Kenapa pemerintah Amerika merasa perlu melepaskan dokumen yang menurut mereka klasifikasinya rahasia ini dikeluarkan disaat seluruh masyarakat kita sudah melupakan tragedi itu dan sudah tidak menganggap perlu lagi adanya upaya pengungkapan sejarah kelam itu. Disaat semua pihak sudah berdamai dan melupakan tragedi yang sama sekali tidak ada gunanya diungkit-ungkit lagi.
Mengapa setelah sekian lama, dan setelah panjang polemik menghantui negeri ini, mengapa dokumen itu baru dirilis sekarang. Apakah pemerintah Amerika merasa perlu ambil bagian karena telah menjadi bagian dari konspirasi pembunuhan massal atas kaum komunis atau karena pemerintah amerika merasa menyesal telah ikut membumi hanguskan faham komunis hingga saat ini faham itu ternyata tidak akan bisa bangkit lagi karena sudah dipayungi TAP MPRS. Lalu secara tiba-tiba dan mengejutkan tampil ke publik bagaikan pahlawan yang ingin menunjukkan sisi bengis bangsa ini yang pernah melakukan tindak kejahatan kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat yang dilakukan para penguasa saat itu.
Ataukah karena pemerintah amerika telah menyesal telah ikut menghancurkan faham komunis di negeri ini dan kini merasa perlu membela diri dan berpihak pada korban (pihak komunis) dilihat dari kaca mata HAM, padahal jika saja faham komunis itu tidak dihancurkan pada saat itu, tentunya sekarang kelompok islam bisa dengan mudah dilemahkan. Itukah maksud mereka tiba-tiba muncul ke permukaan.
Padahal yang sesungguhnya, otak dari semua tragedi itu adalah Amerika sendiri, mereka yang merancang semua itu untuk melawan agitasi komunis china, Kuba dan Soviet, dengan menggunakan kekuatan militer dan pada akhirnya mereka memenangkan peperangan yang mereka rancang sendiri. Tapi dimasa modern saat ini, akhirnya mereka menyadari bahwa semua itu adalah kesalahan besar, ternyata faham komunis yang pernah ada di negeri ini sesungguhnya adalah sebuah kekuatan besar yang bisa membendung hegemoni islam. Dan apa yang mereka lakukan saat ini adalah dalam rangka ingin mengkambing hitamkan militer dan ulama serta santri yang pernah berkuasa dan mencoba mencari cara agar tragedi 1965 itu diangkat kembali ke permukaan, lalu catatan sejarah di tulis ulang dengan mencantumkan bahwa otak dari semua tragedi kemanusiaan kala itu adalah TNI dan ABRI dan ulama. Para pelakunya dibawa ke pengadilan internasional dan di adili dengan tuduhan pelanggaran HAM berat.
Senjata yang mereka pakai untuk mengangkat isu seperti biasa yaitu HAM (Hak Asasi Manusia), dengan cara melihat dari sudut HAM maka bisa disimpulkan Indonesia berada di pihak bersalah. Nah belakangan ini cara itu ditunjukkan dalam bentuk mencekal Panglima TNI Gatot Nurmantyo masuk ke Amerika Serikat, dan itu menjadi sorotan publik dunia. Ternyata ini lho maksud dari rilis dokumen As tahun 1965, Amerika ingin mengajak dunia menunjukkan siapa itu panglima TNI yang di masa lalu pasukannya pernah menjadi bagian dari pembantaian massal anggota Komunis PKI tahun 1965. Panglima TNI yang tiba-tiba dicegah di bandara Amerika serikat karena masuk dalam daftar red notice, otomatis akan menjadi pusat perhatian dunia. Seketika media akan meng close up wajah dirinya. Mungkinkah karena Jenderal Gatot yang memang dikenal dekat dengan kelompok santri dan ulama, yang beberapa waktu lalu telah mengajak pasukannya menonton film sejarah G.30S/PKI dan menjadi viral di berbagai media.
Sudah terbaca dan sudah kita ketahui kemana arah tujuannya, bahwa Amerika memiliki kepentingan pada bangsa ini, mereka ingin menggunakan kekuatan intelegen nya untuk menunjukkan kepada dunia bahwa di Indonsia pernah terjadi tragedi kemanusiaan kelas berat yang melibatkan militer dan umat islam. Dan dunia akhirnya melihat pada kita sebagai negara muslim terbesar di dunia, negara demokrasi dan menjunjung tinggi nilai keberagaman, ternyata memiliki masa lalu suram, pernah terjadi pembantaian oleh sipil, ulama, santri, dan militer terhadap anggota kelompok komunis di masa lalu dalam jumlah ribuan orang tidak bersalah. Jadi upaya pencekalan Panglima TNI memang benar berkonten politis, bukan sekedar kesalahan teknis petugas imigrasi. Tidak mungkin negara sebesar amerika bisa melakukan kesalahan sistem pencekalan, padahal orang yang diundangnya termasuk golongan orang penting di negara asalnya. Tentulah ini ada unsur kesengajaan, hanya saja kita yang tidak bisa melihat tujuan sebenarnya.
Berikut ini penjelasan Prof. Salim Said selaku Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia mengenai peristiwa memalukan ini.
Ini juga menunjukkan sikap arogansi amerika pada Indonesia, mereka tidak mau mengakui bahwa sesunguhnya dibalik tragedi itu, mereka juga ikut terlibat dan agen rahasia CIA menyusun kudeta untuk menggulingkan Presiden Soekarno karena beseberangan ideologi. Karena peristiwa itu digambarkan dengan jelas dalam film G.30S/PKI karya Arifin C. Noer. Beberapa hari sebelum peristiwa pembantaian terhadap tujuh jenderal, berhembus kabar di kalangan punggawa PKI DN. Aidit bahwa TNI dan militer akan menghabisi anggota PKI secara diam-diam. Atas berhembusnya berita itu, para pemimpin PKI merasa cemas dan ketakutan, nyawa mereka terancam, maka untuk menjawab beredarnya isu itu, dan sebelum peristiwa pembantaian terhadap PKI itu benar-benar terjadi, maka kelompok pemberontak PKI ini melancarkan aksinya terlebih dahulu dengan cara menculik para jenderal yang dimaksud, lalu menguburkannya hidup-hidup di dalam lubang Buaya.
Ini artinya apa, pemicu awal terjadinya pemberontakan 1965 adalah akibat adanya isu yang jadi pemicu bahwa anggota PKI akan dihabisi oleh TNI dan ABRI. Padahal itu berita bohong. Lalu siapa yang menghembuskan isu itu? siapa yang bermain dengan berita bohong? untuk menciptakan konflik antara militer dan kelompok PKI? Bukankah ini artinya ada orang ketiga, yang tidak lain harus sama-sama kita sepakati bahwa ini bisa jadi adalah bagian dari permainan agen CIA dan amerika sendiri untuk memecah belah dua kekuatan sehingga terciptalah perang abadi. Inilah pangkal dari semua masalah, amerika mencari keuntungan atas konflik dua pihak untuk membenamkan kekuatan komunis pada saat itu, lalu mengambil keuntungan dengan menguasai kekayaan alam kita dan akhirnya mereka berhasil. Tujuan amerika menghancurkan kekuatan lawan sudah berhasil, nah sekarang ada kepentingan apa lagi sekarang ia datang membawa dokumen itu ke negeri ini kalau bukan karena ia ingin kembali menghancurkan negara ini untuk kedua kali dengan menggunakan senjata andalannya HAM.
Itulah yang sedang mereka lakukan pada negara kita, karena tau presiden kita tidak akan bertindak, presiden akan diam dan menganggap itu persoalan biasa. Padahal, ada agenda besar yang sedang mereka rancang, untuk saat adalah untuk mempermalukan kita di mata dunia. Untuk sementara mereka berhasil dengan tujuannya, menyorot kita sebagai bangsa besar yang pernah punya masa lalu kelam, lalu apa tujuan besar lainnya? Ialah membantu para aktivis HAM untuk menginvestigasi tragedi itu hingga ke akarnya, lalu mengungkap dalang sebarnya dari sisi militer, lalu membantu para korban pembunuhan 1965 mendapatkan keadilan. Lalu mendorong diadilinya para pelaku pelanggaran HAM berat dimasa lalu. Dan seterusnya anda bisa tebak sendiri kemana arahnya.
Bagi kita masalah ini harusnya ditanggapi serius, jika perlu dilakukan investigasi khusus karena berkaitan dengan kedaulatan negara. Pihak amerika sendiri menganggap permasalahan ini sudah diselesaikan dengan permintaan maaf, tapi apakah itu cukup?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar