Warga provinsi Sulu-wilayah otonomi Muslim di Mindanao, Filipina- yang berusia di atas 12 tahun diwajibkan membuat kartu identitas yang berisi keterangan tempat dan tanggal lahir, usia, alamat, jenis kelamin, golongan darah dan status sipilnya, dilengkapi dengan foto orang yang bersangkutan.
Ini merupakan kebijakan baru yang diterapkan pemerintah provinsi Sulu, dengan dalih sebagai upaya untuk mengantisipasi terorisme. "Ini untuk kebaikan semua orang di Sulu. Itulah sebabnya kita mendapat dukungan dari warga dan para walikota, " klaim gubernur Sulu, Abdusakur.
Ia melanjutkan, "Kita harus melakukan sesuatu untuk melindungi diri kita sendiri, untuk kebaikan kita sendiri. Dengan adanya kartu identitas ini, otoritas yang berwenang akan lebih mudah untuk mengetahui siapa itu siapa. Kita bisa tahu siapa orang baik siapa orang jahat, dengan cepat."
Kartu identitas ini memang bukan kartu identitas sembarangan, karena kartu tersebut ditandatangani oleh komandan dari Brigade ke-3 Marinir Filipina, Kolonel Natalio Ecarma.
Tapi, bukan berarti kebijakan ini diterima oleh semua pihak. Sejumlah anggota dewan perwakilan rakyat provinsi setempat dan beberapa aktivis hak asasi manusia, mengkritik kebijakan itu. "Ini ilegal, tidak berdasar dan bertentangan dengan konstitusi, " kritik Munir Arbison, salah seorang anggota Dewan.
Ia mempertanyakan mengapa kebijakan kartu identitas ini tetap diterapkan, karena dewan perwakilan daerah Patikul-pemerintah lokal provinsi Sulu- belum memberikan izin atas kebijakan tersebut. "Apakah orang yang nantinya tidak memiliki kartu identitas ini akan dicurigai sebagai teroris?" tanyanya.
Menurut Arbison, masalah kartu identitas ini masih menjadi perdebatan panas di tingkat Kongres, karena diyakini kebijakan seperti ini gampang dimanipulasi yang pada akhirnya akan mempermudah munculnya tindakan sewenang-wenang.
Organisasi Bangsamoro Solidarity juga mempertanyakan legalitas kebijakan kartu identitas tersebut, karena tidak melalui konsultasi dan pembahasan di dewan legislatif daerah. Organisasi lainnya, Concerned Citizens of Sulu bahkan menyatakan bahwa mereka sudah mencapai konsensus dengan sejumlah organisasi lain untuk menggelar aksi massa menentang kebijakan sistem kartu identitas tersebut. Partai politik Suara Bangsamoro mencurigai kebijakan ini sebagai bagian dari langkah pengamanan untuk kepentingan basis militer AS yang akan dibangun di Sulu.
Sementara itu, para pemuka Muslim meminta pemerintah provinsi mengkaji kembali kesepakatan Visiting Forces Agreement (VFA) yang memberi keleluasaan atas kehadiran pasukan AS di wilayah itu. VFA dilakukan dengan alasan sebagai payung hukum bagi latihan militer bersama antara pasukan AS dan militer Filipina untuk memberantas terorisme. (ln/iol)
Selasa, 01 Februari 2011
Sistem Kartu Identitas di Sulu, Dicurigai untuk Kepentingan Basis Militer AS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN
Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...
Popular Post
-
Ada berapa banyak perusahaan milik Yahudi yang ada di Indonesia? mungkin anda adalah salah satu penggemar beratnya dan mungkin juga ta...
-
Amerika Serikat mati-matian intervensi Indonesia agar tidak melarang aktitas Ahmadiyah. Di Haifah Israel, jemaat Ahmadiyah hidup aman. Tidak...
-
Panas (kalor) dari matahari sampai ke bumi melallui gelombang elektromagnetik.Perpindahan ini disebut radiasi, yang dapat berlangsung dal...
-
Generasi Thaifah Manshurah yang Dijanjikan Kemunculannya di Akhir Zaman Thaifah Manshurah, Senantiasa ada hingga kiamat Dalam berbagai hadit...
-
Ini bukan cerita bualan alias “hoaks”. Dalam sebuah lukisan, sosok Bunda Maria sang Perawan Suci dalam agama Kristiani memang begitu angg...
-
Sudah saatnya kita menyadari bagaimana cara kerja syetan meracuni pikiran kita, bagaimana mereka mengendalikan hidup kita. Dari yang tadiny...
-
Beberapa tahun belakangan, banyak sekali bermunculan ustadz dan penceramah baru di Indonesia. Patut disyukuri dengan banyaknya penceramah d...
-
Adapun kesempitan ekonomi yang menimpa sebagian kita maka ini termasuk sunnatullah, menjadikan manusia bertingkat-tingkat dalam ekonomi...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar