Hidayatullah.com--Yasir Abdu At Tawwab, salah satu aktivis komunitas Muslim yang menyatakan sebagai pengikut salaf, menyatakan bahwa dalam kondisi tertentu dibolehkan melengserkan pemimpin walau ia Muslim, sebagaiman ditulis dalam situs anasalafy.com.
Menurutnya, dibolehkan melengserkan pemimpin jika lebih banyak kerusakannya walau ia Muslim, dan hal itu dilakukan dengan cara damai.
Pemimpin adalah pekerja umat
Penulis tersebut berpendapat demikian dengan berpijak pada beberapa argumen, salah satunya adalah pernyataan Abu Bakr As Shiddiq, ”Wahai manusia, sesungguhnya aku telah menjadi pemimpin atas kalian, dan aku tidak lebih baik dari kalian. Jika aku berlaku baik, maka bantulah dan jika aku berlaku buruk maka lawanlah. Taatilah aku dari apa-apa yang aku taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Jika aku bermaksiyat kepada Allah dan Rasul-Nya, maka kalian tidak boleh taat kepadaku.”
Dari pernyataan di atas, disimpulkan bahwa umat memiliki hak untuk melakukan evaluasi kepada penguasa. Dan menurunkannya jika diharuskan.
Demikian juga penulis menukil pernyataan Ibnu Taimiyah di Majmu’ Al Fatawa, ”Penguasa diperhitungkan atas apa-apa yang ia lakukan dari permusuhan dan apa-apa yang dilalaikan dari hak-hak, jika memungkinkan.”
Ibnu Taimiyah juga menyebutkan dalam Minhaj As Sunnah, bahwa Umar bin Al Khaththab mencopot Sa’d bin Abi Waqash dari jabatannya sebagai gubernur Kufah, setelah para penduduknya mengeluhkannya. Karena ia merupakan wakil dari umat.
Yang menunjukkan juga bahwa imam adalah pekerja rakyat adalah pernyataan Abu Muslim Al Khaulani yang menyatakan kepada Muawiyah bin Abi Sufyan,”Assalamualaikum, wahai pekerja!”, setelah beliau dibaiat menjadi pemimpin.
Sesuai dengan argumen itu, selama pemimpin adalah pekerja umat, maka jika umat menurunkannya dikarenakan banyaknya kedzalimannya, walau ia belum kafir maka tidak mengapa melakukannya. Dan hal inilah yang menurut si penulis terjadi di Mesir.
Namun, jika yang kedzaliman yang dilakukan tidak separah itu atau hanya terkadang memerintahkan kemaksiyatan, atau terkadang keputusannya salah walaupun hingga memukul fisik dan mengambil hak , maka tidak boleh melakukan pemberontakan.*
Jumat, 24 Juni 2011
Salafy Mesir: “Boleh Lengserkan Pemimpin, Walau Ia Muslim”
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN
Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...
Popular Post
-
Ada berapa banyak perusahaan milik Yahudi yang ada di Indonesia? mungkin anda adalah salah satu penggemar beratnya dan mungkin juga ta...
-
Sudah saatnya kita menyadari bagaimana cara kerja syetan meracuni pikiran kita, bagaimana mereka mengendalikan hidup kita. Dari yang tadiny...
-
VIVAnews - Pengunduran diri Hosni Mubarak sebagai Presiden Mesir tidak hanya disambut sukacita para demonstran di Kairo dan beberapa kota di...
-
Kisah islami teladan di malam hari menghadirkan sebuah kisah bertajuk surat dari iblis yang terkutuk untuk umat manusia. Entah surat ini ...
-
Tujuan akhir dari Para Pemuja Setan adalah untuk menguasai roh-roh jahat (menurut kami Jin jahat alias Setan-Pent.) yang menyamar dan berke...
-
Panduan shalat kali ini berisi bimbingan Cara Shalat yang Khusuk, yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. B...
-
Keluarnya Bangsa Ya'juj-Ma'juj Artikel terkait: Keluarnya Ya'Juz dan Ma'Juz (1) Munculnya Dajjal (1) Kabut Asap/Dabbah sebel...
-
Ini bukan cerita bualan alias “hoaks”. Dalam sebuah lukisan, sosok Bunda Maria sang Perawan Suci dalam agama Kristiani memang begitu angg...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar