Iblis telah bersumpah akan menghalangi manusia dari jalan Allah. Dengan berbagai cara ia berusaha menyesatkan manusia. Namun Allah tidak membiarkan manusia begitu saja diperdayakan iblis.
Bagi keturunan Adam yang terpilih, maka Allah tidak akan menguasakan iblis atas mereka. Allah membekalinya dengan senjata yang tidak mungkin musuh bisa menandinginya, yaitu kesempurnaan iman dan tawakal mereka kepada Rabb-nya.
“Sungguh mereka tidak memiliki kekuatan atas orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabb mereka.” (An-Nahl: 99).
Juga Allah membantu mereka dalam menghadapi musuh yang nyata itu di antaranya dengan menurunkan kitab-kitab yang mencakup ilmu yang bermanfaat, nasehat yang mengena yang memberi semangat untuk melakukan kebajikan dan memperingatkan dari kejelekan.
Allah juga mengutus para Rasul yang membawa kabar gembira kepada mereka yang beriman kepada Allah dan mentaati-Nya.
Juga memperingatkan orang-orang kafir, yang mendustakan dan berpaling dari Allah dengan berbagai macam hukuman. Allah menjamin orang yang mengikuti petunjuk yang terkandung di dalam kitab-Nya yang dibawa oleh Rasul-Nya tidak akan sesat di dunia dan tidak sengsara kelak di akhirat. Tidak merasa takut serta tidak tertimpa perasaan sedih.
Allah membimbing mereka melalui kitab dan para rasul-Nya kepada hal-hal yang bisa melindungi mereka dari musuh yang nyata ini. Allah pun menerangkan kepada hamba-Nya, misi yang dibawa syaitan dan strateginya dalam menjaring manusia ke dalam perangkapnya. Juga Allah membimbing mereka kepada jalan yang menyelamatkan mereka dari kejahatan syaitan dan fitnahnya, dan membantu dengan bantuan yang di luar kemampuan mereka. Yaitu, ketika mereka mengeluarkan segala daya upaya dan minta bantuan kepada Allah, akan mudah bagi mereka jalan mana saja yang dituju.
Setelah itu Allah sempurnakan nikmat kepada Adam dengan menciptakan istrinya Hawa dari dirinya dan jenisnya. Ini dimaksudkan agar tercapai ketenangan dan tujuan-tujuan lain seperti pernikahan, kebersamaan, dan adanya anak keturunan.
Allah juga memperingatkan Adam dan istrinya, untuk berhati-hati dari syaitan karena sesungguhnya syaitan adalah musuh bagi mereka berdua. Jangan sampai iblis mengeluarkan Adam dan Hawa dari surga Allah . Ketika itu, Allah mempersilahkan mereka makan buah-buahan apa saja yang ada di dalam surga dan menikmati segala kenikmatan yang ada padanya, kecuali pohon tertentu yang dilarang Allah. Allah katakan kepada mereka berdua:
“Dan jangan kalian dekati pohon ini sehingga kalian menjadi orang-orang yang dzalim. ” (Al-A’raf: 19)
“Sungguh kamu tidak akan lapar padanya dan tidak telanjang dan sungguh engkau tidak akan dahaga padanya, dan tidak tertimpa panas matahari.” (Thaha: 118-119)
Maka keduanya tinggal di surga selama dikehendaki Allah dengan segala kenikmatannya. Akan tetapi musuh mereka berdua terus mengintai dan mencari kesempatan. Maka ketika syaitan melihat senangnya Adam di dalamnya dan keinginannya yang besar untuk tetap tinggal di dalamnya, syaitan datang dengan cara yang lembut seolah seorang yang jujur sedang menasehati, ia katakan: ‘Wahai Adam apakah engkau mau kutunjukkan sebuah pohon yang jika kamu memakannya kamu akan kekal di surga ini dan akan langgeng kerajaan ini serta tidak akan rusak’.
Terus menerus ia rayu Adam. Ia janjikan, ia bisikkan, ia berikan harapan dan seolah terus memberi nasehat padahal itu adalah penipuan yang besar. Hingga syaitan pun berhasil menipu mereka berdua dan akhirnya keduanya makan dari pohon terlarang itu.
Maka ketika makan, terlepaslah pakaian mereka berdua sehingga terlihat auratnya. Akhirnya keduanya cepat-cepat mengambil daun-daun surga untuk menutupi badan mereka yang telanjang sebagai pengganti pakaian mereka. Seketika itu pula nampak hukuman Allah atas maksiat yang mereka lakukan, lalu Allah menyeru mereka berdua:
“Tidakkah Aku telah melarang kalian berdua makan dari pohon ini dan Aku katakan kepada kalian berdua sungguh syaitan adalah musuh yang nyata buat kalian berdua.” (Al-A’raf: 22).
Kemudian Allah tumbuhkan pada hati mereka taubat yang sungguh-sungguh. “Adam memperoleh beberapa kalimat dari Rabb-nya. ” (Al-Baqarah: 37). Maka keduanya berkata:
“Wahai Rabb kami, sungguh kami telah berbuat dzalim pada diri kami, jikalau Engkau tidak mengampuni dan mengasihi kami, benar-benar kami akan menjadi orang-orang yang merugi.” (Al-A’raf: 23).
Maka Allah terima taubat mereka dan Allah hapus dosa yang telah menodai mereka. Akan tetapi keluar dari surga jika mereka memakan dari pohon itu, sudah menjadi keputusan yang pasti sehingga keluarlah mereka ke bumi yang kebaikannya dicampuri dengan keburukannya, kesenangannya dicampuri dengan kesusahannya.
Allah kabarkan kepada keduanya bahwa Allah pasti akan memberikan cobaan pada keduanya dan anak cucunya, serta orang-orang yang beriman. Yang beramal shalih akan mendapatkan balasan yang baik, sebaliknya yang mendustakan lagi berpaling, akibatnya adalah kesengsaraan yang abadi dan adzab yang kekal. Allah ingatkan anak cucu Adam akan hal itu, firman-Nya:
“Wahai anak Adam jangan sekali-kali kalian dapat ditipu oleh syaitan seperti telah mengeluarkan ayah ibu kalian dari surga, ia tanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan kepada keduanya aurat. Sesungguhnya ia dan pengikutnya melihat kamu dari sesuatu tempat yang kamu tidak dapat melihat mereka.” (Al-A’raf: 27)
Allah kemudian mengganti pakaian yang ditanggalkan oleh syaitan dari Adam dan Hawa dengan pakaian yang menutupi aurat mereka dan menghiasi mereka secara lahir.
Juga dengan pakataan yang lebih baik dari itu yaitu pakaian ketakwaan, yakni pakaian hati dan rohani dengan iman, keikhlasan, taubat dan hiasan dengan segala akhlak yang indah serta menanggalkan segala akhlak yang hina. Lalu Allah tebarkan dari Adam dan istrinya anak turun yang banyak laki-laki maupun perempuan di muka bumi. Allah ganti mereka generasi demi generasi untuk dilihat oleh-Nya apa yang mereka lakukan.
Faedah yang dipetik:
1. Allah jadikan kisah itu sebagai ibrah untuk kita yaitu bahwa sesungguhnya sombong, dengki, dan ambisi merupakan akhlak yang berbahaya buat seorang hamba. Kesombongan dan kedengkian iblis membawanya kepada apa yang kita lihat, demikian juga keinginan kuat Adam dan istrinya mengantarkan mereka memakan buah pohon larangan Allah. Kalaulah rahmat Allah tidak segera menyelamatkan, sungguh perbuatan mereka itu akan menyampaikan kepada kebinasaan. Akan tetapi rahmat-Nya segera menyempurnakan yang kurang, memperbaiki yang rusak, menyelamatkan yang binasa dan mengangkat yang telah jatuh.
2. Kisah Adam ini membantah teori evolusi Darwin, bahwasanya manusia berasal dari kera.
3. Seseorang yang terjatuh dalam perbuatan dosa, agar cepat-cepat bertaubat kepada Allah dan mengucapkan sebagaimana yang diucapkan Adam dan Hawa, karena Allah menyebutkan kisah tersebut untuk kita teladani.
Wallahu a’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar