Siapakah Ya’juj dan Ma’juj?
Rasulullah bersabda:
“Allah akan berkata (pada hari kiamat): “Wahai Adam!” Maka ia menjawab: “Aku penuhi panggilan-Mu dengan segala kerendahan dan kebaikan hanya ada pada-Mu.” Maka Allah berkata: “Apakah sudah keluar Ba’tsunnur?” Adam bertanya: Apakah Ba’tsunnur itu?” Allah menjawab: “Di tiap-tiap 1000 orang ia ada 999 orang. Apabila ia sudah keluar, maka ketika itu anak kecil akan beruban dan setiap wanita hamil melahirkan, dan engkau akan akan melihat manusia dalam keadaan mabuk. Sebetulnya mereka tidaklah mabuk, akan tetapi (mereka terlihat seperti orang-orang yang mabuk) karena adzab Allah itu sangat pedih.” Para sahabat bertanya: “Ya Rasulullah, yang manakah diantara kami yang satu (1 dari 1000) itu?” Rasulullah menjawab: “Bergembiralah kamu, karena sesungguhnya seorang laki-laki dari kamu adalah sama dengan 1000 orang dari Ya’juj dan Ma’juj.”
(Hadits Riwayat Ahmad dan Muslim dari Abi Hurairah. Dalam Ash Shahihah Al Albaani, nomer 2457)
Ya’juj dan Ma’juj adalah dua anak cucu Adam keturunan dari bangsa Turki. Mereka adalah turunan Yafit bin Nuh, karena Nuh mempunyai 3 anak yaitu: Ham (nenek moyang orang Habsyi/Afrika), Sam (nenek moyang bangsa Arab, Persia dan Romawi) dan Yafit (nenek moyang bangsa Turki).
Karena itulah Ya’juj dan Ma’juj adalah turunan paman-paman dari Turki (yaitu bangsa-bangsa Cina, Rusia, Jepang, Mongolia dan sejenis mereka).
Ciri-ciri mereka adalah seperti bangsa turki mongolia, yaitu bermuka lebar, bermata sipit (kecil), berambut pirang (hitam keputih-putihan), seakan-akan wajah mereka adalah seperti meja yang bundar.
Sabda Rasulullah dalam hadits mar’fu yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam musnadnya dari Abu Harmalah dari bibinya:
Al Hafizh ibn Katsir berkata: “Orang-orang yang mengatakan bahwasanya diantara mereka itu (Ya’juj dan Ma’juj) ada yang tinggi ramping seperti pohon korma dan diantara mereka ada yang pendek serta ada pula yang mempunyai dua telinga yang salah satunya mereka gunakan untuk menutupi diri mereka sedangkan satu lagi untuk berpijak, mereka (orang-orang yang berkata seperti ini) adalah orang-orang yang berbicara tanpa ilmu dan tanpa dalil.”
(Kitab Al Fitan wa Al Malahim, Dzikru Ya’juj wa Ma’juj, hal. 130)
Dimanakah Keberadaan Ya'juj dan Ma'juj Sekarang?
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Sehingga apabila dia telah sampai diantara dua buah gunung dia mendapati di hadapan kedua gunung itu suatu kaum yang hampir tidak mengerti pembicaraannya. Mereka berkata: Hai Dzulqarnain, sesungguhnya Ya’juj dan Ma’juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan suatu pembayaran kepada kamu, supaya kamu membuat dinding diantara mereka? Dzulqarnain berkata: Apa yang telah dikuasakan oleh Rabbku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka.”
(Al Kahfi, 93-95)
Dari ayat tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa Ya’juj dan Ma’juj adalah terkurung dibelakang dinding yang dulunya dibangun oleh Dzulqarnain untuk mereka yang disebabkan karena mereka banyak berbuat kerusakan dan kejahatan. Dinding penghalang tersebut sangat kokoh sehingga mereka (Ya’juj dan Ma’juj) tidak dapat melubanginya dan tidak pula dapat memanjatnya. Diding tersebut dibangun diantara dua pembatas yang besar yaitu dua gunung yang besar.
Ibn Abbas berkata: “Ia terletak di persimpangan negeri Turki berdekatan dengan Negeri Armenia dan Azerbaijan.” (sebagian besar ahli tafsir telah mengutip perkataan ini dari Ibn ‘Abbas, silahkan lihat Tafsir Al Qurthubi, Al Baidhawi dan Ruhul Ma’ani oleh Al Alusi).
Bangunan tersebut terletak di perbatasan antara Turki dengan Rusia, berdekatan dengan pegunungan Kaukasus (pegunungan yang tingginya berkisar antara 1000 sampai dengan 3000 meter).
Adalah lebih baik bagi kita untuk mengatakan bahwa tidak ada seorangpun yang akan dapat atau mampu mencapai tempat mereka sebagaimana halnya siapapun tidak akan mampu mencapai tempat Dajal yang sekarang juga masih terkurung ataupun mengeluarkannya. Karena keluarnya semua mereka itu adalah merupakan sebuah “masalah takdir” yang mempunyai waktu yang sudah maklum dan tertentu dalam Lauh Mahfuzh.
Sebagaimana firman Allah:
“Dan apabila telah datang janji Rabbku, Dia akan menjadikannya hancur luluh. Dan janji Rabbku adalah benar.” (Al Kahfi, 98)
bersambung….
Sabtu, 18 September 2010
Ya’juj dan Ma’juj (Bag.1)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN
Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...
Popular Post
-
Beberapa tahun belakangan, banyak sekali bermunculan ustadz dan penceramah baru di Indonesia. Patut disyukuri dengan banyaknya penceramah d...
-
Dari kaca mata Islam, apa makna istilah Murtad dan Mualaf? Ada hal mendasar yang membedakan antara mualaf dan murtadin. Mualaf adalah ...
-
Kalau Nonton Film-film kolosal Holywood yang bersetingg masa lalu, sering kali kita menyaksikan kehadiran Dewa-Dewi sebagai sosok yang di ag...
-
Penglihatan manusia tentu tidak bisa menjangkau benda yang berada di balik tembok. Contoh kecil di atas menunjukkan betapa indera manusia m...
-
Ini bukan cerita bualan alias “hoaks”. Dalam sebuah lukisan, sosok Bunda Maria sang Perawan Suci dalam agama Kristiani memang begitu angg...
-
Darah keturunan paling kaya dan pemimpin dari Yahudi Ashkenazi di dunia saat ini adalah keluarga Rothschild. Seperti yang akan Anda pelajar...
-
OLeh: Dr. Adian Husaini “Sejarah Gelap Para Paus – Kejahatan, Pembunuhan, dan Korupsi di Vatikan”. Itulah judul sebuah buku yang belum lama...
-
Ajaran dan pemikiran tentang satanisme ini dituangkan dalam tulisannya yang diberi judul Liber Legis yang intinya mengajarkan kebebasan manu...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar