Nama laki-laki yang dijanjikan ini seperti nama Rasulullah, dan nama ayahnya seperti nama ayah Rasulullah. Dia berasal dari keturunan putri Rasulullah, dari anak cucu Hasan bin Ali bin Abi Thalib. Nama lengkapnya adalah Muhammad bin ‘Abdullah Al-’Alawi Al-Hasani Al-Qurasyi. Rasulullah menggelarinya dengan Al-Mahdi dan memberi kabar gembira dengan kemunculannya.
Imam Ibnul Atsir Al-Jazri berkata, “Makna Al-Mahdi adalah orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah kepada kebenaran. Selanjutnya Al-Mahdi sering digunakan untuk nama sehingga jadilah seperti nama-nama yang lain pada umumnya. Dengan itulah Al-Mahdi diberi nama Al-Mahdi, hal mana Rasulullah memberi kabar gembira dengan kedatangannya di akhir zaman.”
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih, di antaranya:
Pertama, hadits Abdullah bin Mas’ud. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud katanya, Rasulullah bersabda,
“Kiamat tidak akan terjadi sampai semua manusia dipimpin oleh seseorang dari Ahlulbaitku. Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.”
Kedua, hadits Ali bin Abi Thalib: Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau bersabda,
“Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah akan menjadikannya shalih dalam satu malam.”
Ketiga, hadits Abu Sa’id Al-Khudri. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Al-Mahdi dari kalangan kami, Ahlulbait. Ia berhidung mancung dan berdahi lebar. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan laku durjana dan kezaliman. Ia akan hidup selama sekian.” Lantas beliau membentangkan tangan kiri dan dua jari tangan kanan beliau; jari telunjuk dan ibu jari. Beliau menyatakan demikian tiga kali.
Keempat, hadits Ummu Salamah. Dari Ummu Salamah bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi termasuk keturunanku, berasal dari putera Fathimah.”
Nasab Al-Mahdi bersambung sampai kepada Bait Nabawi dari jalur Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib. Sebagaimana dijelaskan dalam Sunan Abu Dawud dari Abu Ishaq disebutkan bahwa ‘Ali memandangi puteranya, Hasan seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi orang besar sebagaimana disebutkan oleh Nabi saw; dan akan keluar dari sumsumnya seorang laki-laki bernama sama dengan nama Nabi kalian; akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya.” Lantas ia menyebutkan kisah dan berkata, “Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.”
Imam Mula ‘Ali Al-Qari berkata, “Hadits ini adalah dalil yang tegas atas apa yang telah kami paparkan, bahwa Al-Mahdi termasuk keturunan Hasan.”
Ibnu Katsir menulis, “Al-Mahdi termasuk Ahlulbait, keturunan Fathimah puteri Rasul, keturunan Hasan dan bukan Husain.”
Adapun makna ‘dari ‘itrahku’, imam Ibnul Atsir Al-Jazri berkata, “‘Itrah seseorang adalah kerabat khususnya. ‘Itrah Nabi adalah Bani ‘Abdul Muthalib. Ada ulama yang mengatakan maksudnya adalah Ahlulbait Nabi yang terdekat yaitu beliau dan anak-anak beliau serta Ali dan anak-anaknya. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa ‘itrah beliau adalah Ahlulbait yang dekat dan yang jauh… Pendapat yang terkenal dan makruf adalah bahwa maksud ‘itrah beliau adalah Ahlulbait beliau yang diharamkan menerima zakat.”
As Samhudi berkata, “Dari beberapa penjelasan hadits di atas (tentang Al-Mahdi) tersebut ditetapkan bahwa Al-Mahdi merupakan keturunan Fatimah, sedang dalam sunan Abu Dawud disebutkan bahwa dia anak keturunan Hasan yang meninggalkan kekhalifahan karena Allah dan belas kasih kepada umatnya. Khalifah yang hak ini akan diangkat jika benar-benar dibutuhkan oleh bumi yang telah dipenuhi oleh kedzaliman. Inilah sunnatullah kepada para hamba-Nya. Al-Hasan telah meninggalkan kekhilafan yang seharusnya menjadi miliknya, bahkan ia juga melarang Al-Husein dari kehilafahan juga. Hal ini disebutkan pada malam terbunuhnya karena sayang pada saudaranya.
Ciri-ciri Fisiknya
Muhammad bin Abdillah Al-Mahdi adalah seorang pemuda yang usianya hampir mencapai empat puluh tahun. Warna kulitnya coklat, hidungnya mancung, dahinya lebar, bagian tengahnya agak cembung dan indah dilihat. Gigi serinya berkilat indah. Berjenggot tebal. Pada pipinya ada tahi lalat. Wajahnya seperti bintang bercahaya. Postur tubuhnya tegap dan tergolong pria yang memiliki daging sedikit (tidak gemuk). Bicaranya gagap, jika ucapannya lambat, ia memukul paha kirinya dengan tangan kanannya, sehingga ucapannya menjadi lancar. Sifat sifat di atas termuat dalam beberapa hadits shahih, namun sebagian hanya tercantum dalam atsar yang masih diperselisihkan sanadnya.
Dengan demikian, di sana hanya ada dua tanda khusus pada fisik Al-Mahdi yang berpijak pada riwayat-riwayat shahih. Pertama pada rambut dan dahinya, dan kedua hidungnya, sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi pada hadits-hadits berikut:
1. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata: Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi dari (keturunan)ku. Berdahi lebar dan berhidung mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan laku durjana. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.”
Sifat yang pertama, ia ajlal jabhah, berdahi lebar. Maknanya, rambut kepalanya rontok sampai separuhnya.
2. Hadits ini memunyai penguat dari riwayat Al-Bazzar dengan lafal yang serupa. Hadits dari jalur lain yang menjadi penguat atas hadits ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi di dalam Al-Kamil fi Adh-Dhu’afa’ dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Sungguh, Allah akan mengutus dari keturunanku seorang laki-laki yang bergigi rapi dan berdahi lebar, ia akan memenuhi bumi dengan keadilan. Harta benda akan berlimpah ruah pada zamannya.”
Hadits ini telah menambah satu sifat, ialah gigi yang rapi. Ini adalah sifat yang baik di wajah.
Karakteristik akhlaknya
Beberapa nash menetapkan bahwa Al-Mahdi menyerupai Nabi dalam akhlaknya dan bahwa Allah akan menjadikannya shalih dalam satu malam, menyiapkannya dengan iman dan akhlak; supaya siap memimpin dan menuntun kaum muslimin. Dan hal itu sama sekali tidak sulit bagi Allah.Berikut ini nash-nash yang menetapkannya:
1. Di dalam kitab Shahihnya Ibnu Hibban membuat satu bab berjudul ‘Penjelasan bahwa akhlak Al-Mahdi menyerupai akhlak Al-Mushthafa ‘. Lantas ia menghadirkan hadits Ibnu Mas’ud bahwa Nabi bersabda, “Akan keluar seseorang dari umatku, namanya sama dengan namaku, akhlaknya sama dengan akhlakku; ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan laku durjana.”
2. Dari Abu Ishaq, katanya ‘Ali bin Abi Thalib pernah memandangi puteranya, Hasan, seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi orang besar sebagaimana disebutkan oleh Nabi; dan akan keluar dari sumsumnya seorang laki-laki bernama sama dengan nama Nabi kalian; akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya.” Ali menyebutkan kisah, kemudian berkata: Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.”
Saat menjelaskan hadits ini, Al-Abadi berkata, “Akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya; maknanya perilakunya sama tetapi tidak dengan postur tubuhnya.”
3. Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau bersabda, “Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah akan menjadikannya shalih dalam satu malam.”
Ibnu Katsir menjelaskan maksud ‘menjadikannya shalih dalam satu malam’ adalah bahwa Allah menerima taubatnya, memberikan taufik baginya, memahamkannya, dan menunjukinya; setelah sebelumnya tidak demikian.
As-Suyuthi berkata, “Sabda Nabi ‘menjadikannya shalih dalam satu malam’ maksudnya shalih (baca: siap) untuk memimpin dan menjadi khalifah.”
Kedua pengertian ini, wallahu a’lam, sama-sama benar. Bisa dikatakan bahwa makna ‘menjadikannya shalih dalam satu malam’ adalah kedua-duanya; Allah menjadikannya shalih dengan taubat dan inabat, serta menjadikannya siap untuk memimpin dan menjadi khalifah.
Imam Ibnul Atsir Al-Jazri berkata, “Makna Al-Mahdi adalah orang yang mendapatkan petunjuk dari Allah kepada kebenaran. Selanjutnya Al-Mahdi sering digunakan untuk nama sehingga jadilah seperti nama-nama yang lain pada umumnya. Dengan itulah Al-Mahdi diberi nama Al-Mahdi, hal mana Rasulullah memberi kabar gembira dengan kedatangannya di akhir zaman.”
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits yang shahih, di antaranya:
Pertama, hadits Abdullah bin Mas’ud. Dari ‘Abdullah bin Mas’ud katanya, Rasulullah bersabda,
“Kiamat tidak akan terjadi sampai semua manusia dipimpin oleh seseorang dari Ahlulbaitku. Namanya sama dengan namaku, nama ayahnya sama dengan nama ayahku. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.”
Kedua, hadits Ali bin Abi Thalib: Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau bersabda,
“Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah akan menjadikannya shalih dalam satu malam.”
Ketiga, hadits Abu Sa’id Al-Khudri. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Al-Mahdi dari kalangan kami, Ahlulbait. Ia berhidung mancung dan berdahi lebar. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan laku durjana dan kezaliman. Ia akan hidup selama sekian.” Lantas beliau membentangkan tangan kiri dan dua jari tangan kanan beliau; jari telunjuk dan ibu jari. Beliau menyatakan demikian tiga kali.
Keempat, hadits Ummu Salamah. Dari Ummu Salamah bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi termasuk keturunanku, berasal dari putera Fathimah.”
Nasab Al-Mahdi bersambung sampai kepada Bait Nabawi dari jalur Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib. Sebagaimana dijelaskan dalam Sunan Abu Dawud dari Abu Ishaq disebutkan bahwa ‘Ali memandangi puteranya, Hasan seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi orang besar sebagaimana disebutkan oleh Nabi saw; dan akan keluar dari sumsumnya seorang laki-laki bernama sama dengan nama Nabi kalian; akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya.” Lantas ia menyebutkan kisah dan berkata, “Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.”
Imam Mula ‘Ali Al-Qari berkata, “Hadits ini adalah dalil yang tegas atas apa yang telah kami paparkan, bahwa Al-Mahdi termasuk keturunan Hasan.”
Ibnu Katsir menulis, “Al-Mahdi termasuk Ahlulbait, keturunan Fathimah puteri Rasul, keturunan Hasan dan bukan Husain.”
Adapun makna ‘dari ‘itrahku’, imam Ibnul Atsir Al-Jazri berkata, “‘Itrah seseorang adalah kerabat khususnya. ‘Itrah Nabi adalah Bani ‘Abdul Muthalib. Ada ulama yang mengatakan maksudnya adalah Ahlulbait Nabi yang terdekat yaitu beliau dan anak-anak beliau serta Ali dan anak-anaknya. Ada juga ulama yang mengatakan bahwa ‘itrah beliau adalah Ahlulbait yang dekat dan yang jauh… Pendapat yang terkenal dan makruf adalah bahwa maksud ‘itrah beliau adalah Ahlulbait beliau yang diharamkan menerima zakat.”
As Samhudi berkata, “Dari beberapa penjelasan hadits di atas (tentang Al-Mahdi) tersebut ditetapkan bahwa Al-Mahdi merupakan keturunan Fatimah, sedang dalam sunan Abu Dawud disebutkan bahwa dia anak keturunan Hasan yang meninggalkan kekhalifahan karena Allah dan belas kasih kepada umatnya. Khalifah yang hak ini akan diangkat jika benar-benar dibutuhkan oleh bumi yang telah dipenuhi oleh kedzaliman. Inilah sunnatullah kepada para hamba-Nya. Al-Hasan telah meninggalkan kekhilafan yang seharusnya menjadi miliknya, bahkan ia juga melarang Al-Husein dari kehilafahan juga. Hal ini disebutkan pada malam terbunuhnya karena sayang pada saudaranya.
Ciri-ciri Fisiknya
Muhammad bin Abdillah Al-Mahdi adalah seorang pemuda yang usianya hampir mencapai empat puluh tahun. Warna kulitnya coklat, hidungnya mancung, dahinya lebar, bagian tengahnya agak cembung dan indah dilihat. Gigi serinya berkilat indah. Berjenggot tebal. Pada pipinya ada tahi lalat. Wajahnya seperti bintang bercahaya. Postur tubuhnya tegap dan tergolong pria yang memiliki daging sedikit (tidak gemuk). Bicaranya gagap, jika ucapannya lambat, ia memukul paha kirinya dengan tangan kanannya, sehingga ucapannya menjadi lancar. Sifat sifat di atas termuat dalam beberapa hadits shahih, namun sebagian hanya tercantum dalam atsar yang masih diperselisihkan sanadnya.
Dengan demikian, di sana hanya ada dua tanda khusus pada fisik Al-Mahdi yang berpijak pada riwayat-riwayat shahih. Pertama pada rambut dan dahinya, dan kedua hidungnya, sebagaimana diisyaratkan oleh Nabi pada hadits-hadits berikut:
1. Dari Abu Sa’id Al-Khudri, ia berkata: Rasulullah bersabda,
“Al-Mahdi dari (keturunan)ku. Berdahi lebar dan berhidung mancung. Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan laku durjana. Ia akan berkuasa selama tujuh tahun.”
Sifat yang pertama, ia ajlal jabhah, berdahi lebar. Maknanya, rambut kepalanya rontok sampai separuhnya.
2. Hadits ini memunyai penguat dari riwayat Al-Bazzar dengan lafal yang serupa. Hadits dari jalur lain yang menjadi penguat atas hadits ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu ‘Adi di dalam Al-Kamil fi Adh-Dhu’afa’ dari ‘Abdurrahman bin ‘Auf bahwasanya Rasulullah bersabda,
“Sungguh, Allah akan mengutus dari keturunanku seorang laki-laki yang bergigi rapi dan berdahi lebar, ia akan memenuhi bumi dengan keadilan. Harta benda akan berlimpah ruah pada zamannya.”
Hadits ini telah menambah satu sifat, ialah gigi yang rapi. Ini adalah sifat yang baik di wajah.
Karakteristik akhlaknya
Beberapa nash menetapkan bahwa Al-Mahdi menyerupai Nabi dalam akhlaknya dan bahwa Allah akan menjadikannya shalih dalam satu malam, menyiapkannya dengan iman dan akhlak; supaya siap memimpin dan menuntun kaum muslimin. Dan hal itu sama sekali tidak sulit bagi Allah.Berikut ini nash-nash yang menetapkannya:
1. Di dalam kitab Shahihnya Ibnu Hibban membuat satu bab berjudul ‘Penjelasan bahwa akhlak Al-Mahdi menyerupai akhlak Al-Mushthafa ‘. Lantas ia menghadirkan hadits Ibnu Mas’ud bahwa Nabi bersabda, “Akan keluar seseorang dari umatku, namanya sama dengan namaku, akhlaknya sama dengan akhlakku; ia akan memenuhi bumi dengan keadilan sebagaimana telah terpenuhi dengan kezhaliman dan laku durjana.”
2. Dari Abu Ishaq, katanya ‘Ali bin Abi Thalib pernah memandangi puteranya, Hasan, seraya berkata, “Puteraku ini akan menjadi orang besar sebagaimana disebutkan oleh Nabi; dan akan keluar dari sumsumnya seorang laki-laki bernama sama dengan nama Nabi kalian; akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya.” Ali menyebutkan kisah, kemudian berkata: Ia akan memenuhi bumi dengan keadilan.”
Saat menjelaskan hadits ini, Al-Abadi berkata, “Akhlaknya sama dengan akhlak Nabi kalian tetapi tidak dengan perawakannya; maknanya perilakunya sama tetapi tidak dengan postur tubuhnya.”
3. Dari ‘Ali bin Abu Thalib dari Nabi, beliau bersabda, “Al-Mahdi dari kami, Ahlulbait; Allah akan menjadikannya shalih dalam satu malam.”
Ibnu Katsir menjelaskan maksud ‘menjadikannya shalih dalam satu malam’ adalah bahwa Allah menerima taubatnya, memberikan taufik baginya, memahamkannya, dan menunjukinya; setelah sebelumnya tidak demikian.
As-Suyuthi berkata, “Sabda Nabi ‘menjadikannya shalih dalam satu malam’ maksudnya shalih (baca: siap) untuk memimpin dan menjadi khalifah.”
Kedua pengertian ini, wallahu a’lam, sama-sama benar. Bisa dikatakan bahwa makna ‘menjadikannya shalih dalam satu malam’ adalah kedua-duanya; Allah menjadikannya shalih dengan taubat dan inabat, serta menjadikannya siap untuk memimpin dan menjadi khalifah.
Ad Daulatul Islamiyah Melayu
BalasHapusKhilafah Islam Akhir Zaman
Kami mengundang Kaum Mukminin-Mukminat
Dari seluruh Dunia untuk bergabung bersama kami
Menjadi Tentara Islam The Man from The East of Imam Mahdi
as A New World Religion Bangsa Islam Akhir Zaman.
Kami mengundang Anda Menjadi Bagian Bangsa Islam berdasar Aqidah Islam
Bukan Menjadi bagian dari Bangsa-bangsa berdasarkan Daerah
Kunjungi Undangan kami Kehadiran anda kami tunggu di
di http://dimelayu.co.gp
JANGAN DITUNGGU LAGI IMAM MAHDI WALAUPUN DIA DARI BANI TAMIN!
BalasHapusDOA NABI IBRAHIM AS LAMA BARU DIKABULKAN ALLAH TA’ALA
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (merenovasi)) dasar-dasar Rumah (suci) bersama (anaknya) Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui".
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua (aku, Ibrahim dan anakku, Ismail) orang Muslim (yang tunduk patuh kepada Engkau) dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang Muslim (tunduk patuh kepada Engkau) dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara ibadat kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Ya Tuhan kami, utuslah (anugerahilah) untuk mereka sesorang Rasul (penutup para nabi) dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al-Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 2:127-129)
Dampak positif dari doa yang dipanjatkan oleh Nabi Ibrahim As. maka semua keturunannya slalu berharap utusan yang mulia itu kelak dianugerahi-Nya pada keturunan Nabi Ishak As. Keturunan Nabi Ishak As inilah yang kemudian dikenal dengan sebutan Bani Israel. Kepada Bani Israel oleh Allah Ta'ala sudah dimuliakan dengan adanya keturunannya yang dianugerahi-Nya sebagai nabi dan rasul ya konon sampai puluhan rasul dan nabi yang terakhir Nabi Isa As.
Walaupun sudah dianugerahi dengan banyak nabi dan rasul, ternyata Ban Israel tetap aja membangkang pada nabi dan rasulnya alias kafir bahkan sampai ada nabi yang dibunuhnya sendiri. Simak firman Allah sbb.: ‘Kemudian Kami (telah) utus (kepada umat-umat itu) rasul-rasul Kami berturut-turut. (Namun sayang) tiap-tiap seorang rasul (yang) datang kepada umatnya, umat itu (slalu) mendustakannya, maka Kami perikutkan sebagian mereka dengan sebagian yang lain. Dan Kami jadikan mereka buah tutur (manusia), maka kebinasaanlah bagi orang-orang yang tidak beriman (QS. 23:44).
Wajarlah, jika para rasul mengingatkan umatnya: ‘Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka: "Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, akan tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Dan tidak patut bagi kami mendatangkan suatu bukti (diluar kemampuan kami) kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah sajalah hendaknya orang-orang mukmin bertawakal (QS. 14:11). Kemudian Allah Ta’ala anugerahkan pada tokoh terakhir yakni penutup para nabi sekaligus mengabilkan permohonan Nabi Ibrahim As. di atas yakni Mesias atau IMAM MAHDI yang tidak diberikan pada keturunan Nabi Ishak As atau Bani Israel, tetapi pada keturunan Nabi Ismail As itulah dia Nabi kita MUHAMMAD SAW (QS. 33:40) dengan dianugerahi-Nya pula kitab suci Al Quran (QS. 6:19) dan di dalamnya termuat Deklarasi oleh Allah Ta'ala sendiri tentang nama dan identitas agama yakni ISLAM (QS. 5:3). Sementara pada kitab-kitab suci sebelum Al Quran belum ada penamaan agama dari Allah Ta'ala.
Karena itu, sudah waktunya kaum Muslim di Indonesia, Malaysia dan dunia untuk TIDAK BERMIMPI MENUNGGU Imam Mahdi, satrio Piningit, Ratu Adil, baik yang muncul lagi dari rahib atau lenyap (versi Syiah) atau lahir baru lagi (versi sunni) atau versi Ahmadiyahnya yang sudah mati, WALAUPUN DIA MENGAKU DARI BANI TAMIN ATAU AHLUL BAIT SEKALIPUN, yang katanya kelak kemudian akan berduet dengan Isa Al Masih, Mesiah yang akan kembali hadir ke dunia lalu dengan misinya adalah akan menghancurkan dajjal, patung, salib dsb.