Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Minggu, 07 Juni 2015

APAKAH TANDA-TANDA KIAMAT TELAH TERLIHAT?

Melihat banyaknya peristiwa dan fenomena alam yang terjadi di berbagai tempat belakangan ini, misalnya gempa bumi, gelombang hawa panas, awan berkilauan, suara dari langit, banjir, tsunami dan sebagainya, adakah ini merupakan bagian dari pertanda datangnya hari kiamat sugro? Apakah ini merupakan bagian dari peringatan Tuhan kepada hamba-Nya untuk berbenah diri? Bagaimana Islam melihat kondisi yang terjadi akhir-akhir ini? adakah penjelasan atas semua peristiwa tersebut? Dari Anas bin Malik radhiyallahu’anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sebagian di antara tanda sudah dekatnya hari kiamat syugro adalah diangkatnya ilmu, kebodohan merajalela, khamr ditenggak, dan perzinaan bermunculan -di mana-mana-.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/267])

Hadits yang agung ini memberikan pelajaran, di antaranya:

Hancurnya alam dunia ini akan didahului dengan hancurnya pilar-pilar penegak kemaslahatan hidup manusia yang menjaga kepentingan dunia dan akherat. Di antara pilar tersebut adalah; agama, akal, dan garis keturunan/nasab. Rusaknya agama akibat hilangnya ilmu. Rusaknya akal akibat khamr. Rusaknya nasab akibat praktek perzinaan yang merajalela di mana-mana (lihat Fath al-Bari [1/218) 2.

Hadits ini menunjukkan bahwa Islam sangat memperhatikan kemaslahatan hidup umat manusia. Islam memperingatkan mereka dari hal-hal yang dapat merusak ketentraman hidup manusia di muka bumi. Di antara perkara yang harus mereka perhatikan adalah kewajiban menjaga urusan agama, kejernihan akal, dan kejelasan nasab/garis keturunan. Dan itu juga mengisyaratkan bahwa syari'at Islam adalah syari'at yang sangat bijaksana karena ia diturunkan dari Allah al-Hakim (Yang Maha bijaksana)...

Dari hadits yang agung ini, kita bisa memetik pelajaran bahwa awal kehancuran umat adalah hancurnya agama, akal, dan nasab mereka. Oleh sebab itu janganlah anda heran jika ternyata musuh-musuh umat Islam (dari kalangan orang kafir dan munafik) begitu gencar berupaya menjauhkan generasi muda kaum muslimin dari al-Qur'an dan Sunnah serta para ulama Rabbani. Mereka sebarkan paham-paham sesat dan pemikiran-pemikiran menyimpang melalui doktrin-doktrin inklusivisme dan kebebasan, yang pada akhirnya akan memporak-porandakan akidah kaum muslimin. Mereka juga giat menyusupkan narkoba, pergaulan bebas dan semacamnya ke tengah-tengah masyarakat Islam, yang pada akhirnya akan melahirkan sosok para pemuda yang tidak bisa memikirkan tujuan hidupnya atau sosok pemuda yang tidak punya tujuan hidup dan bahkan orientasi hidupnya hanya tertuju pada kesenangan dunia semata.

Mereka juga giat menyebarkan film-film cabul dan sinetron-sinetron murahan, menganggap porno aksi dan pornografi adalah hal biasa, yang pada akhirnya akan menjerumuskan mereka ke dalam jurang perzinaan! Maka waspadalah wahai saudaraku dari jerat-jerat dan makar mereka... Mereka itulah musuh kita, maka berhati-hatilah darinya.

DIANGKATNYA ILMU


Ilmu tidak akan diangkat melainkan dengan cara wafatnya orang-orang yang berilmu. Selama masih ada orang yang menimba ilmu maka pengangkatan ilmu -secara total- tidak akan terjadi (lihat Fath al-Bari [1/216]). Di dalam riwayat Ahmad dan Thabrani dari jalan Abu Umamah disebutkan bahwa ketika Hajjatul Wada’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ambillah ilmu sebelum sebelum ia dicabut atau diangkat.” Maka ada seorang Badui yang bertanya, “Bagaimana ia diangkat?”. Maka beliau menjawab, “Ketahuilah, hilangnya ilmu adalah dengan perginya (meninggalnya) orang-orang yang mengembannya.” (lihat Fath al-Bari [1/237-238]).

Hadits ini menunjukkan keutamaan menjaga ilmu, akal, dan kehormatan. Yang dimaksud terangkatnya ilmu bukanlah dicabutnya ilmu begitu saja dari dada-dada manusia. Akan tetapi yang dimaksudkan adalah meninggalnya para ulama atau orang-orang yang mengemban ilmu tersebut (lihat Fath al-Bari [1/237]). Hal itu sebagaimana telah dijelaskan oleh Nabi saw dalam hadits lainnya dari Abdullah bin Amr al-Ash ra, “Sesungguhnya Allah tidak akan mencabut ilmu itu secara tiba-tiba dari dada manusia, tetapi Allah mencabut ilmu itu dengan cara mewafatkan para ulama." Dengan tidak adanya para ulama yang berilmu ini maka sebagian ajaran agama islam akan rusak, bisa rusak karena ada pihak-pihak yang sengaja merusaknya atau rusak karena semakin banyak muslim yang meninggalkan amalan yang diajarkan sang ulama ketika masa hidupnya.

Sampai-sampai ketika tidak tersisa lagi orang alim maka orang-orang pun mengangkat pemimpin-pemimpin dari kalangan orang yang bodoh. Mereka pun ditanya dan berfatwa tanpa ilmu. Mereka itu sesat dan menyesatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim, lihat Syarh Muslim [8/269]) 7. Hadits ini beserta hadits lain yang menafsirkannya di atas menunjukkan kepada kita bahwasanya orang alim yaitu orang yang memahami ilmu al-Kitab dan as Sunnah merupakan aset umat yang sangat berharga. Ditangan para orang alim inilah roda kehidupan masih berputar. Sementara wafatnya ulama merupakan musibah besar bagi alam semesta. Karena dengan kepergian mereka maka pergi pula ilmu yang mereka miliki. Sehingga hal itu akan menyebabkan cacatnya pemahaman agama umat yang ditinggalkan(lihat Fath al-Bari [1/218]).

Tidakkah kita ingat, tatkala sang pemimpin para ulama di atas muka bumi ini yaitu Rasulullah saw wafat, apa yang terjadi? Ternyata, sebagian bangsa Arab ketika itu kembali kepada agama kekafiran mereka (sebagaimana dikisahkan dalam HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, lihat Syarh Muslim [1/50]). Subhanallah… fitnah kekafiran merebak setelah meninggalnya beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam. Tidakkah kita juga ingat, apa yang terjadi setelah wafatnya Umar bin al-Khattab ra. Salah seorang pembesar ulama sahabat? Maka datanglah fitnah bertubi-tubi menyerang umat ini bagaikan hempasan ombak lautan yang datang silih berganti (lihat Shahih Bukhari cet. Maktabah al-Iman, Kitab al-Fitan, hal. 1420). Maka demikian pula yang terjadi di masa kita sekarang ini setelah meninggalnya para ulama besar semacam Syaikh al-Albani, Syaikh Ibnu Bazz, Syaikh Ibnu Utsaimin, dan Syaikh Muqbil -rahimahumullah- terjadilah apa yang terjadi.. Fitnah berkecamuk, bahkan di antara sesama penuntut ilmu itu sendiri (lihat at-Tanbih al-Hasan fi Mauqif al-Muslim minal Fitan, hal. 2 karya Syaikh Muhammad bin Abdullah al-Imam).

Dalam situasi semacam ini, maka tidak ada solusi yang terbaik selain kembali kepada Allah dengan menyibukkan diri dengan ketaatan kepada-Nya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tetap beribadah di saat harj/fitnah berkecamuk bagaikan berhijrah kepadaku.” (HR. Muslim dari Ma’qil bin Yasar, lihat at-Tanbih al-Hasan fi Mauqif al-Muslim minal Fitan, hal. 5)

MEREBAKNYA KHAMR DAN PERJINAHAN


Yang dimaksud dalam ungkapan khamr ditenggak adalah cairan memabukkan diminum secara meluas. Dan faktanya yang berkembang saat ini bukan cuma khamr, namun juga turunan lainnya yaitu narkoba dan candu memabukkan. Demikian juga, ‘perzinaan bermunculan’ artinya ia tersebar dan merebak dimana-mana (lihat Syarh Muslim [8/267]) 9. Meminum Khamr tidak akan mendatangkan kenikmatan, bahkan sebaliknya pelakunya akan menuai kesengsaraan.

Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang minum khamr di dunia kemudian tidak bertaubat darinya maka dia tidak akan bisa menikmatinya di akherat kelak.” (HR. Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar, lihat Syarh Muslim [7/93]).

Beliau juga bersabda,
“Setiap yang memabukkan adalah haram. Sesungguhnya Allah ‘azza wa jalla telah menjanjikan bagi orang yang meminum sesuatu yang memabukkan bahwa Allah akan meminumkan kepadanya Thinatul Khabal.” Mereka -para sahabat- bertanya, “Wahai Rasulullah! Apa yang dimaksud Thinatul Khabal?”. Beliau menjawab, “Yaitu keringat penduduk neraka, atau nanah penduduk neraka.” (HR. Muslim dari Jabir, lihat Syarh Muslim [7/92]).

Para ulama kita mengatakan, “Barangsiapa yang tergesa-gesa meraih sesuatu padahal belum saatnya, maka justru ia tidak akan mendapatkannya.” Sebagaimana halnya orang yang tergesa-gesa menikmati sesuatu yang terlarang baginya akan terhalang mendapatkannya, maka sebaliknya bagi barangsiapa yang meninggalkan sesuatu yang diinginkan oleh nafsunya karena Allah niscaya Allah akan gantikan untuknya sesuatu yang lebih baik di dunia dan di akherat. Barangsiapa yang meninggalkan kemaksiatan kepada Allah sementara nafsunya sangat menginginkannya maka Allah akan gantikan itu semua dengan keteguhan iman di dalam hatinya, perasaan lapang, keberkahan dalam rezkinya, kesehatan bagi tubuhnya. Selain itu dia juga akan memperoleh pahala dari Allah yang tidak bisa digambarkan bagaimana bentuk atau sifatnya. Wallahul musta’an.”
(al-Qawa’id al-Fiqhiyah, hal. 39-40) 10.

Apabila kita cermati, ketiga perkara tadi -yaitu kebodohan, khamr, dan perzinaan- maka sesungguhnya yang menjadi akar permasalahan adalah merajalelanya kebodohan di tengah-tengah umat. Itulah sebab utama kehancuran umat. Itulah juga sebabnya belakangan ini terjadi banyak bencana di tengah-tengah kita, sesungguhnya itu untuk membuat kita kembali kepada ajaran Al Quran dan Sunnah Nabi. Sampai-sampai diistilahkan oleh Ibnul Qayyim ra. bahwa kebodohan ini merupakan daa’un qaatilun (penyakit yang mematikan). Sementara, penyakit ganas ini tidak akan bisa disembuhkan kecuali dengan siraman dalil al-Qur’an dan Sunnah Nabi yang diajarkan oleh para ulama Rabbani (lihat Syarh Tsalatsat al-Ushul Syaikh Shalih alu Syaikh, hal.

Oleh sebab itu, para pendahulu kita yang salih sangat mengagungkan ilmu. Dari Abu Hurairah dan Abu Dzar radhiyallahu’anhuma, mereka berdua pernah berkata, “Sebuah bab tentang ilmu yang kamu pelajari itu lebih kami sukai daripada seribu raka’at sholat sunnah.” (dinukil dari Tajrid al-Ittiba’ karya Syaikh Dr. Ibrahim ar-Ruhaili, hal. 26). Imam asy-Syafi’i rahimahullah berkata, “Menuntut ilmu lebih utama daripada melakukan sholat sunnah.” (dinukil dari Tajrid al-Ittiba’, hal. 27). Dalam hal ini seseorang yang sudah mengerti ilmu agama maka otomatis ia juga akan mudah menjalankan ibadah sunnah.

Sebab ilmu itu adalah bentuk dzikir yang paling utama -sebagaimana sudah diterangkan di depan. Dan ia juga merupakan bentuk jihad yang paling utama.” (dinukil dari Tajrid al-Ittiba’, hal. 31). Dari sinilah kita mengetahui bahwa sesungguhnya kemuliaan dan kejayaan umat ini akan kembali jika mereka mau kembali menekuni ajaran Allah dan rasul-Nya. Pelajarilah agamamu dengan tekun, pelajarilah Al Quran dan Sunnah, galilah sebanyak-banyaknya ilmu didalamnya, lalu amalkan kepada khalayak ramai, jangan hanya mempelajari ilmu dunia, ilmu yang diajarkan kaum non muslim apalagi kaum kafir, sesungguhnya agar kita semua tidak tersesat. Sebaagimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah akan mengangkat derajat sebagian kaum dengan sebab Kitab ini, dan akan merendahkan sebagian yang lain karenanya.” (HR. Muslim dari Umar bin Khattab).

Suatu saat, sekelompok warga muslim Palestina bertanya kepada seorang Mufti, “Kapankah kita bisa kembali ke Palestina?”. Maka beliau menjawab dengan lugas, “Jika kalian kembali kepada -ajaran- Allah, niscaya kalian akan bisa kembali ke Palestina.” (dinukil dari ceramah Syaikh Dr. Muhammad Sa’id Ruslan, Mata Ta’udu Ilaina Falasthin, hal. 7).


Tidakkah kita melihat bahwa tanda-tanda di atas sudah banyak terjadi di sekeliling kita menandakan akan datangnya kiamat. Banyak ulama, orang pintar dan orang-orang baik wafat di usia muda, dalam hal ini dibarengi dengan hilangnya ilmu dan rusaknya pemahaman agama. Hilangnya ilmu juga disertai dengan bertebaranya faham sesat syiah di masyarakat, yang membuat masyarakat sulit membedakan mana islam yang sesungguhnya dengan islam yang di beri label tertentu, juga gencarnya aksi ISIS melakukan propaganda mengatasnamakan islam semakin memperburuk citra islam di mata dunia.

Semakin meluasnya penyebaran barang haram Narkoba di kalangan masyarakat terutama di Indonesia ini, beberapa waktu lalu pemerintah memberlakukan hukuman mati bagi para gembong narkoba, namun hal itu bukannya disertai dengan penurunan peredaran narkoba, justru sebaliknya semakin gencar penyebaran narkoba bahkan sampai kepada anak-anak kita yang masih di usia sekolah dan daerah terpencil. Narkoba ini masuk ke dalam setiap pintu uat muslim dengan mudahnya mereka ingin meracuni pikiran dan iman muslim.

Lalu beberapa waktu lalu juga kita disibukkan dengan ramainya perbicangan prostitusi di kalangan artis yang menyeret-nyeret beberapa nama artis terkenal, mulai dari artis berinisial RA sampai AA berminggu-minggu menjadi topik pembicaraan, sehingga bertebaranlah fitnah di mana-mana. Bukankan saat ini kita sedang menghadapai krisis moral yang amat keras? Berita perzinahan menyeruak ke permukaan dan menjadi tontonan anak-anak yang di bawah umur.

Dan bisa jadi apa yang sedang terjadi belakangan ini juga menunjukkan bahwa ini merupakan bagian dari kiamat sugro sebagaimana yang sudah di sebutkan sebelumnya. Bahwa kiamat ini ditujukan kepada sekalian umat muslim di dunia untuk kembali pada ajaran al quran dan sunnah, karena besarnya tekanan luar sedang mengincar iman umat muslim untuk terjun bebas masuk ke dalam kesesatan yang mereka buat. Seandainya kita bisa melalui masa-masa sulit ini, maka inilah kebangkitan Islam sejati yang ditakuti oleh orang-orang kafir dan munafik. Inilah kebangkitan yang akan mengguncangkan dunia dan membungkam mulut para durjana! Wa shallallahu ‘ala Nabiyyina Muhammadin wa ‘ala alihi wa shahbihi wa sallam. Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.


1 komentar:

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post