JAKARTA–Kepala Badan Litbang Depag, Prof. Dr. Atho Mudzhar, menegaskan bahwa liberalisasi pemikiran Islam berbeda dengan pembaharuan pemikiran Islam.
”Dalam pembaharuan, yang ada adalah reformulasi pemikiran Islam terhadap teks-teks suci (nash) yang ada. Sedangkan dalam liberalisasi terkandung makna keberanjakan atau departure dari teks suci (nash).
Dengan kata lain, dalam liberalisme ada unsur meninggalkan nash, dan inilah yang ditentang Majelis Ulama Indonesia,” tegas Atho dalam makalahnya pada seminar internasional Tajdid Pemikiran Islam bertajuk ‘Ahlus sunnah wal jamaah di era liberalisasi pemikiran Islam’ di Jakarta, Kamis (10/9). Dijelaskan Atho, menurut Hartono Ahmad Jaiz, di antara pendapat-pendapat kaum pendukung Islam liberal adalah bahwa Alquran adalah teks dan harus dikaji dengan hermeneutika.
”Menurut mereka, kitab-kitab tafsir klasik itu tidak diperlukan lagi. Juga seperti mahar dalam perkawinan boleh dibayar oleh suami atau istri serta mereka berpendapat bahwa pernikahan untuk jangka waktu tertentu boleh hukumnya,” tegas Atho.
”Jika pendapat-pendapat tersebut dicermati, maka akan nampak sejumlah kesimpangsiuran cara berpikir JIL dan kecenderungan melonggar-longgarkan aturan agama. Seperti hendak melihatnya seperti aturan buatan manusia,” tambah dia.
Diakui Atho bahwa sebagian kelompok masyarakat Islam menganggap bahwa pemikiran JIL dianggap dapat merusak akidah umat Islam. Karenanya, menurut Atho, mereka menentang keberadaan JIL.
Atho juga menilai bahwa Islam Liberal ini berkembang melalui media massa. ”Surat kabar utama yang menjadi corong pemikiran Islam Liberal adalah Jawa Pos yang terbit di Surabaya, Tempo di Jakarta dan Radio Kantor Berita 68 H, Utan Kayu Jakarta. Melalui media tersebut disebarkan gagasan-gagasan dan penafsiran liberal,” tandas Atho.
Lebih lanjut Atho berharap bahwa agar perdebatan pemikiran lebih sehat, sebaiknya JIL merumuskan kerangka berpikirnya secara metodologis.
”Sebaiknya mereka yang mengumandangkan pembaharuan atau liberalisasi atau apapun namanya, merumuskan secara cermat dan menyeluruh kerangka berpikir metodologis mereka. Sehingga tidak sekadar menimbulkan kontroversi yang sesungguhnhya sia-sia dan tidak berujung,” kata Atho.
Selasa, 08 Maret 2011
JIL bukan Pembaharu Pemikiran Islam
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN
Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...
Popular Post
-
CIRI MAHLUK YANG MENGENAL DIRI Setiap manusia yang lahir ke dunia adalah mahluk pilihan, gak percaya? Didalam rahim seorang ibu, dar...
-
Tahukah anda bahwa Orang yang taat dan khusuk ibadahnya saja belum tentu bisa masuk surga, bisa jadi ia juga termasuk manusia yang mengalami...
-
Belakangan ini beredar kabar besar di bidang politik, sebuah iklan reklame bernada sindiran kepada Partai berlambang kepala Banteng PDIP,...
-
Ciri‐ciri Wujud Manusia dan jin : Makna thaqolain ialah jin dan manusia. Kedua‐duanya merupakan makhluk ciptaan Allah s.w.t yang paling u...
-
1. Doa perempuan lebih makbul daripada lelaki kerana sifat penyayang yang lebih kuat daripada lelaki. Ketika ditanya kepada Rasulullah akan ...
-
Hidayatullahcom MUHASABAH secara sedehana bisa dipahami sama dengan intropeksi, yaitu seseorang bertanya kepada dirinya sendiri tentang per...
-
Ada berapa banyak perusahaan milik Yahudi yang ada di Indonesia? mungkin anda adalah salah satu penggemar beratnya dan mungkin juga ta...
-
Anak merupakan idaman setiap orang. Ia tidak hanya didamba oleh orang yang sudah berkeluarga, namun tak jarang juga oleh mereka yang masih m...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar