Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Senin, 14 Februari 2011

MALAM PERTAMA DI DALAM KUBUR

Malam Pertama di Alam Kubur

Kematian itu pasti. Tidak meleset meski hanya sedetik. Namun demikian, tak seorangpun tahu, kapan itu terjadi. Ia bisa datang menyergap dengan tiba-tiba. Ia misteri, karenanya setiap orang semestinya selalu siap. Dan tentu, khusnul khotimah harus menjadi pilihan. Untuk mencapai itu, harus melalui jalan syari’at, dengan menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan Alloh Y. Tanpanya, khusnul khotimah itu nihil. Bukankah, perahu tak akan berjalan di daratan?

Tak ada yang harus dikhawatirkan dalam kematian. Ia adalah pintu yang setiap orang pasti akan memasukinya. Tetapi yang menjadi masalah serius adalah, apa yang terjadi setelah kematian ? Apakah berupa taman dan sungai yang mengalir, dalam tempat yang dijanjikan Alloh Y, ataukah berupa kesesatan dan api yang bergejolak?

Sketsa Akhir Kehidupan Orang Sholih.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam sanadnya, dari Barro’ bin ‘Azib yang berkata,”Beliau (Rosululloh) e bersabda,”Bila seorang hamba mukmin berada di ujung dunia menuju gerbang akhirat, malaikat dari langit turun kepadanya. Wajahnya putih bersih, secerah mentari. Mereka membawa kafan dan balsam yang berasal dari surga. Mereka duduk sangat dekat dengan hamba itu, dan mengucapkan salam. Lalu duduk di atas kepalanya dan berkata,”Wahai jiwa yang suci, keluarlah menuju ampunan dan keridloan Alloh.” Maka ruhnya pun keluar sebagaimana aliran air yang deras. Lalu malaikat itu mengambil ruhnya.

Tetapi, ia tak hanya sekejap memegang ruh tersebut. Selanjutnya ditaruh di dalam kafan. Dari padanya keluar wewangian paling harum. Setelah diletakkan di bumi, mereka mengangkat ruh tersebut ke atas. Setiap malaikat yang dilalui pasti bertanya,”Ruh siapa ini ?” Mereka menjawab,”Fulan bin Fulan”, dengan menye-but nama paling bagus yang pernah dipakai di dunia. Begitulah, sampai mereka tiba di batas akhir langit bu-mi. Mereka meminta langit berikutnya dibuka, dan dika-bulkan. Demikian sampai pada langit berikutnya hing-ga sampai pada langit ke tujuh. Alloh berfirman,”Tulis-lah catatan hamba-Ku ini dalam ‘illiyyin (tempat yang tinggi), dan kembalikanlah ia ke bumi. Sesungguhnya Aku menciptakannya dari bumi (tanah) dan akan Aku kembalikan lagi ke bumi (tanah). Dan dari tanah pula akan Aku keluarkan mereka sekali lagi.

Ruh itupun dikembalikan ke dunia. Lalu datanglah 2 malaikat yang duduk di hadapannya, ia bertanya,”Si-apa Robb (Tuhan)mu?” Ia menjawab,”Robb-ku adalah Alloh.” “Apa agamamu?” “Agamaku Islam”, jawabnya. Dua malaikat melanjutkan pertanyaannya,”Siapakah lelaki ini, yang pernah diutus kepadamu?” Ia menjawab,”Ia adalah Rosululloh e.” “Dari mana kamu tahu?” tanya malaikat. “Aku membaca kitab Alloh, lalu beriman dan membenarkannya,” jawab hamba tadi. Lalu terdengar seruan dari langit bahwa,”Benarlah hambaku ini, berikan kasur dan pakaian dari surga, serta bukakan pintu surga.”

Setelah itu, dilapangkanlah kuburnya sejauh mata memandang. Datang kepadanya seseorang yang ber-wajah tampan dengan baju yang bagus dan aroma yang yang harum. Orang itu berkata,”Berbahagialah dengan kemudahan yang diberikan kepadamu. Inilah hari yang dijanjikan kepadamu.” Ia berkata kepada orang itu,”Siapa kamu? Wajahmu tampak bagus.” Dijawab,”Aku amal sholihmu. Engkau selalu bersegera mentaati Alloh dan enggan bermaksiyat kepada-Nya. Maka Alloh mengganjarmu dengan kebaikan.”

Ketika mukmin menyaksikan datangnya amal yang berwujud seseorang berwajah tampan, ia bergembira. Ketika ia mengamati sekeliling, niscaya ia sadar kuburnya menjadi lapang. Disediakan kasur dari surga di dalamnya. Ketika ia melihat bajunya, ia sadar baju itu dari surga. Ia juga yakin bahwa nikmat yang ia rasakan di alam kubur itu sama sekali berbeda dengan nikmat surga. Maka ia berdo’a kepada Robb (Tuhan)-nya,” Wahai Robb, segerakanlah kiamat, sehingga aku bisa kembali kepada keluarga dan hartaku.”

Sketsa golongan hitam dengan kematian.

Rosululloh e melanjutkan sabdanya,”Ketika orang-orang kafir dan fasiq berada di ujung dunia dan gerbang akhirat, datanglah malaikat berwajah hitam kepadanya. Ia duduk di sebelahnya sambil melotot. Kemudian datanglah malaikat maut yang membawa tenunan kasar dan langsung menduduki kepalanya. Malaikat itu berkata,”Wahai jiwa yang kotor, keluarlah menuju amarah dan murka Alloh.” Bergetarlah badannya. Ruhnya dicabut dari badan, sebagaimana dicabutnya bulu wol yang basah dari alat panggang.

Seluruh malaikat di langit, bumi dan juga yang ber-ada di antara keduanya melaknat. Dicabutlah ruhnya dan segera ditaruh ke dalam tenunan kasar. Dari tem-pat itu berhembuslah bau bangkai yang paling busuk di dunia. Ruhnya dibawa naik. Setiap malaikat yang dila-lui pasti bertanya,”Ruh siapa yang buruk ini?” Dijawab, “Ruh Fulan bin Fulan”, dengan menyebut nama paling buruk yang pernah dipakai di dunia. Hingga sampai di ujung langit dunia, malaikat pembawa ruh itu minta di-bukakan pintu, dan tidak dikabulkan. Kemudian Rosu-lulloh e membaca ayat :

“Tidak akan dibukakan pintu langit bagi mereka, dan ti-dak akan masuk syurga, sampai seekor unta masuk ke lubang jarum.” (Qs. Al A’roof : 40).

Lalu Alloh Y berfirman,”Tulislah catatannya dalam sijjin, di dasar bumi yang paling bawah.” Maka ruhnya dilemparkan begitu saja. Kemudian beliau membaca ayat :

“Barang siapa mempersekutukan Alloh dengan sesu atu, maka ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan ke tempat yang jauh.”

(Qs. Al Hajj : 31).

Setelah ruh tersebut dikembalikan ke jasadnya, da-tanglah 2 malaikat yang duduk di sampingnya. Mereka bertanya,”Siapa Robbmu?” “Ah…ah…aku tidak tahu.” Malaikat berkata,”Apa agamamu?” “Ah…ah…aku tidak tahu,” jawabnya. “Siapakah lelaki ini yang pernah diu-tus kepadamu?” “Ah…ah…aku tidak tahu.” “Malaikat berkata,”Engkau tidak pernah tahu dan tidak pernah membaca Al Qur’an…” Terdengarlah suara dari langit,bahwa ia seorang pendusta.

Lalu disediakanlah baginya kasur dari neraka dan dibukakan pintu neraka. Ia merasakan panasnya api neraka dan angin panas yang berhembus darinya. Kuburnya pun menyempit, sehingga meremukkan tulang-tulangnya. Lalu datanglah seorang yang buruk rupa dan pakaiannya. Aromanya busuk menyengat. Ia berkata,”Berbahagialah dengan kejelekanmu. Inilah hari yang dijanjikan. Engkau enggan taat kepada Alloh, tetapi sangat bersemangat dalam bermaksiyat, maka Alloh mengganjarmu dengan kejelekan.” Mayit itu bertanya,”Siapa dirimu? Wajahmu sangat buruk.” Tamu itu berkata,”Akulah amalmu yang buruk.”

Setelah itu, hamba tadi yakin bahwa apa yang a-kan ia tempuh setelah alam kubur lebih dasyat dan kekal. Ia berdo’a kepada Robb (Tuhan)-nya,”Wahai Robb , janganlah berlakukan hari kiamat.” Setelah itu ia menjadi buta, tuli dan bisu. Tangan malaikat memegang sepotong besi, yang bila dipukulkan ke sebuah gunung, gunung itu akan hancur. Ia dipukul dengan besi itu, hingga hancur menjadi tanah. Kemudian Alloh Y me-ngembalikan ia ke bentuk semula, dan kembali dipukul. Ia menjerit keras. Saking kerasnya, semua makhluk mendengarnya, kecuali manusia dan jin.

Alloh Y berfirman :

Masuklah kamu ke dalamnya (rasakan panas apinya), maka baik kamu bersabar atau tidak, sama saja bagi kamu. Kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan.” (Qs. Ath Thuur : 16).

Penghuni kubur mempunyai dua kemungkinan, diadzab atau diberi nikmat. Boleh jadi satu liang lahat di-isi oleh beberapa jenazah. Yang satu kelak masuk surga, dan yang lain masuk neraka.

Tetapi, ada yang lebih menakjubkan daripada itu. Boleh jadi dalam tanah yang kita injak sekarang, suatu kaum diberi adzab, atau nikmat kubur. Boleh jadi di bawah wah tempat tidur kita saat ini ada sekelompok orang yang sedang terjerembab ke salah satu lubang neraka. Gejolak api neraka diperlihatkan di hadapan mereka, siang dan malam. Siapa tahu? Sedangkan jumlah manusia begitu banyak, sementara bumi semakin sempit.

Kuburan bisa menjadi taman surga atau parit neraka. Ia adalah wasit yang menyibak realitas. Tak ada ke-raguan. Jika seseorang meraih kebaikan di dalamnya, maka yang terjadi sesudahnya lebih mulia di sisi Robb (Tuhan)-nya. Tetapi bila keburukan yang menimpanya, maka kecelakaan mana lagi yang lebih hebat daripada yang menimpa mereka yang menghalangi jalan Alloh Y?

Aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah dalam hal adzab kubur.

Imam Ath Thohawy menyebutkan dalam kitab “Aqidah Islamiyyah” :”Kita meyakini adanya malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa penduduk bumi. Kita juga percaya adanya adzab kubur yang akan me-nimpa siapa saja yang pantas mendapatkannya. Juga terhadap pertanyaan malaikat Munkar dan Nakir dalam kubur, tentang Robb (Tuhan), agama dan Nabi. Sesuai dengan kabar yang datang dari Rosululloh melalui sha-habat-shahabatnya. Kita juga yakin bahwa kubur bisa menjadi salah satu taman surga, atau menjadi bagian dari lubang neraka.

Imam Ahmad berkata,”Adzab kubur adalah kepas-tian. Seorang hamba akan ditanya tentang agama, nabi, surga dan neraka. Malaikat Munkar dan Nakir pasti datang. Mereka berdua adalah “penguji” di alam kubur. Kita mohon keteguhan kepada Alloh.”

Imam Al Qurthuby menulis dalam kitab “At Tadzkiroh” :”Beriman kepada adzab kubur dan fitnah yang ada di dalamnya, hukumnya wajib. Kewajiban mem-percayainya telah dijelaskan oleh Ash Shodiq (Rosullulloh). Alloh akan menghidupkan kembali seorang hamba di kubur, membekalinya dengan akal sebagaimana sebelumnya agar ia mengerti pertanyaan yang diberikan kepadanya, dapat menjawab serta memahami apa yang datang dari Robb (Tuhan)nya dan apa yang telah ia persiapkan menghadapi alam kubur, entah berupa persiapan yang baik maupun yang buruk.

Syeikhul Islam Ibnu Taimiyyah ketika ditanya masalah ini menjawab,”Segala puji bagi Alloh, Ahlus Sunnah wal Jama’ah berpendapat bahwa adzab atau nikmat kubur menimpa jiwa dan badan. Adzab atau nik-mat atas jiwa, kadang terjadi terpisah dengan badan. Kadang adzab atas jiwa berhubungan dengan badan, dan badan berhubungan dengan jiwa. Maka dalam kondisi semacam ini, nikmat dan adzab bagi keduanya berkumpul, sebagaimana ruh juga bisa diadzab terpisah dari badan.”

Agar selamat dari adzab kubur

Sebuah riwayat yang disebut Ibnu Hibban dalam shohihnya, dan juga Al Hakim dalam “Al Mustadrok”, menyebutkan, diriwayatkan dari Abu Huroiroh t dalam musnad dan lainnya, serta yang diriwayatkan Abu Ha-tim bin Hibban t dalam shohihnya. Bahwa Nabi e bersabda :”Sesungguhnya jika mayit telah diletakkan di kuburnya, mampu mendengar suara sandal mereka (yang menguburnya).

Jika ia seorang mukmin, sholat-nya hadir menemani di kepalanya. Puasa di samping kanan dan zakatnya di samping kiri. Amal lain seperti infaq, silaturrohim, amar makruf dan akhlaq yang baik ada di kakinya.

Kemudian 2 malaikat datang dari sebelah kepala. Sholatnya berkata,”Tidak ada yang bisa masuk dari arah sini”. Malaikat tadi pindah ke sisi kanannya dan dicegat oleh puasanya,”Tidak ada yang bisa masuk dari arah sini”. Lalu mereka mendatangi dari sebelah kaki. Shodaqoh, silaturrohim, amar makruf dan akhlaq baiknya mencegat,”Tak ada jalan masuk dari arah sini.” Akhirnya mereka berkata,”Duduklah.” Ia duduk men-dekat seperti matahari yang hendak tenggelam. “Biarkan aku sholat,” pintanya.

“Kamu mau sholat? Beritahu kami tentang bebera-pa hal yang akan kami tanyakan. Apa yang kamu ketahui tentang lelaki yang dahulu pernah bersamamu? Apa yang kau katakan tentangnya, dan bagaimana persaksianmu terhadapnya?” Ia menjawab,”Dia adalah Muhammad, kami bersaksi bahwa dia Rosul Alloh, dia datang membawa kebenaran dari Alloh.” Dikatakan kepadanya,”Atas keyakinan itu kamu hidup dan atas keyakinan itu pula kamu akan dibangkitkan, insya Alloh.” Kemudian dibukakan pintu surga. Kamudian dikatakan kepadanya,”Inilah tempat yang telah Alloh janjikan kepadamu.” Ia menjadi gembira dan bertambah riang. Kuburnya diluaskan hingga 70 hasta dan disinari cahaya terang. Jasadnya dikembalikan sebagaimana semula. Ruhnya diletakkan dalam hembusan burung yang bergantung di surga. Inilah yang difirmankan Alloh U :

“Alloh meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat, dan Alloh menyesatkan orang-orang yang dzolim dan memperbuat apa yang Dia ke-hendaki.” (Qs. Ibrahim : 27)

Lalu disebutkan keadaan orang kafir yang bertolak belakang. Ia berkata,”Kuburnya disempitkan sehingga hancur tulang-tulangnya. Itulah “kehidupan sempit” yang dimaksud dalam firman Alloh :

“…..baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunnya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (Qs. Thoha : 16)

Wallohu A’lam bish Showwab

Kuburan berkata,”Aku bakar kafannya, kurobek badannya dan kusedot darahnya serta kukunyah dagingnya. Maukah kamu kuberitahu apa yang kuperbuat dengan anggota badannya? Aku cabut telapak ta-ngannya, lalu dari tangan ke lengan, dan dari lengan menuju pundak. Lalu kucabut pula lu-tut dari pahanya, dan paha dari lututnya. kucabut pula lutut dari betis, dan dari betis menuju telapak kakinya.”

Kubur memang tidak bisa bersuara lantang, layaknya seorang yang mengancam. Tetapi sesungguhnya ancamannya lebih dasyat dari siapapun. Ia memang tidak mempunyai tangan yang bisa diacung-acungkan. Juga tidak bisa menoleh ke kanan atau kekiri untuk menarik perhatian pendengar. Karena ia hanya menarik perhatian hati, bukan jasad.

Referensi :

- Awwalu Laylatin Fil Qobri – Dr. Aidh Al Qorni

- Ahwalul Qobri – Dr. Muh. Abdurrohman Al Uraifi

- Hada’iq Al Mauti – Syeikh Muhammad Husain Ya’qub

Do’a diselamatkan dari adzab qubur

اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَأَعُوذُبِكَ مِن

عَذَابِ الْقَبرِْ وَأَعُوذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ اْلمَسِيْحِ الدَّجَّالِ وَ

أَعُوْذُبِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْياَ وَالْمَمَاتِ

Alloohumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannam wa a’uudzubika min ‘adzaabil qobri

wa a’uudzubika min fitnatil masiihid dajjaali wa a’uudzubika min fitnatil mahyaa wal mamaati

“Ya Alloh, aku berlindung kepada-Mu dari adzab jahan-nam, adzab kubur dan fitnah Al Masih Dajjal serta fitnah dalam kehidupan dan kematian.” (HR. Muslim)

*dibaca setelah tasyahud akhir sebelum salam, di dalam sholat fardlu atau sunah

1 komentar:

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post