Artikel Terkait:
Bulan Makin Menjauh dari Bumi
Bulan kini Kian Mengkerut
arak antara bumi yang kita tempati ini dengan matahari yang bersuhu dua belas ribu Fahrenheit kira-kira 92,5 juta mil. Sedangkan jarak bumi dengan bulan kira-kira 240 ribu mil. Jarak yang ada ini ternyata adalah jarak yang sesuai untuk terciptanya suatu kehidupan yang cocok bagi makhluk hidup di bumi ini. Sebab jika bumi kita jaraknya lebih dekat dari yang sekarang, maka segala kehidupan yang ada di atasnya akan langsung terbakar dan hangus dalam sekejap. Sedangkan jika jarak matahari dengan bumi lebih jauh, maka segala isi bumi akan menjadi beku. Akibatnya segala yang ada di atas bumi akan mati. Namun apabila jarak antara bumi dengan bulan lebih dekat atau lebih jauh dari yang sekarang, maka air laut akan menjadi pasang dan ini akan mengakibatkan seluruh permukaan bumi akan tergenang oleh air. Pulau-pulau yang berisi kehidupan akan hancur. Daya gravitasinya akan memecahkan pegunungan dan perbukitan, dan akhirnya seluruh kehidupan yang ada akan lenyap.
"Katakanlah: 'Perhatikanlah apa yang ada di langit dan di bumi. Tidaklah bermanfaat tanda kekuasaan Allah dan Rasul-Rasul yang memberi peringatan bagi orang-orang yang tidak beriman." {QS. Yunus: 101}
Sedangkan perputaran bumi di porosnya mencapai kecepatan seribu mil perjam, yaitu sepadan dengan dua puluh empat jam. Jika kecepatan rotasinya kurang dari itu, maka ketika musim panas tiba, waktu siang akan semakin panjang dan itu sangat berpengaruh pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan makhluk lain. Dan ketika musim dingin datang, waktu malam pun akan semakin bertambah dari yang sekarang terjadi dan itu akan menyebabkan banyak benda-benda yang membeku. Ketika itu terjadi, maka berbagai kehidupan yang ada di atas bumi ini akan berkurang sehingga pada akhirnya akan hilang sedikit demi sedikit.
Jika lapisan kerak bumi ditambah ketebalannya dari yang sekarang ada, maka ini akan mengakibatkan pengurangan pada oksigen. Keadaan ini akan mengakibatkan semakin berkurangnya kesempatan untuk hidup karena tanpa oksigen semua makhluk yang ada di atas bumi ini tidak akan hidup. Nah, jika kita berAndai-Andai dengan terjadinya pertambahan kerak bumi sekitar sepuluh kaki saja, maka semua kehidupan yang ada di bumi ini akan hilang karena tidak adanya oksigen. Namun jika oksigen ini bertambah sedikit saja, maka ini akan menyebabkan dunia ini lenyap. Sebab itu akan mengurangi ketebalan udara dan akibatnya segala benda-benda ruang angkasa seperti meteor akan lebih mudah jatuh ke bumi karena udara yang ada tidak cukup untuk membuat benda-benda tersebut hancur.
Bagi orang-orang yang tinggal di pinggir laut dan samudera, maka mereka harus melakukan pem-filter-an (penyaringan) terhadap air laut untuk memisahkan kandungan garam yang ada dengan menguapkannya supaya air tersebut baik untuk diminum. Jika mereka mengharapkan air laut ini seperti air sungai (terasa tawar) dan kemudian itu menjadi kenyataan, maka air tersebut akan menyebarkan bau busuk yang sangat menyengat sehingga pada akhirnya hancurlah seluruh kehidupan di bumi dan bumi akan menjadi sepi. Sebab, air laut adalah air yang berhenti -seperti air menggenang- yang tidak mengalir dan biasanya air yang menggenang itu akan menimbulkan bau busuk. Sedangkan fungsi garam tersebut adalah sebagai penetralisir terhadap rasa bau busuk yang ada. Lihatlah sirkulasi air di bumi ini, dan Anda akan mengetahui kalau semua itu mengandung hikmah dari yang Mahakuasa. Matahari berfungsi sebagai alat untuk menguapkan air yang ada di laut dan samudera yang seakan-akan berfungsi sebagai tempat penyimpanan air sehingga air tidak akan habis. Kemudian air yang diuapkan itu akan naik ke atas sampai ke bagian yang dingin (karena semakin ke atas udara semakin dingin). Ketika uap itu sudah menebal, ia akan jatuh lagi sebagai air hujan yang rasanya tawar, mengalir di sungai dan dapat berfungsi juga sebagai penyiram tanaman yang ada di atas bumi ini. Dengan demikian, kehidupan di atas bumi akan terus berlangsung.
Nah, apakah semua ini terjadi hanya secara kebetulan saja? Ternyata tidak. Lihatlah perputaran bumi pada porosnya dan juga ketika ia mengelilingi matahari, di mana kecondongannya mencapai 23 derajat. Bagaimana akan terjadi pembagian bulan dan hari dalam setahun serta bagaimana dapat terjadi perubahan musim dari musim dingin yang membeku menjadi musim panas yang sangat menyengat jika bumi tidak berputar? jika bumi tidak berputar dan kecondongannya terhadap matahari itu tetap, maka air yang menguap dari laut dan samudera akan berkumpul pada tempat yang tertentu saja. Ia juga akan jatuh menjadi hujan pada tempat yang tertentu pula. Hal ini akan menjadikan satu sisi bagian bumi ini keras dan akhirnya membeku. Di sisi lain, bagian bumi yang mengalami musim panas akan selamanya panas dan yang mengalami musim dingin akan selamanya dingin. Kalau itu terjadi, maka seluruh kehidupan yang ada di atas bumi ini akan hancur. Lalu, apakah perputaran bumi pada porosnya dan perubahan musim yang ada itu hanya terjadi secara kebetulan saja?
Ketentuan yang adil
"Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan." (QS. an-Nuur: 44)
Dengan adanya gerakan bumi dan matahari, kita dapat menyaksikan terjadinya waktu Shubuh di suatu tempat dan waktu Zhuhur, Ashar, Maghrib, Isya’ serta pertengahan malam di tempat lain pada waktu itu juga. Setiap saat matahari dapat tenggelam, terbit, dan berada tepat di atas kepala. Karena itu, kita dapat melewati satu hari penuh dengan sangat teratur. Perputaran matahari pada porosnya juga menciptakan terjadinya perbedaan panjang waktu siang dan malam sesuai dengan perbedaan daerah. Ketika matahari kembali lagi di tempatnya semula, maka perbedaan itu terjadi lagi seperti biasanya dan seterusnya. Satu tahun penuh bagi setiap makhluk hidup di atas bumi ini adalah sama, yaitu enam bulan dalam keadaan gelap dan enam bulan lagi dalam keadaan terang. Jika musim panas tiba, maka waktu siang akan menjadi lebih panjang. Maka ketika musim dingin waktu siangnya akan berkurang (lebih pendek). Hal ini juga terjadi pada bagian-bagian lain di alam ini. Ia mengalami pertambahan dan pengurangan waktu sesuai dengan iklim dan daerahnya. Kita dapat mengetahui adanya persamaan waktu malam dan siang dalam satu hari, yaitu tepat dua belas jam, selama satu tahun dengan menjadikan garis khatulistiwa (equator) sebagai patokan. Keadaan ini akan terus bergerak sampai akhirnya persamaan waktu tersebut berada di dua kutub (yaitu utara dan selatan). Maka dari itu, kita dapat melihat kalau cuaca di sana itu selama enam bulan gelap dan di enam bulan berikutnya terang.
Pelajaran dari alam ini
"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami benar-benar meluaskannya." (QS. adz-Dzariyaat: 47)
Belvin, seorang ilmuwan Barat, dalam bukunya yang berjudul “Ilmu Menatap ke Langit”, mengatakan: “sesungguhnya alam ini lebih luas dan lebih besar dari dugaan kita sebelumnya. Seluruh bagian-bagian alam, yang jauh dari bumi ini, bergerak di luar angkasa ini dengan kecepatan yang sangat menakjubkan.
Para ahli astronomi berpendapat kalau kumpulan bintang-bintang (termasuk matahari) yang berada di lingkup galaksi kita ini berjumlah sekitar seratus ribu milyar bintang. Sebagian besar orang berpendapat bahwa daerah antara satu bintang dengan bintang lainnya adalah merupakan bagian dari luar angkasa yang kosong. Padahal sebenarnya luar angkasa itu dipenuhi dengan gas dan partikel-partikel yang berbeda-beda. Di langit ada gumpalan-gumpalan awan yang berupa gas terapung di luar angkasa yang memliki diameter sekitar enam ribu juta mil. Matahari dan planet-planet yang mengelilinginya, menurut perhitungan ilmu astronomi, adalah benda-benda yang baru. Umur dari planet-planet tersebut tidak lebih dari tiga ribu juta tahun.
Belvin juga mengatakan: “jagad raya ini, dengan segala isinya yang terdiri dari berbagai macam bintang dengan ukuran yang berbeda-beda dan tersebar di seluruh penjuru alam, adalah seperti serpihan-serpihan ledakan bom. Semua gambaran ini tidak dapat dilihat oleh seseorang kecuali dia hanya dapat melihatnya di langit sebagai benda yang berkedap-kedip bagaikan lampu. Padahal, yang tampak sebagai lampu yang kedap-kedip itu hanyalah baru sebagian kecil dari bagian jagad raya ini dan itupun baru mencakup galaksi di mana manusia hidup. Ini berarti manusia hidup pada bagian yang lebih kecil lagi dari galaksi ini. Akan tetapi manusia ini berani untuk melemparkan pandangannya ke seluruh penjuru luar angkasa dan berusaha untuk mengetahui segala isi jagad raya ini.”
Falcon mengatakan bahwa bintang-bintang dan planet-planet yang jumlahnya trilyunan itu tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Benda-benda tersebut dapat dilihat dengan bantuan teleskop. Jumlah itupun hanya yang dapat dideteksi oleh alat tersebut, padahal masih banyak lagi yang belum dapat dideteksi. Semua benda ini seakan-akan terapung di ruangan yang gelap. Namun walaupun begitu, tidak mungkin antara gaya gravitasi suatu bintang dengan gaya gravitasi bintang lain atau satu planet dengan planet lainnya dapat mendekat dan saling tarik-menarik atau bahkan saling bertabrakan kecuali seperti kemungkinan terjadinya tabrakan satu kapal yang ada di laut tengah dengan kapal yang ada di samudera atlantik yang berjalan menuju satu arah dan dengan kecepatan yang sama. Namun itupun kemungkinan yang sangat sulit sekali terjadi kalau tidak dikatakan mustahil.
Ilmu pengetahuan telah menetapkan bahwa kecepatan cahaya adalah sejauh 186 ribu mil perdetik. Di antara bintang-bintang yang berada di jagad raya ini ada yang memancarkan cahayanya dan sampai kepada kita dalam beberapa menit. Ada juga yang membutuhkan waktu beberapa bulan. Ada juga bintang yang telah memancarkan cahayanya dan cahaya tersebut sudah menuju ke arah kita selama beberapa tahun, namun belum juga sampai di bumi. Kalau begitu kenyataannya, lalu seberapa luaskah alam jagad raya ini? Wallahu'alam bishshawab
Tidak ada komentar:
Posting Komentar