JERUSALEM (Berita SuaraMedia) - Pengunduran diri Menteri Perang Israel, Ehud Barak menjadi perhatian rakyat dan pimpinan politik, pengamat dan pemerhtai Palestina. Semuanya menduga karena kuatnya respon perlawanan Palestina atas operasi militer yang digelar Israel ke Gaza selama 8 hari lalu, dimana pihak perlawanan meraih kemenangan, usai Israel tunduk kepada syarat perlawanan dalam gencatan senjata.
Pengamat politik Wasam Afifah menyatakan kepada Pusat Informasi Palestina, “Sangat jelas pengunduran diri Ehud Barak berkaitan dengan kemenangan perlawanan Gaza dalam operasi militer Israel terakhir, Barak akan menanggung porsi terbesar dalam kegagalan operasi militer di Gaza.”
Menurut Wasam, perlawanan Palestina selama beberapa bulan kedepan akan terus menjadi goncangan di internal Israel.
Barak adalah orang pertama dari tripatrit operasi ini, bersama Netanyahu dan Avegdor Libermen, pengunduran diri ini banyak terjadi di Israel, sebab harus ada kembing hitam yang menjadi korban.
Sementara terkait masa depan politik Israel, kita akan menyaksikan perang politik dan instabilitas di internal Israel, mereka yang terlibat dalam perang yang harus membayar harganya, sambung Wasam. Juga akan bergulir wacana bahaya eksistensi Israel di banding sebelumnya. Sementara itu dosen ilmu politik di Universitas An-Najah Nasional, Dr. Abdul Sattar Qasim menyatakan, “Sangat jelas adanya kegagalan militer Israel yang sangat besar..Ehud Barak adalah orang yang suka berada di pusat kekuasaan, dan mengubah partai agar bias tetap dalam pusaran kekuasaan, adapun pengunduran dirinya dari jabatannya saat ini dan hengkang dari kehidupan politik, adalah disebabkan kegagalannya di Gaza. Fauzi Barhoum, juru bicara Hamas, dalam pernyataan di laman Facebooknya menulis, pengunduran diri Ehud Barak dan dunia politik bukti kekelahan rezim penjajah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya.
"Pengunduran diri Barak merupakan kemenangan lain yang menambah kemenangan operasi Hijarah Sijjil dan Palestina dan bukti kebingungan dan krisis sebenarnya para pemimpin rezim Zionis Israel dampak dari keberhasilan pejuang,'' tambahnya. Abu Ahmad, juru bicara Brigade al-Quds, sayap militer Jihad Islam menegaskan bahwa pengundurandiri Barak merupakan reaksi langsung dari kekalahannya dan militer Israel di Jalur Gaza. Pengunduran ini menunjukkan darah bangsa Palestina dan para korban tidak tumpah begitu saja. Abu Ahmad juga menyatakan bahwa pengunduran diri ini merupakan hasil pertama perang yang dilakukan oleh Brigade al-Quds dan kelompok-kelompok pejuang lainnya dalam menghadapi agresi brutal Israel. Masih akan banyak peristiwa lain yang bakal terjadi, dan tidak menutup kemungkinan Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel merupakan orang selanjutnya yang terpaksa mengundurkan diri. (prip) suaramedia.com
Sementara terkait masa depan politik Israel, kita akan menyaksikan perang politik dan instabilitas di internal Israel, mereka yang terlibat dalam perang yang harus membayar harganya, sambung Wasam. Juga akan bergulir wacana bahaya eksistensi Israel di banding sebelumnya. Sementara itu dosen ilmu politik di Universitas An-Najah Nasional, Dr. Abdul Sattar Qasim menyatakan, “Sangat jelas adanya kegagalan militer Israel yang sangat besar..Ehud Barak adalah orang yang suka berada di pusat kekuasaan, dan mengubah partai agar bias tetap dalam pusaran kekuasaan, adapun pengunduran dirinya dari jabatannya saat ini dan hengkang dari kehidupan politik, adalah disebabkan kegagalannya di Gaza. Fauzi Barhoum, juru bicara Hamas, dalam pernyataan di laman Facebooknya menulis, pengunduran diri Ehud Barak dan dunia politik bukti kekelahan rezim penjajah dalam merealisasikan tujuan-tujuannya.
"Pengunduran diri Barak merupakan kemenangan lain yang menambah kemenangan operasi Hijarah Sijjil dan Palestina dan bukti kebingungan dan krisis sebenarnya para pemimpin rezim Zionis Israel dampak dari keberhasilan pejuang,'' tambahnya. Abu Ahmad, juru bicara Brigade al-Quds, sayap militer Jihad Islam menegaskan bahwa pengundurandiri Barak merupakan reaksi langsung dari kekalahannya dan militer Israel di Jalur Gaza. Pengunduran ini menunjukkan darah bangsa Palestina dan para korban tidak tumpah begitu saja. Abu Ahmad juga menyatakan bahwa pengunduran diri ini merupakan hasil pertama perang yang dilakukan oleh Brigade al-Quds dan kelompok-kelompok pejuang lainnya dalam menghadapi agresi brutal Israel. Masih akan banyak peristiwa lain yang bakal terjadi, dan tidak menutup kemungkinan Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel merupakan orang selanjutnya yang terpaksa mengundurkan diri. (prip) suaramedia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar