Prof Susanto Zuhdi, Sejarawan: Cheng Ho, Pahlawan Budaya
Ekspedisi yang dilakukan Laksamana Cheng Ho pada abad ke-15 M dilakukan dengan dua misi, yakni perdagangan dan penyebaran Islam. Saya tak melihat adanya misi penaklukkan dalam ekspedisi yang dilakukan Ceng Ho sebanyak tujuh kali itu. Sebab, sampai sekarang belum ditemukan adanya bekas-bekas kekuasaan Ceng Ho. Ekspedisi yang dilakukan Ceng Ho ke wilayah Nusantara, khususnya Jawa memang sungguh menarik. Ceng Ho melakukan pendekatan kultural setiap kali mendatangi wilayah yang ditujunya. Sehingga, kedatangannya selalu diterima dengan tangan terbuka oleh penduduk lokal.
Yang menarik, justru kebudayaan yang dibawa melalui misi ekspedisi Ceng Ho itu diadaptasi masyarakat lokal. Setelah itu, masyarakat mewarnai kebudayaan yang dibawa Ceng Ho itu dengan budaya lokal yang lebih kental. Misalnya saja, di Semarang, sosok laksamana itu menjadi Sam Po Kong. Tak heran, jika kemudian dia dianggap masyarakat lokal sebagai pahlawan.
Menurut saya, Ceng Ho itu semacam pahlawan kebudayaan. Sebab, melalui ekspedisi yang dilakukannya, dia telah membawa semacam semangat persaudaraan antarbangsa. Melalui ekspedisi yang dilakukannya telah terjadi semacam pertemuan budaya. Perjalanan Ceng Ho itu membawa semangat keterbukaan, meski berbeda etnis namun kehediarannya dapat diterima.
Ceng Ho adalah sosok laksamana yang memiliki kepemimpinan yang luar biasa. Dalam setiap ekspedisi yang dipimpinnya, dia bisa memimpin ribuan orang dengan sukses. Kemampuan dalam mengelola dan memimpin ekspedisi besar itu memang sungguh luar biasa.
Ceng Ho bukanlah orang Cina pertama yang datang ke Nusantara. Sebab, pada abad ke-9 M, sudah ada orang-orang Cina yang belajar mengenai agama Budha di Kerajaan Sriwijaya, Palembang. Meski begitu, ada semacam pesan penting yang diambil dari ekspedisi Ceng Ho yang salah satunya datang ke wilayah Nusantara itu.
Pesan penting yang dibawa Ceng Ho bagi bangsa Indonesia adalah semangat kemaritiman. Ekspedisi Ceng Ho mestinya menjadi modal bagi bangsa ini untuk kembali membangkitkan nilai-nilai kemaritiman. Saya melihat ada semacam kejumudan dalam nilai-nilai kemaritiman pada bangsa ini. Semangat kemaritiman tampaknya kini sudah nyaris terlupakan. Padahal, nenek moyang bangsa Indonesia adalah para pelaut dan penjelajah yang tak kalah hebat, jauh sebelum Cheng Ho berekspedisi. Sayangnya, memang perjalanan para pelaut Nusantara tak terlacak, karena tak tercatat. Ekspedisi Ceng Ho ini mestinya membangkitkan kembali semangat kemaritiman bangsa.[republika]
Kamis, 10 Februari 2011
Laksamana Cheng Ho, Pahlawan Budaya Islam di Tanah Jawa
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN
Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...
Popular Post
-
Oleh: John Coleman Komite 300 merupakan produk dari Council of 300 dari the British East India Company (BEIC). The East India Company didiri...
-
Beberapa tahun belakangan, banyak sekali bermunculan ustadz dan penceramah baru di Indonesia. Patut disyukuri dengan banyaknya penceramah d...
-
666 sering disangkut pautkan dengan aliran musik underground, metal, atau aliran gelap lainnya. Sebenarnya 666 itu merupakan salah satu agam...
-
Gunung Merapi telah meletus dan membuat warga mengungsi. Namun berdasarkan aktivitas tahunan terus-menerus, Gunung Merapi belum bisa dikatak...
-
"Wahai hamba-Ku, jika engkau ingin masuk ke wilayah kesakralan-Ku (Haramil Qudsiyah), jangan engkau tergoda oleh alam Mulk, alam Malaku...
-
Sebuah Dokumen rahasia dengan klarisifikasi not for distrube hasil kajian strategis sebuah tim dibawah pimpinan mantan Menteri Pertahanan...
-
CAMBRIDGE, KOMPAS.com — Arkeolog menemukan ratusan artefak di rawa Cambridgeshire, Inggris. Penemuan artefak itu merupakan yang terbesar dan...
-
KOMPAS.com — Sebanyak 24 jejak kaki dinosaurus ditemukan dalam keadaan utuh di Australia. Jejak kaki ini diduga milik dinosaurus yang berkel...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar