hidup ini adalah perjuangan melawan hawa nafsu (syetan). Kadangkala kita menang dan kadangkala kita kalah melawan hawa nafsu syetan kita. Imam Ghazali menyebut ada tiga bentuk perlawanan manusia terhadap hawa nafsu. Yang pertama, nafsu muthmainnah (nafsu yang tenang), yakni ketika iman menang melawan hawa nafsu, sehingga perbuatan manusia tersebut lebih banyak yang baik daripada yang buruk. Yang kedua, nafsu lawwamah (nafsu yang gelisah dan menyesali dirinya sendiri), yakni ketika iman kadangkala menang dan kadangkala kalah melawan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut perbuatan baiknya relatif seimbang dengan perbuatan buruknya. Yang ketiga adalah nafsu la’ammaratu bissu’ (nafsu yang mengajak kepada keburukan), yakni ketika iman kalah dibandingkan dengan hawa nafsu, sehingga manusia tersebut lebih banyak berbuat yang buruk daripada yang baik.
Coba Anda renungkan, termasuk manakah Anda?
Kalau saya bersangka baik kepada Anda, maka saya menilai Anda masih termasuk kelompok yang pertama, yaitu nafsu muthmainnah. Memang salah satu ciri orang yang ternasuk nafsu muthmainnah adalah segera sadar dan gelisah terhadap perbuatannya yang buruk. Walaupun ia melakukan perbuatan buruk yang kecil, tetapi sudah dianggapnya besar, sehingga ia selalu hati-hati dalam melangkah. Menurut saya, Anda perlu bersyukur kepada Allah SWT karena Anda memiliki ‘sensifitas yang tinggi’ terhadap perbuatan dosa. Dan ini adalah ciri orang-orang yang bertaqwa.
Jadi saran saya, sebaiknya kita segera meninggalkan perbuatan yang dibenci Allah sebelum jauh melangkah. Sebab kalau sudah menjadi kebiasaan akan sulit untuk menghilangkannya.
Sedangkan untuk mengendalikan hawa nafsu, sebaiknya Anda melakukan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Banyak melakukan ibadah, terutama ibadah-ibadah sunnah (sholat dhuha, tahajud, baca Al Qur’an, dll). Sebab makanan hati yang bersih adalah ibadah.
2. Minta kepada Allah dengan sungguh-sungguh (berdoa) agar keinginan Anda semakin kuat untuk meninggalkan hal-hal yang buruk.
Saya doakan semoga Anda menjadi orang yang lebih sholih dan mampu meninggalkan kebiasaan yang buruk. Amiin ya Robbal Alamin.
Senin, 25 April 2011
Bagaimana Cara Mengendalikan Hawa Nafsu?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN
Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...
Popular Post
-
Grup Bakrie bersama rekanannya Recapital Advisors melakukan pencatatan saham jalur belakang (backdoor listing) di Bursa Efek London melalui ...
-
Berikut beberapa hasil penelitian tentang otak atau akal yang menunjukkan perilaku akal bereaksi positif terhadap suatu rangsangan yang b...
-
Bagaimana cara meningkatkan kecerdasan otak manusia? Islam punya formulanya, sangat mudah dilakukan dan bisa menempatkan pelakunya dalam ke...
-
Kenapa kita disuruh menegakkan Amar Ma'ruf Nahi Mungkar (mencegah memungkaran mengajak kebaikan)? Berikut ini makna filosofinya, ada se...
-
Siapa sosok ruh yang ada dalam diri kita? Sudahkah kita mengenal dia dan sadarkah kita dengan keberadaannya. Lalu siapa sosok ruh itu sebena...
-
KOMPAS.com - Anak berbohong tidak sama dengan orang dewasa berbohong. Ada alasan-alasan tertentu mengapa anak berbohong. Jangan langsung men...
-
Oleh M Rahmat Kurnia Para sahabat memandang penting kepemimpinan. Buktinya, setelah Rasulullah Muhammad SAW wafat, bersegeralah mereka kumpu...
-
KOMPAS.com — Tim peneliti dari Amerika Serikat baru saja menemukan kanal atau saluran air karya suku Maya di Kota Palenque, Meksiko, yang me...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar