Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Senin, 21 Maret 2011

Membongkar Agenda Terselubung Agresi Militer Barat ke Libya

Lagi-lagi Barat dan sekutunya memanfaatkan isu demokrasi dan kebebasan untuk meraih ambisi hegemoniknya. Kali ini, Libya menjadi bulan-bulanan serangan militer Barat dengan dalih untuk menegakkan demokrasi dan hak asasi manusia. Namun sebagaimana diduga oleh banyak kalangan, intervensi militer Barat di Libya kali ini menyimpan misi rahasia yang sedikit banyak telah terkuak. Time, sebuah koran terbitan AS membeberkan motif tersembunyi di balik serangan militer tersebut. Penulusuran Time menunjukkan bahwa internvensi militer Barat ke Libya lebih banyak memuat motif ekonomi ketimbang sekedar untuk menggulingkan Gaddafi. Dengan cara itu, Barat hendak memamerkan kembali kekuasaannya di tingkat global sambil menampakkan diri sebagai sosok pembela perdamaian dan demokrasi. Apalagi sekitar 2 persen cadangan energi dunia tersimpan di Libya.

Meski tujuan terselubung Barat ini bisa dengan mudah dideteksi, anehnya Kepala Staf Militer AS Michael Mullen berkilah bahwa tujuan intervensi AS dan negara-negara Barat pada umumnya bukan untuk menumbangkan rezim Gaddafi. Tak ayal, penegasan perwira tinggi Pentagon itu membuat publik internasional terperanjat dan semakin menguatkan kekhawatiran banyak pihak tentang misi terselubung Barat di Libya. Tak hanya itu saja, pernyataan Mullen tersebut bisa dimaknai sebagai lampu hijau bagi Gaddafi untuk tetap bertahan sambil diam-diam menjalin hubungan gelap dengan Barat. Terlebih selama ini pun, Washington punya kedekatan intim dengan Gaddafi.

Mereaksi serangan militer Barat ke Libya yang banyak memakan korban di pihak sipil, Liga Arab pun segera memprotes tindakan Barat tersebut yang dinilai terlalu berlebihan. Sekjen Liga Arab Amr Moussa secara tegas menyatakan bahwa serangan Barat ke Libya telah melampaui tujuan dari Resolusi 1973 PBB yang mengendaki terwujudnya zona larangan terbang di Libya.

Pada 12 Maret lalu, 22 negara anggota Liga Arab mendukung pemberlakuan zona larangan terbang oleh PBB. Liga Arab menegaskan bahwa Gaddafi telah kehilangan legitimasinya sebagai pemimpin saat dia menyerang para demonstran pro-revolusi.

Namun, niat baik Liga Arab yang dimaksudkan untuk melindungi warga sipil itu sangat kontras dengan misi militer yang diusung Barat. Dengan begitu brutalnya, pasukan angkatan udara Amerika Serikat, Inggris dan Prancis, melancarkan serangan ke daratan Libya. Dilaporkan, pasukan tersebut telah menembakkan 120 rudal Tomahawk yang menewaskan 48 jiwa.

Sementara itu, saat ditanya mengenai sikap Republik Islam Iran terhadap serangan militer AS dan sekutunya ke Libya, Jurubicara Departemen Luar Negeri Iran Ramin Mehmanparast menyatakan, "Sikap Republik Islam Iran selalu mendukung rakyat dan membela tuntutan sah mereka di negara manapun". Menyinggung misi terselubung Barat di balik intervensi militernya, Ramin mengungkapkan, "Negara-negara tersebut biasanya datang dengan mengusung slogan-slogan dukungan terhadap rakyat. Namun sebenarnya mereka bermaksud untuk meraup keuntungan dengan menguasai negara-negara sasaran, membangun pangkalan militer, dan melanjutkan penjajahan dan kekuasaannya dengan model baru".(irib)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post