Dalam buku yang berjudul Yusuf as. karya Amru Khalid, beliau menjelaskan bahwa Al-Qur'an merupakan syifâ' atau penawar/obat bagi hati (QS Al-Isrâ' (17):82). Sedangkan madu merupakan syifâ' atau penawar/obat bagi tubuh. (QS An-Nahl (16):69).
Banyak penelitian laboratorium yang menunjukkan bahwa madu memiliki khasiat dapat membunuh beberapa jenis bakteri, baik bakteri "gram negatif" maupun bakteri "gram positif".
Beberapa ilmuwan yang mengumumkan hasil penelitian mereka pada tahun 1985 telah melakukan serangkaian percobaan laboratorium yang membandingkan pengaruh madu terhadap zat antibiotik yang telah dikenal luas, semisal Spiramisin dan obat anti jamur Nistatin. Dari penelitian itu diketahui bahwa madu lebih efektif dalam membunuh bakteri yang digunakan dalam uji coba adalah bakteri-bakteri yang terkenal sebagai penyebab penyakit radang usus, paru-paru dan ginjal yang sebagian darinya mampu melawan antibiotik yang kita gunakan pada saat itu. Seperti membunuh bakteri E Coli, Proteus dan Kelebsiella.
Selain itu mampu membunuh bakteri Salmonella dan Shingella yang menjadi biang keladi terjadinya penyakit diere akut.
Beberapa ilmuwan Mesir telah mempelajari mengenai mekanisme madu dalam melawan bakteri (dipublikasikan di jurnal "Dunia bakteri" pada tahun 1984). Mereka menemukan beberapa mekanisme yang mungkin dilalui madu dalam menjalankan tugasnya dalam membunuh bakteri, sebagai berikut;
a. Efektivitas madu dalam melawan bakteri sebenarnya terkandung dalam kandungannya yang memiliki tekanan osmotik tinggi, asalkan madu tersebut tidak memiliki kandungan air lebih dari 20%
b. Faktor kedua yang dimiliki madu dan berperan penting dalam fungsinya untuk membunuh bakteri adalah karena madu memiliki tingkat keasaman (PH) sebesar 3,5
c. Faktor ketiga adalah adanya kandungan zat yang dinamakan "Inhibine" yang menurut penelitian adalah termasuk hidrogen peroksida. (Dikutip dari buku "Terapi Madu –Resep Praktis untuk 84 penyakit, plus untuk stamina mental" karya Prof. dr. Sa'id Hamad)(arnab)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar