Utusan Khusus PBB di Myanmar, Yanghee Lee, mengatakan bahwa rezim Myanmar kemungkinan besar sedang berupaya mengusir seluruh etnis rohingya dari wilayah negara mereka. Lee mengungkapkan bahwa pembersihan penuh menjadi tujuan akhir dan penindasan dan kekerasan mengerikan yang dialami etnis rohingya minoritas. Dilansir The Guardian, 14 Maret 2017.
Genosida atau pembunuhan besar-besaran terhadap suku Rohingya di Myanmar tidak menggetarkan jiwa umat muslim dunia, tidak menggetarkan hati mereka, maka ada yang salah dengan kondisi ini. Kenapa umat muslim diam, dan hanya bisa tertunduk menutup muka. Mereka mengaku umat yang mau menegakkan agamanya tetapi meski mengetahui saudaranya di bantai, mereka hanya diam tak bersuara. Ada apa dengan muslim? Apakh keindahan dunia telah menggelapkan mata dan hati mereka?
Seakan suara itu mahal dan tidak layak diperdengarkan, walau itu hanya sekedar kalimat Lillah, Innalillahii wainailahi rojiuun.....
Kemana umat muslim saat ini? Dimana mereka sembunyi?
Tidakkah mereka merasakan derita saudaranya yang merintih menahan sakit?
Menahan pedihnya kesakitan dan kejamnya penyiksaan senjata militer
Bertahun-tahun terkurung dalam ketakutan, kesedihan dan kepedihan
Bertahun-tahun tertekan dan terkurung dalam penyiksaan
Mengharap ada saudaranya yang bisa memberikannya pertolongan,
Mengharap datangnya bantuan walau itu hanya sekedar perban dan obat merah
Bukankah mereka tidak dalam keadaan bersedih dan berduka, meratap dan merintih kesakitan
Dimana orang-orang yang selama ini bicara kebenaran, yang bicara rasa persaudaraan
Dimana mereka tertidur pulas dalam selimut hangat dan keadaan perut penuh makanan
Dimana rumah orang-orang itu, Dimana itu keadilan
Hilang sudah rasa simpati dari diri ini.
Hilang rasa belas kasih dan sayang dari jiwa ini.
Hilang malu dan takut datangnya kebenaran janji Illahi Robbi
Setelah kekejaman yang terjadi pada saudara kita di timur tengahpun kita tidak bisa memberikan pertolongan, kini saudara kita yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kitapun kembali kita tidak bisa
berbuat apa-apa, walau itu hanya sekedar belas kasih dan suara penolakan atau sekedar teriakan pemaksaan penegakan HAM. Kemana itu para aktivis yang selalu berteriak HAM, dimana mereka tinggal?
Apakah karena kita terlalu sibuk dengan urusan pribadi sendiri
ataukah karena kita terlalu menggantungkan segala urusan kepada pemerintah berkuasa
atau karena kita memang penakut dan pengecut menunjukkan jati diri sebagai muslim
entah karena alasan yang mana, kembali lagi kita hanya bisa diam dan diam
Apakah Allah swt menjadikan manusia yang ada saat ini sudah dalam keadaan cacat, mata tidak bisa
melihat, telinga tidak bisa mendengar dan hati yang keras membatu
apakah manusia yang diciptakannya saat ini telah mengalami kesalahan teknis pembuatan
sehingga ketiga panca inderanya tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya?
Tidak, Allah swt tidak pernah salah menciptakan mahluknya, semua sudah dalam keadaan sempurna
Tapi yang menjadikannya cacat adalah manusia itu sendiri yang memilih menutup matanya
telinganya dan menolak hatinya merasa. Semua panca indera itu dipaksa menolak semua kenyataan
Merasa tidak perlu ikut andil, padahal tau siksa ALlah swt sangat pedih bagi siapa saja yang tahu
balasan bagi siapa saja yang lalai menggunakan inderanya dengan benar, neraka Jahanam menanti
karena alasan yang tidak pada tempatnya. Memilih menjaga kenyamanan hidup dibanding merasakan
kepedihan dan penderitaan saudaranya, memilih menjaga kestabilan ekonomi keluarganya dibanding
merasakan hancur leburnya jiwa saudaranya di tangan junta militer. Umat muslim dimana pun mereka berada mereka memilih tidak gubris karena merasa tidak punya kekuatan dan kemampuan menghadapi kekuatan lawan. Merasa lemah dan tidak punya kekuatan, itulah salah satu ciri lemahnya iman
Iman mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari
tapi tidak cukup untuk membela kebenaran dan menegakkan agama Allah swt
iman mereka hanya cukup untuk biaya sekolah dan tabungan anak
tapi tidak cukup untuk menunjukkan jati diri muslim hakiki
iman yang lemah sedang merasuki jiwa yang lemah ini, menjadikan ia hanya tidak lebih bernilai dari seonggok mayat dan bangkai ditempat sampah yang kotor
Padahal Rasulullah saw jika masih hidup di dunia ini, maka ia tidak akan tinggal diam, Rasulullah saw akan menghimpun kekuatan, mengajak semua umatnya bersatu dan berduyun-duyun menghadapi musuh saling hadap-hadapan. Tidak peduli dengan siapa dan bagaimana kekuatan lawan, ia akan menghunus pedang menuju medan perang lalu menantang siapa saja yang menjajah umat muslim dalam kesewenang-wenangan. Mengajaknya bertarung dan beradu pedang hingga nyawa hilang dari badan, maka itulah sebaik-baiknya iman.
Jika Umat muslim yang ada saat ini hanya bisa diam, maka mereka bukanlah umatnya nabi besar Muhammad saw, mereka hanya "patung" berjubah emas untuk disanjung manusia, bukan para penganut dan pengikut ajaran Rasulullah saw. Mereka hanya pengecut yang mengambil keuntungan dari ajaran Rasulullan tetapi mereka tidak punya hati sehebat dan setangguh para pengikut Nabi Muhammad saw di medan perang.
Mereka hanya mengaku-ngaku umatnya rasulullah tapi tidak dalam jiwa mereka hanya seonggok bangkai berjalan di atas bumi.
Mana jiwamu yang kau sebut beriman, dimana iman itu disimpan, apakah ia disimpan dibawah bantal?
Mana hatimu yang kau katakan bertaqwa, dimana taqwa itu disimpan, apakah ia disimpan di lemari?
Jiwa dan hati yang bersih dan beriman tidak akan mau disimpan dimanapun kecuali ia bertengger melekat didalam jiwa yang bersih dan bercahaya. Jika jiwamu masih dikunci dalam lemari, maka pakaikanlah ia kembali ke tempatnya, maka ia akan menyelamatkanmu dari Siksa neraka Allah swt yang pedih.
Genosida atau pembunuhan besar-besaran terhadap suku Rohingya di Myanmar tidak menggetarkan jiwa umat muslim dunia, tidak menggetarkan hati mereka, maka ada yang salah dengan kondisi ini. Kenapa umat muslim diam, dan hanya bisa tertunduk menutup muka. Mereka mengaku umat yang mau menegakkan agamanya tetapi meski mengetahui saudaranya di bantai, mereka hanya diam tak bersuara. Ada apa dengan muslim? Apakh keindahan dunia telah menggelapkan mata dan hati mereka?
Seakan suara itu mahal dan tidak layak diperdengarkan, walau itu hanya sekedar kalimat Lillah, Innalillahii wainailahi rojiuun.....
Kemana umat muslim saat ini? Dimana mereka sembunyi?
Tidakkah mereka merasakan derita saudaranya yang merintih menahan sakit?
Menahan pedihnya kesakitan dan kejamnya penyiksaan senjata militer
Bertahun-tahun terkurung dalam ketakutan, kesedihan dan kepedihan
Bertahun-tahun tertekan dan terkurung dalam penyiksaan
Mengharap ada saudaranya yang bisa memberikannya pertolongan,
Mengharap datangnya bantuan walau itu hanya sekedar perban dan obat merah
Bukankah mereka tidak dalam keadaan bersedih dan berduka, meratap dan merintih kesakitan
Dimana orang-orang yang selama ini bicara kebenaran, yang bicara rasa persaudaraan
Dimana mereka tertidur pulas dalam selimut hangat dan keadaan perut penuh makanan
Dimana rumah orang-orang itu, Dimana itu keadilan
Hilang sudah rasa simpati dari diri ini.
Hilang rasa belas kasih dan sayang dari jiwa ini.
Hilang malu dan takut datangnya kebenaran janji Illahi Robbi
Setelah kekejaman yang terjadi pada saudara kita di timur tengahpun kita tidak bisa memberikan pertolongan, kini saudara kita yang jaraknya tidak terlalu jauh dari kitapun kembali kita tidak bisa
berbuat apa-apa, walau itu hanya sekedar belas kasih dan suara penolakan atau sekedar teriakan pemaksaan penegakan HAM. Kemana itu para aktivis yang selalu berteriak HAM, dimana mereka tinggal?
Apakah karena kita terlalu sibuk dengan urusan pribadi sendiri
ataukah karena kita terlalu menggantungkan segala urusan kepada pemerintah berkuasa
atau karena kita memang penakut dan pengecut menunjukkan jati diri sebagai muslim
entah karena alasan yang mana, kembali lagi kita hanya bisa diam dan diam
Apakah Allah swt menjadikan manusia yang ada saat ini sudah dalam keadaan cacat, mata tidak bisa
melihat, telinga tidak bisa mendengar dan hati yang keras membatu
apakah manusia yang diciptakannya saat ini telah mengalami kesalahan teknis pembuatan
sehingga ketiga panca inderanya tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya?
Tidak, Allah swt tidak pernah salah menciptakan mahluknya, semua sudah dalam keadaan sempurna
Tapi yang menjadikannya cacat adalah manusia itu sendiri yang memilih menutup matanya
telinganya dan menolak hatinya merasa. Semua panca indera itu dipaksa menolak semua kenyataan
Merasa tidak perlu ikut andil, padahal tau siksa ALlah swt sangat pedih bagi siapa saja yang tahu
balasan bagi siapa saja yang lalai menggunakan inderanya dengan benar, neraka Jahanam menanti
karena alasan yang tidak pada tempatnya. Memilih menjaga kenyamanan hidup dibanding merasakan
kepedihan dan penderitaan saudaranya, memilih menjaga kestabilan ekonomi keluarganya dibanding
merasakan hancur leburnya jiwa saudaranya di tangan junta militer. Umat muslim dimana pun mereka berada mereka memilih tidak gubris karena merasa tidak punya kekuatan dan kemampuan menghadapi kekuatan lawan. Merasa lemah dan tidak punya kekuatan, itulah salah satu ciri lemahnya iman
Iman mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari
tapi tidak cukup untuk membela kebenaran dan menegakkan agama Allah swt
iman mereka hanya cukup untuk biaya sekolah dan tabungan anak
tapi tidak cukup untuk menunjukkan jati diri muslim hakiki
iman yang lemah sedang merasuki jiwa yang lemah ini, menjadikan ia hanya tidak lebih bernilai dari seonggok mayat dan bangkai ditempat sampah yang kotor
Padahal Rasulullah saw jika masih hidup di dunia ini, maka ia tidak akan tinggal diam, Rasulullah saw akan menghimpun kekuatan, mengajak semua umatnya bersatu dan berduyun-duyun menghadapi musuh saling hadap-hadapan. Tidak peduli dengan siapa dan bagaimana kekuatan lawan, ia akan menghunus pedang menuju medan perang lalu menantang siapa saja yang menjajah umat muslim dalam kesewenang-wenangan. Mengajaknya bertarung dan beradu pedang hingga nyawa hilang dari badan, maka itulah sebaik-baiknya iman.
Jika Umat muslim yang ada saat ini hanya bisa diam, maka mereka bukanlah umatnya nabi besar Muhammad saw, mereka hanya "patung" berjubah emas untuk disanjung manusia, bukan para penganut dan pengikut ajaran Rasulullah saw. Mereka hanya pengecut yang mengambil keuntungan dari ajaran Rasulullan tetapi mereka tidak punya hati sehebat dan setangguh para pengikut Nabi Muhammad saw di medan perang.
Mereka hanya mengaku-ngaku umatnya rasulullah tapi tidak dalam jiwa mereka hanya seonggok bangkai berjalan di atas bumi.
Mana jiwamu yang kau sebut beriman, dimana iman itu disimpan, apakah ia disimpan dibawah bantal?
Mana hatimu yang kau katakan bertaqwa, dimana taqwa itu disimpan, apakah ia disimpan di lemari?
Jiwa dan hati yang bersih dan beriman tidak akan mau disimpan dimanapun kecuali ia bertengger melekat didalam jiwa yang bersih dan bercahaya. Jika jiwamu masih dikunci dalam lemari, maka pakaikanlah ia kembali ke tempatnya, maka ia akan menyelamatkanmu dari Siksa neraka Allah swt yang pedih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar