Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Rabu, 09 Februari 2011

GAME ONLINE MERUSAK JARINGAN OTAK ANAK

Siapa yang tidak suka bermain game, apalagi game online yang saat ini sedang digandrungi berbagai kalangan dari anak-anak sampai dewasa. Saya juga termasuk didalamnya. Seringkali saya menemukan orang-orang yang menggunakan jasa warnet hanya untuk bermain game dan kebanyakan itu adalah dari kalangan anak-anak sekitar umuran SD kelas 3-6. Hal itu bukan masalah,namun seringkali bagi anak-anak usia seperti itu timbul sebuah rasa penasaran yang akhirnya timbul kecanduan bermain game.

Bermain game boleh-boleh saja malah dianjurkan untuk menghilangkan rasa penat. Hanya saja jika dalam porsi berlebihan akan timbul dampak negatif terutama bagi anak atau keponakan anda.Anak atau keponakan anda kecanduan bermain game di komputer? Hati-hati! Alih-alih ingin mengenalkan teknologi komputer sejak dini, yang didapat malah kerusakan otak. Hal yang mengkuatirkan tersebut dinyatakan oleh Profesor Ryuta Kawashima dari Universitas Tohoku Jepang.

Seperti dikutip Strait Times, Rabu (29/8/2001), Ryuta menegaskan bahwa jika anak-anak dijejali aneka permainan komputer, maka lama-kelamaan akan terjadi kerusakan di sebagian otaknya.

Menurut Ryuta, game komputer hanya akan menstimulasi sebagian otak yang mengontrol fungsi penglihatan dan gerakan. “Bagian lain di otak yang juga punya fungsi penting tidak tersentuh sama sekali, sehingga tidak terbantu perkembangannya oleh game komputer tersebut,” lanjut Ryuta.

Jika terlalu banyak bermain game, menurut hasil penelitian Ryuta, maka bagian otak depan tidak akan berkembang. Bagian otak depan merupakan fungsi vital karena mengontrol perilaku dan emosi serta mengembangkan daya ingat dan proses pembelajaran. Bahkan stimulasi aritmatika juga terletak di bagian ini.

“Hal tersebut merupakan problem yang menimpa anak-anak di generasi baru saat ini. Anak-anak pada usia belajar yang terlalu banyak bermain game dan tidak melakukan hal lain semisal membaca dan belajar aritmatika, akan memiliki perilaku yang buruk dan semakin memburuk,” ujar dia. Ditambahkan pula bawah problematika tersebut merupakan implikasi serius yang meningkatkan perilaku keji dalam sebuah kehidupan sosial.

“Anaka-anak terkadang bertindak sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan, lantaran otak bagian depannya tidak berkembang sebagaimana mestinya,” papar dia. “Semakin banyak latihan dikenakan pada bagian tersebut, maka semakin mampu seorang anak mengontrol perilakunya,” tambah dia.

Ryuta melakukan studi tersebut dengan memetakan aktifitas otak dari ratusan anak-anak yang lebih banyak bermain game Nintendo dibandingkan dengan ratusan anak-anak lain yang lebih banyak belajar aritmatika. Ditemukan fakta-fakta bahwa aktifitas otak lebih terstimulasi untuk memencahkan hitungan matematis sederhana ketimbang untuk bermain game komputer.

Wallahu’alam

sumber : detikcom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post