Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Kamis, 03 Maret 2016

SHALAT ITU AKAN MENAMPAR WAJAH KITA KELAK

AAda kalanya kita menganggap enteng urusan shalat sehari-hari, ada yang berpikir sebagai cara untuk menggugurkan kewajiban semata, ada yang melaksanakannya sekedarnya saja, ada yang melaksanakannya dengan sedikit terpaksa, ada yang melaksanakannya karena riya dan ada juga yang tidak melaksanakannya karena terlalu banyak alasan.

Lalu bagaimana perkara shalat ini harus menjadi bagian yang sangat penting bagi umat muslim pada umumnya, dimana di padang ma'sar kelak perkara shalat inilah yang pertama kali dihisab.

Faktanya ada banyak orang yang ternyata selama ini melakukan ketaatan shalat ternyata niatnya tanpa disadari sudah ditunggangi oleh niat buruk syetan. Mereka memang melaksanakan shalat wajib tepat waktu, tetapi didalamnya shalat itu memiliki maksud dan tujuan tertentu, misalnya untuk meminta berkah, mengharap naik jabatan, mengharap menjadi orang kaya, mengharap dihormati dan di sanjung-sanjung dan sebagainya.


Dan yang seharusnya kewajiban shalat itu dilakukan bukan karena alasan duniawi dan materi, shalat dimaksudkan agar terjalin hubungan harmonis antara Sang Pencipta dengan mahluk-Nya. Dan ada lagi yang lebih buruk dari itu, manakala seseorang yang sudah berhasil menegakkan shalat, tanpa sadar syetan juga sudah berhasil menyusup kedalam hatinya dan membuat si fulan menjadi berbangga diri, syetan telah membisikkan dalam hatinya, bahwa atas ketaatannya itu ia telah menjadi sangat dekat kepada Allah dan si fulan ini boleh menganggap dirinya paling benar dan paling suci. Si fulan ini akhirnya berjalan di atas muka bumi dengan sombongnya menganggap rendah orang lain lalu bersikap angkuh.

Sebagian Orang menganggap bahwa dengan shalatnya mereka akan dapat menerima imbalan dunia dan sebagian lagi menganggap mereka sudah mencapai derajat yang tinggi. Seperti itulah jerat Syetan terhadap sikap shalat kita. Syetan sudah berhasil membuat kita memandang baik perbuatan itu sehingga kita lupa dengan tujuan kita mengesakan Allah swt, sebagaimana Firman Allah swt;

"Dan ketika syaitan menjadikan mereka memandang baik pekerjaan mereka dan mengatakan: “Tidak ada seorang manusiapun yang dapat menang terhadapmu pada hari ini, dan sesungguhnya saya ini adalah pelindungmu......” (QS. Al Anfal:48)

Akibat dari sikap membusungkan dada itu, lalu kita tidak lagi memperhatikan syarat sah shalat, tidak memperhatikan lagi bacaan shalat. Lalu akhirnya kita terbiasa melakukan shalat dengan terburu-buru, menunda-nunda, dikejar-kejar waktu, setengah hati dan sebagainya sikap lalai kita pada shalat membuat diri kita terlena dengan kesibukan dunia.

Dan tahukah anda bahayanya kita menganggap remeh hal shalat tersebut, bahwa pada kenyataannya ibadah shalat akan ditampilkan dalam wujud sesosok mahluk, ia bisa merasakan bagaimana si fulan memperlakukan dirinya (shalat) selama hidup di dunia. Jika selama hidup kita melaksanakannya dengan baik dan penuh keikhlasan, maka dihadapan kita kelak dia akan ditampilkan bagaikan sosok bidadari yang bersih dan suci, tetapi jika selama hidup kita melaksanakannya dengan jorok dan sembarangan maka kelak ia akan ditampilkan dalam rupa yang hina dan menjijikkan. Sebagaimana uraian hadist berikut ini.

"Apabila seseorang memperbaiki shalatnya, menyempurnakan ruku' dan sujudnya. Berkatalah shalat; Allah telah memelihara engkau sebagaimana engkau memelihara aku, maka diangkatlah shalat itu ke hadirat Allah. Dan apabila seseorang memburukkan shalatnya, tidak mau menyempurnakan ruku' dan sujudnya. Berkatalah shalat itu; Allah telah menyia-nyiakan aku sebagaimana engkau menyia-nyiakan aku, maka dibungkuslah shalat itu dengan sebagaimana membungkus kain yang kotor, maka pukulkan lah ke mukanya." Riwayat Thayalisi dari Ubadah bin Shamit.

Keterangan:

Ketika kita hendak mengerjakan shalat maka kerjakanlah dengan sebaik-baiknya, dan sempurnakanlah ruku dan sujudnya dengan baik, niscaya shalat itu akan mendoakan si fulan yang mengerjakan agar selalu dipelihara Allah, sebagaimana halnya ia memelihara shalat tersebut. Tetapi apabila shalat itu dikerjakan tidak sempurna ruku dan sujudnya, maka shalat itu akan dilipat dan dibungkus seperti membungkus kain kotor, dan akan dipukulkan ke muka kita.

Lalu mengapa Allah menganggap perlu bagi setiap umat untuk menyempurnaka posisi ruku' dan sujudnya dalam shalatnya?

"Apabila berdiri hamba dalam shalatnya, maka bertebaranlah kebaikan di atas kepalanya sehingga dia ruku', dan apabila dia ruku', maka naiklah akan dia rahmat Allah sehingga dia sujud, dan ketika dia sujud, sujudlah ia atas mempersembahkan dirinya kepada Allah, maka bermohon dan bersuka citalah." Riwayat Sa'id bin Manshur dari Abi Amar Mursalan.

Yang artinya:

Orang yang mengerjakan shalat dengan sempurna, maka pahalanya amat besar sehingga jika digambarkan bahwa kebaikan bertebaran di sekelilingnya, sampai dengan ia selesai shalat.

Maka dari itu penting sekali setiap orang untuk selalu menjaga shalatnya sebagaimana ia menjaga kekasihnya yang sangat dicintai, karena dengan begitu kelak kekasih itu yang akan menyelamatkan kita dari kehinaan. Dan sangat penting juga, sebelum melaksanaan shalat, ada baiknya kita meluruskan niat dan bersikap serendah-rendahnya mahluk di hadapan Allah swt, Sehingga iblis tidak akan bisa membuat kita jatuh dalam perangkapnya, karena iblis tahu bahwa jika manusia sudah berada pada posisi paling hina di hadapan-Nya maka Allah akan melindunginya.

Posisikan diri kita dalam keadaan sesadar-sadarnya, dan persiapkan shalat dengan baik dengan memperhatikan berbagai hal yang dapat menyempurnakan shalat. Tingkatkan terus kualitas ibadah kita kepada Allah dengan terus menjaga kekhusukan tetap terjaga bersama iman dalam dada. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita. amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post