Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Rabu, 10 November 2010

BERISTIQOMAH


Apakah yang disebut dengan Istiqamah?
Apakah seorang pemuda dapat selalu istiqamah (konsisten) untuk taat kepada Allah Swt. sepanjang usianya? Tentu saja, di sini saya (penulis) tidak bermaksud untuk tergesa-gesa mengambil penilaian, karena siapa di antara kita yang tidak pernah melakukan kesalahan? Akan tetapi, yang kami maksudkan adalah bahwa kebanyakan orang mengawali hidupnya dengan ketaatan kepada Allah Swt.

kemudian terjerumus dalam kemaksiatan yang sangat besar. Mungkin pada awalnya di rumah ia dididik dengan sangat baik untuk selalu taat dan mendekatkan diri kepada Allah. Tapi, setelah itu pola hidupnya berbalik arah 1800 dari yang pernah ia jalani. Ia menjadi suka mengkonsumsi obat-obatan terlarang, minum minuman keras, dan tidak pernah melaksanakan shalat. Setelah itu, ia kembali lagi ke jalan Allah.

Yang menjadi pertanyaan adalah, apakah mungkin kita mendapati seorang pemuda yang begitu pandai menjaga nafsu dan dirinya, sehingga dengan lantang berkata, “Aku tidak pernah melakukan begini atau begitu,” dan dia selalu taat kepada Allah? Ataukah hal ini mustahil dan hanya sebatas khayalan belaka?
Pada suatu ketika Rasulullah Saw. sedang duduk. Umar bin Khaththab r.a. datang dan melihat rambut Nabi Saw. Kisah ini terjadi pada masa-masa terakhir kehidupan Rasulullah Saw. dan Umar melihat banyak rambut uban di kepada Nabi Saw.
“Ya Rasulullah, Kamu telah beruban.” Kata Umar bermaksud mencandai beliau.
“Benar kamu, hai Umar. Surat Hud telah mampu membuatku beruban.”
“Mengapa begitu, ya Rasulullah?”
“Ya Umar, dalam surat tersebut ada sebuah ayat yang membuatku beruban.”
“Ayat yang manakah itu, ya Rasulullah?”
“Yaitu firman Allah Swt., ‘Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.’” (QS. Hud [11]: 112)

Renungkanlah, bagaimana mungkin orang sekaliber Nabi Saw. dapat dibuat beruban oleh ayat ini, padahal di antara kita ada orang yang sebentar saja tidak pernah memperhatikan ayat ini, bahkan mungkin di antara kita ada orang yang sama sekali belum pernah mendengar ayat ini.
Ada seorang lelaki yang mendatangi Rasulullah Saw. sembari berkata, “Ya Rasulullah, tunjukkanlah kepadaku suatu ajaran dalam Islam yang tidak akan aku tanyakan lagi kepada siapa pun setelah kamu ini.” Beliau bersabda, “Katakan aku beriman kepada Allah kemudian istiqamahlah!” (HR. Imam Ahmad dalam Kitab Musnadnya dari Abdullah bin Sufyan, dari ayahnya)

(Disarikan dari Kalam minal Qalb, karya Amru Khalid)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post