Liputan6.com, Stanford - Maryam Mirzakhani, perempuan pertama yang meraih penghargaan prestisius Fields Medal di bidang matematika, meninggal dunia di Amerika Serikat pada Sabtu 15 Juli 2017.
Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (15/7/2017), perempuan asal Iran itu tutup usia pada usia 40 tahun akibat kanker payudara yang menyebar hingga ke tulang-tulangnya.
Pada 2014, penghargaan Fields Medal diberikan untuk sang profesor atas karyanya tentang geometri kompleks dan sistem dinamis.
Penghargaan berjuluk "Nobel Prize for Mathematics" atau Nobel Matematika itu hanya diberikan empat tahun sekali kepada dua atau empat matematikawan yang usianya di bawah 40 tahun.
"Cahaya itu telah redup hari ini. Hatiku hancur...ia pergi terlalu cepat," kata rekan almarhumah yang juga ilmuwan NASA, Firouz Naderi dalam Instagramnya.
Lahir pada tahun 1977, Profesor Mirzakhani tumbuh besar pada momentum pasca-revolusi Iran. Saat remaja, ia pernah memenangkan dua medali emas dalam Olimpiade Matematika.
Perempuan jenius itu mendapatkan gelar doktor atau PhD di Harvard University pada 2004. Kemudian, ia menjadi guru besar matematika di Universitas Stanford.
Tiga tahun lalu ia menerima Fields Medal, perempuan pertama di komunitas matematika yang menerimanya sejak 1936 -- saat penghargaan tersebut mulai diberikan. Profesor Mirzakhani juga orang Iran pertama yang mendapatkannya.
Kala itu, Profesor Dame Frances Kirwan, anggota komite penyeleksi penerima penghargaan dari University of Oxford mengatakan, "Saya berharap penghargaan ini akan menginspirasi banyak gadis dan perempuan muda, di negara ini juga seluruh dunia, untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri dan memiliki keinginan untuk menjadi penerima Fields Medal pada masa depan."
Iran pun ikut bangga dengan pencapaian Maryam Mirzakhani.
Presiden Iran Hassan Rouhani pun turut memberi ucapan selamat kepada Mirzakhani. Melalui akun Twitternya pada Rabu 13 Agustus 2014.
Ia memposting foto Mirkhazani dan menulis, "Selamat untuk #MaryamMirkhazani yang menjadi wanita pertama yang memenangkan #FieldsMedal, membuat kami masyarakat Iran sangat bangga."
Dalam sebuah wawancara, Maryam Mirzakhani mengatakan, tanpa ketertarikan akan matematika, semua seakan sia-sia.
"Keindahan dari matematika hanya akan terwujud bagi mereka yang tekun mempelajarinya," kata dia. "Semakin aku mendalami matematika, semakin tertarik aku kepadanya."
SEBUAH RENUNGAN:
Di negara maju, memang ada banyak kasus serupa terjadi berkaitan dengan peristiwa yang sangat disayangkan, banyak ilmuwan meninggal dunia di usia muda. Mereka sudah sampai dipuncak keberhasilannya menemukan berbagai formula yang dianggap sangat berharga bagi ilmu pengetahuan, tetapi di tengah jalan Allah swt terlanjur memanggil mereka dan akhirnya formula itu tidak bisa dikembangkan alias mandeg di tengah jalan. Kenapa bisa seperti itu?
Inilah bukti kuasa Allah, seorang perempuan jenius yang memiliki kecerdasan tinggi wafat diusia sangat muda, bukan tanpa alasan, bukan sekedar karena penyakit kangker yang menggerogoti tubuhnya, dibalik itu semua itu ada kuasa Allah swt bicara. Seorang muslimah dari iran, memiliki kecerdasan tinggi tapi sayang kecerdasannya itu digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di negara kafir. Ilmu matematika itu dipakai untuk mengembangkan teknologi NASA, ilmu digunakan untuk memperkaya negara kafir, ilmu itu dipakai untuk menindas kaum muslim di negara lain, dan ilmu itu sama sekali tidak menolong agama Allah swt. Atas usahanya ini Allah swt tidak ridho maka takdir kematian menjadi lebih baik baginya di usia 40 tahun, karena dengan demikian tidak akan ada lagi pihak yang dapat memanfaatkan kepintarannya itu untuk jalan mencelakakan agama Allah swt. Tidak akan ada lagi ilmuwan muslim yang berpihak kepada kafir untuk mencelakakan umat muslim. Dalam berita ini, tergambarkan dunia barat sangat bersedih dengan peristiwa ini, tetapi tidak, bagi kaum muslim maka ini adalah berita suka cita yang sangat baik, inilah bukti Allah swt berpihak kepada kita. Allah tidak ridho ada seorang muslim berpihak kepada kafir untuk menghancurkan islam melalui musuh-musuh islam, dan inilah bukti kebesaran dan cinta-Nya. Semoga almarhumah bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya selama di dunia ketika di alam barzakh nanti.
Seperti dikutip dari BBC, Sabtu (15/7/2017), perempuan asal Iran itu tutup usia pada usia 40 tahun akibat kanker payudara yang menyebar hingga ke tulang-tulangnya.
Pada 2014, penghargaan Fields Medal diberikan untuk sang profesor atas karyanya tentang geometri kompleks dan sistem dinamis.
Penghargaan berjuluk "Nobel Prize for Mathematics" atau Nobel Matematika itu hanya diberikan empat tahun sekali kepada dua atau empat matematikawan yang usianya di bawah 40 tahun.
"Cahaya itu telah redup hari ini. Hatiku hancur...ia pergi terlalu cepat," kata rekan almarhumah yang juga ilmuwan NASA, Firouz Naderi dalam Instagramnya.
Lahir pada tahun 1977, Profesor Mirzakhani tumbuh besar pada momentum pasca-revolusi Iran. Saat remaja, ia pernah memenangkan dua medali emas dalam Olimpiade Matematika.
Perempuan jenius itu mendapatkan gelar doktor atau PhD di Harvard University pada 2004. Kemudian, ia menjadi guru besar matematika di Universitas Stanford.
Tiga tahun lalu ia menerima Fields Medal, perempuan pertama di komunitas matematika yang menerimanya sejak 1936 -- saat penghargaan tersebut mulai diberikan. Profesor Mirzakhani juga orang Iran pertama yang mendapatkannya.
Kala itu, Profesor Dame Frances Kirwan, anggota komite penyeleksi penerima penghargaan dari University of Oxford mengatakan, "Saya berharap penghargaan ini akan menginspirasi banyak gadis dan perempuan muda, di negara ini juga seluruh dunia, untuk percaya pada kemampuan mereka sendiri dan memiliki keinginan untuk menjadi penerima Fields Medal pada masa depan."
Iran pun ikut bangga dengan pencapaian Maryam Mirzakhani.
Presiden Iran Hassan Rouhani pun turut memberi ucapan selamat kepada Mirzakhani. Melalui akun Twitternya pada Rabu 13 Agustus 2014.
Ia memposting foto Mirkhazani dan menulis, "Selamat untuk #MaryamMirkhazani yang menjadi wanita pertama yang memenangkan #FieldsMedal, membuat kami masyarakat Iran sangat bangga."
Dalam sebuah wawancara, Maryam Mirzakhani mengatakan, tanpa ketertarikan akan matematika, semua seakan sia-sia.
"Keindahan dari matematika hanya akan terwujud bagi mereka yang tekun mempelajarinya," kata dia. "Semakin aku mendalami matematika, semakin tertarik aku kepadanya."
SEBUAH RENUNGAN:
Di negara maju, memang ada banyak kasus serupa terjadi berkaitan dengan peristiwa yang sangat disayangkan, banyak ilmuwan meninggal dunia di usia muda. Mereka sudah sampai dipuncak keberhasilannya menemukan berbagai formula yang dianggap sangat berharga bagi ilmu pengetahuan, tetapi di tengah jalan Allah swt terlanjur memanggil mereka dan akhirnya formula itu tidak bisa dikembangkan alias mandeg di tengah jalan. Kenapa bisa seperti itu?
Inilah bukti kuasa Allah, seorang perempuan jenius yang memiliki kecerdasan tinggi wafat diusia sangat muda, bukan tanpa alasan, bukan sekedar karena penyakit kangker yang menggerogoti tubuhnya, dibalik itu semua itu ada kuasa Allah swt bicara. Seorang muslimah dari iran, memiliki kecerdasan tinggi tapi sayang kecerdasannya itu digunakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan di negara kafir. Ilmu matematika itu dipakai untuk mengembangkan teknologi NASA, ilmu digunakan untuk memperkaya negara kafir, ilmu itu dipakai untuk menindas kaum muslim di negara lain, dan ilmu itu sama sekali tidak menolong agama Allah swt. Atas usahanya ini Allah swt tidak ridho maka takdir kematian menjadi lebih baik baginya di usia 40 tahun, karena dengan demikian tidak akan ada lagi pihak yang dapat memanfaatkan kepintarannya itu untuk jalan mencelakakan agama Allah swt. Tidak akan ada lagi ilmuwan muslim yang berpihak kepada kafir untuk mencelakakan umat muslim. Dalam berita ini, tergambarkan dunia barat sangat bersedih dengan peristiwa ini, tetapi tidak, bagi kaum muslim maka ini adalah berita suka cita yang sangat baik, inilah bukti Allah swt berpihak kepada kita. Allah tidak ridho ada seorang muslim berpihak kepada kafir untuk menghancurkan islam melalui musuh-musuh islam, dan inilah bukti kebesaran dan cinta-Nya. Semoga almarhumah bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya selama di dunia ketika di alam barzakh nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar