Paris: Sejumlah buku tentang Islam menjadi best seller di Prancis. Penjualan buku meningkat pascaserangan terhadap kantor Majalah Satir Charlie Hebdo, beberapa waktu lalu.
Menurut persatuan toko buku di Prancis, saat ini penjualan buku-buku tentang Islam meningkat tiga kali lebih tinggi pada kuartal pertama 2015 dibandingkan tahun sebelumnya.
Al-Quran menjadi salah satu kitab yang laris di pasaran Prancis. Warga Prancis ingin mencari jawaban memuaskan atas peristiwa penyerangan itu.
Warga Prancis meminta jawaban lebih terkait pertanyaan (tentang penyerangan Charlie Hebdo) dan mereka merasa kurang puas atas jawaban yang mereka dapatkan dari media," kata Direktur Majalah Philosophie, Fabrice Gerschel, seperti dilansir AFP, Minggu (4/4/2015).
Lebih lanjut, di dalam kitab suci atau buku tersebut, mereka mencari tahu apakah ajaran Islam memang mengajarkan kekerasan atau tidak.
"Seorang wanita, penganut Katolik taat, datang untuk membeli salinan Al-Quran karena dirinya ingin memahami apakah Islam adalah agama kekerasan atau tidak," kata Yvon Gilabert, salah seorang pengelola toko buku di Nantes, Prancis Barat.
Akademisi Prancis Jean Rony yang mengajar di Universitas Sorbonne mengaku sejak penyerangan itu dirinya mulai mempelajari kitab suci umat Islam. "Mengingat situasi, saya telah menambahkan sesi pada agama-agama monoteistik ke kelas budaya umum saya, bagi siswa yang mempersiapkan diri untuk ujian hakim," katanya.
Mansour Mansour, Penglola Al Bouraq, Penerbit Buku tentang Islam dan Timur Tengah mengatakan penjualannya telah melonjak sebesar 30 persen.
"Hal yang sama terjadi setelah serangan 11 September pada tahun 2001," ujar dia.
OJE
Tidak ada komentar:
Posting Komentar