"Sebaik-baiknya kesibukan manusia selama di dunia adalah mempersiapkan datangnya kematian"
Kalau saja setiap orang tau takdir kematiannya seperti apa, maka mereka pasti akan mempersiapkannya dengan baik. Mengetahui cara terbaik apa dan bekal terbaik apa yang harus disiapkan menjelang kedatangannya, tetapi sayangnya untuk hal yang satu ini, sifatnya amat sangat rahasia.
Sebab adakalanya orang menjalani saja apa yang terjadi pada dirinya dan ia tidak mempedulikan bagaimana akhir dari babak kehidupan di dunia ini, apakah itu Husnul Khotimah ataukah Su'ul Khotimah (akhir yang buruk). Dari berbagai macam kejadian yang dialami banyak orang, kejadian yang terjadi sehari-hari dapatlah disimpulkan bahwa mulai dari yang muda hingga yang tua, jika kita cermati ada beberapa pola yang dikelompokkan berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan amal sholeh dan ilmu memiliki karakteristik berbeda. Karena jika mengacu pada empat unsur tersebut, maka terbagilah 7 pola kematian yang umumnya menghampiri manusia dalam berbagai kemungkinan alasan dan penyebab.
1. Anak/remaja wafat di usia belia (0-15 tahun);
Kematian mendadak bisa jadi dikarenakan kelak ia akan menjadi penolong bagi kedua orang tuanya, karena anak usia seperti itu masih dianggap suci dan jauh dari dosa dan kesalahan, atau karena kehidupan akirat menjadi jauh lebih baik baginya dibanding dunia.
2. Anak muda, banyak amal shaleh, banyak ilmu (20-35 tahun);
bisa jadi karena sudah memiliki banyak amal yang cukup baginya perbekalan di akherat, dan berbagai ibadah dikerjakan selama di dunia, jika lama di dunia di khawatirkan akan terjerumus dalam lembah dosa, maka pilihan kematian di usia muda jadi lebih baik untuknya.
3. Dewasa, Panjang umur, sakit-sakitan, banyak/kurang amal, kurang ilmu;
Orang yang wafat dalam keadaan umur panjang tetapi ia juga mengidap penyakit berat dan selama masa kesakitannya itu ia banyak melakukan amal ibadah; artinya bisa jadi sakitnya itu untuk mengurangi dosa-dosanya di masa lampau, dan amal ibadahnya untuk menaikkan derajatnya ke tempat yang tinggi, dan itu karena ia ridho kepada Allah dan Allah swt pun ridho kepadanya, rasa sakitnya itu kelak akan digantikan dengan kenikmatan syurga.
4. Dewasa, Panjang umur, sedikit amal/ilmu;
Orang dewasa yang wafat dalam keadaan umurnya panjang tetapi amal ibadahnya sangat sedikit dan ilmunya sangat minim. Bisa jadi itu dalam rangka untuk memberikannya kesempatan memperbaiki diri menjadi lebih baik, waktu yang panjang disediakan untuknya banyak koreksi diri, hingga pada akhirnya baru yang berhijrah di akhir hayat. Orang ini sudah diberikan banyak kesempatan, tetapi ia tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik maka ia akan tetap membawa bekal ke akhirat walaupun hanya segenggam tanah.
5. Dewasa, Panjang umur, sehat jasmani dan banyak amal/ilmu;
Wafatnya oran berilmu dan beramal di usia senja bisa jadi ia adalah orang yang amanah, banyak ilmu yang dimiliki dan harus diamalkan kepada orang banyak sehingga bisa menjadi pembuka pintu hijrah bagi manusia lain, maka hak hidupnya panjang umur dan kesehatan yang prima sangat dibutuhkan bagi mereka yang tidak kenal lelah menuntut ilmu dan mengamalkannya. Orang ini akan masuk dalam golongan orang terpuji dan derajatnya tinggi di sisi-Nya dan inilah sebaik-baiknya orang kembali. Walau ada juga yang usianya tidak panjang, tetapi bisa dikatakan bekalnya sudah cukup.
6. Panjang Umur, sehat jasmani dan Hidup bergelimang harta, belum tobat, amal/ilmu sedikit;
Wafatnya orang ini bisa jadi karena selama hidup sudah berada di jalan sesat, tidak ada upaya ingin mempersiapkan kehidupan setelah mati, maka ia dibiarkan berlama-lama dalam kesesatan, hingga tidak ada satu bekalpun bisa dibawa ke akhirat, hidupnya dibiarkan lama di dunia untuk menjadi pecut bagi kaum muslim lain, ia dipertahankan hidup lama untuk menjadi pemecut semangat kaum muslim lain agar menjadi taat kepada Allah, dan inilah seburuk-buruknya orang kembali.
7. Mualaf, Dewasa dan belia, minim amal/ilmu:
Wafatnya mualaf dalam keadaan islam walau minim ilmu dan amal maka mereka berhak atas syurga, karena imannya yang sedikit tetap akan membawanya ke syurga abadi.
Ke-7 pola ini tidak berlaku untuk orang sengaja memilih mati bunuh diri, over dosis narkoba, dan jenis kematian disengaja lain. Untuk yang wafat disebabkan oleh kecelakaan, maka ia masuk dalam golongan orang yang diselamatkan dari api neraka, sementara orang yang wafat karena korban pembunuhan juga akan mendapat keringan di akhirat. Maka seperti itulah kurang lebih kondisi wafatnya anak adam di akhir hayatnya, ada banyak yang tau dan sudah mempersiapkan ada juga yang pura-pura tidak tahu, masa bodoh, bahkan menolak. Dan semua itu sebenarnya kita bisa memilih ingin berakhir dalam keadaan seperti apakan akhir hayat kita kelak. Sudah ada banyak contoh dan kejadian, tingga menentukan mau yang mana.
Kalau saja setiap orang tau takdir kematiannya seperti apa, maka mereka pasti akan mempersiapkannya dengan baik. Mengetahui cara terbaik apa dan bekal terbaik apa yang harus disiapkan menjelang kedatangannya, tetapi sayangnya untuk hal yang satu ini, sifatnya amat sangat rahasia.
Sebab adakalanya orang menjalani saja apa yang terjadi pada dirinya dan ia tidak mempedulikan bagaimana akhir dari babak kehidupan di dunia ini, apakah itu Husnul Khotimah ataukah Su'ul Khotimah (akhir yang buruk). Dari berbagai macam kejadian yang dialami banyak orang, kejadian yang terjadi sehari-hari dapatlah disimpulkan bahwa mulai dari yang muda hingga yang tua, jika kita cermati ada beberapa pola yang dikelompokkan berdasarkan usia, kondisi kesehatan, dan amal sholeh dan ilmu memiliki karakteristik berbeda. Karena jika mengacu pada empat unsur tersebut, maka terbagilah 7 pola kematian yang umumnya menghampiri manusia dalam berbagai kemungkinan alasan dan penyebab.
1. Anak/remaja wafat di usia belia (0-15 tahun);
Kematian mendadak bisa jadi dikarenakan kelak ia akan menjadi penolong bagi kedua orang tuanya, karena anak usia seperti itu masih dianggap suci dan jauh dari dosa dan kesalahan, atau karena kehidupan akirat menjadi jauh lebih baik baginya dibanding dunia.
2. Anak muda, banyak amal shaleh, banyak ilmu (20-35 tahun);
bisa jadi karena sudah memiliki banyak amal yang cukup baginya perbekalan di akherat, dan berbagai ibadah dikerjakan selama di dunia, jika lama di dunia di khawatirkan akan terjerumus dalam lembah dosa, maka pilihan kematian di usia muda jadi lebih baik untuknya.
3. Dewasa, Panjang umur, sakit-sakitan, banyak/kurang amal, kurang ilmu;
Orang yang wafat dalam keadaan umur panjang tetapi ia juga mengidap penyakit berat dan selama masa kesakitannya itu ia banyak melakukan amal ibadah; artinya bisa jadi sakitnya itu untuk mengurangi dosa-dosanya di masa lampau, dan amal ibadahnya untuk menaikkan derajatnya ke tempat yang tinggi, dan itu karena ia ridho kepada Allah dan Allah swt pun ridho kepadanya, rasa sakitnya itu kelak akan digantikan dengan kenikmatan syurga.
4. Dewasa, Panjang umur, sedikit amal/ilmu;
Orang dewasa yang wafat dalam keadaan umurnya panjang tetapi amal ibadahnya sangat sedikit dan ilmunya sangat minim. Bisa jadi itu dalam rangka untuk memberikannya kesempatan memperbaiki diri menjadi lebih baik, waktu yang panjang disediakan untuknya banyak koreksi diri, hingga pada akhirnya baru yang berhijrah di akhir hayat. Orang ini sudah diberikan banyak kesempatan, tetapi ia tidak menggunakan kesempatan itu dengan baik maka ia akan tetap membawa bekal ke akhirat walaupun hanya segenggam tanah.
5. Dewasa, Panjang umur, sehat jasmani dan banyak amal/ilmu;
Wafatnya oran berilmu dan beramal di usia senja bisa jadi ia adalah orang yang amanah, banyak ilmu yang dimiliki dan harus diamalkan kepada orang banyak sehingga bisa menjadi pembuka pintu hijrah bagi manusia lain, maka hak hidupnya panjang umur dan kesehatan yang prima sangat dibutuhkan bagi mereka yang tidak kenal lelah menuntut ilmu dan mengamalkannya. Orang ini akan masuk dalam golongan orang terpuji dan derajatnya tinggi di sisi-Nya dan inilah sebaik-baiknya orang kembali. Walau ada juga yang usianya tidak panjang, tetapi bisa dikatakan bekalnya sudah cukup.
6. Panjang Umur, sehat jasmani dan Hidup bergelimang harta, belum tobat, amal/ilmu sedikit;
Wafatnya orang ini bisa jadi karena selama hidup sudah berada di jalan sesat, tidak ada upaya ingin mempersiapkan kehidupan setelah mati, maka ia dibiarkan berlama-lama dalam kesesatan, hingga tidak ada satu bekalpun bisa dibawa ke akhirat, hidupnya dibiarkan lama di dunia untuk menjadi pecut bagi kaum muslim lain, ia dipertahankan hidup lama untuk menjadi pemecut semangat kaum muslim lain agar menjadi taat kepada Allah, dan inilah seburuk-buruknya orang kembali.
7. Mualaf, Dewasa dan belia, minim amal/ilmu:
Wafatnya mualaf dalam keadaan islam walau minim ilmu dan amal maka mereka berhak atas syurga, karena imannya yang sedikit tetap akan membawanya ke syurga abadi.
Ke-7 pola ini tidak berlaku untuk orang sengaja memilih mati bunuh diri, over dosis narkoba, dan jenis kematian disengaja lain. Untuk yang wafat disebabkan oleh kecelakaan, maka ia masuk dalam golongan orang yang diselamatkan dari api neraka, sementara orang yang wafat karena korban pembunuhan juga akan mendapat keringan di akhirat. Maka seperti itulah kurang lebih kondisi wafatnya anak adam di akhir hayatnya, ada banyak yang tau dan sudah mempersiapkan ada juga yang pura-pura tidak tahu, masa bodoh, bahkan menolak. Dan semua itu sebenarnya kita bisa memilih ingin berakhir dalam keadaan seperti apakan akhir hayat kita kelak. Sudah ada banyak contoh dan kejadian, tingga menentukan mau yang mana.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar