangi hati manusia setiap saat. Cahaya hidayah itu yang akan selalu mendampingi dalam susah dan senang, cahaya itu akan mengalahkan kekuatan jahat yang ingin mengganggu kehidupan seseorang, cahaya itu yang akan menuntun manusia menuju cahaya illahi sejati di yaumil akhir nanti. Itulah nikmat Allah yang selama ini banyak diabaikan manusia dan Allah sangat amat menyayangkan sikap manusia yang tidak bersyukur pada nikmat yang satu ini. Berikut penjelasan lengkap tentang sifat dan wujud nikmat hidayah.

Tahukan anda bahwa dalam kehidupan sehari-hari, Allah selelu ikut campur dalam kehidupan setiap manusia, bagaimanapun situasi yang dihadapi, maka di sana selalu ada ikut campur Allah. Mulai dari bangun di pagi hari, maka semua skedul kegatan hari itu sudah Allah siapkan dengan amat matang, hingga menjelang ditutupnya malam, maka allah selalu siap dan stand by ada di sisi kita. Pada saat itu allah ada dimana? Ya…ia ada dalam hati kita mengawasi dan menjaga setiap tingkah laku kita.
Manusia kadang tidak mamahami makna atau signal yang dikirimkan Allah kedalam relung hati manusia untuk mengambil suatu keputusan misalnya A, tapi karena pertimbangan ini dan itu lalu memutuskan mangambil keputusan B, dan pada akhirnya ia harus menanggung kecewa. Ya itulah salah satu bentuk ikut campur Allah dalam kehidupan kita. Kita kadang selalu mengabaikan kata hati kita sendiri, yang mana disana sebenarnya Allah juga selalu memberi petunjuk kebenaran yang bersifat jangka panjang. Manusia memang selalu mementingkan kepentingan jangka pendek, karena memang benar setan/iblis juga selalu bisa mempengaruhi pikiran manusia dengan perhitungan matematik.
Disinilah letak pertarungan sebenarnya, mungkin anda pernah merasakannya, ketika harus mengambil keputusan cepat, maka dua komponen utama akan bekerja keras saling mempengaruhi satu sama lain, yaitu kekuatan mata hati (hidayah) dan pikiran (otak). Kekuatan mata hati sangat dipengaruhi oleh unsur nur Allah yang banyak mengajak kita ke jalan kebaikan dan bersifat jangka panjang, ketika hati seseorang dalam keadaan bersih karena selalu berdzikir dan menggemakan asma Allah, maka keadaan hati itu akan bercahaya dan kekuatannya tidak akan mampu dikalahkan oleh kecerdasan otak sekalipun. Sementara kekuatan pikiran atau otak yang dimiliki manusia sangat tergantung pada kekuatan kalkulasi dan perhitungan matematika di masa lalu. Biasanya setan sangat suka mempermaikan logika manusia untuk kepentingan mereka mengalahkan kekuatan hidayah yang muncul dari dalam hati seseorang. Setan akan berupaya menampilkan data-data dan kalkulasi matematis untuk menyakinkan manusia bahwa keputusan yang diambil berdasarkan perhitungan matematika sangatlah akurat dan bersifat pasti. Jika pada akhirnya keputusan diambil berdasarkan kekuatan logika, maka disanalah bangsa setan dan jin bersorak kegirangan, karena mereka bisa memenangkan pertarungan. Tapi jika sebaliknya, maka bangsa jin/setan akan merasa kesakitan dan menerima kekalahan.
Tahukah anda bahwa nikmat hidayah ini hanya dimiliki oleh kaum muslimin, dan tidak ada pada kaum non muslim. Pada kenyataannya memang kaum non muslim lebih banyak menggunakan kekuatan pikiran dan otaknya, itu karena mata hati mereka kosong (karena cahaya hidayah tidak masuk pada orang yang tidak pernah mengenal asma Allah). Dan segala keputusan hidupnya memang banyak dipengaruhi oleh nafsu yang dikendalikan bangsa setan/jin, mereka selalu menggunakan kemampuan otaknya untuk membangun kehidupannya. Itulah sebabnya mereka bisa hidup mewah tanpa gangguan dan bisa mendapatkan kenikmatan duniawi (tidak kenikmatan akhirat). Itulah sebabnya mereka bisa membangun Negara mereka menjadi Negara maju dan beradab. Karena memang orientasi mereka hanya untuk kehidupan duniawi semata.
Sebaliknya dengan kaum muslim, mereka harus berusaha keras mempertahankan keyakinannya, karena sudah pasti akan selalu diganggu oleh bangsa jin dalam setiap kondisi. Meski demikian, sebagian besar Negara mayoritas muslim adalah Negara dengan kekayaan alam berlimpah, misalnya Brunai, Saudi Arabia, Qatar, Indonesia dan lain sebagainya adalah Negara mayoritas muslim dengan sumber daya alam terbesar. Jadi, meski setiap saat warganya harus bertarung melawan kekuatan jahat dalam dirinya, dalam hal kebutuhan dan kelangsungan hidup sudah Allah penuhi sehingga kaum muslim tidak perlu merasa khawatir dan takut kekurangan bahan makanan. Di situlah letak kebesaran nikmat Allah, sungguh hanya Allah SWT yang maha mengetahui.
Begitulah bentuk kasih sayang allah kepada kaum muslim, meski ada banyak gangguan dan akhirnya menerima kekecewaan akibat kesalahan dalam pengambilan keputusan, allah selalu melipat gandakan nikmatnya kepada siapa saja yang berpendirian teguh. Tugas kaum muslim terutama saat ini adalah menjaga iman dan taqwa dari segala pengaruh jahat dan buruk bangsa jin. Tidaklah perlu merasa takut dan merasa dirugikan, selagi masih ada iman di hati maka nikmat Allah tidak perlu diragukan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post