Bagi orang Yahudi, binatang ular memiliki tempat terhormat. Prof. Dr.Ahmad Syalabi, Guru Besar Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Darul ‘Ulum, Kairo, Mesir, di dalam buku “Muqaranatul Adyan: al-Yahudiyah” (Sejarah Yahudi & Zionisme: Catatan tentang kejahatan-kejahatan Yahudi Sepanjang Masa, 2006. Pada tahun 1991 juga telah diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh penerbit yang lain dengan judul ‘Perbandingan Agama: Agama Yahudi’), menyinggung tentang ular dalam kacamata religiusitas Yahudi.
Mengutip Will Durrant dalam ‘Qishash al-Hadlarah’,vol.2, hal. 338, Prof. Shalaby menulis, “…ular merupakan salah satu mujizat Musa. Dalam Kitab Perjanjian Lama diriwayatkan bahwa Musa membuat ular dari tembaga, kemudian bangsa Israel menyembahnya".
Bagi mereka, ular dianggap sebagai hewan yang suci, sebab ia adalah simbol kebijaksanaan, kecerdikan, dan pergerakan, ditambah lagi bahwa ular adalah hewan yang dapat menyatukan kedua ujung badannya. Oleh karena Musa dan Harun memiliki mukjizat yang berbentuk ular, maka sebagaimana yang dikatakan oleh Will Durant, mereka menganggap keduanya sebagai ahli sihir. Dari sinilah kemudian sihir menyebar di antara mereka sampai masa-masa setelah itu, walau pun para nabi dan pembesar-pembesar agama memberontaknya.
Kecenderungan bangsa Yahudi terhadap simbol ular dipengaruhi oleh kecenderungan mereka terhadap ajaran iblis yang berakar jauh berabad silam. Menurut keyakinan mereka, Iblis turun ke bumi mengikuti Adam dan Hawa dalam bentuk seekor ular. Lalu para pengikut iblis pertama kalinya, The Brotherhood of the Snake (Kelompok Persaudaraan Ular), menyebar ke seluruh bumi dan situs-situsnya bisa kita lihat dalam simbol-simbol ular pada peradaban piramida Pharaoh Mesir kuno, suku Aztec, suku Maya dan Inca, kebudayaan kuno India, dan sebagainya.
Simbol ular juga dipergunakan Yahudi dalam peta geografis The Great Israel yang ditempelkan di dinding belakang Gedung Knesset di mana mulut ular yang menjulurkan lidahnya berada di atas Yerusalem dan ujung ekornya juga di kota suci tersebut. Badan ular melingkari daerah selatan Turki, Suriah, Irak, Kuwait, Utara Saudi, Timur Mesir, dan mencaplok keseluruhan Yordania, Lebanon, dan Palestina. Inilah cita-cita mereka di akhir zaman. [http://jani78.blog.friendster.com/2008/05/yahudi-dan-simbol-ular/]
GAMBAR ULAR YANG MUNCUL TIBA-TIBA DI LUKISAN ELIZABET I
Kejutan itu muncul dari sebuah lukisan yang sudah berusia lebih dari 400 tahun. Dalam lukisan bergambar potret Ratu Elizabeth 1 itu tiba-tiba mencuat gambar ular di tangan sang ratu. Semula tangan sang ratu dalam lukisan itu memegang sepotong mawar. Kini, secara perlahan gambar mawar itu memudar dan berganti dengan seekor ular yang melingkar di tangan sang ratu.
Adakah seseorang mengubah lukisan itu? Misteriuskah fenomena ini? Tidak. National Portrait Gallery di London mengungkapkan waktulah yang telah "melukis" kembali potret sang ratu. Lantaran sudah sangat tua, warna mawar yang digambar pelukis tak dikenal itu memudar dan berganti dengan warna pertama ketika lukisan itu dibuat. Dalam lukisan pertama itu Ratu Elizabeth tampak menggenggam seekor ular.
Ini menunjukkan sang pelukis awalnya menggambar sang ratu yang tengah menggenggam ular, lalu kemudian pelukis itu berubah pikiran dan merevisinya dengan gambar setangkai mawar. Bisa pula diduga yang merevisi adalah pelukis lain.
Gambar ular dipercaya melambangkan banyak makna. Mungkin sang pelukis menggambarkan ular dengan maksud sang ratu "tengah menggenggam kearifan dan kebijaksanaan." Tapi pendapat lain mengatakan simbol ular bersisik juga dikaitkan dengan setan dan dosa turunan. Ambiguitas lambang dari ular inilah yang saat ini membikin Gallery memikirkan kembali apakah akan menghapus gambar ular itu atau mempertahankannya
Para ahli restorasi Gallery yang menggunakan teknologi infra-merah untuk menjejaki kembali gambar asli dari lukisan itu juga menemukan bahwa ular itu ternyata berwarna hitam dan bersisik biru kehijauan. "Hampir pasti ular ini semata hasil imajinasi (pelukis)," kata ahli itu. Dan dalam imajinasi sang pelukis, gambar ular mungkin tak melambangkan apapun.
Untungnya lukisan yang diciptakan sang seniman antara 1580-an atau awal 1590-an itu tak pernah dipajang di istana ratu. Lukisan itu disimpan Gallery sejak 1921 dan belum pernah dipamerkan. Baru 13 Maret hingga 26 September nanti lukisan itu akan dipajang dalam pameran bertajuk Concealed and Revealed: The Changing Faces of Elizabeth I.
Sumber :
http://www.tempointeraktif.com/hg/eropa/2010/03/05/brk,20100305-230294,id.html
_________________________
Tidak ada komentar:
Posting Komentar