Seorang pria, bertanya malu-malu kepada seorang ustad. Si pria yang sudah berumur ini, telah mengarungi masa pernikahannya lebih dari 20 tahun.
Kedua pasangan ini dikenal sebagai pekerja keras (workaholic). Hidupnya adalah kerja, kerja, dan kerja. Hanya saja, ia mengaku ada sesuatu yang hilang dalam dirinya. “Kemesraan, “ katanya yang ia rasakan telah hilang.
“Saya ingin mengembalikan suasana kemesraan itu seperti semula, tapi bagaimana memulainya ustad?” ujarnya. “Bisakah dalam usia kami yang memasuki 50 tahun ini menikmati kemesraan bersama istri seperti sebelumnya?”
Kemesraan adalah bagian penting untuk menjaga keharmonisan keluarga Muslim. Jangan sampai para keluarga Muslim terganggu hubungannya hanya karena alasan usia. “Ah, sudah tua, kok masih aneh-aneh,” demikian ucapan yang sering diucapkan para pasangan tua.
Kemesraan non-verbal
Bermesraan adalah upaya suami istri untuk menunjukkan saling kasih sayang dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Ucapan yang manis, kata-kata yang manja, dan ajakan yang lembut, adalah bentuk kemesraan verbal yang bisa dilakukan suami dan istri. Sedang sentuhan tangan dan gerak tubuh lainnya adalah kemesraan dalam bentuk non-verbal. Kemesraan verbal semata belum cukup tanpa disertai kemesraan non-verbal.
Untuk meyakinkan Anda bahwa di usia 50 tahun pasangan masih bisa mewujudkan hubungan yang mesra, berikut ini kami nukilkan beberapa hadits Nabi Shallallahu ’alaihi wa sallam (Saw) yang menggambarkan kemesraan beliau bersama istri-istrinya. Tak ada salahnya membangun kemesraan antara suami-istri, meski usia telah beranjak tua. Rasulullah Muhammad, bahkan dikenal sebagai pria yang mesra dan sangat memperhatikan istri-istrinya.
Di bawah ini adalah rahasia kemesraan Rasulullah:
1. Tidur dalam satu selimut bersama istri
Dari Atha’ bin Yasar: “Sesungguhnya Rasulullah Saw dan ’Aisyah Radhiyallahu Anha (Ra) biasa mandi bersama dalam satu bejana. Ketika beliau sedang berada dalam satu selimut dengan ’Aisyah, tiba-tiba ’Aisyah bangkit. Beliau kemudian bertanya, ‘Mengapa engkau bangkit?’ Jawabnya, ‘Karena saya haidh, wahai Rasulullah.’ Sabdanya, ‘Kalau begitu, pergilah, lalu berkainlah dan dekatlah kembali kepadaku.’ Aku pun masuk, lalu berselimut bersama beliau.” (Riwayat Sa’id bin Manshur)
2. Memberi wangi-wangian pada auratnya
‘Aisyah berkata, “Sesungguhnya Nabi Saw apabila meminyaki badannya, beliau memulai dari auratnya dan mengolesinya dengan nurah (sejenis bubuk pewangi), dan istrinya meminyaki bagian lain seluruh tubuhnya.” (Riwayat Ibnu Majah)
3. Mandi bersama istri
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Aku biasa mandi bersama dengan Nabi Saw dengan satu bejana. Kami biasa bersama-sama memasukkan tangan kami ke dalam bejana.” (Riwayat Abdurrazaq dan Ibnu Abu Syaibah)
4. Disisir istri
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Saya biasa menyisir rambut Rasulullah, saat itu saya sedang haidh.” (Riwayat Ahmad)
5. Meminta istri meminyaki badannya
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Saya meminyaki badan Rasulullah pada hari raya Idul Adha setelah beliau melakukan jumrah aqabah.” (Riwayat Ibnu ‘Asakir)
6. Minum bergantian pada tempat yang sama
Dari ‘Aisyah, ia berkata, “Saya biasa minum dari muk (gelas) yang sama ketika haidh, lalu Nabi Saw mengambil muk tersebut dan meletakkan mulutnya di tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau minum, kemudian saya mengambil muk, lalu saya menghirup isinya, kemudian beliau mengambilnya dari saya, lalu beliau meletakkan mulutnya pada tempat saya meletakkan mulut saya, lalu beliau pun menghirupnya.” (Riwayat ‘Abdurrazaq dan Sa’id bin Manshur)
7. Mencium istri
Dari ‘Aisyah, “Bahwa Nabi Saw biasa mencium istrinya setelah wudhu, kemudian beliau shalat dan tidak mengulangi wudhunya.” (Riwayat ‘Abdurrazaq)
8. Tiduran di pangkuan istri
Dari Aisyah, ia berkata, “Nabi biasa meletakkan kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haidh, kemudian beliau membaca Al-Qur’an.” (Riwayat ‘Abdurrazaq)
9. Memanggil dengan kata-kata mesra
Rasulullah biasa memanggil ‘Aisyah dengan beberapa nama panggilan yang disukainya, seperti ‘Aisy dan Humaira (pipi merah delima).
Begitu indahnya kemesraan Rasulullah kepada para istrinya, memberikan gambaran betapa Islam sangat mementingkan komunikasi non-verbal ini, karena bahasa tubuh akan lebih efektif menyatakan cinta dan kasih sayang antara suami dan istri.
Nah, masih kurang apalagi bentuk kemesraaan yang telah dicontohkan oleh Nabi kita? Dan sudahkah kita bermuhasabah [berkaca] untuk melihat apa yang telah kita lakukan untuk suami-istri kita tercinta guna menjaga kemesraan ini? [ham/SAHID/www.hidayatullah.com]
Selasa, 10 Mei 2011
Menjaga Kemesraan Ala Rasulullah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Entri yang Diunggulkan
MENJUAL AGAMA PADA PENGUASA DISIFATI ANJING DALAM AL QURAN
Pemimpin/Ulama adalah cermin dari umat atau rakyat yang dipimpinnya. Definisi Ulama (wikipedia) adalah pemuka agama atau pemimpin agama ...
Popular Post
-
Ada berapa banyak perusahaan milik Yahudi yang ada di Indonesia? mungkin anda adalah salah satu penggemar beratnya dan mungkin juga ta...
-
Sudah saatnya kita menyadari bagaimana cara kerja syetan meracuni pikiran kita, bagaimana mereka mengendalikan hidup kita. Dari yang tadiny...
-
VIVAnews - Pengunduran diri Hosni Mubarak sebagai Presiden Mesir tidak hanya disambut sukacita para demonstran di Kairo dan beberapa kota di...
-
Tujuan akhir dari Para Pemuja Setan adalah untuk menguasai roh-roh jahat (menurut kami Jin jahat alias Setan-Pent.) yang menyamar dan berke...
-
Panduan shalat kali ini berisi bimbingan Cara Shalat yang Khusuk, yang sesuai dengan sunnah Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. B...
-
Hidayatullahcom MUHASABAH secara sedehana bisa dipahami sama dengan intropeksi, yaitu seseorang bertanya kepada dirinya sendiri tentang per...
-
Keluarnya Bangsa Ya'juj-Ma'juj Artikel terkait: Keluarnya Ya'Juz dan Ma'Juz (1) Munculnya Dajjal (1) Kabut Asap/Dabbah sebel...
-
Ini bukan cerita bualan alias “hoaks”. Dalam sebuah lukisan, sosok Bunda Maria sang Perawan Suci dalam agama Kristiani memang begitu angg...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar