Laporan wartawan KOMPAS.com Inggried Dwi Wedhaswary
Rabu, 27 Oktober 2010 | 16:31 WIB
Inggried Dwi W
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Dien Syamsuddin mengatakan, bencana alam yang beruntun terjadi di negeri ini tidak bisa dilihat sebagai peristiwa alam biasa.
Menurutnya, apa yang terjadi tak lepas dari perbuatan manusia. Seluruh komponen bangsa, terutama pemimpin, diimbau Dien untuk melakukan muhasabah atau mawas dan intropeksi diri.
"Kita semua prihatin, bersedih dan berduka dengan terjadinya musibah yang beruntun di negeri kita, baik gempa bumi, kemudian banjir, tsunami. Patut kita bermenung. Dengan musibah beruntun ini, perlu saya imbau kepada seluruh keluaga besar bangsa untuk melakukan muhasabah, instrospeksi dan mawas diri tentang apa-apa yang dilakukan," kata Dien seusai mengisi acara di Gedung MPR, Jakarta, Rabu (27/10/2010).
"Terutama kepada mereka yang memegang dan memangku amanat kepemimpinan. Baik di pemerintah maupun di masyarakat. Dari Presiden sampai ke tingkat bawah. Dari tokoh agama sampai tokoh politik," lanjutnya.
Pemangku amanat, menurut Dien, merupakan hal istimewa yang harus dijaga sebaik-baiknya. Para pemimpin juga diimbau tak terjebak kemusyrikan, kemaksiatan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai agama yang telah digariskan Sang Pencipta.
"Selama pemangku amanat bangsa ini, baik di pemerintahan dan masyarakat melakukan kemusryikan dan menyekutukan Allah, baik langsung maupun tidak langsung, inilah yang bisa membawa pada alam berbicara. Bukan masalah ringan. Ini masalah serius bagi bangsa ini dan kita harus berdoa agar kita terbebas dari marabahaya dan malapetaka," papar Dien.
Bentuk mawas diri, dikatakan Dien, dengan menjaga agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama. Bagaimanapun juga, bencana dinilainya sebagai bentuk peringatan Tuhan kepada manusia.
"Saya memiliki pandangan bahwa memang semua berlangsung karena Sunatullah, yaitu hukum Allah dalam kehidupan ini. Tetapi, agama juga mengisyaratkan bahwa itu tidak terlepas dari perbuatan manusia. Telah nyata kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia. Sehingga Allah akan mendatangkan kepada mereka sebagian yang mereka lakukan agar mereka kembali," ujar Dien.
Rabu, 27 Oktober 2010 | 16:31 WIB
Inggried Dwi W
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah, Dien Syamsuddin mengatakan, bencana alam yang beruntun terjadi di negeri ini tidak bisa dilihat sebagai peristiwa alam biasa.
Menurutnya, apa yang terjadi tak lepas dari perbuatan manusia. Seluruh komponen bangsa, terutama pemimpin, diimbau Dien untuk melakukan muhasabah atau mawas dan intropeksi diri.
"Kita semua prihatin, bersedih dan berduka dengan terjadinya musibah yang beruntun di negeri kita, baik gempa bumi, kemudian banjir, tsunami. Patut kita bermenung. Dengan musibah beruntun ini, perlu saya imbau kepada seluruh keluaga besar bangsa untuk melakukan muhasabah, instrospeksi dan mawas diri tentang apa-apa yang dilakukan," kata Dien seusai mengisi acara di Gedung MPR, Jakarta, Rabu (27/10/2010).
"Terutama kepada mereka yang memegang dan memangku amanat kepemimpinan. Baik di pemerintah maupun di masyarakat. Dari Presiden sampai ke tingkat bawah. Dari tokoh agama sampai tokoh politik," lanjutnya.
Pemangku amanat, menurut Dien, merupakan hal istimewa yang harus dijaga sebaik-baiknya. Para pemimpin juga diimbau tak terjebak kemusyrikan, kemaksiatan dan pelanggaran terhadap nilai-nilai agama yang telah digariskan Sang Pencipta.
"Selama pemangku amanat bangsa ini, baik di pemerintahan dan masyarakat melakukan kemusryikan dan menyekutukan Allah, baik langsung maupun tidak langsung, inilah yang bisa membawa pada alam berbicara. Bukan masalah ringan. Ini masalah serius bagi bangsa ini dan kita harus berdoa agar kita terbebas dari marabahaya dan malapetaka," papar Dien.
Bentuk mawas diri, dikatakan Dien, dengan menjaga agar tidak melakukan hal-hal yang dilarang agama. Bagaimanapun juga, bencana dinilainya sebagai bentuk peringatan Tuhan kepada manusia.
"Saya memiliki pandangan bahwa memang semua berlangsung karena Sunatullah, yaitu hukum Allah dalam kehidupan ini. Tetapi, agama juga mengisyaratkan bahwa itu tidak terlepas dari perbuatan manusia. Telah nyata kerusakan di darat dan di laut akibat perbuatan manusia. Sehingga Allah akan mendatangkan kepada mereka sebagian yang mereka lakukan agar mereka kembali," ujar Dien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar