Hadits Nabi saw tentang kondisi manusia; "Kedua kaki seorang hamba tidak akan bergeser pada hari kiamat sehingga ditanya tentang empat perkara: tentang umurnya, untuk apa dihabiskannya, tentang masa mudanya, digunakan untuk apa, tentang hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dihabiskan, dan tentang ilmunya, apa yang dilakukan dengan ilmunya itu." (HR. Tirmidzi).

Jumat, 05 November 2010

BANYAK BERSYUKUR


Bersyukur adalah salah satu perbuatan terpuji yang dianjurkan kepada seluruh umat manusia. Baik itu bersyukur dalam keadaan sulit maupun senang, karena sesungguhnya rasa bersyukur itu bisa diungkapkan dalam situasi apapun. Merasa bersyukur sudah dilahirkan dan dijadikan manusia saja sudah merupakan bagian dari rasa keimanan, karena ada banyak orang yang tidak mau bersyukur atas kejadiannya, mereka berpikir, alangkah baiknya jika dulu mereka terlahir sebagai hewan atau tumbuhan, tidak seperti halnya manusia yang memiliki seribu satu macam persoalan dan beban. Masya Allah, ini adalah salah satu bentuk kekufuran, kufur nikmat, tidak mau mengakui kekuasaan ALlah selaku pencipta Mutlak.

Maka dari itu sangatlah naif jika kita tidak mau bersyukur hanya karena terlilit suatu persoalan yang diakibatkan oleh perbuatan kita sendiri. Kita memang akan selalu menemukan masalah dalam hidup ini, tetapi masalah itu ada bukan untuk dijadikan alasan mempersalahkan diri dan apalagi Sang Pencipta.

Ketahuilah bahwa syukur dan dzikir menurut pandangan Allah adalah sama derajatnya. Kesamaan derjat diterangkan dalam Kitab Allah:

"Maka ingatlah kamu (dzikir) kepada-Ku, pasti AKU akan ingat padamu (dihari akhir). Dan bersyukurlah kepada-Ku, serta janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku." (QS. Al Baqarah : 152)

Firman Allah ta'ala;
"Apakah Allah akan menjatuhkan siksa terhadap kamu bila kamu bersyukur dan beriman!" (QS. 4:147)

Allah Ta'ala pun berfirman:
"Kelak akan aku balas orang-orang yang selalu bersyukur." (QS. 3:145)

Allah Azza Wa Jalla berfirman: menceritakan iblis la'natullah yang duduk-duduk diatas shirothol mustaqim, dia berkata; "Ini adalah jalan bersyukurnya laknat dari sekian mahluk; kata iblis; (mereka tidak akan bersyukur kepada Engkau)." (QS. 7:17)

Allah Ta'ala: "Amat sedikit hamba-ku yang bersyukur." Dan sungguh Allah Ta'ala memutuskan akan selalu menambahkan nikmat bagi yang bersyukur....Firman-Nya:

Pastinya Allah akan membalas dan memberikan pengganti atas sikap sabar dan syukur kita. Balasan itu memang tidak selalu kita bisa rasaka instan, biasanya membutuhkan waktu dan proses, hingga ahkhirnya kita merasakan sesuatu yang berbeda dari diri kita dengan adanya nikmat hati yang lapang, jiwa yang tenang, dan pikiran yang terkendali. Kita jangan selalu mengartikan nikmat itu selalu berbentuk uang, karena pada umumnya uang justru lebih banyak membuat kita resah dan gelisah, tetapi jauh dari itu semua, semakin dekatnya kita kepada Allah lah yaitu nikmat yang akan Allah tunjukkan pada kita.

"Demi! Bila kamu banyak bersyukur, tentu Aku akan menambahkan nikmat yang ada padamu." (QS. 14:7)

Penambahan ada lima perkara:
(1) ada pada kekayaan;
(2) ada pada terkabulnya doa;
(3) ada pada rizki;
(4) ada pada pengampunan;
(5) ada pada taubat;

Ada berapa banyak manusia dimuka bumi ini yang ingin menjadi kaya harta? ada ribuan bahkan jutaan, tetapi mereka tetap saja mereka miskin dan tidak berharta. Disinilah letak dan fungsi dari bersyukur, jika si orang tersebut mau bersyukur, maka Allah akan menolongnya dan akan menambah nikmat kepadanya. Namun jika dia tidak mau bersyukur, sebaliknya mencari jalan pintas dengan berbagai macam cara maka Allah juga akan membalas kelalaiannya, akan menjerumuskannya kepada kehinaan.

Allah Ta'ala berfirman: "Jika kamu takut jatuh miskin.....

"Maka Kelak Allah akan meng-kayakan kamu dengan Karunia-Nya jika Dia menghendaki." (QS. At Taubah:28)

Firman-Nya:
"Kemudian Dia menghilangkan (Siksa) sebagaimana yang kamu minta jika Dia Menghendaki." (QS. 6:41)

Dan jika kita mau tetap berpegang teguh kepada-Nya tanpa mempertanyakan segala sesuatunya, maka janji Allah adalah pasti, tidak berkurang sedikitpun rasa keyakinan Allah kepada kita karena kitapun tidak pernah memperhitungkan nikmat-Nya.

Firman-Nya:
"Dan Allah akan memberikan rizki kepada siapa saja tanpa perhitungan." (QS.2:212)

Saat ini sebaiknya tidak tidak menjadi hamba bagi harta kita, sebaliknya harta itulah yang harus menjadi hamba kita, mereka lah yang harus kita kendalikan, kita atur dan awasi. Manusia jauh lebih bermartabat dibandingkan seonggok uang dan kekayaan, semua itu tidak akan dibawa ke dalam liang lahat, sebaliknya kita diwajibkan mempertanggung jawabkanya di akherat nanti. Terus saja bersyukur dengan keadaan kita yang saat ini, walau tidak bergelimang harta, namun bisa hidup tenang dan jiwa tenteram. Tidak ada rasa takut dan gelisah akibat perilaku uang dan harta yang kadang membuat hati kita terasa panas dan gerah pada apa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri yang Diunggulkan

MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN

Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...

Popular Post