Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Mabes Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul menjelaskan dugaan sementara motif peletak bendera ISIS dan ancaman di Kepolisian Sektor Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ia menjelaskan ada kemungkinan pelaku ingin melakukan provokasi.
"Kemungkinan pertama adalah mereka sendiri yang memang ingin melakukan provokasi," kata Martinus saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, menjelaskan motif peletak bendera ISIS, Rabu 5 Juli 2017.
Selain itu, Martinus menduga aksi teror tersebut dilakukan oleh orang-orang yang iseng. Terakhir, mencoba memanfaatkan situasi pasca-serangan dua anggota Brimob di Masjid Fatahelan, Jakarta. "Tiga hal ini tentu yang harus kita waspadai," ujarnya.
Benarkah motifnya hanya tiga point diatas; provokasi, iseng dan memanfaatkan situasi? Atau mungkinkah ada motif tersembunyi lain?
Melihat kondisi ini, dapatkah kita melihat bagaimana reaksi masyarakat, seakan menganggap hal itu adalah sesuatu yang lumrah, tetapi jika serangan anggota ISIS itu ditujukan pada kelompok masyarakat tertentu, maka sekonyong-konyong masyarakat akan menyalahkan polisis sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas berbagai insiden yang ditimbulkan. Apakah saat ini masyarakat menjadi kurang peka, ataukah mereka menganggap polisi memang layak menjadi sasaran teroris.
Jika demikian, maka amat sangat disayangkan sekali, harusnya warga negara yang baik harus turut ikut prihatin dengan kondisi ini, karena bagaimanapun polisi adalah para petugas penjaga keamanan warga yang berdiri paling depan, jika polisi mendapat serangan lalu warga masyarakatnya bersikap masa bodoh dan cuek, itu justru akan menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Dimana seharusnya masyarakat memberikan dukungan dan support kepada kerja aparat yang sudah bekerja keras menjaga keamanan warga bahkan rela mengorbankan nyawa mereka demi keamanan seluruh masyarakat. Harusnya warga masyarakat memberikan apresiasi yang besar kepada aparat penegak hukum, karena kini mereka yang menjadi sasaran tembak para pengirim teror. Masyarakat harus memberikan dukungan dan semangat untuk jangan pernah lelah dan menyerah pada tekanan dan keadaan.
Kondisi lemahkan sikap masyarakat memberikan dukungan kepada polisi ini bisa memberikan gambaran kepada para teroris bahwa ternyata masyarakat tidak peduli dengan insiden yang menimpa para aparat penegak hukumnya, dan ini menunjukkan masyarakat bisa disusupi dengan berbagai pemahaman dan motif; bahwa polisi adalah lembaga yang tidak bisa menjaga keamanan negara, sementara menjaga keamanan diri mereka sendiri saja mereka tidak mampu.
Bahwa polisi ternyata tidak mendapat dukungan penuh dari masyarakat, dalam berbagai serangan cenderung diabaikan dan ini menunjukkan polisi berdiri sendirian.
Bahwa semakin banyak yang melakukan serangan kepada polisi, lama kelamaan orang akan membentuk opini bahwa polisi memang sudah sepatutnya dijadikan sasaran tembak. Dan jika opini ini berhasil dikembangkan, maka langkah berikutnya teoriris akan mewacanakan penggantian pucuk pimpinan Polri yaitu Jenderal Tito Karnavian. Demikian juga tujuan sasaran berikutnya, di sektor militer, jika militer berhasil digembosi, maka sasaran utamanya jenderal Gatot Nurmantyo harus di copot dari jabatannya karena dianggap gagal menjaga keamanan, untuk kemudian digantikan dengan orang yang lebih lunak dan memihak kepentingan mereka.
Lalu apa saja motif utama para terosris ini selain tiga point yang sudah disebutkan diatas;
1. untuk membangung distrust di masyarakat terhadap eksistensi kerja aparat terutama kepolisian dan miliet sebagai garda terdepan di pemerintahan dan kemasyarakatan.
2. untuk menunjukkan kepada dunia bahwa saat ini ISIS sudah berhasil menyusup/merambah ke wilayah pusat pemerintahan ibu kota(ditunjukkan dengan simbol berkibarnya bendera), pemberitaan ini akan bersifat global dan berdampak besar bagi pengikut isis lainnya yaitu dalam rangka memberi semangat/spirit jihad
3. dengan menuliskan secara eksplisit tujuan ingin menjadikan jakarta seperti marawi, mereka sedang ingin melihat seberapa besar kekuatan pertahanan (polisi, militer, Banser, Ansor) dan lain-lain yang siap menghadang aksi mereka.
4. ingin memancing seberapa besar kemarahan warga dan penolakan masyarakat terhadap ancaman ini, jika masyarakat terlihat marah, maka mereka akan mengatur strategi baru, tetapi jika masyarakat terlihat cuek, maka mereka juga sudah siap dengan strategi lain.
Mungkin masih ada banyak motif lain, dan itu hanya sang teroris yang tahu, silahkan saja anda tanyakan kepada yang bersangkutan, karena blog ini tidak terafiliasi dengan kelompok teroris.
"Kemungkinan pertama adalah mereka sendiri yang memang ingin melakukan provokasi," kata Martinus saat ditemui di Mabes Polri, Jakarta, menjelaskan motif peletak bendera ISIS, Rabu 5 Juli 2017.
Selain itu, Martinus menduga aksi teror tersebut dilakukan oleh orang-orang yang iseng. Terakhir, mencoba memanfaatkan situasi pasca-serangan dua anggota Brimob di Masjid Fatahelan, Jakarta. "Tiga hal ini tentu yang harus kita waspadai," ujarnya.
Benarkah motifnya hanya tiga point diatas; provokasi, iseng dan memanfaatkan situasi? Atau mungkinkah ada motif tersembunyi lain?
Melihat kondisi ini, dapatkah kita melihat bagaimana reaksi masyarakat, seakan menganggap hal itu adalah sesuatu yang lumrah, tetapi jika serangan anggota ISIS itu ditujukan pada kelompok masyarakat tertentu, maka sekonyong-konyong masyarakat akan menyalahkan polisis sebagai pihak yang harus bertanggung jawab atas berbagai insiden yang ditimbulkan. Apakah saat ini masyarakat menjadi kurang peka, ataukah mereka menganggap polisi memang layak menjadi sasaran teroris.
Jika demikian, maka amat sangat disayangkan sekali, harusnya warga negara yang baik harus turut ikut prihatin dengan kondisi ini, karena bagaimanapun polisi adalah para petugas penjaga keamanan warga yang berdiri paling depan, jika polisi mendapat serangan lalu warga masyarakatnya bersikap masa bodoh dan cuek, itu justru akan menunjukkan kondisi yang memprihatinkan. Dimana seharusnya masyarakat memberikan dukungan dan support kepada kerja aparat yang sudah bekerja keras menjaga keamanan warga bahkan rela mengorbankan nyawa mereka demi keamanan seluruh masyarakat. Harusnya warga masyarakat memberikan apresiasi yang besar kepada aparat penegak hukum, karena kini mereka yang menjadi sasaran tembak para pengirim teror. Masyarakat harus memberikan dukungan dan semangat untuk jangan pernah lelah dan menyerah pada tekanan dan keadaan.
Kondisi lemahkan sikap masyarakat memberikan dukungan kepada polisi ini bisa memberikan gambaran kepada para teroris bahwa ternyata masyarakat tidak peduli dengan insiden yang menimpa para aparat penegak hukumnya, dan ini menunjukkan masyarakat bisa disusupi dengan berbagai pemahaman dan motif; bahwa polisi adalah lembaga yang tidak bisa menjaga keamanan negara, sementara menjaga keamanan diri mereka sendiri saja mereka tidak mampu.
Bahwa polisi ternyata tidak mendapat dukungan penuh dari masyarakat, dalam berbagai serangan cenderung diabaikan dan ini menunjukkan polisi berdiri sendirian.
Bahwa semakin banyak yang melakukan serangan kepada polisi, lama kelamaan orang akan membentuk opini bahwa polisi memang sudah sepatutnya dijadikan sasaran tembak. Dan jika opini ini berhasil dikembangkan, maka langkah berikutnya teoriris akan mewacanakan penggantian pucuk pimpinan Polri yaitu Jenderal Tito Karnavian. Demikian juga tujuan sasaran berikutnya, di sektor militer, jika militer berhasil digembosi, maka sasaran utamanya jenderal Gatot Nurmantyo harus di copot dari jabatannya karena dianggap gagal menjaga keamanan, untuk kemudian digantikan dengan orang yang lebih lunak dan memihak kepentingan mereka.
Lalu apa saja motif utama para terosris ini selain tiga point yang sudah disebutkan diatas;
1. untuk membangung distrust di masyarakat terhadap eksistensi kerja aparat terutama kepolisian dan miliet sebagai garda terdepan di pemerintahan dan kemasyarakatan.
2. untuk menunjukkan kepada dunia bahwa saat ini ISIS sudah berhasil menyusup/merambah ke wilayah pusat pemerintahan ibu kota(ditunjukkan dengan simbol berkibarnya bendera), pemberitaan ini akan bersifat global dan berdampak besar bagi pengikut isis lainnya yaitu dalam rangka memberi semangat/spirit jihad
3. dengan menuliskan secara eksplisit tujuan ingin menjadikan jakarta seperti marawi, mereka sedang ingin melihat seberapa besar kekuatan pertahanan (polisi, militer, Banser, Ansor) dan lain-lain yang siap menghadang aksi mereka.
4. ingin memancing seberapa besar kemarahan warga dan penolakan masyarakat terhadap ancaman ini, jika masyarakat terlihat marah, maka mereka akan mengatur strategi baru, tetapi jika masyarakat terlihat cuek, maka mereka juga sudah siap dengan strategi lain.
Mungkin masih ada banyak motif lain, dan itu hanya sang teroris yang tahu, silahkan saja anda tanyakan kepada yang bersangkutan, karena blog ini tidak terafiliasi dengan kelompok teroris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar