Ini adalah gaya baru misionaris yang sedang dikembangkan dunia barat, mereka ingin mencari kelemahan islam dengan cara banyak membaca kitab suci orang muslim,yaitu Al Quran, lalu diterapkan hal yang sama dengan apa yang dilakukan muslim pada umumnya kepada umat kristiani. Seorang pastur terkemuka mengembangkan metode ini karena mereka melihat berkembangnya islam di berbagai belahan dunia adalah karena dahsyatnya isi kandungan Al quran. Sang pastur tidak mau kalah langkah, demi mengembalikan lagi kejayaan era kristiani, maka mereka menggunakan cara damai yang umumnya juga dilakukan umat muslim untuk menyebarkan agama kristen ditengah masyarakat kristen yang sudah banyak beralih pada islam. Sang pastur menciptakan generasi misionaris yang memahami islam jauh lebih mendalam daripada muslim itu sendiri. Misi ini dilakukan dalam rangka menarik simpati publik dan membuat orang kembali tertarik pada kristen karena sifat damainya pada umat muslim. Mampukah usaha ini membuahkan hasil?
REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND -- Pastur Michael Fitzgerald merupakan pemuka Katolik yang cukup mendapat tempat di umat Kristen Eropa dan Afrika. Fitzgerald memutuskan untuk menjadi misionaris di Afrika ketika ia baru berusia dua belas tahun. Delapan tahun kemudian ia belajar teologi dan bahasa Arab di Tunisia.
Perjalanan keilmuan itu yang kemudian membuatnya Fitzgerld menjadi ahli Teologi dan dipercaya mempromosikan pemahaman antaragama dari perspektif Kristen. Ia dipandang kemudian sebagai ahli Katolik Roma yang banyak mengajarkan tentang Islam. Ia pernah menjabat sebagai Uskup Agung Tunisia, duta Vatikan di Kairo, dan delegasi Vatikan ke liga Arab.
Dalam perjalanannya, ia mengambil tugas mendorong sesama umat Kristen untuk belajar lebih banyak tentang Islam dan Alquran. Konon, hal itu dilakukannya untuk membuka cakrawala non muslim, bahwa Islam tidak terkait dengan kekerasan.
Dilansir Tribune, Jumat (1/5), setelah pensiun, ia justru mulai mengajar kursus baca Alquran untuk sekelompok kecil mahasiswa sarjana dan pascasarjana di John Carroll University, sebuah lembaga Jesuit di Cleveland. Di dalam kelasnya, ia sering menyoroti perbedaan antaragama sambil mendorong penghormatan terhadap pendekatan Muslim yang berbeda dengan Kristen.
"Dia bahkan mengatakan sangat baik untuk menjadi Hafiz," tulis laporan Tribune, Jumat (1/5).
Bahkan dalam kelasnya, ada beberapa mahasiswa Muslim yang terdaftar di kelasnya. Salah satunya, Abu-Shaweesh, yang mengenakan jilbab. Ia mengaku mendapat pelajaran baru dari sang pastur. Abu-Shaweesh menambahkan, dia terpesona oleh rasa hormat yang ditunjukkan untuk Islam oleh teman-teman sekelasnya yang non-Muslim-nya.
Meski banyak kalangan Muslim yang waspada terhadap misinya. Namun tak jarang banyak yang memujinya. "Yang penting di sini adalah pengetahuan," kata Zeki Saritoprak, pengarah program studi Islam di Universitas John Caroll.
"Seorang Kristen yang terinformasi dengan baik, dapat mengajarkan Islam lebih baik daripada seorang Muslim yang kurang informasi," kata Saritoprak.
Review Artikel:
Sebagai orang islam, kita melihat cara ini justru akan banyak menguntungkan bagi kaum muslim, karena semakin keras usaha mereka ingin mencari kelemahan dalam islam, yang mereka dapatkan justu adalah kebenaran yang terkandung dalam Al Quran itu akan menjawab semua keraguan yang ada pada agama mereka, ketika mereka bersemangat ingin menjatuhkan islam dengan cara menggunakan dalil-dalil yang termaktub dalam al Quran, justu mereka terjebak dalam kenyataan bahwa Islam adalah agama kebenaran dan pada akhirnya mereka memutuskan memeluk Islam, dan inilah yang sedang terjadi di eropa sana.
Banyak kaum misionaris yang akhirnya menyatakan diri mereka masuk islam, karena ketika mereka menyatakan diri mereka lebih mengetahui banyak tentang islam, secara tidak sengaja mereka juga membenarkan bahwa islam itu adalah ajaran yang benar, dan mereka juga tidak bisa menyangkal bahwa mereka juga mendapatkan ketenangan ketika mempelajari Islam dan AL Quran. itu adalah Cahaya Hidayah yang spontan menantul ke dalam diri seseorang yang menggunakan akal sehat dan hati yang bersih. Namun apapun usaha mereka ingin melemahkan islam, dengan cara apapun maka itu tidaklah dibenarkan dan kita harus tetap waspada dan berhati2 dengan tipu daya mereka.
REPUBLIKA.CO.ID, CLEVELAND -- Pastur Michael Fitzgerald merupakan pemuka Katolik yang cukup mendapat tempat di umat Kristen Eropa dan Afrika. Fitzgerald memutuskan untuk menjadi misionaris di Afrika ketika ia baru berusia dua belas tahun. Delapan tahun kemudian ia belajar teologi dan bahasa Arab di Tunisia.
Perjalanan keilmuan itu yang kemudian membuatnya Fitzgerld menjadi ahli Teologi dan dipercaya mempromosikan pemahaman antaragama dari perspektif Kristen. Ia dipandang kemudian sebagai ahli Katolik Roma yang banyak mengajarkan tentang Islam. Ia pernah menjabat sebagai Uskup Agung Tunisia, duta Vatikan di Kairo, dan delegasi Vatikan ke liga Arab.
Dalam perjalanannya, ia mengambil tugas mendorong sesama umat Kristen untuk belajar lebih banyak tentang Islam dan Alquran. Konon, hal itu dilakukannya untuk membuka cakrawala non muslim, bahwa Islam tidak terkait dengan kekerasan.
Dilansir Tribune, Jumat (1/5), setelah pensiun, ia justru mulai mengajar kursus baca Alquran untuk sekelompok kecil mahasiswa sarjana dan pascasarjana di John Carroll University, sebuah lembaga Jesuit di Cleveland. Di dalam kelasnya, ia sering menyoroti perbedaan antaragama sambil mendorong penghormatan terhadap pendekatan Muslim yang berbeda dengan Kristen.
"Dia bahkan mengatakan sangat baik untuk menjadi Hafiz," tulis laporan Tribune, Jumat (1/5).
Bahkan dalam kelasnya, ada beberapa mahasiswa Muslim yang terdaftar di kelasnya. Salah satunya, Abu-Shaweesh, yang mengenakan jilbab. Ia mengaku mendapat pelajaran baru dari sang pastur. Abu-Shaweesh menambahkan, dia terpesona oleh rasa hormat yang ditunjukkan untuk Islam oleh teman-teman sekelasnya yang non-Muslim-nya.
Meski banyak kalangan Muslim yang waspada terhadap misinya. Namun tak jarang banyak yang memujinya. "Yang penting di sini adalah pengetahuan," kata Zeki Saritoprak, pengarah program studi Islam di Universitas John Caroll.
"Seorang Kristen yang terinformasi dengan baik, dapat mengajarkan Islam lebih baik daripada seorang Muslim yang kurang informasi," kata Saritoprak.
Review Artikel:
Sebagai orang islam, kita melihat cara ini justru akan banyak menguntungkan bagi kaum muslim, karena semakin keras usaha mereka ingin mencari kelemahan dalam islam, yang mereka dapatkan justu adalah kebenaran yang terkandung dalam Al Quran itu akan menjawab semua keraguan yang ada pada agama mereka, ketika mereka bersemangat ingin menjatuhkan islam dengan cara menggunakan dalil-dalil yang termaktub dalam al Quran, justu mereka terjebak dalam kenyataan bahwa Islam adalah agama kebenaran dan pada akhirnya mereka memutuskan memeluk Islam, dan inilah yang sedang terjadi di eropa sana.
Banyak kaum misionaris yang akhirnya menyatakan diri mereka masuk islam, karena ketika mereka menyatakan diri mereka lebih mengetahui banyak tentang islam, secara tidak sengaja mereka juga membenarkan bahwa islam itu adalah ajaran yang benar, dan mereka juga tidak bisa menyangkal bahwa mereka juga mendapatkan ketenangan ketika mempelajari Islam dan AL Quran. itu adalah Cahaya Hidayah yang spontan menantul ke dalam diri seseorang yang menggunakan akal sehat dan hati yang bersih. Namun apapun usaha mereka ingin melemahkan islam, dengan cara apapun maka itu tidaklah dibenarkan dan kita harus tetap waspada dan berhati2 dengan tipu daya mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar